Dalam konferensi pers setelah pertandingan, pelatih Stuttgart Labbadia memang membahas pelanggaran Sahin. Menurutnya, Sahin seharusnya langsung diusir keluar lapangan dengan kartu merah. Dia juga berpendapat bahwa jika Sahin diusir, situasi pertandingan akan berbalik sepenuhnya, dan Stuttgart sebenarnya memiliki kesempatan untuk menyamakan skor.
Menanggapi pernyataan Labbadia, Klopp menjawab bahwa saat itu dia tidak melihat jelas apa yang terjadi di lapangan. Karena wasit utama sudah membuat keputusan, maka yang harus dilakukan semua orang adalah menghormati keputusan tersebut. Mengenai kemungkinan Stuttgart menyamakan skor jika Sahin diusir, Klopp menyatakan pertanyaan tersebut tidak layak ditanggapi dan menolak menjawab.
Apa yang tidak diucapkan Klopp, media Dortmund memberikan jawabannya. Mereka berpendapat Labbadia terlalu menganggap tinggi kemampuan Stuttgart. Meski Sahin diusir keluar lapangan, paling-paling kedua tim bermain dengan jumlah pemain yang sama. Dengan sisa waktu pertandingan yang sedikit, Stuttgart tidak memiliki keunggulan yang signifikan. Bagaimana mungkin mereka bisa menyamakan skor?
Lagipula, apakah Klopp bodoh? Jika tahu timnya berkurang satu pemain, masa tidak menarik pertahanan ke belakang? Begitu Dortmund bermain defensif, tentu tidak mudah bagi Stuttgart untuk mencetak gol.
Jadi omongan Labbadia hanya luapan emosi tanpa makna. Sekalipun Sahin diusir, tidak akan mengubah hasil akhir kemenangan Dortmund dalam pertandingan ini.
Sebenarnya pernyataan Labbadia ini tidak begitu berpengaruh di Stuttgart sendiri. Yang gencar memberitakan justru media Munich, dengan dalih membela Stuttgart, padahal sebenarnya memperjuangkan kepentingan Bayern München.
Bahkan ada media Munich yang mewawancarai wasit utama pertandingan ini, Atkin. Atkin mengaku tidak melihat jelas sliding tackle Sahin. Setelah menonton rekaman ulang, ia mengakui aksi Sahin memang merupakan pelanggaran yang layak mendapat kartu merah.
Pernyataan ini membuat media Munich seperti kecanduan narkoba, bersemangat luar biasa dan terus-menerus menyoroti keuntungan Dortmund dari kesalahan wasit.
Tentu saja, meski Atkin mengakui bahwa dia melewatkan pemberian kartu merah ke Sahin, hal itu tidak bisa mengubah hasil pertandingan. Saat ini sepak bola masih tidak mengizinkan perubahan keputusan wasit berdasarkan rekaman video di lapangan, apalagi setelah pertandingan selesai.
Media Munich juga memahami hal ini. Jadi laporan gencar mereka tentang kesalahan wasit dalam pertandingan Dortmund vs Stuttgart saat ini, bukan bertujuan mengubah hasil pertandingan dengan memaksa Dortmund menerima hasil imbang - tindakan seperti itu juga tidak memiliki dasar hukum.
Lantas apakah tindakan media Munich ini tidak memiliki arti?
Tentu saja tidak.
Tindakan mereka sebenarnya sedang menciptakan kesan opini publik bahwa "Dortmund berkali-kali diuntungkan dari kesalahan wasit". Ketika propaganda ini terus diulang, banyak pengamat yang tidak tahu fakta akan percaya bahwa Dortmund benar-benar mendapat "perlakuan khusus" lebih banyak daripada tim lain. Opini seperti ini begitu terbentuk, akan mempengaruhi pertandingan Dortmund selanjutnya. Misalnya dalam suatu pertandingan, wasit utama mungkin cenderung mendukung lawan Dortmund untuk menghindari serangan atau sorotan berlebihan dari media. Beberapa keputusan yang seharusnya jelas menguntungkan Dortmund, menjadi lebih menguntungkan lawan.
