Pertandingan terus berlanjut dengan ritme permainan yang sangat intens dan keras.
Kedua tim tetap bermain tanpa menghiraukan dua kartu kuning dari Gagelmann, tetap mempertahankan gaya permainan mereka.
Di lapangan, situasi kacau balau. Zhou Yi terjatuh beberapa kali, ada beberapa bagian seragamnya yang kotor terkena rumput lapangan.
Dalam duel fisik yang keras, Schalke 04 mendominasi. Pada menit ke-35, mereka kembali menaklukkan gawang Borussia Dortmund.
Kali ini yang mencetak gol adalah Huntelaar, dengan assist dari bek sayap Jepang Uchida.
Saat Huntelaar menyundul bola masuk ke gawang Dortmund, sorakan di Veltins-Arena bergemuruh seolah bisa menerbangkan atap stadion.
Fans Schalke 04 meluapkan emosi yang terpendam selama beberapa musim - dalam beberapa musim terakhir, Schalke 04 selalu kalah saat berhadapan dengan Dortmund. Derbi Ruhr yang seharusnya seimbang berubah menjadi dominasi satu arah, membuat semua suporter Schalke 04 geram.
Kini Schalke 04 unggul dua gol atas Dortmund dalam pertandingan ini, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam Derbi Ruhr beberapa tahun terakhir.
Pada Derbi Ruhr musim lalu di stadion ini, Schalke 04 hanya sempat unggul 1-0 atas Dortmund.
Keunggulan satu gol adalah skor yang rawan, namun keunggulan dua gol dianggap aman oleh banyak orang.
Suporter Schalke 04 merasa sangat percaya diri tim mereka akan memenangkan Derbi Ruhr kali ini setelah unggul dua gol. Sorakan mereka terdengar sangat keras, seolah sudah melihat masa depan kemenangan tim. Mereka berencana merayakannya besar-besaran, bukan hanya karena mengalahkan Borussia Dortmund dalam Derbi Ruhr, tapi juga karena mimpi rival bebuyutan mereka meraih tiga gelar liga berturut-turut telah hancur.
"Huntelaar!! Gol ini bisa dibilang sangat menentukan!" ujar Marcel Leif. "Mungkin ini gol yang akan memutuskan kepemilikan gelar liga! Saat ini di Munich, pasti banyak suporter Bayern München juga sedang bersorak!"
"Borussia Dortmund memang tampil lebih buruk dari Schalke 04 di babak pertama. Tertinggal dua gol seperti memaksa mereka ke jurang. Bukan berarti tidak ada harapan sama sekali, tapi setidaknya peluang menang jadi sangat tipis. Menurutku realistis saja kalau Dortmund bisa menyamakan skor di sisa pertandingan. Satu poin lebih baik daripada tidak dapat apa-apa," kata Duan Xin menambahkan.
Di internet dalam negeri, perdebatan antara suporter Bayern München dan Borussia Dortmund semakin memanas karena gol ini. Suporter Bayern mengejek rivalnya bahwa gelar liga mereka akan kabur, sementara suporter Dortmund mencaci Duan Xin yang dianggap sebagai komentator partisan Bayern tidak pantas duduk di kursi komentator.
……
Pertandingan babak pertama berakhir dengan keunggulan dua gol Schalke 04. Saat jeda babak pertama, Klopp melakukan penyesuaian formasi tim. Dia berencana menurunkan Sahin menggantikan Mats Hummels, sehingga Borussia Dortmund hanya memiliki tiga bek di lini pertahanan. Pergantian pemain yang sangat berisiko ini dihadapi Schalke 04 yang sedang bersemangat tinggi. Pertahanan Dortmund dengan tiga bek diragukan mampu mengatasi serangan Schalke 04 di babak kedua.
Namun Klopp harus melakukan pergantian ini karena pada babak pertama, Zhou Yi sangat ditekan oleh Schalke 04 sehingga membutuhkan bantuan untuk mengurangi tekanan.
Sahin adalah kandidat terbaik untuk peran ini.
Sebagai pemain serba bisa, ia dapat melakukan tugas dua pemain sekaligus. Di sektor pertahanan, kontribusinya bisa mengisi kekosongan setelah ditariknya Hummels. Dalam serangan, ia membantu Zhou Yi mengatur serangan sekaligus meringankan beban organisasi permainan. Aktivitasnya yang meningkat juga akan mengalihkan perhatian bek Schalke 04, sehingga tekanan defensif pada Zhou Yi berkurang drastis.
Oleh karena itu, Sahin memegang peran krusial. Klopp sangat menyadari hal ini. Selama jeda babak pertama, dia menghabiskan waktu cukup lama untuk menjelaskan strategi permainan kepada Sahin dan penyesuaian yang harus dilakukan pemain lain.
Bagi Sahin, ini adalah tanggung jawab besar pertama yang diberikan kepadanya sejak kembali ke Borussia Dortmund. Sebelumnya, posisinya di tim lebih sebagai pemain cadangan yang membantu menutup celah, tidak pernah diberi tugas sepentang ini.
Sahin sendiri tidak keberatan. Bagaimanapun, selama dua tahun kepergiannya dari Dortmund, tim telah mengalami perubahan bumi dan langit - meraih dua gelar liga dan menemukan pemain inti baru. Sementara performanya di Real Madrid maupun Liverpool tidak berjalan baik. Jika dia kembali dan langsung ingin menjadi pilar utama, itu mustahil dan tidak adil bagi rekan setimnya di Dortmund sekarang.
