Saat bola memantul masuk gawang dari bawah tubuh Hildebrand yang melayang, waktu pertandingan menunjukkan menit kedua injury time. Tersisa dua menit lagi hingga akhir pertandingan.
Tendangan Zhou Yi ini praktis menjadi gol penutup yang menghancurkan harapan Schalke 04 untuk mengalahkan Borussia Dortmund di kandang sendiri.
Setelah gol, Zhou Yi melirik ke gawang untuk memastikan bola benar-benar masuk, lalu berbalik dan membentangkan kedua lengannya sambil berlari ke area bendera sudut.
Dia begitu bersemangat hingga tidak mencari Reus yang memberinya assist untuk berpelukan merayakan - biasanya dalam kebanyakan kasus, jika dia mencetak gol, dia akan mencari rekan setim yang memberinya assist.
Tapi kali ini, dia tidak melakukannya karena dia benar-benar terlalu bersemangat, sampai lupa hal tersebut.
Saat hampir mencapai area bendera sudut, dia langsung melakukan sliding celebration, gerakan celebrasi yang jarang terlihat dari Zhou Yi.
Ini menunjukkan betapa gembira dan bersemangatnya dia.
Tentu ada alasan baginya untuk bersemangat seperti ini, karena gol ini tidak hanya membuat Borussia Dortmund mengalahkan rival bebuyutan Derbi Ruhr Schalke 04, tetapi juga mempertahankan harapan Dortmund untuk bersaing dengan Bayern München merebut gelar liga.
Pemain Dortmund lainnya bahkan lebih bersemangat daripada Zhou Yi, mereka berlari ke arah Zhou Yi, menekannya ke tanah, lalu menumpuk diri membentuk formasi piramida.
Seluruh penghuni bangku cadangan dan bangku pelatih Dortmund berhamburan mendekati Zhou Yi, bergabung dalam perayaan gila-gilaan ini.
Marcel Leif berseru: "Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi——!!! Sekali lagi dia menjadi pemain krusial Borussia Dortmund! Gol di menit akhir membantu Dortmund unggul——maaf, saya tidak bisa bilang Dortmund sudah menang, karena pertandingan belum berakhir, tapi waktu tersisa sangat sedikit. Dortmund punya peluang besar mengalahkan Schalke 04! Mereka akan terus memberi tekanan pada Bayern München di klasemen liga!"
"Zhou Yi! Wah! Gol! Gol!!" Duan Xin di studio dalam negeri juga bersemangat. "Gol penutup! Benar-benar gol penentu! Tendangan Zhou Yi mengalahkan Schalke 04! Luar biasa! Ah! Haha! Sungguh tak terduga! Dortmund yang semula tertinggal dua gol, sekarang mencetak tiga gol untuk membalikkan keadaan secara dramatis!"
Di tribun, suporter Schalke 04 terdiam. Hanya segelintir suporter Borussia Dortmund yang bersorak histeris, meluapkan emosi mereka.
Kali ini, suporter Schalke 04 bahkan tak punya tenaga untuk mengganggu suporter Dortmund. Gol kemasukan di menit akhir seolah menghabiskan semua energi dalam tubuh mereka. Banyak suporter jatuh lesu di kursi, menutupi wajah dengan kedua tangan.
Para pemain Schalke 04 di lapangan juga tak kalah terpuruk.
Menghadapi kebobolan ini, banyak orang menutupi kepala dengan kedua tangan, wajah kosong, tidak percaya mereka justru kebobolan di menit akhir. Sebelum gol Zhou Yi, tidak ada tanda-tanda sama sekali bahwa Borussia Dortmund bisa mencetak gol...
Yang Muge berdiri di area penalti dengan tangan di pinggang, pasrah. Ia gagal menghentikan Zhou Yi, menjadi penyebab kebobolan.
Seandainya tadi ia mengerahkan seluruh bobot tubuhnya, langsung menekan Zhou Yi dengan tubuh, apakah hasilnya akan lebih baik?
……
Siaran TV memutar ulang gol Zhou Yi. Dari rekaman ulang, jika tendangan Zhou Yi dilakukan sepenuh tenaga ke arah gawang (bukan ke bawah), besar kemungkinan bola akan ditepis Hildebrand yang melompat atau melambung melewati mistar gawang.
Dari tiga opsi yang ada, dua mengarah ke jalan buntu. Tapi Zhou Yi memilih satu-satunya jalan menuju keberhasilan.
