Setelah menyelesaikan pertandingan melawan Fürth, Borussia Dortmund akan menghadapi Mainz enam hari kemudian.
Selanjutnya adalah pertandingan leg pertama semifinal Champions Eropa.
Lawan Borussia Dortmund di semifinal adalah Real Madrid yang berhasil mengeliminasi Galatasaray di perempat final.
Terhadap lawan ini, media-media Borussia Dortmund merasa senang dengan hasil undian ini.
Pasalnya dalam fase grup, kedua tim pernah berada di grup yang sama. Borussia Dortmund berhasil meraih double saat melawan Real Madrid di fase grup dengan sistem kandang-tandang - menang di kedua pertandingan.
Kembali menghadapi Real Madrid, bisa dikatakan Borussia Dortmund seharusnya memiliki keunggulan mental.
Saingan Borussia Dortmund di liga domestik, Bayern München, akan menghadapi Barcelona di semifinal Champions Eropa.
Empat besar Champions Eropa musim ini diisi oleh "dua raksasa Jerman" dan "dua raksasa Spanyol".
Konfigurasi pertandingan yang begitu simetris memang jarang terlihat.
Menarik untuk dilihat apakah rival domestik ini akan bertemu di final, mengubah Final Liga Champions menjadi duel dalam negeri.
……
Dalam pertandingan melawan Mainz, Klopp melanjutkan sistem rotasinya. Banyak pemain yang tampil melawan Fürth tidak masuk dalam formasi pemain utama, digantikan oleh pemain yang sebelumnya menjadi cadangan atau bahkan tidak masuk daftar pemain.
Markus Wagner menggantikan Robert Lewandowski sebagai starter.
Götze yang di pertandingan sebelumnya hanya duduk di bangku cadangan selama 90 menit juga tampil sebagai starter. Dari sini terlihat jelas, ketidakhadirannya di pertandingan sebelumnya bukanlah hukuman yang sengaja diberikan Klopp.
Zhou Yi yang juga masuk starting lineup tidak termasuk dalam daftar rotasi.
Setelah menjalani latihan khusus selama beberapa tahun, masalah stamina Zhou Yi sudah teratasi.
Tapi pertandingan hari ini berbeda dengan kemenangan mudah Dortmund 6-1 atas Fürth di laga sebelumnya.
Berhadapan dengan tim milik Thomas Tuchel, Dortmund bermain tak mudah.
Baru satu menit berjalan, Reus sudah mencetak gol pembuka. Banyak yang berharap Dortmund mengulangi kemenangan telak seperti atas Fürth.
Namun perkembangan pertandingan selanjutnya tak berjalan mulus.
Penyebab utamanya terkait performa Mark sebagai ujung tombak.
Mark hari ini terlihat sangat aktif dan agresif, tapi... terlalu berlebihan. Dia terlihat terburu-buru.
Setiap kali bola sampai di kakinya, dia selalu tergesa-gesa melakukan tembakan, seolah sangat terobsesi mencetak gol.
Marcel Leif juga menangkap keanehan dalam permainan Mark: "Hari ini Mark memiliki keinginan menembak yang sangat kuat, mungkin karena tembakan yang menghantam tiang di pertandingan sebelumnya?"
Karena Mark selalu terburu-buru menembak, serangan Dortmund menjadi kurang lancar - begitu bola sampai ke Mark, biasanya serangan akan berakhir di situ.
Bahkan ketika Zhou Yi mengangkat tangan meminta bola di sebelahnya, Mark tetap memaksakan diri untuk melakukan tembakan.
Ditambah dengan penampilan gigih Mainz yang bermain di kandang lawan, membuat Borussia Dortmund semakin kesulitan dan tidak bisa memperbesar keunggulan selama setengah babak.
Di babak pertama, Hummels dan Reus sama-sama mendapatkan kartu kuning.
Di babak kedua Dortmund meningkatkan intensitas serangan, namun Mark sebagai ujung tombak masih dalam kondisi yang buruk.
Terpaksa, Klopp menarik Mark pada menit ke-67 dan mengistirahatkan Robert Lewandowski.
Terhadap keputusan substitusi dini ini, Mark tampak tidak puas. Ia menunjuk diri sendiri sambil berulang kali bertanya ke bangku cadangan: "Aku? Benarkah aku?"
Setelah mendapat konfirmasi, dengan kesal ia mengibas-ngibaskan tangan dan berjalan lambat keluar lapangan.
Zhou Yi mengerutkan alisnya melihat adegan ini.
Hari ini Mark terlihat tidak seperti biasanya. Biasanya ia jarang menunjukkan emosi seintens ini di depan umum...
