Ketika bus Borussia Dortmund tiba di hotel penginapan mereka, tingkat pengamanan sudah ditingkatkan. Kejadian di Basis Pelatihan Brackel jelas telah sampai ke telinga pihak hotel. Untuk menjamin keamanan pemain dan kelancaran proses check-in, hotel bersama kepolisian telah menyiapkan protokol ketat.
Begitu bus berhenti, dua barisan polisi segera membentuk tembok manusia dari pintu bus hingga lobi hotel, memisahkan jalur akses dari kerumunan wartawan dan suporter.
Pintu bus terbuka, semua menundukkan kepala turun dalam diam, lalu cepat-cepat melewati koridor dan masuk ke lobi.
Sepanjang perjalanan, tak ada yang berhenti menjawab pertanyaan wartawan atau menanggapi teriakan suporter.
Moral tim jelas sudah jatuh ke titik terendah.
Transfer Götze ke Bayern München telah memberikan dua pukulan tak terhindarkan bagi tim. Pertama saat mereka baru tahu Götze akan ke Bayern München - kemarahan dan kekecewaan atas pengkhianatannya. Kedua setelah kasus ini terbongkar, kemarahan suporter membuat mereka kehilangan dukungan.
Di bawah tekanan ganda ini, patut dipertanyakan berapa daya tempur yang tersisa untuk menghadapi lawan sekuat Real Madrid besok.
……
Malam itu, saat para pemain Borussia Dortmund beristirahat di hotel, Zhou Yi sedang mengobrol di grup melalui HP.
Topik utama obrolan tentu saja transfer Götze ke Bayern München.
Kasus ini kini bukan hanya jadi sorotan di Jerman, tapi sudah menyebar ke seluruh dunia dengan reaksi yang seragam -
"Sialan, ini beneran?!" teriak Sun Pan di grup. "Götze benar-benar mau ke Bayern München?!"
“Apa yang ada di pikirannya ya……” Yang Muge juga tak mengerti, “Lawan bebuyutan kok malah mau pindah ke Bayern München. Seharusnya lewat klub lain dulu. Banyak klub besar yang tertarik padanya.”
“Götze ini pemberani sejati……” Guo Nu tak jelas apakah sedang mengolok-olok atau mengejek Götze.
Tapi He Ying justru khawatir dengan nasib Borussia Dortmund: “Kondisi ini pasti berpengaruh buruk di internal timmu Zhou Yi. Sebentar lagi bertanding lawan Real Madrid, tiba-tiba ada kasus begini. Aku kuatir fokus kalian di pertandingan nanti…”
Sun Pan baru menyadari masalah sebenarnya, geram berkata: “Bangsat! Kalau sampai tereliminasi Real Madrid karena ini, mending dulu kalah sama gue saja!”
“Eh, nggak separah itu kok. Efek psikologisnya sudah kami lewati sejak lama. Tim sudah tahu soal ini sebelumnya.” Zhou Yi menjelaskan. “Sekarang cuma gempa susulan.”
“Gempa susulan dari gempa besar juga tetap menakutkan……” Yang Muge masih belum tenang.
Zhou Yi sudah mencetak rekor terbaik pemain China di Champions Eropa – semifinal musim lalu. Musim ini dia punya kesempatan meraih target baru: final Liga Champions. Belum pernah ada pemain China yang mencapai final sebelumnya.
Zhou Yi adalah satu-satunya harapan. Sebagai sesama pemain China dan sahabatnya, Yang Muge dan yang lain terus memberi semangat untuk Zhou Yi.
"Pada momen kritis ini, tiba-tiba beredar kabar Götze akan transfer ke Bayern München. Bagi mereka, ini merupakan pukulan menghancurkan bagi moral dan kepercayaan diri seluruh tim Borussia Dortmund."
"Memang nasib Zhou Yi terlalu sial. Jika sampai tereliminasi, ini benar-benar bukan kesalahan taktik..." He Ying juga menghela napas.
"Hei, pertandingan belum mulai! Jangan bicara seolah aku sudah tereliminasi!" Zhou Yi protes.
"Bangsat!" Sun Pan tiba-tiba berteriak di grup.
"Ada masalah, Pan-Pan?" Zhou Yi melirik ke atas.