Apakah ini karena tekniknya bagus dan mental dingin sehingga memilih keputusan tepat? Atau sekadar keberuntungan saja?
Bagaimanapun juga, gol sudah tercipta. Dalam sepak bola, banyak gol mengandung unsur keberuntungan. Bahkan gol-gol bersejarah pun sering diwarnai faktor untung. Jadi meskipun Zhou Yi hanya untung-untungan, performa gemilangnya tetap tak ternoda.
……
Dengan sisa dua menit pertandingan, Zhou Yi menyamakan skor. Pemain Borussia Dortmund merayakannya dengan gegap gempita hingga wasit utama Gagelmann mengintervensi. Barulah mereka mengakhiri selebrasi dan kembali ke lapangan.
Tapi saat ini injury time telah berlalu empat puluh detik, waktu tersisa bagi Schalke 04 untuk menyamakan skor tinggal sekitar satu menit lebih.
Setelah para pemain Schalke 04 memulai kick-off kembali, Borussia Dortmund langsung bertahan total, bahkan striker tengah seperti Robert Lewandowski mundur ke area penalti untuk membantu pertahanan dengan keunggulan tinggi badannya.
Justru Zhou Yi yang berada di posisi terdepan, tapi tetap melakukan pressing defensif tanpa melewati garis tengah.
Di menit akhir, suara fans Schalke 04 di tribun kembali bergemuruh memberi semangat. Harapan untuk mengalahkan Borussia Dortmund di kandang sendiri kini hampir mustahil. Dalam kondisi tak mungkin menang, hasil imbang lebih baik daripada kalah. Jadi jika bisa menyamakan skor di akhir pertandingan, Schalke 04 masih bisa menerimanya.
Selain itu, hasil imbang ini akan memperlebar jarak antara Borussia Dortmund dan Bayern München, membuat Dortmund sangat tidak nyaman.
Seandainya Schalke 04 memiliki kesadaran seperti ini saat Dortmund menyamakan skor, mungkin gol Zhou Yi tidak akan terjadi.
Tapi dalam sepak bola tidak ada kata "seandainya". Schalke 04 tidak akan menerima hasil imbang dengan mudah kecuali terpojok di ujung tanduk.
Schalke 04 menyerang habis-habisan, semua pemain maju termasuk Yang Muge yang sudah berada di pinggir area penalti untuk ikut dalam serangan.
Namun menghadapi Borussia Dortmund yang solid, Schalke 04 gagal menembus gawang Dortmund hingga wasit Gagelmann membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan.
"Pertandingan selesai!" teriak Marcel Leif dengan semangat saat Jargelman membunyikan peluit penutup. "Borussia Dortmund yang sempat tertinggal dua gol di kandang lawan, akhirnya berbalik mencetak tiga gol untuk menang 3-2! Tiga poin krusial ini mungkin akan menentukan gelar liga! Schalke 04 gagal menghentikan laju Dortmund, Bayern München harus terus menderita sakit kepala..."
"Zhou Yi! Dialah dalang kemenangan ini!" ujar Duan Xin gembira saat kamera menyorot wajah Zhou Yi di siaran TV. "Dua gol, satu assist, sutradara utama yang mengatur baliknya keadaan! Performa Zhou Yi di pertandingan ini kelas dunia, bahkan bisa dibilang dia sudah masuk jajaran gelandang terbaik di dunia! Bayangkan jika Dortmund kehilangannya!"
……
Usai pertandingan, Zhou Yi menghampiri Yang Muge: "Aku menang lagi, Lao Yang."
"Jangan bilang itu di depan mukaku!" gerutu Yang Muge kesal. Padahal sepanjang pertandingan, pressing defensive-nya terhadap Zhou Yi cukup solid. Tiga kali lengah itu saja sudah membuat kebobolan, dia merasa jadi biang keladi kekalahan timnya.
Zhou Yi tersenyum: "Semangat, perebutan kualifikasi Champions Eropa musim depan!"
Menepuk bahu Yang Muge, Zhou Yi langsung pergi. Ia tidak bertukar seragam dengan Yang Muge. Dia tahu kebencian antara dua tim dalam Derbi Ruhr sangat mendalam, terutama di kalangan pendukung. Jika dia bertukar seragam dengan pemain Schalke 04, pasti akan membuat suporter Borussia Dortmund tidak senang. Begitu pula jika Yang Muge bertukar seragam dengan pemain Dortmund, pasti akan membuat fans Schalke 04 kesal.
