"Ayo, Zhou Yi, berikan semangat pada rekan setimmu!"
Saat Klopp menunjuk Zhou Yi dan mengucapkan itu, semua orang tertegun, termasuk Zhou Yi sendiri.
Ia menunjuk dirinya sendiri: "Saya?"
Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.
"Tentu, kau yang dimaksud. Ayo, waktu kita tidak banyak." Klopp mengaitkan jari menyuruhnya cepat.
"Mengapa saya..." Tapi Zhou Yi ingin memahami alasan ini.
"Karena pagi tadi di hotel, pidatomu sangat bagus." Klopp tersenyum ramah pada Zhou Yi.
Baru sekarang Zhou Yi tahu bahwa pidatonya di restoran didengar oleh pelatih...
"Ini..." Zhou Yi masih ragu-ragu.
Klopp melotot padanya: "Apa kau ingin menang?"
Zhou Yi langsung membusungkan dada: "Tentu ingin!" Tanpa keraguan sedikitpun.
"Kalau begitu, majulah." Klopp kembali membuat gerakan tangan mengundang.
"Zhou Yi mengerti apa yang ingin dilakukan pelatih, dan tahu bahwa pemikiran pelatih sepenuhnya sama dengannya. Maka dia pun tidak lagi menolak dengan rendah hati, lalu berdiri."
"Dia tidak langsung memberikan pidato, melainkan menyapu pandangannya ke seluruh rekan setim, menatap mata mereka satu per satu."
"Beberapa orang tak bisa menahan diri untuk menundukkan kepala di bawah tatapannya, menutupi pandangan mereka."
"Pandangannya tertahan lebih lama di wajah Götze."
"Awalnya mata Götze berkedip beberapa kali, tapi akhirnya bertahan tanpa mengalihkan pandangan."
"'Sebenarnya tidak ada yang perlu dikatakan lagi.' Zhou Yi akhirnya memecahkan keheningan canggung di ruang ganti. 'Yang perlu dikatakan sudah kuutarakan pagi tadi. Sampai sekarang aku masih yakin, kita bisa mengalahkan mereka di kandang sendiri, dan yakin kita bisa mencetak empat gol. Targetku tidak berubah, aku hanya ingin memastikan hal ini bersama kalian, atau lebih tepatnya berharap kalian bisa mengonfirmasi kembali - berapa banyak yang punya target sama denganku?'"
"Zhou Yi mengangkat tangannya."
"'Jika ada, angkat tanganmu. Aku ingin melihat berapa banyak yang mau membantuku mencapai target itu. Sejujurnya, aku tak peduli bagaimana orang luar memandang pertandingan ini. Meski seluruh dunia meragukan kemenangan kita, tak masalah. Selama kalian percaya kita bisa menang, maka aku punya kepercayaan diri. Karena kita adalah tim, dan sepak bola adalah olahraga kolektif.'"
"Awalnya hanya sedikit yang merespons. Yang pertama mengangkat tangan adalah Markus Wagner, partner setia Zhou Yi yang selalu percaya dan mendukung apapun yang dikatakan maupun dilakukan Zhou Yi."
Zhou Yi melihat Mark mengangkat tangan lalu berkata: "Terima kasih, Mark. Situasinya bagus, sudah ada dua orang yang percaya kita bisa menang. Ada yang mau bergabung? Tahu tidak, ini hal paling seru karena kita akan melawan seluruh dunia yang tidak percaya kita bisa menang. Bayangkan, kawan-kawan, seumur hidup berapa kali kalian bisa bermusuhan dengan seluruh dunia?"
Zhou Yi terus memompa semangat rekan setimnya dengan kata-kata.
Ucapannya berhasil memengaruhi. Lewandowski mengangkat lengan sambil berkata: "Kita sudah berjuang keras sampai di titik ini, aku tidak mau menyerah begitu saja."
Bersamaan itu, kapten Sebastian Kehl, bek tengah Mats Hummels, Subotic, kiper cadangan Weidenfeller, dan semakin banyak pemain Borussia Dortmund yang mengangkat tangan menunjukkan keyakinan mereka.
Zhou Yi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka: "Terima kasih. Tampaknya kita sekarang punya kekuatan jumlah."
Saat itu, Götze juga mengangkat tangan dan berkomentar - ini pertama kalinya dalam beberapa waktu terakhir dia menyampaikan pendapat di ruang ganti di depan banyak orang: "Aku sudah bilang sebelum musim berakhir, aku akan berjuang mati-matian untuk kemenangan dan gelar juara Borussia Dortmund. Janjiku akan kutepati."
Saat mengucapkan itu, dia menatap Zhou Yi yang juga sedang menatapnya. Pandangan mereka bertemu di udara, tak ada yang mengalihkan.
Melihat Götze mengangkat tangan, Zhou Yi tersenyum padanya.
Menyaksikan Götze mengangkat tangan, Großkreutz yang belakangan sering berselisih dengannya mendengus keras sebelum mengangkat lengan: "Aku bukan tipe pengecut!"
Lengan Zhou Yi masih terangkat, meski kini lebih dari separuh pemain mendukungnya, dia tidak menurunkannya.
