Pertandingan berlanjut. Borussia Dortmund yang unggul dua gol terus menunjukkan semangat tinggi dengan lari tanpa henti, pressing gencar, dan serangan bertubi-tubi.
Menit ke-62, Zhou Yi mengoper bola ke Götze. Götze melewati dua pemain sebelum melepaskan tendangan keras yang berhasil ditepis Diego López, meleset tipis di atas mistar gawang.
Tendangan Götze itu hampir membuat suporter Borussia Dortmund melompat dari kursi, mengira skor akan menjadi 4-1.
Seiring berjalannya pertandingan, performa Götze berhasil menghapus memori buruk para suporter. Setiap kali Götze menguasai bola, siulan sindiran semakin jarang terdengar hingga kini hampir hilang sama sekali.
Saat lensa kamera kembali menyapu tribun selatan Westfalenstadion, spanduk-spanduk protes dan ejekan untuk Götze sudah tak terlihat lagi.
"Götze! Hampir mencetak gol! Meski Robert Lewandowski melakukan hattrick dan menjadi bintang paling mencolok. Tapi kita juga jangan lupa, di bawah tekanan berat, Götze tetap menampilkan performansi gemilang. Dia memberikan satu assist untuk Lewandowski, dan tendangan kali ini juga berkualitas tinggi!" Marcel Leif juga memuji Götze.
……
Meski "kutukan sains" membuat para pemain Real Madrid sempat goyah setelah kebobolan dua gol berturut-turut, mereka tetaplah klub raksasa. Klub besar tak mudah dihancurkan. Setelah fase awal yang kacau, banyak pemain Real Madrid perlahan pulih.
Mereka sadar saat ini hanya tertinggal dua gol. Jika memang takdirnya tak bisa menang di kandang lawan, menurunkan ekspektasi untuk meraih imbang masih bisa diterima. Bahkan jika imbang pun mustahil, mencetak satu gol lagi untuk mengubah skor menjadi 2:3 juga opsi valid. Dua gol tandang ini akan menjadi keunggulan besar saat kembali ke kandang sendiri.
Karena itu Real Madrid tak berniat menarik diri ke pertahanan. Mengingat sudah tertinggal dua gol, mempertahankan skor ini sampai akhir pertandingan pun tak banyak artinya. Lebih baik fokus menyerang.
Hanya dua menit setelah tembakan Götze ditepis Diego Lopez ke mistar gawang, Real Madrid mendapatkan tendangan bebas di area depan. Xabi Alonso yang mengeksekusi tendangan langsung mengarahkannya ke area penalti. Ramos melompat tinggi untuk menyambut bola di depan gawang, namun bola berhasil diamankan oleh Weidenfeller.
Dua menit kemudian, Real Madrid kembali mendapat kesempatan tendangan pojok berturut-turut. Sayangnya sundulan Cristiano Ronaldo di depan gawang melambung terlalu tinggi.
Serangan bertubi-tubi selama empat menit ini membuat banyak suporter Real Madrid yang menonton di depan televisi mulai melihat harapan untuk membalikkan keadaan.
Sebenarnya yang paling ditakuti bukanlah kebobolan gol, melainkan ketidakmampuan untuk merespons setelah kemasukan dan jatuh mental. Jika sudah seperti itu, Tuhan pun takkan sanggup menolong.
Menyaksikan gempuran Real Madrid, komentator stasiun TV Spanyol pun bersemangat terus memberikan dukungan: "...Meski masih tertinggal dua gol, jika Real Madrid bisa mencetak satu gol lagi, situasi akan berubah total! Dengan dua gol tandang, bahkan jika kalah 2:3 dari Borussia Dortmund pun masih bisa diterima!"
Rencana ini terdengar sangat ideal.
Tapi kenyataannya rencana selalu dibuat untuk diubah.
Hanya satu menit setelah sundulan Cristiano Ronaldo melambung tinggi, Zhou Yi di lini belakang langsung mengirim umpan panjang ke Götze yang berada di area depan.
Götze membawa bola menyerang area penalti Real Madrid.
Selama dribelnya, Westfalenstadion tak lagi terdengar siulan menghina, melainkan sorakan semangat untuknya.