"Bayern München sudah gila? Sudah unggul 3-0 atas Barcelona!" kata Sun Pan.
Zhou Yi tertegun membaca pesan itu, begitu juga dengan yang lain.
Skor ini benar-benar mengejutkan mereka.
Pertandingan Bayern München vs Barcelona sebelumnya dianggap sebagai "pertempuran titans" yang seimbang. Kedua tim ini memang menduduki puncak klasemen di liga masing-masing musim ini dengan performa gemilang. Pertemuan mereka adalah benar-benar duel antar raksasa.
Siapa yang menyangka hasilnya akan seperti ini? Meski Bayern München bermain di kandang sendiri dengan keunggulan tertentu, tapi tidak sampai separah ini!
"Bayern München sekarang benar-benar sedang di atas angin..." Yang Muge menghela napas.
Di pasar transfer, Bayern München yang baru saja memastikan akan merekrut talenta dari Borussia Dortmund, bahkan masih unggul dua poin di klasemen liga. Kini di semifinal Champions Eropa, mereka menghantam Barcelona dengan skor 3-0. Seolah separuh badan mereka sudah masuk ke Stadion Wembley.
Di tengah skandal transfer Götze, kemenangan Bayern München kali ini bagai pamer kekuatan.
Ini membuktikan keunggulan mereka atas Borussia Dortmund bersifat menyeluruh dan bersifat menghancurkan.
Baik dari segi prestasi kompetitif, level ekonomi, maupun reputasi tim, semuanya melampaui Borussia Dortmund.
……
Meski skor 3-0 sudah sangat mengejutkan, pertandingan belum usai. Di menit ke-82, Thomas Müller mencetak dua gol sekaligus mengubah skor menjadi 4-0!
"Goblok, ini bukan Barcelona yang aku kenal!" seru Sun Pan dalam grup chat.
"Ini juga bukan Bayern München yang kuketahui..." kata Zhou Yi.
Meski kondisi Bayern München sedang prima, Barcelona seharusnya tidak mudah dihancurkan seperti ini...
Tahun lalu saat Borussia Dortmund mengeliminasi Barcelona di perempat final Champions Eropa, mereka harus berjuang mati-matian. Kini Bayern München dengan mudah menang 4-0 di kandang sendiri, bahkan sudah mengakhiri ketegangan siapa yang akan lolos ke final!
Setelah pertandingan berakhir, Borussia Dortmund juga mengucapkan selamat malam di grup bersama teman-temannya. Dia harus segera tidur karena besok ada pertandingan yang sangat sangat penting. Dia harus mendapatkan istirahat yang cukup.
Teman-temannya juga menunjukkan pengertian. Saat berpamitan, mereka semua memberikan semangat tambahan untuknya.
Zhou Yi mengucapkan terima kasih satu per satu, lalu offline.
Setelah dia offline, Yang Muge menghela napas di grup: "Nasib Zhou Yi terlalu buruk. Performa Borussia Dortmund di Champions Eropa musim ini sebenarnya bagus, tapi akhirnya terjadi masalah seperti ini..."
Tiga orang sisanya juga merasa menyesal dan kesal untuk Zhou Yi.
……
Zhou Yi yang berbaring di tempat tidur berusaha keras untuk tertidur. Terlalu banyak kejadian beberapa hari terakhir ini. Otaknya sulit tenang dan masuk ke kondisi istirahat saat tidur.
Dengan susah payah dia akhirnya masuk ke ruang virtual dan memulai latihan serta simulasi pertandingan.
Lawannya tentu saja Real Madrid virtual.
Seiring berjalannya pertandingan, dia menemukan situasi yang benar-benar tidak menguntungkan. Performa rekan setimnya bermasalah, sering melakukan kesalahan, sementara Real Madrid justru tampil gemilang membuat pertandingan berjalan sulit.
Zhou Yi tentu tahu apa penyebab perubahan ini.
Zhou Yi masih ingat bagaimana puluhan pertandingan virtual melawan Real Madrid di fase grup dulu.
Saat itu kondisi para pemain Real Madrid tidak bagus. Konflik internal di tim telah sangat menguras daya tempur Real Madrid.
Konflik antara pelatih Mourinho dan Casillas telah menjadi rahasia umum dan tidak terdamaikan.
