Para pemain Atletico Madrid sedang merayakan gol dengan gegap gempita, sementara pemain Borussia Dortmund terlihat bingung dan kecewa. Mereka tidak melihat siaran langsung pertandingan sehingga tidak tahu bahwa gol Diego Costa itu offside terlebih dahulu. Andai tahu, pasti mereka akan memprotes dan mengajukan banding ke wasit utama.
Tapi sekalipun mereka protes, kemungkinan besar tidak ada gunanya.
Wasit utama jarang mengubah keputusan yang sudah diambil, apalagi peraturan sama sekali tidak memperbolehkan wasit menggunakan rekaman video untuk mengubah keputusan.
Jadi meski tahu jelas gol itu offside, mereka terpaksa menelan ludah sendiri.
Dari kacamata luar, nasib Borussia Dortmund benar-benar malang.
Sudah bertanding di kandang sendiri dengan situasi terdesak, eh malah kebobolan gol tandang lewat pelanggaran offside... Sekarang tertinggal agregat dan sudah kebobolan dua gol tandang. Bahkan jika Dortmund berhasil menyamakan skor lagi, tetap akan tereliminasi.
Yang lebih parah, gol ini akan sangat merusak moral tim...
Dalam pertandingan, moral adalah hal yang sangat krusial.
Untuk pertama kalinya, tribun Westfalenstadion hening. Banyak suporter Dortmund mengangkat kedua tangan ke kepala, bingung memandang pemain Atletico yang sedang merayakan di lapangan, lupa memberi siulan protes.
Situasi sudah sangat tidak menguntungkan bagi Dortmund.
Apakah perjalanan Champions Eropa kami musim ini harus berakhir di sini?
Kebobolan di menit ke-81 ini benar-benar fatal dari segi waktu...
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Marcel Leif masih memprotes gol ini: "Ini gol offside, asisten wasit seharusnya melihatnya! Kesalahan besar dari tim wasit! Jika Dortmund tersingkir karena gol offside ini, itu benar-benar tidak bisa diterima. Saya tidak tahu berapa banyak media yang akan mempertanyakan gol ini setelah pertandingan, tapi pasti tidak sedikit."
He Ping juga menyesali nasib buruk Dortmund, tapi emosinya sedikit lebih stabil dibanding Leif. Bagaimanapun, meski Dortmund tersingkir dan Atletico Madrid lolos, masih ada pemain China yang bertahan. Zhou Yi tereliminasi, Sun Pan lolos - kedua skenario ini tetap bisa diterima untuk sepak bola Tiongkok.
"...Sangat disayangkan jika Dortmund tersingkir... Tapi inilah sepak bola, kesalahan wasit juga bagian darinya. Meski sekarang sudah ada sistem Mata Elang untuk menentukan gol, sistem ini belum diterapkan untuk penentuan offside..."
……
Simeone langsung melakukan penyesuaian pergantian pemain setelah pertandingan dimulai kembali. Dia menarik Falcao yang memberikan assist untuk gol Diego Costa, menggantikannya dengan bek tengah pengganti Domingo Sisma.
Mengganti seorang penyerang dengan menambahkan bek tengah. Tindakan Diego Simeone sudah jelas maksudnya.
Atletico Madrid akan memperkuat pertahanan untuk bertahan dalam 10 menit terakhir pertandingan.
Bahkan jika tidak bisa bertahan, diharapkan hanya kebobolan satu gol.
Dengan demikian Atletico Madrid akan lolos ke babak semifinal.
Saat Falcao diturunkan, Westfalenstadion bergemuruh siulan. Ini ditujukan untuk Falcao bukan karena assist-nya ke Diego Costa, melainkan karena assist tersebut berasal dari posisi offside yang membuat suporter Borussia Dortmund kecewa.
……
"Ah, kebobolan ini..." Guo Nu menghela napas di grup chat, dia tetap berharap Zhou Yi bisa lolos.
"Borussia Dortmund kurang beruntung di pertandingan ini, kebobolan duluan dan sekarang kebobolan lagi dari situasi offside," kata Yang Muge. "Semoga Zhou Yi tidak terpengaruh."
Saat dia berkata demikian, siaran TV menyorot close-up Zhou Yi.
