Di tengah gempuran gencar Leverkusen, waktu pertandingan mencapai menit ketujuh puluh. Statistik jumlah tembakan Leverkusen melonjak tajam, membuktikan dominasi mereka.
Tapi mengatakan Dortmund sama sekali tak punya kesempatan juga salah. Dortmund sempat melancarkan beberapa serangan balik, meski kualitasnya kurang bagus.
Seiring berjalannya waktu pertandingan, Bayer Leverkusen tidak mungkin terus mempertahankan ritme cepat dan intensitas tinggi ini. Mereka juga perlu berhenti sejenak untuk mengambil napas.
Zhou Yi sangat memahami hal ini. Di dunia ini tidak pernah ada tim yang bisa mempertahankan ritme permainan seperti ini selama 90 menit penuh.
Jadi yang dibutuhkan sekarang sebenarnya adalah lebih sabar daripada lawan.
Ketika ada kesempatan menyerang, jangan terburu-buru. Jika bukan peluang bagus, Zhou Yi lebih memilih untuk mengabaikan serangan ini daripada gegabah mengoper bola ke depan dan menyerahkan penguasaan bola ke Bayer Leverkusen.
Baginya, hasil terburuk dari pertandingan ini adalah hasil imbang. Meski hanya mendapat satu poin yang akan memberi kesempatan Bayern München memperlebar selisih poin, skor 2-2 sudah terjadi - apa lagi yang bisa dilakukan? Jika tidak bisa memenangkan pertandingan ini, setidaknya jangan sampai kalah. Tiga poin yang semula hampir diraih sudah berubah menjadi satu poin, dan satu poin ini tidak boleh hilang lagi.
Jadi Zhou Yi berpikir jika benar-benar tidak memungkinkan, mempertahankan hasil imbang bukanlah masalah besar.
Setelah mentalitas diperbaiki, cara memandang masalah menjadi berbeda.
Ketika kesempatan serangan balik datang, dia tidak akan asal mengirim bola ke depan dan mengandalkan keberuntungan.
Baginya, persentase keberhasilan jauh lebih penting daripada jumlah tembakan.
Bayer Leverkusen sudah melakukan tembakan jauh lebih banyak daripada Borussia Dortmund, tapi skor tetap 2-2 tanpa perubahan.
Zhou Yi menunggu dengan sabar kesempatan saat Bayer Leverkusen mulai kehabisan tenaga.
Sedangkan para pemain Borussia Dortmund, setelah berkali-kali melakukan serangan balik namun kembali dengan tangan hamba, menyadari bahwa kepanikan mereka tidak akan membuahkan hasil baik. Perlahan mereka mulai melepaskan mentalitas terburu-buru dan menunggu kesempatan bersama Zhou Yi dengan sabar.
Bagaimanapun ini adalah tim yang meraih gelar liga dua musim berturut-turut, kemampuan penyesuaian diri di lapangan seperti ini pasti dimiliki.
Ketika seluruh pemain sudah tenang, barulah kesempatan yang ditunggu Zhou Yi datang. Sebagai pemain pengatur yang menggerakkan seluruh tim, perannya akan berubah jika hanya sendirian.
Dia lebih mengharapkan kombinasi dengan lebih banyak rekan setim daripada melakukan aksi individu.
……
Sejak menit ketujuh puluh, Bayer Leverkusen memperlambat ritme permainan. Ini bukan rahasia, bisa terlihat jelas oleh siapapun yang punya pengalaman menonton bola.
Dari situasi pertandingan, Borussia Dortmund akhirnya mendapat kesempatan bernapas.
Sorakan suporter Leverkusen tak berhenti. Dalam persepsi mereka, ini hanya penyesuaian sementara tim untuk mengambil napas sebelum melanjutkan serangan gencar. Proses ini akan terus berulang hingga pertandingan berakhir, dengan interval pengambilan napas sesingkat penyelam yang muncul ke permukaan untuk menghirup udara sebelum menyelam lama.
Bagi mereka, tim mereka sedang dalam proses pengambilan napas.
Namun dalam pandangan Zhou Yi, aktivitas bernapas ini bukanlah hasil kontrol aktif penyelam, melainkan konsekuensi alami dari struktur fisiologis. Manusia bukanlah ikan yang bisa tetap di air tanpa bernapas. Maka, kebutuhan untuk bernapas sebenarnya merupakan sebuah kelemahan.
