Pressing seperti anjing gila selama 90 menit ala Borussia Dortmund membuat Real Madrid sangat tidak nyaman. Sejak awal Real Madrid memang tim yang lemah menghadapi pressing, ini juga salah satu alasan kenapa mereka kesulitan melawan Barcelona - tim yang justru ahli dalam pressing lini tengah dan depan.
Menghadapi pressing Dortmund, Real Madrid sulit mengorganisir serangan efektif. Baik Özil, Xabi Alonso, maupun Modric, semua kerepotan menghadapi pressing gila Dortmund.
Dalam pertandingan ini, Mourinho menurunkan tiga gelandang ahli kontrol di lini tengah, bermaksud bertarung habis-habisan melawan Dortmund di area tersebut.
Hasilnya kini terlihat, efeknya tidak bagus. Di bawah tekanan pressing Dortmund, lini tengah Real Madrid tetap tidak terkendali.
Performa Dortmund membuat banyak orang tersadar - mungkin rumor konflik internal tim sebelum pertandingan tidak benar, atau bahkan jika benar, Dortmund telah mengatasi dampaknya. Ini tidak mengurangi daya tempur mereka, malah mungkin lebih kuat dari biasanya!
Lihatlah performansi Borussia Dortmund, apakah ini seperti performansi tim yang mengalami konflik internal?
Dalam kondisi seperti ini, target Real Madrid mungkin harus disesuaikan, dari mengalahkan Borussia Dortmund di kandang lawan, menjadi mempertahankan skor 1:2 hingga akhir pertandingan.
Komentator Spanyol yang menyadari kondisi Borussia Dortmund sedang bagus, langsung berkomentar: "Mungkin saat ini Mourinho seharusnya mempertimbangkan bukan mencetak gol, tapi pertahanan. Jika terus bermain menyerang seperti ini, bagaimana jika kebobolan lebih banyak? Skor 1:2 bukan hasil yang buruk, bisa menjaga ketegangan di leg kedua, bahkan dalam tingkat tertentu memberi keunggulan tipis untuk Real Madrid..."
Banyak tim yang bermain di kandang lawan menganggap skor 1:2 sama seperti menang.
Tapi Mourinho tidak melakukan hal itu, dia berdiri di pinggir lapangan tanpa sedikit pun tanda akan melakukan penyesuaian, membiarkan kedua tim saling serang.
Mungkin menurutnya, menyerah secara sukarela lebih menakutkan daripada mengalami kekalahan besar.
Dan dia yakin timnya akan mengalami kekalahan besar di Weibo...
Marcel Leif sangat senang dengan performa Borussia Dortmund: "Meski tidak tahu mengapa, tapi Dortmund saat ini terasa familiar dan menyenangkan. Inilah Dortmund yang kita sukai! Serangan mereka penuh gairah dan mengancam! Tampaknya kasus transfer Götze tidak terlalu mempengaruhi daya tempur Dortmund. Ini berkah bagi suporter netral, karena di akhir musim mereka masih bisa menyaksikan ketegangan perebutan gelar liga dan Champions Eropa terus berlanjut!"
……
Borussia Dortmund mengandalkan stamina prima dan kemampuan lari luar biasa, mendominasi permainan dan melancarkan serangan berulang kali yang mengancam gawang Real Madrid.
Rentetan serangan ini membuat lini pertahanan Real Madrid kewalahan. Dalam kondisi seperti ini, para bek telah kehilangan kewaspadaan, lebih sering mengandalkan insting tubuh untuk bertahan.
Zhou Yi di lini gelandang terus melakukan organisasi operan, menggoyang pemain Real Madrid dengan operan beruntun. Kemudian ia mengoper bola ke Reus yang menggunakan keunggulan teknis untuk menembus Coentrão sebelum memberikan umpan silang.
Namun umpan silangnya berhasil diblok oleh Raphaël Varane.
Bola muntahan jatuh di dekat Zhou Yi yang mengontrolnya dengan kaki. Saat itu Khedira juga sudah memburu ke arahnya.
Menghadapi Khedira yang menyerang, Zhou Yi langsung mengayunkan kakinya dengan penuh tenaga, seolah-olah akan melakukan tendangan keras.
Pada saat ini, Khedira tidak sempat berpikir lagi, secara refleks melompat sambil membalikkan punggungnya untuk menghalangi tembakan.
Tepat ketika dia membalikkan badan menghadap Zhou Yi, dia tidak melihat bahwa kaki Zhou Yi yang terayun bukan untuk menembak, melainkan menggeser bola ke kiri menuju area tengah!
Khedira yang sedang melayang di udara tidak bisa berbuat apa-apa meski melihat serangkaian gerakan Zhou Yi. Dengan mudah Zhou Yi menghindar dan mengejar bola, kali ini dia kembali mengayunkan kaki kanannya.
Setelah mengelabui Khedira dengan gerakan tipuan, apakah tendangan jarak jauh kali ini benar-benar akan dilakukan?
Ini yang dipikirkan banyak orang.
Xabi Alonso menyambar maju, berusaha menghalangi tembakan Zhou Yi dengan tubuhnya.
Namun kali ini dia lebih berhati-hati, tidak membalikkan badan seperti Khedira, tetap menghadap Zhou Yi siap menghadang dengan dada.
Sementara itu, Pepe, Varane, kiper Diego López, dan yang lain juga memusatkan perhatian pada "tembakan" Zhou Yi ini, siaga penuh untuk mengantisipasi tendangan jarak jauhnya.
Tak disangka, kaki kanan Zhou Yi yang terayun tinggi hanya menyodok bola dengan ujung kaki!