Satu dua keputusan seperti ini mungkin tidak berarti, tapi setelah terakumulasi, bisa menjadi faktor pendukung penting yang menentukan gelar liga.
Inilah skenario ideal media Munich.
Menanggapi hal ini, media Dortmund tentu harus membela tim mereka.
Maka media dari dua lokasi ini pun mulai "berdialog" melalui saluran publik.
"Dialog" adalah istilah yang sedikit lebih beradab, kalau pakai istilah slang internet China disebut saling "bertengkar sengit".
Bertengkar sengit terdengar kasar, dialog terdengar lebih beradab.
Tapi sebenarnya tidak sepenuhnya beradab, kedua kubu sama-sama penuh bubuk mesiu yang pekat.
Borussia Dortmund telah merebut gelar liga dari tangan Bayern München selama dua musim berturut-turut. Kedua tim ini selama dua tahun terakhir sebagai kompetitor langsung memiliki semangat kompetisi yang sangat kuat, bersaing di berbagai bidang. Contohnya sebelumnya Direktur Utama Dortmund Zorc pernah mengkritik Bayern München yang aktif membajak pemain di seluruh Jerman, menyebutnya sebagai tumor yang mengganggu perkembangan kemampuan sepak bola Jerman.
Sementara Bayern München justru membalikkan tuduhan dengan menyatakan bahwa tim yang aktif membajak pemain sebenarnya adalah Borussia Dortmund. Menurut data statistik, klub yang paling banyak membeli pemain dari klub Jerman lain justru Dortmund.
Perebutan gelar juara liga musim ini semakin sengit, sehingga ketegangan antara kedua tim secara alami semakin memanas.
"Bagaimana pendapat pemain mengenai urusan kali ini?"
Sebagai pemain inti Borussia Dortmund, Zhou Yi tentu tak bisa menghindari topik kontroversial semacam ini. Bagaimanapun caranya, para wartawan pasti akan manfaatkan dia untuk menanyakan pemikirannya.
"Ini tidak ada hubungannya dengan kami, kan?" Zhou Yi melontarkan pertanyaan balik saat menghadapi serbuan wartawan. "Biarkan media itu berperang mulut sendiri. Mereka memang mengandalkan cara begitu untuk menarik perhatian. Tapi kami tidak perlu ikut-ikutan."
Zhou Yi membuka tangannya selebar-lebar.
“Tapi perdebatan opini publik pasti mempengaruhi tim, kan?” tanya seorang wartawan.
“Tidak terlalu besar pengaruhnya.” Zhou Yi menggelengkan kepala, “Perang mulut seperti ini sudah sering terjadi, kami semua terbiasa. Media bebas berkata apa saja sesuai keinginan mereka.”
“Apakah Anda khawatir tekanan opini publik yang diciptakan pihak Munich akan mempengaruhi keputusan wasit utama terhadap Borussia Dortmund di pertandingan mendatang?” tanya wartawan lain.
“Tidak khawatir.” Zhou Yi menjawab dengan wajah datar, “Saya yakin setiap wasit memiliki pertimbangan mereka sendiri, tidak akan mudah terpengaruh opini publik. Lagipula, khawatir atau tidak tidak ada gunanya, kan? Fokus saja pada performa kami sendiri. Selama kami bermain baik, banyak faktor negatif lain bisa dineutralkan.”
Saat mengucapkan kata-kata ini, Zhou Yi terlihat sangat percaya diri. Meskipun timnya sebenarnya masih tertinggal dua poin dari Bayern München di klasemen, pernyataannya terdengar seolah merekalah yang unggul dua poin. Bukankah retorika "fokus pada diri sendiri, tidak khawatirkan orang lain" biasanya hanya diucapkan oleh pihak yang unggul?