Usai turun, Mark hanya berjabat tangan singkat dengan Klopp lalu duduk di bangku dengan handuk di bahu, tanpa menyapa siapapun sambil menatap kosong ke lapangan.
……
Setelah kehadiran Lewandowski, serangan Dortmund jelas membaik, setidaknya di area penalti sudah lebih banyak umpan yang tercipta.
Sebenarnya dalam hal kemampuan, Robert Lewandowski memang lebih unggul daripada Mark. Dia lebih komplet dibanding Mark. Tapi kondisi Mark sebelum cedera parah benar-benar luar biasa, sedang dalam masa puncak performa, apapun yang dilakukannya selalu berhasil. Saat itu, dia sudah menarik banyak perhatian di seluruh Eropa, posisinya sama sekali tidak bisa digoyahkan oleh Lewandowski.
Tapi momok terbesar pemain profesional - cedera - akhirnya menghampiri Mark. Andai tidak cedera, mungkin Lewandowski tidak akan punya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan komplitnya.
Alasan beberapa pemain bisa sukses, selain kemampuan mumpuni, juga tidak lepas dari berkah Dewi Keberuntungan.
Cedera Mark memberi kesempatan bagi Lewandowski untuk membuktikan diri. Lewandowski pun membalas kepercayaan dengan menjadi penyerang utama Borussia Dortmund selama satu tahun masa pemulihan Mark.
Performa Mark setelah pulih sebenarnya cukup baik. Jika bisa dipertahankan, pasti akan menciptakan persaingan langsung dengan Lewandowski dan memberi tekanan besar pada sang striker Polandia.
Jika Lewandowski adalah perwujudan pemain yang diberkati Dewi Keberuntungan di momen krusial, maka Mark adalah personifikasi dari nasib kurang beruntung.
Baru saja menunjukkan tren positif, Mark kembali cedera dalam pertandingan Champions Eropa, absen selama satu bulan lagi.
Saat kembali lagi, dia harus menghadapi masalah transfer Mario Götze yang membuat moral tim goyah, dan hal ini juga mempengaruhinya secara pribadi.
Terkadang, benar-benar tak bisa tidak menghela nafas melihat takdir bermain-main...
……
Akhirnya di menit ke-84, Robert Lewandowski menerima umpan silang dari Kuba di sayap lalu menyundul keras, mencetak gol yang mengunci kemenangan untuk Borussia Dortmund.
Setelah golnya tercipta, sorakan gemuruh menggema di seluruh lapangan.
Sebelumnya keunggulan satu gol terus membuat para suporter Borussia Dortmund merasa deg-degan.
Sekarang lega, Robert Lewandowski membantu tim mengamankan kemenangan.
Para pemain cadangan Borussia Dortmund di bangku cadangan langsung melompat berdiri merayakan gol tersebut, termasuk Mark.
Ia bersalaman dan berpelukan dengan rekan setimnya, perayaan yang kontras dengan ekspresi hancurnya saat dia ditarik keluar tadi.
Siaran TV sengaja menyorot wajahnya. Seandainya Mark duduk pasif di bangku cadangan saat gol Lewandowski, pasti media akan heboh setelah pertandingan.
Sayangnya, Mark tidak menunjukkan reaksi emosional seperti yang diharapkan media.
Perlu diketahui, reaksi Mark saat ditarik keluar tadi sempat membuat banyak orang menduga ada persaingan dengan Lewandowski yang membuatnya enggan diganti.
Banyak media sudah menyiapkan narasi tentang ketidakharmonisan hubungan Mark dengan Robert Lewandowski...
……
Borussia Dortmund mengandalkan gol dari Reus dan Robert Lewandowski untuk mengalahkan Mainz 2-0 dengan susah payah di kandang sendiri.
Sementara itu, di lapangan lain, pertandingan Bayern München melawan Hannover 96 di kandang lawan juga telah berakhir. Meskipun bermain tandang, Bayern München tetap meraih kemenangan telak - 6-1 menyapu bersih tim tuan rumah Hannover 96, benar-benar tidak meninggalkan sedikitpun martabat lawan.
Di pertandingan sebelumnya, Borussia Dortmund menang 6-1, kini kemenangan besar Bayern München juga dengan skor 6-1, persaingan sengit kedua tim ini...
……
Meski memenangkan pertandingan, Mark justru mendapat kritikan dari media.
Bahkan beberapa media berpendapat bahwa keinginan Mark untuk bersaing dengan Robert Lewandowski saat ini terlalu mengawang-awang. Cedera beruntun yang dialaminya telah membuat Mark tidak layak lagi bersaing dengan Lewandowski, mereka bukan lagi pemain dengan peringkat dan kemampuan yang setara.
Ucapan ini sangat pedas, bahkan Zhou Yi yang membacanya merasa tidak nyaman.
