Bab 143 Kembali ke Jalur yang Benar

　　Saat He Ying tiba-tiba berakselerasi menerobos, Ibrahimović yang bergerak di area tengah juga mempercepat larinya ke depan gawang. 　　Bola tembakan He Ying nyaris menyentuh kakinya saat melintas. Ibrahimović menarik kakinya, lalu menyaksikan bola masuk ke gawang. 　　Dia memandang He Ying dengan tatapan terkejut——Anak yang hebat! 　　Setelah mencetak gol, He Ying menunjukkan sisi liar dan semangat yang jarang terlihat. Saat berbalik berlari ke area bendera sudut untuk merayakan, dia melepas kausnya, mengacungkan tinju ke arah suporter Bordeaux di tribun sambil berteriak dengan dada terbuka. 　　Pemain Paris Saint-Germain lainnya juga ikut berlari mendekat, merayakan gol bersama dengannya. 　　Gol He Ying ini terlalu indah dan krusial! Di saat serangan Bordeaux sedang gencar, gol ini memberikan pukulan telak bagi moral mereka! 　　Di depan televisi, Zhou Yi melompat-lompat kegirangan: "Gol! Gol! Ini benar-benar luar biasa!!" 　　Di Grup Mengisolasi Lao Guo, Sun Pan, Yang Muge dan Guo Nu juga sedang membanjiri chat. 　　"Sialan! Gol He Ying ini keren banget!" 　　"Breakthrough memaksa ini benar-benar tidak masuk akal! Tapi terlihat sangat keren!" 　　"Jujur saja, bahkan aku mungkin tidak bisa menghentikan akselerasi tiba-tiba He Ying ini..." 　　…… 　　Komentator TV Prancis berteriak kagum: "He Ying! He Ying! Pemain muda yang dipinjam dari Barcelona ke Paris Saint-Germain ini baru pertandingan Ligue 1 pertamanya! Gol yang penuh semangat muda! Luar biasa!!" 　　Ancelotti di pinggir lapangan mengacungkan tinju dengan senyum mengembang. 　　Inilah tujuan utama dia memasukkan He Ying ke lapangan, dan juga alasan meminjamnya dari Barcelona. 　　Ibrahimović berlari mendekat, memeluk He Ying ke dalam pelukannya dan mengacak-acak rambutnya: "Bagus! Lumayan juga!" 　　Ia memberikan pengakuan pada pemuda ini. 　　Rekan setim lainnya pun mulai menepuk-nepuk bahu dan kepala He Ying sebagai bentuk keakraban dan penerimaan. 　　Sepak bola sebenarnya adalah dunia yang sangat sederhana - di sini, selama memiliki kemampuan, seseorang akan meraih penghormatan dan pengakuan. 　　…… 　　Di jejaring internet domestik China, suporter China yang menyaksikan siaran langsung pertandingan ini melalui internet pun dilanda kegembiraan. 　　He Ying, anggota terakhir dari "Lima Naga Kecil" yang tampil di liga top, membuktikan diri lewat gol cantik ini. Kini "Lima Naga Kecil" benar-benar menjadi utuh. 　　Semua berharap He Ying bisa terus mendapat tempat utama di Paris Saint-Germain dengan performa stabil, sehingga saat kembali ke timnas, dirinya berada dalam kondisi puncak seperti masa di Tim Olimpiade dulu. 　　Kini timnas China memiliki Sun Pan dan Guo Nu di lini pertahanan, Yang Muge dan Zhou Yi di gelandang, plus He Ying sebagai ujung tombak serangan. Poros tengah ini ibarat lukisan indah. 　　Suporter China mungkin tak hanya bisa bermimpi lolos ke Final Piala Dunia Brasil, tapi juga mulai menatap lebih jauh - menanti performa lebih gemilang dari Tim China di Brasil. 　　…… 　　Usai perayaan, pemain Paris Saint-Germain kembali ke separuh lapangan mereka. Siaran TV menampilkan close-up shot He Ying yang menyisir rambut panjangnya ke belakang telinga sambil tersenyum simpul dengan ekspresi menikmati. 　　Ia sedang menikmati pertandingan, menikmati sepak bola. 　　