Zhou Yi tidak khawatir tentang dirinya sendiri, tapi dia takut tindakannya akan menyulitkan Yang Muge. Jadi dia memilih untuk tidak bertukar seragam dengannya.
Lagi pula dia juga tidak terlalu menginginkan seragam Schalke 04...
……
Setelah pertandingan, Zhou Yi terpilih sebagai Man of the Match. Saat diwawancarai wartawan, wajahnya masih tersenyum: "Saya senang akhirnya kami bisa memenangkan pertandingan ini. Prosesnya sangat sulit, Schalke 04 tampil sangat baik di kandang sendiri. Dua gol mereka di babak pertama membuat kami kesulitan. Tapi kami bertahan dan akhirnya meraih kemenangan. Menurut saya makna terpenting pertandingan ini mungkin bukan sekadar memenangkan Derbi Ruhr lagi, tapi kami terus memberikan tekanan pada Bayern München."
Seorang wartawan bertanya apakah kemenangan dalam Derbi Ruhr membuat seluruh tim Borussia Dortmund penuh keyakinan untuk merebut gelar liga.
Zhou Yi menjawab seperti ini: "Sekarang membahas kepemilikan gelar liga masih terlalu dini, tapi setidaknya kita masih punya harapan untuk memperebutkan gelar ini, bukan malah tereliminasi lebih awal. Menurutku masalah siapa yang akan jadi juara sebaiknya dibahas ketika benar-benar sudah ada kepastian. Kalau sekarang sembarangan memprediksi, nanti kalau hasilnya meleset, siapa yang bertanggung jawab?"
Dia membentangkan tangannya.
……
Kemenangan Borussia Dortmund dalam Derbi Ruhr menjadi berita utama jurnal sepak bola dalam negeri Jerman keesokan harinya.
Fans Bayern München mungkin lebih sedih dan kecewa dibandingkan fans Schalke 04.
Saat ini tim mereka masih tertinggal dua poin dari Dortmund, sensasi terus memimpin dalam maraton seperti ini sebenarnya tidak nyaman.
Empat hari kemudian, Bayern München kalah 0-2 dari Arsenal di leg kedua babak 16 besar Champions League di kandang sendiri. Hasil yang cukup mengejutkan ini masih bisa diselamatkan berkat kemenangan 3-1 di leg pertama tandang. Dengan agregat imbang 3-3, Bayern München memiliki keunggulan gol tandang 3-2 sehingga lolos ke perempat final.
Sedangkan Schalke 04 yang kalah dalam Derbi Ruhr mungkin telah menghabiskan terlalu banyak energi dalam derbi tersebut, atau mungkin karena terbalik keadaan oleh Borussia Dortmund telah menghantam kepercayaan diri dan semangat mereka. Di leg kedua babak 16 besar Champions Eropa yang digelar di pertengahan pekan, mereka bahkan kalah 2:3 di kandang sendiri melawan Galatasaray dengan agregat 3:4, tersingkir dari Delapan Besar Champions Eropa.
Perjalanan pertama Yang Muge di Champions Eropa pun berakhir seperti ini.
Sungguh disayangkan, namun saat diwawancarai, mentalitas Yang Muge tetap baik: "Ini kan pengalaman pertamaku, sudah mengumpulkan pengalaman, memperluas penglihatan, memahami seperti apa Champions Eropa itu. Aku sudah cukup puas. Tentu aku berharap musim depan bisa bermain di Champions Eropa lagi. Sekarang kita harus berjuang untuk target itu."
Yang Muge benar. Sebenarnya tersingkir dari Champions Eropa belum tentu hal buruk bagi Schalke 04.
Performansi Schalke 04 musim ini memang kurang stabil, sebagian besar karena kesulitan beradaptasi dengan dualitas kompetisi liga domestik dan Champions Eropa, yang bahkan menyebabkan pelatih Stevens dipecat.
Kini setelah tersingkir dari Champions Eropa, Schalke 04 akhirnya bisa fokus penuh pada liga domestik.
Setelah kalah dari Borussia Dortmund, Schalke 04 terlempar ke peringkat 9 liga dengan situasi yang cukup genting dan tidak menjanjikan.
