“Aaaaaa!” teriak Marcel Leif, “Lewandowski!! Robert Lewandowski! Baru delapan menit pertandingan, Dortmund sudah unggul di kandang sendiri! Ini kejutan karena sebelum laga semua prediksi menyebut Dortmund akan hancur oleh Real Madrid di sini...”
Di Westfalenstadion menggema sorakan gembira, meskipun para suporter tidak puas dengan pilihan Götze, ini tidak berarti mereka ingin tim mereka kalah. Jika tidak, Zhou Yi tidak mungkin menggunakan kalimat "jangan biarkan orang lain menertawakan kita" di luar bus untuk meredakan suporter yang emosional.
Semua masih sangat mencintai tim Borussia Dortmund dan ingin melihat kemenangan Die Borussen.
"Gol Robert Lewandowski ini dibangun dari assist Götze. Kondisinya tampak bagus, sepertinya tidak terpengaruh isu transfer belakangan ini. Menurut saya, karena transfer sudah pasti, yang harus dilakukan adalah bermain baik di sisa pertandingan. Di manapun musim depan, selama masih menjadi pemain Dortmund, harus berjuang habis-habisan. Performansi Götze membuktikan hal ini... Saya harap suporter Dortmund mengurangi ejekan terhadapnya..." komentar He Ping.
Setelah mencetak gol, Robert Lewandowski segera memeluk Götze, menunjukkan melalui tindakan ini bahwa Götze tetap bagian dari skuad Dortmund.
Rekan setim lainnya berduyun-duyun memeluk keduanya. Konflik internal yang digembar-gemborkan media sama sekali tidak terlihat.
Di pinggir lapangan, Klopp dan rekan-rekan pelatih selesai merayakan gol. Dengan senyum, pelatih kepala Dortmund itu menepuk-nepuk tangan sambil berkata ke asisten pelatih Buvac: "Kelihatannya cukup baik."
"Buvac juga tertawa: 'Pasukan yang berduka pasti menang.'"
Sekarang dia sangat menyukai istilah yang digunakan Zhou Yi ini.
……
"Apakah Pepe lengah saat bertahan? Bagaimana bisa Lewandowski menyelinap dari belakangnya ke depan untuk menembak!" Komentator Spanyol mengkritik Pepe, lini pertahanan Real Madrid masih belum bisa diandalkan.
Lensa siaran TV beralih ke wajah Casillas yang duduk di bangku cadangan. Dalam close-up, kiper itu menyembunyikan diri di dalam jaket olahraga dengan kerah ditarik tinggi hingga menutupi seluruh bagian bawah matanya, sehingga ekspresinya tidak terlihat jelas.
Mungkin sutradara siaran pertandingan bertanya: Jika yang berdiri di depan gawang adalah Casillas, mungkinkah bola ini bisa ditepis?
Tapi asumsi seperti ini tidak ada gunanya.
Siaran televisi kemudian menampilkan close-up pelatih Real Madrid Mourinho yang mengerutkan alis, tapi tidak melakukan tindakan apapun.
Pertandingan baru berjalan 8 menit, masih terlalu dini untuk melakukan perubahan.
Komentator Spanyol masih berusaha menenangkan para suporter Real Madrid di depan televisi: "Gol Borussia Dortmund ini agak tidak terduga, unsur keberuntungan lebih besar. Asalkan pemain Real Madrid bisa menyesuaikan mentalitas, menyamakan skor bukanlah hal yang sulit..."
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, performa pemain Real Madrid membuktikan pernyataan komentator Spanyol. Kebobolan ini tidak membuat Real Madrid panik. Mereka yang tertinggal mulai menekan ke depan, memberikan tekanan lebih besar ke area penalti Borussia Dortmund.
Menit ke-24, Cristiano Ronaldo melakukan tendangan bebas langsung dari jarak 30 meter ke gawang, namun berhasil ditepis oleh Weidenfeller.
Sementara Borussia Dortmund memanfaatkan kesempatan serangan balik saat Real Madrid menekan.
Menit ke-33, Reus berhasil melewati Coentrão dengan paksa di sisi kanan lalu masuk ke area penalti, melakukan tendangan sliding di bawah tekanan Higuain namun meleset tipis.