Saat ini, dia tidak memikirkan apakah gol ini bisa dilihat oleh Barcelona. Dia sudah tidak peduli lagi, terlihat atau tidak oleh Barcelona tidak ada hubungannya dengannya. Dia sudah tahu jalan yang harus ditempuh selanjutnya, hanya sedikit menyesal karena harus berputar jauh dan membuang waktu setahun lebih baru akhirnya menemukan jalan yang benar. 　　Andai saja dulu mendengar perkataan Zhou Yi... 　　Pikiran seperti itu selalu muncul di benaknya. 　　…… 　　Gol He Ying membantu Paris Saint-Germain unggul 2:0 atas Bordeaux, sekaligus membuat moral pemain Bordeaux anjlok. Setelah pertandingan dimulai kembali, intensitas serangan Bordeaux jelas menurun drastis. Mereka juga tidak berani menekan terlalu agresif saat menyerang karena takut dihajar serangan balik PSG lagi. 　　Dalam gol tadi, He Ying menunjukkan kecepatan awal yang luar biasa dan teknik operan yang presisi, membuktikan dirinya sebagai pemain yang sangat cocok untuk serangan balik. Jika Bordeaux tidak ingin kebobolan lebih banyak, sebaiknya bermain lebih hati-hati di sisa pertandingan. 　　Tujuan taktis Ancelotti tercapai. 　　Selanjutnya cara bermain terserah pemain. Jika pemain PSG ingin terus menyerang untuk memperlebar keunggulan, silakan. Jika mereka merasa dua gol sudah cukup dan memutuskan memperlambat ritme, pelatih juga tidak akan protes. Kapan lagi memberi kebebasan kepada pemain kalau bukan di situasi seperti ini? 　　Berbeda dengan pelatih yang posesif, Ancelotti adalah pelatih yang memahami pendelegasian wewenang. 　　…… 　　Akhirnya berkat gol dari Ibrahimović dan He Ying, Paris Saint-Germain mengalahkan Bordeaux 2-0 di kandang lawan, memberikan kekalahan pertama di kandang sendiri untuk musim ini kepada lawan. 　　Kemenangan dalam pertandingan ini juga mengangkat Paris Saint-Germain ke posisi puncak liga. Mereka mengumpulkan 42 poin sama dengan Lyon, tetapi memiliki selisih gol yang lebih baik sehingga berhasil mendahului Lyon. 　　Bordeaux yang sebelumnya berada di peringkat keempat langsung terlempar ke posisi ketujuh liga. 　　Setelah pertandingan, berbagai media besar Prancis memberikan sorotan luas pada laga ini, dengan He Ying menjadi pusat perhatian. Sebagai pemain cadangan yang sama sekali tidak bermain di paruh musim pertama, penampilan spektakulernya saat masuk sebagai pemain pengganti layaknya versi nyata dari "menjadi terkenal dengan satu gol". 　　Seandainya He Ying belum memiliki reputasi kecil di peta sepakbola Eropa, orang mungkin akan mengira ini kisah underdog yang mengejutkan. 　　Gol He Ying bahkan terpilih sebagai gol terbaik pekan tersebut di Ligue 1 oleh media Prancis. 　　Analisis menyebutkan gol tersebut menunjukkan secara sempurna kecepatan, teknik operan, serta ketenangan di depan gawang He Ying, yang mengukuhkan semua kualitas sebagai penyerang ulung. 　　Selain media Prancis, media China juga tak ketinggalan memberitakan. Pada hari berikutnya di jaringan internet China, He Ying menjadi pemeran utama. Sebagian media China menyebut gol He Ying bagaikan menghajar muka Barcelona, menjadi balasan terbaik untuk pelatih Vilanova yang tak memberinya kesempatan bermain sedetik pun di paruh musim. Gol ini pasti membuat seluruh jajaran Barcelona merasa sangat canggung. 　　Dampak gol He Ying bahkan merambat ke Barcelona. Bagaimanapun ini adalah pemain yang dipinjamkan dari Barcelona. Dengan performansi gemilang seperti ini, media Barcelona mustahil mengabaikannya. 　　Namun media Barcelona justru tak merasa gol He Ying memalukan. Sebaliknya mereka merasa bangga. Kesuksesan He Ying adalah kesuksesan Barcelona juga, berarti klub lain telah membantu membina pemain muda berbakat untuk Barcelona. 　　