Sebagai pemain inti tim, Zhou Yi tentu jadi sorotan. Makna 'pemain inti' bukan sekadar tampil gemilang saat tim menang, tapi juga harus bangkit saat tim kesulitan.
Saat Borussia Dortmund menghadapi kesulitan, semua mata otomatis tertuju pada Zhou Yi.
Mereka menanti aksi apa yang akan ditunjukkannya.
Tapi banyak yang sebenarnya merasa menaruh harapan berlebihan pada Zhou Yi seperti ini adalah bentuk tuntutan yang tidak adil.
Dalam sisa waktu pertandingan yang hampir habis, bahkan jika Zhou Yi dirasuki Tuhan, mungkin yang bisa dilakukannya sangat terbatas. Bagaimanapun dia adalah pengatur permainan, bukan mesin gol. Sebaik apapun operannya, tetap membutuhkan rekan setim untuk mengkonversi operannya menjadi gol. Jika kondisi rekan setim tidak bagus dan pikiran mereka tidak fokus pada pertandingan, itu hanya akan menyia-nyiakan peluang yang susah payah dia ciptakan.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Borussia Dortmund tidak langsung melakukan serangan balik. Sebaliknya, Atletico Madrid yang baru saja unggul justru menciptakan peluang serangan berbahaya. Pada akhirnya tembakan Diego Costa meleset tipis dari gawang.
Dari tribun bergema siulan suporter Borussia Dortmund yang ditujukan kepada Diego Costa atas gol offside-nya.
Pada momen ini, Zhou Yi menemui Sahin.
"Sebentar lagi aku akan maju, jadi bagian belakang kuasakan padamu, Nuri."
Sahin melirik ke depan, memahami yang akan dilakukan Zhou Yi. Ia mengangguk: "Tenang, aku akan oper bola padamu."
Dalam 10 menit terakhir, jika Dortmund ingin meningkatkan serangan, Zhou Yi tidak bisa tetap di posisi gelandang bertahan. Dia harus lebih maju, mendekati gawang Atletico Madrid. Hanya dengan cara itu dia bisa menciptakan ancaman lebih besar.
……
Setelah berkoordinasi dengan Sahin, saat pertandingan berlanjut posisi Zhou Yi jelas bergeser jauh ke depan.
Siapapun yang melihat ini pasti paham alasannya.
Hanya saja mereka tidak tahu apakah ini keputusan Zhou Yi sendiri atau penyesuaian yang dilakukan Klopp.
Klopp berdiri di pinggir lapangan dengan sedikit tegang, mengamati segala situasi di dalam lapangan dengan seksama.
Dia juga melihat perbedaan posisi Zhou Yi ini dan memahami alasan mengapa Zhou Yi melakukan hal tersebut.
Ini bukan keputusannya, melainkan inisiatif Zhou Yi sendiri.
Namun dia tidak memerintahkan Zhou Yi untuk mengikuti arahan dirinya, membiarkan Zhou Yi bertindak demikian. Dalam situasi seperti ini, pelatih pasti tidak sepenuhnya memahami kondisi lapangan seperti pemain yang berada di garis depan. Zhou Yi pasti punya alasan untuk bertindak demikian, jadi biarkan dia melakukannya.
……
Setelah posisi Zhou Yi maju, dia berubah menjadi gelandang serang yang lebih dekat ke area penalti Atletico Madrid. Tentu saja tekanan pertahanan dari Atletico Madrid yang dihadapinya pun semakin besar.
Bagi banyak orang, langkah Zhou Yi ini mungkin bukan pilihan tepat karena membuatnya langsung berhadapan dengan bek-bek Atletico Madrid yang penuh semangat. Bagaimana mungkin postur tubuhnya yang kecil bisa menahan benturan fisik dari bek-bek Atletico Madrid?
Ruang dan waktu yang dibutuhkan untuk mengekspresikan permainannya akan sulit didapatkan di lokasi yang sangat dekat dengan gawang Atletico Madrid.
Lalu meskipun lebih dekat ke gawang, bagaimana mungkin dia bisa menunjukkan performa yang cukup baik untuk membantu tim membalikkan situasi?
Ini seolah menjadi paradoks - tidak maju ke depan berarti tidak memberikan ancaman, maju ke depan tapi dibatasi juga tetap tidak memberikan ancaman.
Setelah maju, Zhou Yi benar-benar merasakan tekanan yang lebih besar.
