Saat Zhou Yi menendang, bola langsung melaju ke garis lapangan. Melihat ini, Sun Pan tidak langsung menyambar. Ia berpikir tendangan terburu-buru Zhou Yi kemungkinan besar melenceng - bukan hanya pendapatnya, banyak penonton juga berpikir sama setelah tendangan itu.
Tapi saat bola memasuki area penalti, Sun Pan tiba-tiba menyadari sesuatu salah: putaran bola sangat kencang, membuatnya pahap ini bukan sekadar tendangan melenceng. Ia segera bergeser selangkah, melompat sambil mengulurkan tangan untuk penyelamatan.
Sayangnya, sudah terlambat.
Meski hanya terlambat sejarak kuku jari, tapi tetap saja itu keterlambatan.
Dia gagal menyentuh bola.
Sun Pan yang terjatuh dari udara masih menoleh melihat bola, dengan jelas ia melihat bola terbang masuk ke gawang yang dijaganya...
Goblok!
Setelah mendarat, Sun Pan memukul tanah keras-keras, tetap tertelungkup tak bangun.
Ini adalah gol spektakuler yang sempurna, tapi ia tetap kesal karena meremehkan lawan.
……
"Sialan!" Guo Nu berteriak di grup.
"Gol ini!" Yang Muge juga bersemangat. "Gol spektakuler! Gol spektakuler!"
"Gol seperti ini takkan bisa dihalau siapapun..." kata He Ying.
"Zhou Yi pasti cuma nebak kali? Tapi yang penting gol!" kata Guo Nu.
Yang Muge menambahkan: "Tapi meski gol ini masuk, Dortmund masih 2-2. Atletico Madrid punya dua gol tandang, nasib tersingkir tetap tak terhindarkan..."
"Jangan cepat putus asa, mungkin bisa cetak gol lagi dalam waktu singkat?" Guo Nu berpihak pada Zhou Yi.
"Probabilitasnya terlalu kecil. Lagipula Atletico pasti akan parkir bus di depan gawang menit-menit akhir." He Ying juga yakin Dortmund hampir mustahil lolos.
……
"Zhou Yi! Zhou Yi--!!!" Marcel Leif berteriak panjang menyaksikan bola masuk gawang. "Gol yang tak masuk akal! Luar biasa! Sungguh luar biasa! Zhou Yi menyamakan skor untuk Dortmund!!"
“Gol spektakuler Zhou Yi! Aaaaa!!” He Ping juga bersemangat. "Sempurna! Lengkungan yang tak masuk akal! Seperti pelangi yang melintasi langit Westfalenstadion! Keindahan yang memikat jiwa!"
Komentator Spanyol yang terpana sejenak langsung menghibur suporter Atletico Madrid: "Tak apa, tak apa! Segcantik apapun gol ini, takkan mengubah takdir Dortmund yang akan tereliminasi! Skor agregat mungkin imbang, tapi Atletico masih unggul dua gol tandang! Mereka tetap lolos lewat keunggulan gol tandang! Ini cuma perjuangan sia-sia Dortmund!"
……
Usai mencetak gol, Zhou Yi sadar betul akan hal ini. Meski mencetak gol spektakuler, ia sama sekali tak merayakan. Malah memanggil rekan setim untuk segera mengambil bola dan memulai pertandingan.
Saat bola menerjang gawang, Lewandowski masih mengangkat tangan bertepuk sorak, sementara Reus merunduk masuk ke gawang, mengambil bola, lalu berlari ke lingkaran tengah.
Skor kini imbang. Dortmund hanya perlu mencetak satu gol lagi untuk mengeliminasi Atletico Madrid.
Waktu yang tersisa memang tak banyak, peluang untuk mencetak gol tambahan pun tipis. Tapi sebelum gol Zhou Yi, siapa sangka mereka bisa menyamakan skor?
Tak ada yang pasti di dunia ini. Jika tak dicoba, kesuksesan mustahil diraih.
Ditambah lagi gol Zhou Yi yang sangat cantik, hal ini sangat meningkatkan moral para pemain Borussia Dortmund.
Saat ini, setiap orang memiliki api yang membara di hati, mendorong mereka untuk berlari ke depan tanpa takut, percaya mereka bisa melakukan segalanya.