Tentang bakat He Ying, media Barcelona sebenarnya tak meragukannya. Ia hanya membutuhkan kesempatan dan panggung yang lebih sesuai. Oleh karena itu media Barcelona menyambut baik kepindahan pinjamannya, sekaligus berharap dan mendoakan He Ying bisa menunjukkan performansi gemilang di klub barunya serta berkembang dengan maksimal. 　　Ketika nanti sudah matang, kembalinya ke tim utama Barcelona akan membuka peluang mendapatkan posisi tetap. 　　Membiarkan klub lain membantu membina pemain muda yang tidak tertampung di sistem pelatihan Barcelona sendiri - ini sama sekali bukan hal buruk. 　　…… 　　Bundesliga pekan ke-19, Borussia Dortmund menjamu Nürnberg di kandang sendiri. Akhirnya Dortmund menang telak 3-0 atas Nürnberg, mempertahankan momentum kemenangan beruntun mereka. Namun mereka belum bisa mengejar Bayern München yang berhasil mengalahkan Stuttgart 2-0 di kandang lawan. 　　Keputusan mengganti pelatih setengah musim lebih awal seolah tak berdampak sama sekali pada pemain Bayern München dan pelatih Heynckes. 　　Performa mereka tetap menunjukkan stabilitas yang luar biasa. 　　Di Ligue 1, He Ying tercantum dalam starting line-up Paris Saint-Germain saat menjamu Lille di kandang sendiri. 　　Meski tak mencetak gol maupun assist, kombinasi garis depannya dengan Ibrahimović menciptakan ancaman berulang kali ke gawang Lille. 　　Akhirnya PSG menang tipis 1-0 atas Lille di kandang sendiri. Meski skor rendah, permainan yang atraktif memuaskan suporter Paris. He Ying berkontribusi dalam pencapaian ini. 　　Setelah pertandingan, media Prancis memberinya rating 7,4 - peringkat ketiga tertinggi di tim PSG. 　　Media China menyebutkan mungkin Ezequiel Lavezzi perlu khawatir dengan posisinya... Selagi He Ying bisa mempertahankan performa seperti ini, ini bukan sekadar berfantasi belaka. 　　Zhou Yi turut senang melihat He Ying akhirnya bisa menikmati sepak bola dan setiap pertandingannya. 　　Dengan performa luar biasa He Ying, suporter China mulai membayangkan pertemuan dua pemain China di Champions Eropa - Pada babak 16 besar Champions Eropa, Paris Saint-Germain akan berhadapan dengan Atletico Madrid. Awalnya ini hanyalah pertandingan knockout biasa, namun karena He Ying dipinjamkan Barcelona ke Paris Saint-Germain, pertandingan ini menjadi "Derbi China" pertama dalam sejarah Champions Eropa. 　　Apakah tombak He Ying lebih tajam, atau perisai Sun Pan lebih kokoh? 　　Ini menjadi topik hangat yang banyak didiskusikan orang. 　　Di internet dalam negeri, diskusi berlangsung sangat panas. Ada yang mendukung He Ying, ada pula yang berpihak pada Sun Pan. 　　Meski setelah dua leg pertandingan knockout, pasti ada satu pemain China yang harus mengucapkan selamat tinggal dari panggung Champions Eropa, tapi kesempatan melihat dua pemain China bertanding sebagai lawan dianggap sepadan. 　　Satu-satunya rintangan adalah He Ying sudah terdaftar di squad Champions Eropa Barcelona di paruh musim pertama. Tidak jelas apakah dia masih bisa mewakili Paris Saint-Germain di Champions Eropa. 　　Menurut regulasi, pemain yang belum pernah tampil sama sekali di pertandingan Champions Eropa masih boleh pindah klub dan bermain di kompetisi ini. 　　Paris Saint-Germain kemudian mengumumkan He Ying telah dimasukkan ke daftar pemain untuk babak knockout oleh Ancelotti. Ini berarti He Ying benar-benar berpeluang tampil melawan Sun Pan di Champions Eropa! 　　