Babak 162: Derbi China Lagi
Setelah semua babak 16 besar Champions League berakhir, delapan tim yang berhasil lolos ke perempat final resmi terkonfirmasi.
Mereka adalah Bayern München dan Borussia Dortmund dari Jerman; Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid dari La Liga Spanyol; Juventus dari Serie A Italia; Galatasaray dari Süper Lig Turki; serta Porto dari Primeira Liga Portugal.
Dua tim Bundesliga, tiga tim La Liga, masing-masing satu tim dari Serie A, Süper Lig, dan Primeira Liga.
Liga Premier Inggris sudah gagal total.
Jika melihat beberapa tahun lalu, Liga Premier pernah menjadi kekuatan dominan di Champions League, bahkan menciptakan rekor tiga tim Inggris berturut-turut masuk semifinal selama tiga musim.
Ada yang pernah mengolok-olok bahwa Champions League hampir berubah menjadi Piala FA Inggris.
Setelah kebijakan Michel Platini yang menekan dominasi Liga Premier, pengaruh kompetisi Inggris perlahan melemah.
Pada musim ini, hanya ada dua tim Inggris di babak 16 besar - Arsenal dan Manchester United.
Manchester United bertemu Real Madrid di babak 16 besar, momen yang banyak dijadikan bahan sensasi oleh media Spanyol dan Inggris karena ini merupakan pertemuan pertama Cristiano Ronaldo dengan mantan klubnya setelah meninggalkan Old Trafford.
Manchester United dan Real Madrid, kedua tim ini memiliki makna khusus baginya. Manchester United-lah yang mengantarkannya meraih prestasi, mengubahnya dari bintang harapan menjadi bintang lapangan dunia. Ferguson bagaikan ayahnya sendiri, memberikan kontribusi besar bagi Cristiano Ronaldo. Oleh karena itu, klub Manchester United memiliki makna yang luar biasa di hati orang Portugal.
Namun di sisi lain, Real Madrid adalah tim yang menjadi mimpi Cristiano Ronaldo untuk bermain. Saat masih di Manchester United, ia tak henti menyatakan keinginannya bergabung dengan Real Madrid. Karena itulah mimpinya, sekaligus tim yang diharapkan ibunya untuk ia wakili.
Secara prestasi tim, karirnya di Real Madrid belum sesukses di Manchester United. Namun dari segi pengaruh individual, bergabung dengan Real Madrid benar-benar mengangkat Cristiano Ronaldo menjadi pemain top dunia yang sejajar dengan Messi.
Dalam pertandingan kandang melawan Manchester United, skor akhir Real Madrid vs Manchester United adalah 1-1. Hasil ini menguntungkan MU, namun sorotan tetap tertuju pada Cristiano Ronaldo. Pemain Portugal itu mencetak gol heading spektakuler dengan lompatan setinggi pinggang Evra. Dengan kontras gerakan Evra yang membayangi, Cristiano Ronaldo terlihat seperti terbang di udara. Gol ini menjadi bahan perbincangan hangat setelah pertandingan.
Semua orang ramai membahas betapa luar biasanya kemampuan lompatan Cristiano Ronaldo dan kekuatan daya tahan tubuhnya di udara.
Sepertinya sudah tidak banyak yang memperhatikan apakah Manchester United bisa mengeliminasi Real Madrid saat kembali ke kandang sendiri.
Pada leg kedua, Manchester United kalah 1-2 dari Real Madrid di kandang sendiri - ketiga gol dicetak oleh pemain Real Madrid: Ramos mencetak gol bunuh diri yang membantu United unggul. Kemudian Modric menyamakan skor, sementara Cristiano Ronaldo mencetak gol kemenangan.
Setelah mencetak gol, dia tidak merayakan dan malah membuat gerakan permintaan maaf.
Ini berasal dari rasa cintanya pada Manchester United, dan sikapnya ini mendapat dukungan dari suporter United.
Meski United tersingkir, pertandingan sendiri tidak terlalu penuh bubuk mesiu. Kedua tim cukup bersahabat. Real Madrid dan Manchester United dalam sejarahnya punya banyak kerja sama, hubungan resmi antar klub tergolong baik.
Perwakilan Liga Premier lainnya, Arsenal, tersingkir oleh Bayern München. Kekalahan 1-3 di leg pertama di kandang sendiri sudah mengisyaratkan kekalahan mereka. Meski di leg kedua tampil gemilang dengan menang 2-0 di kandang lawan, mereka tetap tersingkir karena jumlah gol tandang yang lebih sedikit.