Reus yang sedang berlari membawa bola bertemu Zhou Yi di jalan, dia memeluk bahu Zhou Yi dan berlari bersama kembali ke posisi.
Zhou Yi telah membuktikan melalui aksi nyata kepada rekan setimnya: pertandingan belum berakhir, segalanya masih mungkin!
……
Saat para pemain Dortmund berlari kembali, Sun Pan juga bangkit dari tanah.
Kapten Gabi sedang menepuk-nepuk tangan untuk menyemangati rekan setimnya: "Jangan patah semangat! Kita masih mendominasi! Tinggal tiga menit lagi, bertahanlah dan kita akan jadi pemenang!"
Dia menoleh melihat Sun Pan yang terlihat frustrasi, lalu menghampiri dan menepuk punggung Sun Pan: "Bangkitkan semangat, kau adalah penjaga gawang andalan kita!"
Mendengar ini, Sun Pan tersentuh. Dia mengatupkan bibir dan mengangguk kuat: "Aku tidak akan membiarkan mereka mencetak gol lagi!!"
Baik taruhannya dengan Zhou Yi maupun babak kualifikasi, dia tak boleh kebobolan lagi.
Injury time sudah berjalan satu menit, masih tersisa tiga menit. Seluruh tim Atletico Madrid hanya perlu bertahan agar Dortmund tidak mencetak gol lagi, maka mereka bisa mengeliminasi lawan dengan keunggulan gol tandang.
Ini bukan hal yang terlalu sulit untuk dilakukan.
Gol yang kebobolan Sun Pan ini mudah dianggap sebagai kesalahan tak terduga.
Tendangan "world wave" Zhou Yi meskipun cantik, tapi mengandung unsur keberuntungan yang besar. Jika harus menendang lagi seperti itu, Zhou Yi pasti tidak bisa mencetak gol lagi.
Borussia Dortmund hanya bisa menyamakan skor lewat gol keberuntungan ini, menunjukkan serangan mereka belum membaik. Gol seperti ini tidak bisa diulang, akan sangat sulit untuk menembus gawang Atletico Madrid lagi.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, meskipun Atletico Madrid yang melakukan kick-off, mereka tidak menyerang ke jantung pertahanan Dortmund. Sebaliknya mereka menarik diri ke belakang dan saling mengoper bola untuk mengulur waktu. Mereka tidak sekadar mengoper bola sembarangan lalu menyerahkan penguasaan bola.
Menghadapi operan-operan Atletico Madrid di lini belakang, seluruh pemain Borussia Dortmund maju ke depan dan melakukan pressing gila-gilaan di area lawan.
Di sini terlihat hasil latihan kemampuan berlari yang selalu ditekankan Klopp.
Di fase pertandingan seperti ini, para pemain Borussia Dortmund masih memiliki stamina prima untuk mendukung pressing intensif mereka.
Bahkan Zhou Yi pun tidak terkecuali.
Dan pressing Zhou Yi lebih unik. Alih-alih langsung menempel pemain Atletico Madrid yang menguasai bola, dia dengan cerdik berdiri di jalur operan antara pemain Atletico Madrid yang membawa bola dan rekan setimnya. Tugas pressing ketat diserahkan pada rekan setimnya, sementara dia menunggu pemain Atletico Madrid yang menguasai bola tersebut kehilangan tekanan mental dan mengoper bola, sehingga dia bisa melakukan tackle.
Benar saja, saat Raúl García menguasai bola, dia mendapat pressing ketat dari Reus. Raúl García terpaksa mengoper bola. Sebelum mengoper, dia sempat melirik sekilas dan melihat pemain berkaus Atletico Madrid di depannya. Meski tidak jelas melihat siapa, yang penting seragam Atletico Madrid. Maka dia mengoper bola ke arah itu.
Namun bola tidak sampai ke kaki rekan setimnya, melainkan dicegat Zhou Yi di area tengah.
"Zhou Yi tackle!" seru He Ping dengan semangat.
Setelah merebut bola, Zhou Yi tidak membiarkan bola tinggal di kakinya bahkan setengah detik pun. Langsung mengoper ke samping.
Piszczek menerima operan di sayap lalu menyuplai bola. Robert Lewandowski melompat tinggi melakukan duel udara. Sundulannya mengarah ke gawang, tapi ditepis Sun Pan. Bola kemudian menghantam mistar gawang dan keluar lewat garis lapangan...