Baiklah, semua orang kini menanti-nanti momen itu tiba. Babak 144 Terlalu Santai 　　Setelah masa istirahat musim dingin, dua pertandingan liga telah dimainkan dan Borussia Dortmund meraih kemenangan di kedua laga tersebut. Performansi seperti ini tentu patut diapresiasi. 　　Hal ini memberikan kepercayaan diri bagi suporter Borussia Dortmund untuk mengejar Bayern München. 　　Memasuki Februari 2013, pada tanggal 2 Februari, Bayern München mengalahkan Mainz dengan skor 3-0 di kandang lawan, pertandingan yang sama sekali tidak meninggalkan ketegangan. 　　Sehari kemudian, dalam pertandingan penutup pekan ini, Borussia Dortmund bertandang ke Bayer Leverkusen. 　　Sebelum pertandingan ini, Borussia Dortmund berada di posisi kedua liga sementara Bayer Leverkusen di peringkat ketiga. 　　Sebenarnya ini adalah pertarungan antara peringkat kedua dan ketiga liga. Namun hasil pertandingan ini tidak akan langsung berdampak signifikan di klasemen karena selisih poin antara Borussia Dortmund dan Bayer Leverkusen cukup besar. 　　Borussia Dortmund di posisi kedua hanya tertinggal dua poin dari pemuncak klasemen Bayern München (48 poin vs 46 poin). Sementara Bayer Leverkusen di peringkat ketiga hanya mengumpulkan 37 poin, tertinggal sembilan poin. Hasil satu pertandingan tidak menentukan banyak hal. 　　Banyak yang berpendapat persaingan gelar liga musim ini tetap terjadi antara Borussia Dortmund dan Bayern München, sementara tim-tim seperti Bayer Leverkusen, Frankfurt, Mainz, atau Schalke 04 hanya sebagai figuran. 　　Bagi Borussia Dortmund, satu-satunya lawan sejati adalah Bayern München. Mereka tidak menganggap serius tim-tim lainnya. 　　Dari perkembangan pertandingan-pertandingan yang ada, pendapat ini cukup beralasan. 　　Pertandingan baru saja dimulai tiga menit, Reus sudah mencetak gol pembuka untuk Borussia Dortmund. 　　Yang memberikan assist kepadanya adalah Robert Lewandowski. 　　Hanya enam menit kemudian, umpan terobosan tiba-tiba Zhou Yi di depan area penalti memberi Mark kesempatan serangan balik melewati offside berhadapan langsung dengan kiper. Saat hendak menembak, Mark dijatuhkan oleh kiper Bayer Leverkusen Bend Leno yang keluar menghadang. Wasit utama tanpa ragu memberikan penalti dan menunjukkan kartu kuning kepada Leno. 　　Setelah itu, Mark yang memenangkan penalti sendiri yang mengeksekusi tendangan tersebut ke dalam gawang. 　　Borussia Dortmund sudah unggul dua gol sebelum pertandingan memasuki 10 menit, membuat pertandingan ini kehilangan ketegangan. 　　Bayer Leverkusen jelas terpukul dengan serangan kilat Dortmund. Setelah pertandingan dilanjutkan, permainan mereka kacau-balau. Sebagian pemain ingin segera menyerang balik untuk mencetak gol, sementara yang lain khawatir dengan serangan gila Dortmund dan lebih memilih bertahan. 　　Ketidaksepakatan strategi ini tercermin dalam permainan yang berantakan menyedihkan. 　　Menghadapi Leverkusen yang kacau formasi, Dortmund bermain dengan santai. Mereka tidak terburu-buru, menyerang saat ada peluang, atau sekedar mengoper bola bolak-balik jika tidak ada celah. 　　Lagipula dengan keunggulan dua gol saat ini, melihat kemampuan tim dan performa kami, apa lagi yang perlu dikhawatirkan? 　　Mungkin karena terlalu santai, Dortmund melewatkan beberapa peluang di babak pertama meski sempat memilikinya. 　　Sedangkan Bayer Leverkusen tidak perlu dikatakan lagi, mereka harus bersyukur tidak kebobolan lagi, apalagi menyamakan skor. 　　Dengan demikian, babak pertama berakhir dengan Borussia Dortmund unggul 2-0 di kandang lawan atas Bayer Leverkusen, skor ini tidak berubah lagi sejak sepuluh menit pertama pertandingan. 　　