Kedua tim saling serang dalam fase stagnan, masing-masing memiliki kesempatan namun tidak ada yang benar-benar berbahaya.
Menit ke-40, Cristiano Ronaldo memberikan umpan silang dari sayap kiri, Piszczek membersihkan bola dengan sundulan di titik jauh. Xabi Alonso di luar area penalti merebut titik jatuh kedua lalu melepaskan tendangan jauh, namun bola ditahan tubuh Hummels.
Pada menit ke-42, Real Madrid melakukan lemparan ke dalam dari lini belakang lalu melancarkan serangan cepat. Namun ketika serangan Real Madrid mencapai depan area penalti Borussia Dortmund, pertahanan Dortmund berhasil menghentikannya. Mats Hummels yang sebenarnya sudah menguasai bola di depan area penalti, terlalu fokus melihat ke depan dan mengabaikan situasi di sekitarnya, sehingga berhasil direbut bola oleh Higuain dari belakang!
"Hummels... melakukan kesalahan!!" teriak Marcel Leif.
Higuain yang berhasil merebut bola segera mengoper ke sisi belakang lapangan. Cristiano Ronaldo yang menyusul kemudian, tanpa dijaga pemain lawan, dengan mudah mengarahkan bola ke gawang kosong...
"1-1!! Cristiano Ronaldo! Ronaldo! Ia menyamakan skor untuk Real Madrid!" Komentator Spanyol berteriak sambil menggebrak meja. "Real Madrid akhirnya menyamakan skor sebelum babak pertama berakhir! Sekarang mereka bisa masuk ke jeda babak pertama dengan mentalitas yang lebih tenang! Gol Cristiano Ronaldo ini sangat-sangat krusial!"
"Hummels ya--" Marcel Leif menghela napas panjang, "Kesalahan ini benar-benar fatal! Moral yang baru saja bangkit, langsung hancur karena kesalahan ini..."
"Hal yang paling dia khawatirkan adalah dampak kesalahan terhadap tim. Sebelum pertandingan, semua orang merasa cemas untuk Borussia Dortmund. Setelah mencetak gol di menit kedelapan, Marcel Leif sedikit lega. Namun setelah gol itu, Dortmund tidak lagi mencetak gol. Sekarang di jeda babak pertama, malah kebobolan karena kesalahan sendiri sehingga skor disamakan orang itu. Apa pengaruh gol kemasukan ini terhadap tim? Apakah akan meruntuhkan moral tim dan mengembalikan mereka ke kondisi mengkhawatirkan seperti yang ditakutkan sebelumnya? Di jeda babak pertama, apakah Dortmund yang sudah memiliki konflik internal akan terpecah belah karena ini?"
Meski hanya kebobolan satu gol, orang yang peka sudah bisa mengisi kekosongan dengan imajinasi banyak hal.
"Menjelang akhir babak pertama, pemain Dortmund kurang fokus. Kesalahan Hummels jelas disebabkan kewaspadaan yang rendah... Harus diingat, dalam duel berlevel tinggi seperti ini, bahkan kelalaian satu detik pun bisa fatal!" He Ping juga mengkritik performansi Hummels.
Yang bersorak gembira kini adalah pemain Real Madrid. Gol tandang yang sangat berharga ini, satu menyamai dua!
Gol ini bagai pil penenang bagi mereka. Jika mengesampingkan konsep 'balas dendam', maka mendapatkan satu gol tandang adalah target paling dasar mereka. Kini target itu telah tercapai.
Hummels yang melakukan kesalahan hingga kebobolan terlihat sangat frustasi. Dia berdiri di tempat dengan kedua tangan di pinggang, tak bergerak sama sekali. Ungkapan "seperti patung kayu" benar-benar paling tepat menggambarkannya.
Suasana dalam tim selama ini memang tidak normal, dan akhirnya dalam pertandingan penting ini, ada tanda-tanda perbaikan… Namun satu kesalahannya seolah membuat suasana kembali berisiko runtuh.