Di tengah gemuruh suporter, Götze berhasil menembus area penalti sebelum dijatuhkan Xabi Alonso dari belakang.
Gerakan Götze yang terjatuh dengan tangan terbuka langsung direspon peluit wasit utama.
Penalti!
……
"Götze dribel penetrasi, mengalahkan dua pemain! Cantik! Masuk area penalti... Hah! Hah! Dia jatuh! Penalti! Ya, itu penalti!!" teriak Marcel Leif penuh semangat.
Saat Dortmund sudah unggul 3-1 atas Real Madrid, hadiah penalti ini semakin mengukuhkan dominasi mereka.
Götze terbaring di lapangan sementara Xabi Alonso mengangkat tangan dengan wajah polos, berpura-pura tak bersalah.
Wasit utama yang berlari sambil menunjuk titik penalti membuat jelas: ini bukan kartu kuning untuk diving, tapi penalti nyata!
Alonso bergegas membela diri: "Saya hanya sentuh ringan, dia terlalu dramatis jatuhnya. Ini diving!"
Protesnya ditolak mentah-mentah. Wasit mantap di titik penalti, mengangkat tangan tanda eksekusi segera dilakukan.
Ini ibarat pisau tambahan yang ditusukkan ke jantung Real Madrid...
Keputusan wasit utama ini membuat pihak Real Madrid sangat tidak puas. Alonso tentu bersikeras bahwa tindakannya belum sampai pada tingkat pelanggaran. Pemain Real Madrid lainnya pun berkerumun, dengan kapten tim Ramos mewakili seluruh tim berdiskusi dengan wasit utama. Mereka semua berpendapat bahwa Götze terjatuh terlalu berlebihan dalam situasi ini, ada kecurigaan diving.
Mourinho di pinggir lapangan juga menunjukkan kemarahan yang hebat. Ia terus-menerus mengayunkan tangannya, berteriak-teriak, bahkan sampai menarik perhatian ofisial keempat yang memintanya untuk lebih tenang.
Namun tidak mudah untuk tetap tenang. Setelah mengalami pukulan berturut-turut, Real Madrid yang masih menunjukkan ketangguhan mulai membangun serangan yang menjanjikan. Tapi di momen krusial ini justru diberikan penalti, siapa pun akan sulit tetap tenang.
Di sisi lain, area bangku cadangan Borussia Dortmund dipenuhi suka cita. Suporter Borussia Dortmund di tribun sudah mulai menyanyikan lagu-lagu kemenangan dengan gembira.
Dalam pertandingan kemarin, Bayern München mencetak empat gol di kandang sendiri melawan Barcelona. Saat itu para suporter Dortmund berpura-pura tidak iri, namun mengingat kondisi tim mereka yang buruk, sebenarnya mereka merasa pahit.
Tapi sekarang, Borussia Dortmund bahkan memiliki kesempatan untuk mencetak empat gol melawan Real Madrid di kandang sendiri!
Götze dibantu bangun oleh Robert Lewandowski dari tanah, lalu dipeluk erat oleh striker Polandia itu.
Delapan puluh persen dari gol ini harus diakui sebagai kontribusinya. Penalti ini sepenuhnya diraih berkat kemampuan individu pemain untuk timnya.
Komentator Marcel Leif berkomentar penuh perasaan melihat adegan ini: "Pemain muda berbakat ini menunjukkan bakatnya dengan sempurna dalam serangan tadi! Dua giringan beruntun yang sangat memukau, seluruh lini pertahanan Real Madrid dibuatnya tak berdaya... Sayangnya, pemain jenius hasil binaan Akademi Borussia Dortmund ini mulai musim depan tidak akan lagi menjadi milik Dortmund... Nanti, kita tidak tahu perasaan campur aduk apa yang akan dirasakan suporter Dortmund ketika melihat Götze mengenakan seragam Bayern München..."
Ucapan ini membuat para suporter Dortmund yang sedang bersorak di depan televisi menjadi sunyi.
Masa depan yang membuat mereka kehilangan kata-kata itu sudah semakin dekat...
Semakin bagus performa Götze saat ini, semakin sakit hati para suporter Dortmund.