Hal ini membuat Marcel Leif sang komentator yang sebelumnya memprediksi pertandingan ini akan berakhir dengan kemenangan telak setelah gol Mark, merasa sedikit kecewa. 　　…… 　　Di awal babak kedua, Bayer Leverkusen langsung melakukan penyesuaian pergantian pemain. 　　Pelatih Sascha Lewandowski menarik keluar gelandang Simon Rolfes dan menggantinya dengan gelandang kulit hitam Sidney Sam. 　　Ini karena performansi lini tengah Bayer Leverkusen di babak pertama yang buruk, yang dianggap sebagai alasan Borussia Dortmund bisa bermain begitu santai. 　　Di awal babak kedua, Bayer Leverkusen langsung melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund, performa mereka yang kontras dengan babak pertama ini sama sekali tidak terduga oleh Dortmund. 　　Seberapa ganas serangan balik Bayer Leverkusen di babak kedua? 　　Ada satu data yang bisa menjelaskan situasi ini. 　　Sepuluh menit setelah babak kedua dimulai, Bayer Leverkusen sudah melakukan tujuh tembakan, sementara Borussia Dortmund hanya dua. 　　Perlu diketahui sepanjang babak pertama, Bayer Leverkusen hanya melakukan lima tembakan, dan hanya dua yang masuk dalam bingkai gawang. 　　Dari tujuh tembakan di babak kedua ini, lima di antaranya tepat mengarah ke dalam bingkai gawang. 　　Jika bukan karena performa luar biasa Weidenfeller, mungkin saja gawang Borussia Dortmund sudah kebobolan. 　　Selama periode ini, serangan Bayer Leverkusen cukup mengancam, para suporter Leverkusen di tribun pun bersemangat. Teriakan mereka menggema di atas lapangan, Leverkusen akhirnya merasakan atmosfer bermain di kandang sendiri. 　　Selain serangan yang gencar, pertahanan kasar pemain Leverkusen yang tak segan melakukan pelanggaran juga membuat pemain Dortmund kesulitan beradaptasi. 　　Dalam sepuluh menit terakhir, pemain Leverkusen sudah melakukan enam pelanggaran, sementara Dortmund hanya satu. 　　Kontras yang tajam ini menjelaskan mengapa Leverkusen kini mendominasi permainan. 　　Dengan pertahanan garang dan semangat pantang menyerah, Leverkusen perlahan merebut kembali inisiatif permainan. 　　Di sisi lain, pemain Dortmund yang baru saja melewati jeda babak pertama sama sekali tidak menyangka serangan balik Leverkusen datang begitu cepat dan dahsyat, mereka benar-benar kewalahan. 　　Ketika sudah terjepit, upaya untuk membalikkan situasi menjadi semakin sulit. 　　Kini setiap langkah mereka terasa serba salah. 　　Pemain mereka yang menguasai bola sering dijatuhkan pemain Leverkusen, kadang wasit utama meniup peluit untuk pelanggaran, tapi tak jarang kontak fisik tersebut dianggap wajar. 　　Ritme permainan pemain Dortmund sepenuhnya kacau oleh taktik Leverkusen ini, sangat sulit bagi mereka untuk mengorganisir serangan kembali. 　　Menit ke-58, tiga belas menit setelah babak kedua dimulai, serangan balik gila-gilaan Bayer Leverkusen akhirnya membuahkan hasil. 　　Gelandang bertahan mereka Stefan Reinartz pertama-tama merebut bola dari Götze di area tengah lalu membagi bola, kemudian bukannya tetap bertahan dia langsung melakukan serangan maju hingga masuk ke area penalti Borussia Dortmund. Saat itu, bola sudah sampai di kaki Kiessling di sayap yang langsung melakukan umpan silang, Reinartz yang sedang berlari ke area penalti langsung melompat tinggi! 　　Karena Reinartz selama ini berposisi sebagai gelandang bertahan, Borussia Dortmund tidak memperhitungkannya dalam formasi pertahanan. Kehadiran mendadaknya di area penalti membuat Dortmund kewalahan! 　　