Namun sebagai pemain inti tim, wajar jika Zhou Yi berkata demikian. Dia perlu menggunakan pernyataan seperti ini untuk menstabilkan mental tim. Jika pemain inti saja menunjukkan ketidakpercayaan diri, bagaimana mungkin memimpin tim meraih kemenangan? Bukankah pemain lain akan semakin panik? Bahkan tanpa menyebut kurangnya kepercayaan diri, jika dia tidak menunjukkan sikap percaya diri, media Munich akan dengan mudah menjadikannya bahan sensasi. Nantinya, judul-judul provokatif seperti "Pemain Inti Dortmund Menyerah Lebih Awal" akan bermunculan di media, menjadi bagian dari permainan psikologis melawan Dortmund.
……
Dibandingkan dengan kemenangan susah payah Dortmund atas Stuttgart, Bayern München tampil jauh lebih mulus. Sementara media mereka sibuk berdebat dengan media Dortmund, tim ini menghancurkan Hamburg dengan skor mengejutkan 9-2 di kandang sendiri, hasil yang menggemparkan sepak bola Jerman.
Perlu dicatat bahwa skor ini tercipta dalam persiapan Bayern menghadapi perempat final Champions League pertengahan pekan depan - Bayern melakukan rotasi pemain. Di lini pertahanan, David Alaba absen karena cedera ringan, sementara Gustavo yang biasa bermain sebagai gelandang bertahan kali ini menjadi bek kiri pengganti.
Di lini tengah, Javi Martínez yang akan absen melawan Juventus karena hukuman suspensi berpasangan dengan Bastian Schweinsteiger. Arjen Robben dan Xherdan Shaqiri masuk dalam starting lineup, sementara Franck Ribéry menjadi cadangan. Di lini depan, Claudio Pizarro yang sudah veteran berperan sebagai target man tunggal, dengan Mario Mandžukić sebagai pemain pengganti.
Demikianlah, Bayern München mencetak sembilan gol. Veteran Claudio Pizarro menampilkan aksi Quartet dalam pertandingan ini sekaligus memberikan dua assist. Mencetak empat gol dan dua assist dalam satu pertandingan, performansi seperti ini menjadikannya orang pertama dalam sejarah Bundesliga.
Selain Pizarro, Arjen Robben mencetak dua gol dalam pertandingan ini, sementara Xherdan Shaqiri, Bastian Schweinsteiger, dan Franck Ribery masing-masing mencetak satu gol. Daya serang seperti ini benar-benar mengerikan.
Skor 9:2 juga menyamakan rekor selisih gol terbesar Bayern München dalam satu pertandingan Bundesliga sejak abad baru. Rekor sebelumnya juga diciptakan Bayern sendiri - pada musim 2011-2012, Bayern menghancurkan SC Freiburg 7:0 di kandang sendiri, dimana striker tengah Mario Gomez juga menampilkan aksi Quartet.
Namun sebenarnya pertandingan musim 2011-2012 itu bukan pertama kali Bayern menang dengan selisih tujuh gol di abad baru. Pada musim sebelumnya yaitu 2010-2011, Bayern membantai St. Pauli 8:1 di kandang lawan, dimana Gomez saat itu menyelesaikan hattrick.
Sepertinya setiap musim Bayern selalu menciptakan satu "pembantaian".
Tapi dibandingkan dua "pembantaian" sebelumnya, pertandingan kali ini Bayern mencetak sembilan gol - menjadi pertandingan dengan jumlah gol terbanyak. Bisa disebut sebagai "Pembantaian Abad".
Dibandingkan dengan kemenangan kontroversial Borussia Dortmund, performa Bayern München benar-benar sempurna tanpa cela, berkilau seperti mentari di langit.
Media Munich bersorak setelah pertandingan: "Ini penampilan tingkat juara!"
"Tidak ada tim yang bisa menghentikan tim Heynckes di musim ini!"
"Bayern München menghancurkan lawan dengan kemampuan tim, gelar liga sudah di depan mata!"
"Tim Heynckes akan terus mendominasi liga!"
……
Hanya membaca judul-judul ini, jika tidak memahami kondisi Bundesliga saat ini, pasti akan mengira Bayern München sudah menjadi juara tujuh pertandingan lebih awal, menciptakan rekor baru liga Eropa...