Demikianlah Champions Eropa kehilangan jejak tim-tim Liga Premier.
Dua tim Liga Premier lainnya tersingkir di fase grup, dengan performa paling mengecewakan dari Manchester City. Sebagai juara Liga Premier musim lalu yang ditempatkan di grup kematian, mereka justru finis di peringkat terbawah. Chelsea dan Shakhtar Donetsk sama-sama mengumpulkan 10 poin di fase grup. Keduanya memiliki catatan head-to-head yang identik (satu menang satu kalah), agregat 4-4, namun Shakhtar unggul jumlah gol tandang (2-1) sehingga menggeser Chelsea ke peringkat kedua grup. Alhasil Chelsea terpaksa bermain di Liga Europa dengan perasaan kecewa.
……
Dominasi Liga Premier mulai memudar, sementara La Liga semakin perkasa di kancah Eropa. Dalam koefisien peringkat UEFA, Liga Premier pernah menduduki puncak sejak musim 2007-2008 berkat dominasi di Champions Eropa. Namun kini keunggulan mereka semakin menyusut, pendukung La Liga bahkan mengklaim liga Spanyol tersebut sebagai liga terbaik Eropa.
Pendukung Liga Premier tentu menolak klaim tersebut, dengan argumen bahwa kompetisi di Inggris lebih kompetitif. Sementara La Liga didominasi oleh dua raksasa "Super Spanyol" - Real Madrid dan Barcelona. Bagaimana mungkin liga semacam itu bisa lebih baik dari Liga Premier?
Terlepas dari pengakuan atau tidaknya pendukung Liga Premier, era keemasan Inggris di panggung Champions Eropa memang telah berakhir.
Musim ini tiga tim La Liga berhasil lolos ke Delapan Besar Champions Eropa, menunjukkan dominasi yang semakin kuat.
Setelah semua tim Delapan Besar Champions Eropa terkonfirmasi, UEFA melakukan pengundian untuk perempat final. Hasil undian ini juga akan menentukan duel di semifinal.
Hasil pengundian ini sangat krusial, karena dari sini kita bisa memprediksi perjalanan klub-klub raksasa di babak selanjutnya.
Tidak ada lagi tim yang dianggap kambing hitam di Delapan Besar, meskipun kemampuan tim tetap bervariasi.
Lagipula, undian Delapan Besar tidak lagi menghindari tim dari liga domestik yang sama, juga tidak ada batasan juara grup harus bertemu runner-up grup. Ini meningkatkan kemungkinan duel antar tim kuat.
Jadi semua tim ingin menghindari bertemu lawan terkuat terlalu dini, dan lebih memilih menghadapi tim dengan kemampuan relatif lebih lemah.
Contohnya Galatasaray dan Porto, keduanya adalah tim yang diharapkan banyak klub untuk dihadapi.
Di sisi lain, ada dua pemain China di antara Delapan Besar. Nasib mereka menjadi perhatian media dan suporter dalam negeri.
Meskipun acara pengundian Delapan Besar berlangsung dini hari waktu Beijing, tetap ada banyak suporter yang menantikan hasilnya di depan televisi atau komputer.
Berbeda dengan pengundian grup yang disertai acara penghargaan, pengundian perempat final berlangsung cepat tanpa gimmick atau pertunjukan seni.
Lagi pula di momen seperti ini, semua orang hanya ingin segera mengetahui hasil akhir daripada melihat pertunjukan.
Jadi acara pengundian hanya berlangsung setengah jam.
Hasil akhirnya, Bayern München akan bertemu Juventus di perempat final dengan jadwal kandang-tandang bergilir. Bayern akan bermain kandang terlebih dahulu lalu tandang.
Dan Barcelona kembali mendapatkan undian yang bagus, mereka satu grup dengan Porto dan akan bertandang lebih dulu lalu menjadi tuan rumah, lebih unggul dalam jadwal pertandingan.
Tim La Liga lainnya, Real Madrid juga mendapatkan lawan yang relatif mudah, mereka akan berhadapan dengan Galatasaray. Dua raksasa Spanyol sama-sama mendapatkan lawan yang menguntungkan, lolos ke semifinal praktis sudah tidak ada ketegangan lagi.