Setelah kemarahan awal, emosi mereka berubah menjadi kebingungan dan kekecewaan - Apakah Dortmund benar-benar tidak bisa mempertahankan pemainnya?
Melihat performa gemilang para pemain seperti Sahin, Götze, Zhou Yi, Markus Wagner, Shinji Kagawa, Robert Lewandowski, Mats Hummels, dan Reus secara berturut-turut, mereka pernah membayangkan masa depan tim yang penuh harapan indah.
Suporter Borussia Dortmund punya alasan untuk berharap seperti itu, karena tim Borussia Dortmund ini benar-benar terlihat sangat muda sampai-sampai agak berlebihan.
Saat ini, pemain tertua di Borussia Dortmund adalah Owomoyela yang lahir tahun 1979, disusul dua pemain kelahiran 1980 yaitu kiper Weidenfeller dan kapten Sebastian Kehl——usia 33 tahun saja sudah bisa dianggap senior di tim ini.
Sisanya hampir semua pemain lahir setelah 1985, hanya ada satu pemain kelahiran 1982——Oliver Kirch.
Kelahiran 1985 ada dua pemain——Kuba dan Piszczek.
Kelahiran 1986 hanya satu——Felipe Santana.
Tidak ada pemain kelahiran 1987, kemudian para pemain 1988——Subotic, Hummels, Nuri Şahin, Großkreutz, Robert Lewandowski, Langerak, Schmelzer. Tujuh pemain berusia 24 tahun ini masih tergolong pemuda.
Kelahiran 1989 ada Sven Bender, Reus, Julian Schieber, Bakałowicz. Keempatnya baru 23 tahun.
Selanjutnya adalah generasi 90-an yang jumlahnya sangat banyak.
Tahun 1990: İlkay Gündoğan, Baina; 1991: Zhou Yi, Markus Wagner, Höhnschuh, Thomas Meißner, Alomerović, Halstenberg; 1992: Mario Götze, Moritz Leitner, Jonas Hofmann, Benatelli; 1993: Mustafa Amini dan Leonardo Bittencourt; 1994 juga memiliki dua pemain: Collé Günther dan Marvin Ducksch.
Daftar tim utama Borussia Dortmund total memiliki 34 pemain: 1 generasi 70-an, 17 generasi 80-an, dan 16 generasi 90-an.
Bahkan generasi 90-an dan banyak generasi 88-an telah menjadi pilar utama tim, sekaligus bintang harapan yang sangat berbakat.
Contohnya Ducksch yang berusia 18 tahun.
Pemuda yang berposisi sebagai penyerang ini merupakan produk unggulan akademi Borussia Dortmund. Dengan tinggi 1,88 meter dan berat 75 kilogram, posturnya tinggi namun memiliki kecepatan, teknik menembak, insting di depan gawang yang baik, kemampuan kaki kiri-kanan seimbang, serta heading yang mumpuni. Pada musim 2010-2011 di tim junior Borussia Dortmund, ia mencetak 40 gol dan 4 assist. Musim lalu di usia 17 tahun, ia telah tampil 18 kali untuk tim cadangan Dortmund dengan 7 gol, sehingga musim ini dipromosikan ke tim utama oleh Klopp.
Para pemuda berbakat inilah masa depan Borussia Dortmund, dan hal itulah yang paling dinantikan para suporter.
Tapi sekarang?
Sahin, Shinji Kagawa pergi satu per satu, sekarang Götze juga akan pergi.
Perasaan ini seperti Borussia Dortmund adalah kapal yang setiap saat bisa terbalik dan tenggelam, sementara orang-orang di kapal berlomba-lomba melompat keluar, tapi tak ada yang berpikir apakah kita harus berusaha menyelamatkan kapal ini?
Kemenangan 4-1 atas Real Madrid memang membahagiakan, namun kebahagiaan ini berbeda dengan kegembiraan sebelumnya. Suporter Borussia Dortmund menyadari dengan jelas, momen membahagiakan seperti ini semakin langka dan durasi kegembiraannya semakin pendek.
Kegembiraan sulit menyembunyikan kekhawatiran akan masa depan.
Ini benar-benar pertandingan dengan campuran bahagia dan sedih, membuat suporter Borussia Dortmund bersukacita sekaligus cemas...