Asalkan bisa memanfaatkan kelemahan ini, mungkin akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Dia seperti pembunuh sabar yang mengendap di tepian air, menunggu dengan sabar momen ketika target terpaksa muncul ke permukaan untuk bernapas.
Pada menit ke-72, tak lama setelah Bayer Leverkusen memperlambat ritme permainan, Borussia Dortmund mendapatkan kesempatan untuk menyerang.
Namun saat bola sampai di kaki Zhou Yi, dia memutarnya di tempat sambil melindungi bola, tapi justru kehilangan kesempatan untuk mengoper ke depan. Akhirnya dia mengoper ke bek tengah Santana di belakang.
Ini sama saja dengan sengaja melepas kesempatan untuk melakukan serangan balik.
Bagi suporter Borussia Dortmund yang sedang gusar, ini adalah hal yang sangat disayangkan dan membingungkan - Mengapa Zhou Yi tidak mengoper ke depan? Peluang tidak cukup baik? Tapi bagaimana bisa tahu peluang itu baik atau tidak tanpa mencoba mengoper ke depan? Dan jika tidak mengoper ke depan, bagaimana mungkin ada peluang? Belum lagi menilai baik atau tidaknya peluang, tanpa ada peluang sama sekali, apa artinya membahas baik atau tidak?
Zhou Yi tidak mendengar suara-suara keraguan itu. Dia tetap bermain sesuai ritme dan rencana yang telah ditetapkannya.
Serangan cepat Borussia Dortmund kali ini gagal, Bayer Leverkusen menganggap ini hal baik. Bahkan beberapa suporter Leverkusen merasa Dortmund sudah benar-benar ketakutan oleh Leverkusen, sampai-sampai kesempatan di depan mata pun tidak berani dicoba.
Serangan Bayer Leverkusen sebelumnya memang sangat gila. Semangat yang mereka tunjukkan cukup untuk membuat banyak orang ciut, jadi spekulasi seperti ini wajar.
Tapi spekulasi yang terlihat masuk akal ini belum tentu kebenaran.
Selain itu, rasa merasa diri baik ini justru bisa berbalik efek - tidak masalah jika pendukung yang merasa diri baik, tapi kalau pemain juga begitu, masalah akan muncul.
……
Pertandingan memasuki menit ke-77, sebentar lagi masuk 10 menit terakhir. Leverkusen yang tidak rela hanya dapat imbang di kandang sendiri pasti akan meningkatkan intensitas serangan.
Dalam proses "ganti napas" selama 7 menit, gawang Leverkusen sama sekali tidak terancam. Pemain Leverkusen wajar menganggap Dortmund sudah tidak punya kemampuan mengancam gawang mereka. Waktu pertandingan tinggal sedikit, mereka harus serang habis-habisan untuk mencetak gol di sisa waktu dan melakukan balik keadaan epik.
Tapi tepat saat mereka bersiap untuk meningkatkan kecepatan, karena sebuah kesalahan operan, penguasaan bola jatuh ke kaki Borussia Dortmund. Namun pemain Bayer Leverkusen tidak panik. Setelah kehilangan bola, mereka tidak langsung mundur, malah melakukan tekanan ketat di area depan terhadap pemain Dortmund, berharap bisa langsung merebut bola dan melancarkan serangan.
Lagipula Dortmund sudah dikejutkan oleh serangan-serangan mereka sebelumnya...
Saat bola dioper ke arah Zhou Yi, dua pemain Leverkusen - satu di kiri dan satu di kanan - berlari bersamaan ke arahnya.
Menghadapi kepungan yang akan datang, kali ini Zhou Yi tidak berlama-lama menguasai bola. Ia berbalik, lalu langsung mengoper bola dengan tumit!
Bola menyelinap di antara dua pemain Leverkusen yang berusaha mengurung Zhou Yi!
Saat perhatian kedua pemain Leverkusen tertarik pada bola, Zhou Yi diam-diam berputar melewati mereka dan berlari maju.
Ini adalah gerakan langka darinya belakangan ini - tidak hanya mengoper bola ke depan, tapi juga ikut maju ke depan.