Baru setelah semua pemain mengangkat tangan sebagai bentuk kepercayaan diri, Zhou Yi akhirnya menurunkan lengannya. "Terima kasih. Sekarang keyakinanku semakin besar. Kita adalah pasukan yang terluka, tapi bukan pasukan putus asa. Kita adalah pasukan terluka yang marah, pasukan yang bisa meledakkan energi besar saat menghadapi tekanan dan ketidakadilan. Dalam sejarah banyak contoh pasukan terluka yang akhirnya menang. Mulai hari ini, giliran nama kita yang akan tercatat dalam sejarah!"
"Bagus!" Seruan keras terdengar segera setelahnya. Semua orang termasuk Zhou Yi menoleh ke sumber suara - pelatih kepala Klopp yang berdiri di sana.
Klopp mengabaikan tatapan para pemain. Tepuk tangan dan sorakannya terus bergemuruh. "Ucapan yang mantap! Mulai hari ini, nama kita akan tertulis dalam sejarah! Orang-orang akan mengingat pertandingan ini. Tunjukkan lewat aksi nyata bahwa Borussia Dortmund tidak mudah ditaklukkan! Kalau kita bisa mengalahkan mereka dua kali di fase grup (kandang-tandang), sekarang pun kita pasti bisa mengalahkan mereka di kandang sendiri! Buktikan bahwa Dortmund tetap menjadi gunung yang tak bisa mereka daki! Mau menang? Dasar brengsek, enggak mungkin!!"
Semakin lama pidato Klopp semakin membara. Di akhir kalimat, tinjunya terkepal keras di udara seperti orang gila, bahkan kata-kata kasar pun meluncur dari mulutnya.
Dan emosi gila yang dimilikinya benar-benar menular ke orang-orang di ruang ganti. Para pemain itu ikut meneriakkan pekikan seperti lolongan binatang buas.
Saat para pemain yang masih emosional meninggalkan ruang ganti dan berlari ke lapangan, asisten pelatih Buvac berkata kepada Klopp yang berada di belakang: "Pidatomu sangat bagus, aku selalu bilang kamulah yang paling cocok dan ahli dalam hal ini."
Klopp yang sudah melepaskan diri dari emosi tinggi itu menggelengkan tangan: "Bukan, aku terpancing oleh ucapan Zhou Yi. Yang berpidato bagus bukan aku, tapi Zhou Yi. Anak itu... punya kekuatan magis yang bisa menggerakkan orang lain."
……
Saat kedua tim menunggu di terowongan untuk tampil, penyiar lapangan Norbert Dickel memimpin sorakan suporter menyebutkan starting line-up Borussia Dortmund.
Setiap pemain mendapat sorakan gembira, kecuali satu orang.
Norbert melihat nama di daftar starting line-up di tangannya, berhenti sejenak, mengatur emosi lalu berseru dengan penuh semangat: "Nomor sepuluh Mario——!!!"
Biasanya pada momen seperti ini, suporter Borussia Dortmund akan bersahutan: "——Götze!!!"
Tapi kali ini tidak ada sorakan, hanya suara-suara terpencar yang menyebut namanya, bahkan tenggelam dalam siulan keras.
Suporter Borussia Dortmund yang murka dan kecewa sedang mengekspresikan perasaan sejati mereka dengan cara ini.
Hingga kini, tidak ada tanda-tanda mereka akan memaafkan Götze.
Komentator Spanyol yang melihat kejadian ini berkomentar dengan nada mengejek: "Dengar siulan ini, aku kira penyiar sedang memperkenalkan starting line-up pemain Real Madrid, haha!"
Marcel Leif juga menambahkan: "Götze mungkin telah menorehkan prestasi unik - menjadi pemain Borussia Dortmund pertama yang disiuli oleh seluruh suporter Dortmund sendiri saat masih mengenakan seragam klub... Tapi menurutku, tindakan suporter Dortmund ini justru akan semakin menjauhkan Götze dari klub dan mendorongnya ke Bayern München. Transfer yang sebelumnya belum pasti, kini mungkin sudah seperti paku tertancap... Tentu saja, mungkin sejak berita ini bocor, suporter Dortmund yang murka sudah tidak berharap Götze akan bertahan lagi?"
He Ping menyuarakan kekhawatiran untuk Zhou Yi: "Sikap suporter Dortmund terhadap Götze pasti mempengaruhi moral para pemain. Pertandingan ini sangat berisiko bagi Dortmund. Jika tidak bisa menang di kandang sendiri, dengan kondisi seperti ini bertanding di kandang lawan, Dortmund sulit meraih keuntungan. Jarak Zhou Yi untuk menjadi pemain China pertama yang tampil di Final Liga Champions... tampaknya semakin jauh..."
……
Siulan keras suporter juga menggema hingga ke lorong ganti pemain. Para pemain Real Madrid menyaksikan drama ini dengan ekspresi menikmati tontonan, sementara wajah para pemain Borussia Dortmund umumnya bermuram durja.
Konflik internal menjadi tontonan menarik bagi lawan, para pemain Borussia Dortmund merasa kesal——Apakah kalian senang melihat kami dalam kesulitan?
Kebencian mereka terhadap Real Madrid semakin membara di dalam hati.
Mereka semakin bertekad untuk tidak kalah di kandang sendiri dari Real Madrid. Jika tidak, selain kalah, mereka juga akan diejek dan dihina lawan, hal itu lebih menyakitkan daripada dibunuh.
Beberapa orang teringat pada istilah yang pernah disebut Zhou Yi.
Pasukan yang terluka.
Berduka sekaligus murka.
Benar-benar ada api yang mulai menyala di dada mereka.