Bola meluncur cepat melewati samping Xabi Alonso, kembali mengarah ke Robert Lewandowski!
“Robert Lewandowski——melakukan pergerakan diagonal sebelum Zhou Yi mengoper bola! Saat dia berlari ke posisi, bola sepak dari Zhou Yi tepat datang. Bahkan dia tak perlu menyesuaikan posisi lagi, langsung menembak tanpa mengontrol bola!”
Transisi yang begitu cepat membuat Diego López kewalahan. Saat dia menyambar bola, jelas sudah terlambat.
Tentu ada kontribusi Zhou Yi di sini. Awalnya perhatian Diego López sepenuhnya tertuju pada tendangan jauh Zhou Yi. Gerakan tendangan keras Zhou Yi terlihat sempurna sebelum dia menusuk bola ke Lewandowski, membuat orang sama sekali tak menyangka akan operan...
Diego López gagal menghalau tembakan Robert Lewandowski ini.
Bola untuk ketiga kalinya masuk ke gawang Real Madrid!
“Lewandowski——LUAR BIASA!!!” Marcel Leif berteriak hingga parau, “Hattrick! Hattrick!! Robert Lewandowski menyelesaikan hattrick!!! Aaaaaaahhhh! Ini benar-benar gila——!”
Westfalenstadion seolah mengalami gempa bumi. Tribun bergetar, lensa kamera bergoyang tak henti. Seluruh stadion dipenuhi gemuruh dahsyat bakal muncul dari perut bumi.
Hanya dalam enam menit, Borussia Dortmund memperlebar keunggulan dari satu gol menjadi dua gol!
“Robert Lewandowski! Hattrick! Dua assist dari Zhou Yi!” He Ping juga bersemangat. “Kali ini assist Zhou Yi sangat indah, pertama dia melakukan gerakan tipuan tendangan lalu menggeser bola melewati Khedira, kemudian dengan gerakan tipuan tendangan lagi menipu Xabi Alonso, lalu mengoper bola secara tersembunyi dan tiba-tiba ke Robert Lewandowski... Benar-benar serangan yang luar biasa!”
Komentator stasiun TV Spanyol memegang kepala dengan kedua tangan dan mengeluh keras: “Ah! Ah! Sudah kukatakan harus lebih hati-hati agar tidak kebobolan lagi! Tapi akhirnya tetap kebobolan! Mourinho gagal melakukan penyesuaian tepat waktu, membuat Real Madrid terjebak dalam bahaya! Gol ini sepenuhnya bisa dihindari... Jelas terlihat Mourinho sama sekali tidak menyangka performa Borussia Dortmund begitu baik, manajemen lapangannya bermasalah!”
Setelah kebobolan, komentator ini mengkritik Mourinho dengan keras dan tanpa ampun, yang mencerminkan citra Mourinho di media Spanyol - dia bukanlah sosok yang disukai.
Para suporter Real Madrid di tribun juga kecewa, mereka duduk lesu di kursi masing-masing dengan wajah bingung.
Sebelum pertandingan, suasana hati semua orang cukup santai, merasa bahwa ketika Borussia Dortmund mengalami konflik internal, kedatangan Real Madrid ke kandang lawan untuk bertanding adalah keberuntungan. Mereka bisa dengan mudah mengalahkan Borussia Dortmund, lolos ke final lebih awal. Begitu masuk final dan bertemu Bayern München, itu akan menjadi pertandingan balas dendam...
Tak disangka perkembangan pertandingan setelah kick-off sama sekali berbeda dengan yang mereka bayangkan. Saat Cristiano Ronaldo menyamakan skor untuk tim, mereka masih berpikir pertandingan akhirnya akan kembali ke jalur yang benar. Namun euforia mereka hanya bertahan kurang dari dua puluh menit. Lima menit setelah babak kedua dimulai, pertandingan benar-benar memasuki ritme dan alur Borussia Dortmund.
……
Para pemain Borussia Dortmund bersorak gembira merayakan gol ini, sementara pemain Real Madrid membeku seperti patung kayu.
Kebobolan dua gol dalam enam menit benar-benar menjadi pukulan telak bagi mereka.
Di benak banyak orang, saat ini muncul kembali "kutukan ilmiah" yang pernah disebutkan Zhou Yi sebelumnya.
Apakah benar-benar ada "kutukan"?
Mungkinkah lapangan Jerman benar-benar menjadi neraka yang tak bisa ditaklukkan?
Ini mungkin lebih menakutkan bagi para pemain Real Madrid daripada kebobolan dua gol berturut-turut.
Karena gol yang kebobolan dalam pertandingan masih bisa dikejar kembali.
Tapi jika ini adalah semacam kutukan, maka itu benar-benar mematahkan semangat. Yang mereka hadapi sekarang bukan lagi pemain Borussia Dortmund, melainkan kekuatan mistis dari Timur...
Siaran TV menampilkan close-up shot Mourinho.
Mourinho berdiri di pinggir lapangan, memandang ke arah lapangan tanpa bicara. Tidak ada komunikasi dengan asistennya, tidak ada bahasa tubuh yang menunjukkan emosi, juga tidak ada penyesuaian taktik.
Dia hanya berdiri diam bagaikan patung. Tak seorang pun tahu apa yang sedang dipikirkannya.
Adegan ini mengingatkan kita pada musim pertama Jose Mourinho melatih Real Madrid, saat derby nasional pertama. Di tengah sorakan suporter Barcelona yang bergemuruh seperti tsunami di Camp Nou, ketika Piqué mengangkat satu telapak tangan, dia hanya duduk dengan ekspresi datar di bangku cadangan.
Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan 0-5 untuk Real Madrid di kandang lawan.