Pemenang antara Barcelona dan Porto akan bertemu dengan pemenang antara Bayern München dan Juventus di semifinal.
Sedangkan pemenang antara Real Madrid dan Galatasaray akan bertemu dengan... pemenang antara Borussia Dortmund dan Atletico Madrid di semifinal.
Ya, kali ini Derbi China di Champions Eropa akan berlanjut. Borussia Dortmund dan Atletico Madrid dijadikan lawan, dengan Atletico Madrid menjadi tuan rumah lebih dulu.
Dua tim yang memiliki pemain China kembali berada dalam grup yang sama.
Kali ini, para suporter China agak tidak bersemangat - mereka berharap Sun Pan dan Zhou Yi bisa bertemu di semifinal atau bahkan final, tak menyangka kedua tim sudah bertemu di perempat final.
Entah Sun Pan atau Zhou Yi yang tereliminasi, semua orang akan merasa sangat disayangkan.
Sulit juga mengatakan siapa yang diharapkan menang.
……
Selama acara pengundian berlangsung, Zhou Yi dan rekan-rekannya juga terus berdiskusi di grup sambil menyaksikan siaran langsung.
Ketika Barcelona bertemu Porto dan Real Madrid bertemu Galatasaray, Sun Pan berteriak ada konspirasi, UEFA ingin mengantar dua raksasa La Liga ke semifinal.
Sebagai pemain ganda Chelsea dan Atletico Madrid, Sun Pan punya seratus alasan membenci Barcelona dan Real Madrid. Teori konspirasinya ini sesuai dengan posisinya.
Saat Borussia Dortmund dan Atletico Madrid diundi satu grup, Sun Pan mengutuk: "Goblok!"
Yang Muge: "……"
Guo Nu: "Pfft!"
He Ying: "Ini benar-benar..."
Zhou Yi: "Pan-Pan, lo goblok apaan? Takut ketemu gue ya?"
Sun Pan: "Pergi lo! Gue cuma mau lo bisa lanjut lebih jauh, tapi sekarang udah nggak mungkin!"
"Hehe, makan boleh sembarangan, ngomong jangan asal. Siapa yang nggak bisa lanjut masih belum jelas!" Zhou Yi membalas.
"Udah mulai! Udah mulai!" Guo Nu bersemangat, "Pertandingan belum dimulai, perang mulut udah berkobar!"
"Tenang aja Zhou Yi, gue pasti nggak bakal kasih lo cetak satu gol pun!" ancam Sun Pan.
"Bego, gue gelandang, mencetak gol emang bukan tugas gue!"
"Ya berarti tim lo nggak bakal cetak satu gol pun!"
"Maksud lo tim kami boleh cetak dua atau tiga gol?"
“……”
"Wkwk!" He Ying yang pernah dieliminasi Sun Pan tertawa melihat Sun Pan terjebak tak bisa membalas.
Guo Nu malah berteriak dengan antusias, "Aduh, aku bukan orang yang suka cari masalah, Sun Pan. Tapi kalau itu terjadi padaku, pasti nggak bakal aku diam!"
Tapi Sun Pan diam saja, Zhou Yi juga tidak melanjutkan serangannya. Hal ini membuat ketiga orang lainnya bingung.
"Wah, Sun Pan benar-benar diam ya?" Guo Nu heran.
"Zhou Yi juga tidak terus menekan?" Yang Muge juga tidak paham.
Setelah sekian lama keheningan di grup, tiba-tiba Sun Pan meledak, "Bangsat! Zhou Yi, tunggu saja! Nanti di pertandingan akan kubuktikan bahwa setiap kataku BUKAN becanda!"
"Sun Pan, koneksimu putus?" tanya Guo Nu.
"Bukan, tadi ada beberapa telepon dari wartawan China yang ingin mewawancarai aku," jawab Sun Pan.
"Lho kebetulan, aku juga dapat beberapa," Zhou Yi muncul.
Baru mereka sadar bahwa keduanya diam sebelumnya karena sedang diwawancara...
Masuk akal juga. Pertemuan dua orang ini pasti jadi berita besar bagi suporter dan media China. Pasti banyak wartawan yang ingin tahu perasaan mereka.
"Apa yang kalian katakan?" tanya Yang Muge penasaran.
"Ya ngulangin omongan ke Zhou Yi tadi,"
"Kebetulan! Aku juga!"
"......" Yang Muge kehabisan kata.