Sama sekali tidak ada yang menjaga dirinya! 　　Reinartz yang bebas pengawalan melayang di udara, melakukan sundulan kuat dengan nyaman! 　　Weidenfeller kali ini gagal menghalau bola, si kulit bundar masuk ke gawang yang dijaganya! 　　"Reinartz——!!!" Marcel Leif berteriak histeris. "Reinartz! Sundulan cantik! Dia menerobos pertahanan kokoh Weidenfeller dengan kepala!" 　　Saat Reinartz mencetak gol, langit Stadion BayArena bergemuruh sorakan gembira bagai halilintar di siang bolong. 　　Babak pertama Bayer Leverkusen bermain sangat buruk, membuat suporter mereka frustrasi. Di babak kedua, permainan mereka membara membuat darah para pendukung mendidih. Setiap kali bersorak untuk pemain Leverkusen, hanya satu pikiran di benak mereka - performa hebat ini hanya kurang satu gol! 　　Dan akhirnya gol itu datang! 　　Baru 10 menit lebih babak kedua dimulai, Leverkusen sudah mencetak gol balasan, memberi harapan bagi pendukungnya. 　　Masih ada waktu! Waktu tersisa cukup untuk mencetak satu, bahkan dua gol lagi! 　　…… 　　Reinartz yang mencetak gol tak merayakannya. Setelah mendarat, ia langsung menyodok masuk ke gawang, membungkuk mengambil bola sebelum lawan sadar, lalu berbalik berlari ke lingkaran tengah. 　　Cepat! Semuanya masih mungkin! 　　Pemain Leverkusen lainnya juga mengikutinya kembali ke separuh lapangan mereka. 　　Performa memalukan di babak pertama harus ditebus sekarang! 　　Di hadapan semangat membara pemain Leverkusen, wajah pemain Borussia Dortmund justru tampak bingung. 　　Saat kebobolan, bek tengah Santana sedang bertahan di area depan gawang. Ia menengok dan melihat Reinartz melompat tinggi menyundul bola. Ia bahkan tak tahu bagaimana Reinartz bisa berada di posisi itu... 　　Seperti Santana, pemain Dortmund lainnya juga tampak frustrasi dan terkejut dengan gol yang kebobolan ini. 　　Bagi tim yang kebobolan, performa seperti ini jelas bukan hal baik. Karena mereka sama sekali tidak tahu mengapa bisa kebobolan. 　　Beberapa pemain Borussia Dortmund bahkan menganggap ini hanya keberuntungan sampah Bayer Leverkusen - lagipula gol dicetak oleh gelandang bertahan yang tidak punya keahlian menyerang. Siapa sangka dia akan maju membantu serangan? Selama belasan menit Bayer Leverkusen mengepung gawang Dortmund, dia lebih banyak bertahan di belakang... 　　Cuma sekali maju serang langsung cetak gol, kalau bukan keberuntungan sampah, apalagi? 　　Konsekuensi dari pola pikir ini adalah kurangnya persiapan pemain Borussia Dortmund - kalau gol itu cuma kebetulan, mustahil keberuntungan terus mendampingi mereka kan? 　　Lagipula mereka masih unggul, tak perlu buru-buru atau khawatir. 　　Hasilnya, hanya empat menit setelah Bayer Leverkusen mengurangi ketertinggalan, mereka kembali mencetak gol! Atau lebih tepatnya, Reinartz yang kembali mencetak gol! 　　Cara mencetak gol yang sama, semuanya dengan sundulan! 　　Kali ini assist berasal dari bek Berniche. 　　"Reinartz!!" teriak Marcel Leif. "Luar biasa! Keunggulan dua gol Borussia Dortmund di babak pertama yang tercipta dalam enam menit, disamakan Bayer Leverkusen hanya dalam empat menit! Reinartz mencetak dua gol! Dan ini adalah satu-satunya dua golnya sepanjang musim ini! Sebelumnya, dari 16 penampilan, dia belum pernah mencetak gol sekalipun!" 　　Seluruh Stadion BayArena telah berubah menjadi kawah vulkanik yang mendidih... Teriakan murka suporter Bayer Leverkusen hampir membakar habis pemain Borussia Dortmund menjadi abu!