Baru saja menerima bola, sepak bola langsung direbut oleh Godin dengan sliding tackle, sementara dirinya sendiri terjatuh terseret.
Wasit utama Thomson tidak memberikan sinyal apa pun, sebenarnya tindakan Godin pada bola itu memang tidak bisa dianggap pelanggaran, seharusnya tidak dihentikan. Tapi di tribun tetap terdengar siulan keras, sejak Thomson mengesahkan gol offside Diego Costa, para suporter Borussia Dortmund sudah memandang wasit asal Skotlandia ini dengan sebelah mata.
Zhou Yi bangkit dari tanah, juga tidak mengeluh ke wasit utama. Ia masih terus mencari kesempatan.
Waktu yang tersisa baginya dan seluruh tim Dortmund semakin menipis. Tak ada waktu untuk berdebat dengan wasit.
Ia terus bergerak aktif di area depan, mengangkat tangan meminta bola dari rekan setim, meski selalu dijaga ketat pemain Atletico Madrid.
……
Waktu terus berlalu detik demi detik - di momen seperti ini, hitungan menit sudah tak relevan. Jika dihitung per menit, sisa waktu bagi Dortmund benar-benar hampir habis.
Dortmund menyerang penuh, mengepung area penalti Atletico. Sementara Atletico mundur total, membentuk formasi rapat di zona 30 meter mereka.
Zhou Yi memutuskan maju lebih dalam. Di luar kotak penalti, pelanggaran lawan hanya akan menghasilkan tendangan bebas, bukan sesuatu yang mematikan.
Bagaimana jika ia masuk ke area penalti?
Pemain Atletico pasti akan ragu-ragu melakukan tackling keras di dalam kotak penalti.
Memikirkan ini, saat Götze menguasai bola di sayap, Zhou Yi langsung menerobos masuk area penalti dan berlari ke arah Götze.
Götze yang melihat serangan mendadak Zhou Yi segera mengoper bola ke arahnya.
Pada saat ini, Zhou Yi masih ditemani oleh pemain Atletico Madrid, Gabi.
Dalam situasi Gabi yang hampir menjaga secara ketat, Zhou Yi tiba-tiba berakselerasi, menyongsong bola, lalu mengunci Gabi di belakangnya untuk menerima bola.
Tapi Gabi bukan pemain sembarangan. Meski terkunci di belakang Zhou Yi dan tak bisa menjangkau bola, dia tetap tak menyerah bertahan dengan menempel erat di belakang Zhou Yi mencegahnya berbalik.
Gabi berpikir selama dia bisa mencegah Zhou Yi berbalik, tak ada ancaman bagi gawangnya.
Tapi Zhou Yi punya pandangan berbeda. Setelah masuk area penalti, berbalik atau tidak sama saja.
Dia menyandar ke belakang menahan Gabi, mencegahnya menyambar bola dengan tiba-tiba.
Kemudian tubuhnya condong ke kanan seolah akan menembus dari sana, dan benar - punggung Zhou Yi merasakan pergeseran titik berat Gabi di belakang.
Ini hanya gerakan tipuan Zhou Yi! Setelah mengelabui perpindahan titik berat Gabi, dia angkat kaki kanan mengitari kaki kiri penyangga, lalu menghantam bola ke kiri-belakang dengan tumit!
Persis melewati bahu Gabi!
Bola mengarah ke area tengah penalti tempat Sahin menyambar dan menerimanya!
"Peluang emas!!"
"Cantik! Operan tumit yang brilian!!"
Teriakan komentator menggema saat Sahin menerima bola Zhou Yi dalam kondisi hampir tak dijaga. Daripada terus menggiring, dia langsung... tendangan keras!
"SAHIN--!!"
“Marcel Leif——!” Marcel Leif mengaum dengan suara yang dipanjangkan.
Tapi tepat saat aumannya masih menggema, bola yang baru saja ditendang Sahin menabrak "gunung" —— Sun Pan yang menyambar maju. Panggulnya yang menonjol bagai puncak gunung, membuat bola yang menabraknya terpantul keras ke atas lalu… melewati mistar gawang!
“Ah! Ah! Ah——!” Menyaksikan adegan ini, Marcel Leif hanya bisa terkagum-kagum tanpa bisa mengucapkan kata-kata...
Itu adalah tembakan dari jarak sangat dekat!!