Performa Mark di pertandingan sebelumnya memang kurang bagus, tapi siapa yang tidak pernah mengalami fluktuasi kondisi?
Zhou Yi memutuskan untuk mengajak Mark berbincang, memberi semangat agar tidak terlalu memikirkan persaingan dengan Lewandowski. Bagaimanapun, dia baru saja pulih dari cedera dan butuh waktu untuk menemukan kembali feel bermain dan ritme pertandingan.
Tapi ketika dia menemui Mark untuk bicara empat mata, reaksi Mark justru berbeda dengan yang dia bayangkan.
"Kau pikir aku ingin merebut posisi pemain utama dari Robert, Zhou Yi?"
"Hah?" Zhou Yi tidak menyangka Mark akan balik bertanya seperti itu, dia pun bingung mencari jawaban.
Melihat Zhou Yi yang terlihat bingung, Mark tersenyum: "Robert sudah melakukan pekerjaan dengan baik, bagaimana mungkin aku bersaing dengannya sekarang? Aku sangat paham posisiku saat ini, untuk sementara ini cukup menjadi pemain pengganti yang patuh saja."
Zhou Yi semakin bingung mendengarnya: "Kalau kamu sudah mengerti segalanya, kenapa dalam pertandingan melawan Mainz..."
Mark tahu mengapa Zhou Yi mencarinya, tapi ketika topik ini muncul, ekspresinya berubah, senyumnya menghilang.
"Kamu baik-baik saja, Mark?" Zhou Yi juga menyadari perubahan pada sahabatnya.
"Aku baik-baik, Zhou Yi. Sebenarnya... performansiku di pertandingan itu memang agak buruk dan terburu-buru, aku juga melihat kritik media terhadapku, kurasa mereka benar... tapi saat itu aku benar-benar tidak bisa mengendalikan emosiku, aku ingin membuktikan di depan Mario bahwa Dortmund tidak kalah dari Bayern München, aku ingin membantu tim menang dengan performansiku, aku ingin membuat... Mario menyesali keputusannya..."
Mark bergumam pelan.
Baru sekarang Zhou Yi mengerti di mana letak masalahnya...
Setelah kabar transfer Götze beredar di internal tim, Mark sama sekali tidak menunjukkan reaksi khusus, Großkreutz bahkan sudah memutuskan hubungan dengan Götze, tapi ketenangan Mark justru tidak menarik perhatian.
Kini Zhou Yi baru paham keanehan dalam hal ini.
Mengingat karakter Mark, seharusnya dia tidak bisa tenang seperti itu.
Ternyata Mark memang tidak tenang, hanya saja dia menyembunyikan badai itu dalam hatinya.
Jika dipikir-pikir, sejak kasus Götze itu muncul, Mark sepertinya lebih giat dalam latihan.
Hatinya juga menyimpan api kemarahan...
Zhou Yi menepuk bahu Mark: "Jangan terlalu dipikirkan, Mark. Setiap orang punya pilihan sendiri, tak perlu dipaksakan. Kita cukup melakukan bagian kita."
Mark mengangguk: "Akhirnya aku juga sadar, sepertinya apapun yang kulakukan atau apapun kondisi Borussia Dortmund, Mario pasti tidak akan menyesali keputusan transfernya. Bagaimanapun dia sangat mencintai Bayern München..."
Sambil tersenyum, Mark melanjutkan: "Dia dan aku benar-benar berbeda."
Lalu dia menatap Zhou Yi serius: "Sebenarnya bukan transfernya yang tidak bisa kuterima, tapi pemilihan waktunya... Kalau dia menunggu akhir musim, mungkin tidak ada yang protes. Tapi tindakannya sekarang sangat mempengaruhi tim... Zhou Yi, kalau kau mau pergi nanti, jangan tiru Mario ya."
Zhou Yi kaget, cepat-cepat melambaikan tangan: "Aku belum berpikir untuk pergi..."
"Kau juga sangat berbeda denganku." Mark menggeleng. "Bahkan jika harus jadi pemain pengganti seumur hidup di Dortmund, aku rela. Tapi aku bisa merasakan, kau tidak akan tinggal selamanya di sini. Tidak apa, kau harus menuju panggung yang lebih besar."
Menghadapi Mark yang begitu lapang dada, Zhou Yi diam seribu bahasa, tak tahu harus berkata apa.
Dia memang tidak pernah berpikir untuk tinggal selamanya di Borussia Dortmund, bahkan jika terus menjadi pemain inti.
Dunia begitu luas, dia tidak ingin menghabiskan seluruh hidupnya di satu tempat.
Tapi menghadapi Mark, dia selalu merasa mengakui pikiran kecil ini akan membuatnya bersalah.