Tapi perhatian pemain Leverkusen sudah tersedot ke bola, hanya sedikit yang menyadari gerakannya.
Operan tumit Zhou Yi ini mengirim bola ke Marco Reus di depan.
Reus - pemain Dortmund yang sudah mencetak gol di menit ketiga pertandingan - memiliki kemampuan teknis dan kecepatan, menjadikannya pilihan ideal untuk serangan balik. Tentu saja ini menarik lebih banyak perhatian para bek.
Operan tegas Zhou Yi memberi Reus kesempatan menguasai bola tanpa tekanan bek. Setelah mengontrol bola dan berbalik, tak ada pertahanan ketat, ia bisa bertindak leluasa.
Reus yang telah berbalik langsung menekan ke depan membawa bola. Tak lama ia dihadang pemain Bayer Leverkusen.
Dalam kondisi ini, ia mengoper bola ke sayap tempat Mark berada.
Mark menerima umpan di sayap, namun pertahanan Leverkusen sudah rapi. Peluang menembus area tengah minim.
Opsi umpan silang langsung dari sayap? Efisiensi serangan seperti itu rendah. Robert Lewandowski hampir pasti tak bisa menjangkau. Atau menerobos area penalti? Melihat bek sayap Carvajal yang siap siaga, Mark ragu akan keberhasilannya.
Serangan Borussia Dortmund ini mulai masuk kebuntuan.
Pemain-pemain Leverkusen kembali ke posisi, mempersempit ruang gerak Dortmund.
Dengan kesabaran tim tuan rumah, serangan Dortmund nyaris kehilangan daya gedor.
Menyadari situasi ini, Reus bergerak mendekati Mark mencari kombinasi.
Namun pergerakannya menarik perhatian bek Leverkusen.
Seorang pemain Leverkusen langsung membayangi ketat.
Reus menyambut Mark yang perlahan membawa bola ke area tengah.
Saat dua pemain melakukan persilangan, itu adalah momen ketika konsentrasi lini pertahanan Bayer Leverkusen paling tinggi. Pola klise seperti persilangan posisi lalu operan ini terlalu umum, tentu Leverkusen harus ketat mengawasi Dortmund yang bermain seperti ini.
Banyak orang mengira saat Reus melintas dari belakang Mark, Mark akan mengoper bola ke Reus sambil memberi screen, membiarkan Reus menerobos dari belakangnya sekaligus menghalangi pemain Leverkusen yang menjaga Reus.
Sebuah "screen" ala basket pun terbentuk di lapangan sepak bola.
Tapi Mark tidak melakukannya! Saat semua orang mengira dia akan mengoper ke Reus, dia justru mendorong bola ke area tengah!
Di sana, ada Zhou Yi!
"Zhou Yi!" teriak Duan Xin bersemangat. "Gol!"
Pergerakan Reus telah menyedot perhatian pemain Leverkusen. Tak ada yang menyangka Zhou Yi tiba-tiba melakukan serangan maju.
Baru ketika Mark mengoper bola, Zhou Yi kembali muncul dalam penglihatan mereka.
Tapi saat ini... sepertinya sudah agak terlambat...
Menghadapi operan Mark, Zhou Yi melangkah maju. Saat mendekati bola, kaki kirinya yang biasanya mengayun tiba-tiba tidak mengontrol bola, melainkan menyentak seperti cambuk. Pergelangan kakinya diputar horizontal untuk mendorong bola yang datang.
Bola ditendang dengan bagian dalam kaki kiri Zhou Yi, tidak melayang tapi menyusur rumput dengan cepat, membentuk garis lengkung jelas menuju sudut kiri bawah gawang!
Ini tembakan!
Karena tendangan ini terlalu tersembunyi dan mendadak, kiper Bayer Leverkusen Leno baru menyadari itu tembakan saat bola sudah menggelinding ke gawang, bukan umpan terobosan. Dia langsung terjatuh melakukan penyelamatan.
Bagi kiper, grounder adalah yang paling sulit diantisipasi karena kecepatan jatuh kiper lebih lambat dibanding lompatan ke atas.
Apalagi grounder yang mengarah ke celah!
Leno gagal menjangkau, bola sudah melewati garis gawang sebelum dia tiba...
Seperti pukulan putt biliar, bola hitam langsung masuk lubang!