"Sun Pan!!" teriak He Ping kaget.
Dari udara, Sun Pan yang mendarat langsung bangkit, lalu menepuk-nepuk tangannya keras-keras: "Jaga ketat! Jaga ketat!!"
Selanjutnya dia mulai mengatur pertahanan tendangan pojok: satu pemain di tiang gawang depan, satu lagi di tiang gawang belakang, yang lain menjaga pemain Borussia Dortmund yang masuk... Lalu dia melihat Zhou Yi yang menunggu di luar area penalti. Postur tubuh Zhou Yi yang tidak terlalu tinggi mudah terabaikan di balik kerumunan pemain.
Sun Pan teringat tendangan spektakuler Zhou Yi sebelumnya. Jangan-jangan anak ini ingin mengulangi gol yang sama?
Meski merasa mustahil Zhou Yi bisa mengulangi keberhasilan itu, Sun Pan tetap merasa membiarkannya berkeliaran di luar area penalti adalah hal yang berbahaya. Dengan tangan teracung, dia berteriak ke arah Zhou Yi: "Awas si anak itu!! Jangan biarkan dia rebut titik jatuh kedua!"
Begitu ucapannya keluar, Diego Costa langsung mendekat dan berdiri di samping Zhou Yi.
Zhou Yi melirik ke atas dengan kesal.
Tendangan pojok Borussia Dortmund kali ini tidak memberi kesempatan Zhou Yi merebut titik jatuh kedua, karena bola langsung direbut Sun Pan di udara.
Seharusnya Sun Pan bisa mendarat dengan stabil, tapi dia sengaja condong ke depan dan meniarap di tanah.
Berpelukan dengan bola selama beberapa detik di lapangan - benar-benar berusaha mengulur waktu sebisanya.
Kemudian Sun Pan bangkit dan melakukan tendangan jauh ke area depan, meski tidak ada pemain Atletico Madrid di sana. Tapi dia harus melakukannya. Jika melempar bola ke rekan setim dengan tangan, dikhawatirkan akan terjadi kesalahan lagi di bawah pressing Borussia Dortmund. Kehilangan penguasaan bola di area pertahanan sendiri adalah yang paling fatal.
……
Bola yang ditendang Sun Pan ke depan dihentikan dengan dada kiper Borussia Dortmund Weidenfeller yang keluar posisi. Dia sudah hampir mencapai lingkaran tengah. Bagaimanapun, pemain Atletico Madrid sekarang bertahan total. Meski keluar gawang sampai sejauh ini, tidak ada bahaya. Ini juga mencegah rekan setimnya mundur untuk menghemat waktu.
Weidenfeller yang menguasai bola mengoper ke Mats Hummels, tapi tidak kembali ke gawangnya. Dia tetap berada di luar area penalti, bahkan ingin maju sampai garis tengah.
Pertandingan semakin mendekati akhir. Setiap orang gelisah. Weidenfeller sama sekali tidak bisa tenang menjaga gawang. Dia berharap bisa membantu timnya dalam serangan.
Borussia Dortmund terus melancarkan serangan di area depan, tapi gagal menembus gawang Sun Pan. Sun Pan bagai Tembok Besar yang bergerak, menyumbat gawang dengan rapat. Siapapun akan kesulitan mencetak gol.
Injury time terus berkurang. Dari tiga menit tersisa menjadi dua menit, lalu satu menit. Skor tetap beku tak berubah.
Suporter Borussia Dortmund di tribun sesekali melirik waktu di layar besar, melihat berapa lama waktu yang tersisa untuk mereka.
Klopp terus berdiri di pinggir lapangan, tidak kembali ke bangku cadangan. Meski berdiri di sana, dia tidak berteriak atau menggerakkan tangan, hanya memandang lapangan dengan tegang hingga tak bisa bicara.
Tak ada satu pun di bangku cadangan dan area pelatih yang masih duduk. Semua berdiri dan berdesakan di pinggir lapangan, menatap tegas ke dalam lapangan.
Saat ini, mereka merasa paling tak berdaya karena hanya bisa menjadi penonton, tak bisa benar-benar membantu rekan setim di lapangan.
Mereka hanya bisa berdoa pada Tuhan, Allah, dan setiap dewa yang mereka yakini - berharap keajaiban akhirnya datang pada mereka.