Tapi sekarang, giliran Borussia Dortmund merasakan pahitnya "konflik internal".
Di sisi Real Madrid, Mourinho mendapat dukungan dari manajemen klub dan sementara memenangkan perang melawan Casillas. Namun di liga, Real Madrid tertinggal 13 poin dari Barcelona. Mourinho pasti menyadari mustahilnya mempertahankan gelar liga. Satu-satunya harapannya musim ini adalah memimpin tim meraih prestasi besar "juara ke-10 Champions Eropa".
Asalkan dia bisa memenangkan gelar, baik tetap atau pergi, posisi tawarnya akan kuat.
Jika gagal di Champions Eropa, arus bawah yang bergolak akan menenggelamkannya.
Dia sangat paham: keputusannya menekan Casillas di bangku cadangan telah memicu kemarahan banyak pihak. Satu-satunya jalan keluar adalah membawa Real Madrid menjadi juara Champions Eropa. Kegagalan berarti kehancuran reputasinya.
Sebelumnya, Mourinho pernah melatih Inter Milan selama dua musim. Di musim pertama dia hanya meraih gelar liga, tapi di musim kedua berhasil membawa Inter Milan yang tak diunggulkan menjadi treble winner (gelar liga, Coppa Italia, dan Champions Eropa).
Inilah yang membentuk persepsi publik tentang Mourinho - beri dia waktu cukup, dan dia akan menghadirkan perubahan drastis bagi tim.
Di Real Madrid, pada musim pertama tim yang dipimpin Mourinho hanya meraih juara dua liga. Namun di musim kedua, ia berhasil membawa tim meraih gelar liga sekaligus menciptakan rekor 100 poin liga. Saat itu baik Real Madrid maupun Mourinho sama-sama diprediksi akan sukses, diyakini mimpi La Decima (gelar Champions Eropa ke-10) Real Madrid akan terwujud di tangan pelatih asal Portugal ini.
Hasilnya di musim lalu, Real Madrid akhirnya tersingkir di semifinal Champions Eropa setelah kalah adu penalti dari Bayern München. Tendangan penalti Ramos yang konon bisa mencapai bulan itu ikut mengubur mimpi La Decima Real Madrid.
Memasuki musim ketiga, keajaiban tim Mourinho di liga mulai memudar. Mereka tertinggal jauh poin dari Barcelona di liga, sementara di Champions Eropa perjalanannya pun tersendat-sendat.
Terjun ke grup kematian di fase grup, hasilnya kandang-tandang ditaklukkan Borussia Dortmund. Akhirnya lolos sebagai runner-up grup.
Di babak 16 besar bertemu Manchester United, kandang sendiri ditahan imbang 1-1. Jika bukan gol penentu Cristiano Ronaldo di kandang lawan, mungkin julukan "Los Dieciseisavos" (Raja 16 Besar) akan kembali melekat.
Di perempat final menghadapi Galatasaray yang sebenarnya tidak terlalu kuat. Setelah menang 3-0 di kandang, malah kalah 3-2 di tandang...
Perjalanan ini benar-benar tidak mulus. Kembali menghadapi Borussia Dortmund, media Madrid juga tidak yakin, merasa kali ini Real Madrid mungkin akan kembali bernasib buruk.
Namun tepat di momen krusial ini, mereka justru mendapat keberuntungan besar dengan terungkapnya kasus transfer Götze ke Bayern München yang menimpa Borussia Dortmund.
Media Madrid tiba-tiba merasakan "setelah bertahan melalui awan gelap, akhirnya melihat bulan terang", merasa semua keberuntungan yang hilang sebelumnya kembali sekaligus.
Selain media Jerman, media Madrid-lah yang paling gencar meliput kasus transfer Götze ke Bayern München.
Mereka semua ingin memperkeruh situasi ini agar Borussia Dortmund menerima dampak negatif yang lebih besar.
Situasi darurat ini membuat moral seluruh tim Real Madrid melambung tinggi, sementara Borussia Dortmund mengalami penurunan semangat. Dalam permainan virtual, ini tercermin dari performa pemain Borussia Dortmund yang menurun, sementara pemain Real Madrid tampil agresif seolah ingin mengubah kandang lawan menjadi kandang sendiri.