Karena itu, dia tidak berharap banyak tentang statusnya setelah kembali. Tidak menginginkan posisi starter, cukup mendapat kesempatan bermain saja sudah memuaskan.
Tapi kali ini, ketika tiba-tiba diberi tanggung jawab besar, dia terkejut.
Saat jeda babak pertama berakhir dan para pemain berjalan menuju lapangan, Zhou Yi berjalan berdampingan dengan Sahin.
Sahin menunduk diam, terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Zhou Yi menepuk punggungnya: "Apa yang kau pikirkan, Nuri?"
"Ah..." Sahin tersentak. "Aku memikirkan babak kedua. Entah apakah aku bisa..."
"Jangan terlalu dipikirkan, Nuri. Mainkan saja seperti biasa kau mainkan," kata Zhou Yi.
"Tapi jika kita kalah..." Sahin khawatir performa buruknya akan menyebabkan tim kalah.
“Tidak akan kalah.” Zhou Yi tersenyum menyemangatinya. “Kita punya waktu 45 menit penuh. Nanti kamu lebih banyak melakukan serangan ke depan, aku di belakangmu.”
Sahin tidak tahu dari mana kepercayaan diri Zhou Yi berasal, tapi dia juga tidak ingin terus-menerus memancarkan energi negatif. Jika selalu menekankan kemungkinan kekalahan tim di depan rekan setim, orang seperti itu tidak akan disukai.
Saat hampir mencapai pintu lorong pemain, Zhou Yi kembali menepuk bahu Sahin: “Ini lapangan Bundesliga yang kamu kenal, Nuri, sekarang kamu memakai seragam Borussia Dortmund. Tak perlu khawatir, mainlah seperti dulu saat kamu di sini!”
Setelah berkata demikian, dia berakselerasi melewati Sahin dan berlari menuju lapangan.
Membiarkan Sahin sendiri berhenti melangkah, memandang punggungnya yang menjauh, merenungkan kata-katanya.
Kemudian dia menunduk melihat seragam yang dikenakannya - seragam kuning-hitam Borussia Dortmund.
……
Sebelum babak kedua dimulai, Borussia Dortmund melakukan penyesuaian pergantian pemain: Sahin masuk menggantikan Mats Hummels yang ditarik keluar.
"Substitusi pemain yang dilakukan Klopp ini... memasukkan Sahin bisa dimengerti, karena dia bisa memperkuat kontrol gelandang Borussia Dortmund, sekaligus mengurangi tekanan kerja Zhou Yi. Tapi menarik keluar Hummels... hanya tersisa tiga bek, apakah lini pertahanan Dortmund bisa menahan serangan Schalke 04? Atau apakah Sahin bisa memainkan peran yang semestinya sebelum pertahanan mereka dihancurkan Schalke 04?" Marcel Leif mempertanyakan penyesuaian pergantian pemain Klopp ini, ia agak bingung dengan logika dibalik keputusan taktis pelatih tersebut.
Saat Sahin berlari memasuki lapangan, terdengar suara ejekan dari suporter Schalke 04 di tribun belakang. Mereka mengolok-oloknya sebagai pecundang yang sempat hijrah ke klub besar lalu kembali ke Dortmund.
Memang, ketika dulu dengan gegabah memilih meninggalkan Dortmund untuk bergabung dengan Real Madrid, ia memberi kesan "mengorbankan segalanya demi klub top". Namun pengorbanannya itu berujung pada kesulitan mendapatkan tempat di skuat utama, hingga akhirnya harus kembali ke tempat yang pernah ditinggalkannya untuk memulihkan kondisi. Ironisnya, setelah keliling kembali ke tim yang dulu dianggapnya sebagai jantung pertahanan ini, kini ia hanya menjadi pemain pengganti.
Karena itu, ejekan yang diterimanya memang tak terhindarkan.
Ini semua adalah harga yang harus dibayar atas kesombongan masa mudanya dulu, termasuk segala keadaan sekarang - semuanya adalah konsekuensi.
Tapi bukankah manusia tidak bisa terus-menerus hidup dalam penyesalan masa lalu?
Tetaplah melihat ke depan, terus melangkah maju.
Sahin sekali lagi menunduk melihat seragam hitam-kuning Borussia Dortmund yang dikenakannya, lalu mengangkat kepala. Di depannya, sembilan orang dengan seragam sama berdiri - mereka adalah rekan setimnya, rekan yang pernah bersama sebelumnya.
Dulu terlalu sombong, merasa dunia luas pasti punya tempat untukku. Langit luas membiarkan burung terbang, laut luas membiarkan ikan melompat - ingin meraih nama di arena yang lebih besar.
Tapi setelah luka dan lelah bertumpuk, baru sadar kerinduan pulang begitu kuat.
Jadi saat Real Madrid ingin meminjamkannya lagi, ia memilih kembali ke Borussia Dortmund.
Karena baginya, ini adalah pulang ke rumah.
Kembali ke rumah, membuat jiwa yang terombang-ambing menemukan kedamaian. Juga mengumpulkan energi dari rumah untuk memulai kembali.
Ia melangkah ke lapangan, berlari menuju mereka yang mengenakan seragam sama.