Kapten Weidenfeller di lapangan juga tampak frustrasi dengan kesalahan Mats Hummels ini, tapi dia tetap menghampiri untuk menghibur: "Jangan dipikirkan, aku juga bertanggung jawab atas bola itu. Aku tidak sempat mengingatkanmu ada pemain di belakangmu…"
Mats Hummels menggelengkan kepala, menghela napas, dan diam seribu bahasa.
……
Setelah pertandingan dilanjutkan, Real Madrid memanfaatkan momentum penyamaan skor mereka untuk melancarkan serangan gencar ke gawang Borussia Dortmund.
Saat ini, Dortmund hanya bisa bertahan mengerut, sama sekali tidak bisa menyerang. Toh waktu menuju akhir babak pertama tinggal sedikit. Selama sisa waktu ini, yang penting jangan kebobolan. Jangan berharap bisa mencetak gol lagi untuk kembali unggul…
Akhirnya, skor babak pertama berakhir 1-1. Kedua tim masih imbang sementara.
Akibat kebobolan di menit akhir, para pemain Dortmund turun lapangan dengan wajah muram. Sebagian besar menundukkan kepala dan berjalan cepat. Sebaliknya, pemain Real Madrid masih sempat mengobrol santai sambil meninggalkan lapangan.
Pasti mereka sedang membayangkan bagaimana melanjutkan pengejaran di babak kedua, menyempurnakan rencana balas dendam setelah berhasil menyamakan skor.
"Sekarang terlihat jelas, gol Borussia Dortmund di menit kedelapan awal pertandingan hanyalah ilusi. Pada dasarnya mereka masih tim yang tidak kompak, tidak serius dalam latihan dan pertandingan. Sedangkan Real Madrid awalnya malah ketakutan oleh serangan agresif Dortmund. Sekarang ketika mengingatnya... sungguh memalukan."
"Tapi tidak apa, babak kedua akan mengembalikan segalanya ke normal."
……
Di ruang ganti, Klopp tidak mengkritik Mats Hummels yang melakukan kesalahan. Sebaliknya, dia memuji performa seluruh tim di babak pertama.
Ini membuat para pemain terkejut. Semua mengira akan menghadapi badai kritikan. Banyak yang langsung menundukkan kepala begitu duduk, menunggu dimarahi.
Tapi tidak terjadi.
Dia hanya mengajukan satu pertanyaan kepada semua: "Sekarang, berapa banyak dari kalian yang masih percaya kita bisa mengalahkan mereka?"
Zhou Yi pertama kali mengangkat tangan: "Saya percaya."
"Bagus, coba jelaskan kenapa kamu masih percaya?" Klopp menunjuk Zhou Yi.
Zhou Yi juga tidak banyak basa-basi, berdiri dan berkata: "Saya tidak tahu apakah kalian semua memperhatikan, saat babak pertama berakhir, pemain Real Madrid turun lapangan sambil tertawa dan bercanda. Apa artinya ini? Artinya mereka sangat santai, merasa pertandingan telah kembali ke ritme yang mereka harapkan. Mereka pasti berpikir di babak kedua cukup memberikan sedikit tekanan, kita akan runtuh. Jika mereka benar-benar berpikir seperti itu, itu kabar baik bagi kita. Karena kebobolan ini hanya masalah keberuntungan buruk kita, tidak membuktikan apapun. Performa kita di aspek lain sempurna, jadi saya yakin selama kita terus bermain seperti saat mencetak gol di babak pertama, kita akan mencetak gol lagi dan pasti menang."
Setelah selesai berbicara, Zhou Yi duduk kembali.
Klopp menatapnya sambil tersenyum dan mengangguk: "Benar, apa yang dikatakan Zhou Yi benar. Ini juga yang ingin saya sampaikan, jangan mudah kehilangan kepercayaan diri. Alasan saya memuji kalian bukan sekadar motivasi, tapi kalian benar-benar layak mendapatkannya. Gol di babak pertama membuat saya melihat kembali Borussia Dortmund yang bersatu dan tak terkalahkan. Saya senang, kawan-kawan, teruskan seperti ini, tidak ada gelar juara yang tak bisa kita raih!"
