Setelah pertandingan melawan Düsseldorf, seluruh tim Borussia Dortmund segera kembali ke markas mereka pada malam yang sama. Beruntung jarak Düsseldorf ke Dortmund tidak terlalu jauh.
Setelah tiba di Dortmund, Klopp mengumumkan pembubaran tim sementara. Pemain yang bertanding melawan Düsseldorf besok pagi tidak perlu datang latihan, mereka bisa tidur lebih lama di rumah dan beristirahat, baru datang latihan tim pada sore hari.
Pada hari Senin, seluruh tim akan naik pesawat menuju Madrid untuk mempersiapkan leg kedua semifinal.
Sebagian orang menganggap pertandingan itu hanya sekadar formalitas, tapi mungkin tidak sesederhana yang dibayangkan...
Media-media Madrid telah memulai mobilisasi dua hari sebelumnya, terus menerus menyeru para suporter untuk datang ke stadion mendukung Real Madrid dengan retorika yang cukup mengejutkan.
"...Real Madrid sedang berada di titik paling kritis! Saatnya tunjukkan cinta kita pada tim!"
"Mari bersatu, tinggalkan semua prasangka, dan teriakan kita di Bernabeu akan bertarung sampai detik terakhir!"
"Tim membutuhkan kita! Keraguan atau pengecut saat ini sama dengan pengkhianatan!"
"Ke Bernabeu! Jadikan tempat itu neraka!! Semangat kita yang membara akan melelehkan batu karang menjadi lahar!"
"Ini final! Perlakukan pertandingan ini seperti final! Pemain harus bertarung habis-habisan di lapangan, kita suporter di tribun juga tak boleh lagi bersikap gentleman!"
……
Beberapa media menyebutkan berbagai contoh sukses balik keadaan dalam sejarah untuk menyemangati suporter dan tim Real Madrid.
Yang paling sering disebut tentu saja keajaiban Deportivo La Coruña di masa lalu.
Pada babak 16 besar Champions Eropa 2004, Deportivo La Coruña bertandang ke AC Milan di leg pertama dan kalah 1-4. Saat itu semua orang mengira Deportivo sudah tereliminasi, pertandingan leg kedua dianggap tanpa ketegangan.
Namun di kandang sendiri, Deportivo La Coruña membalas dengan kemenangan 4-0, mengeliminasi AC Milan yang seperti tidur sambil berjalan dengan agregat 5-4.
Beberapa media bahkan menghubungi Walter Pandiani, penyerang Uruguay Deportivo yang tampil gemilang di pertandingan itu, untuk memberikan saran kepada Real Madrid tentang cara membalikkan keadaan.
Pandiani menyatakan jika Real Madrid ingin membalikkan keadaan di kandang sendiri melawan Borussia Dortmund, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyerang saat lawan belum siap di menit awal pertandingan. Mencetak gol secepat mungkin akan mengubah mentalitas kedua tim secara halus, perubahan yang berdampak langsung pada jalannya pertandingan.
Wasit utama pertandingan ini juga menjadi sorotan.
Media Madrid tentu berharap wasit yang berpihak pada Real Madrid akan memimpin pertandingan, bukan karena keberpihakan nyata tapi berdasarkan probabilitas historis data pertandingan wasit tersebut bersama Real Madrid.
Menurut pengumuman UEFA, wasit yang ditunjuk untuk pertandingan ini adalah Howard Webb, wasit top asal Inggris.
Pilihan ini menimbulkan perasaan campur aduk di kalangan suporter Real Madrid dan media.
Pertama, sebagai wasit utama yang pernah memimpin final Liga Champions dan Final Piala Dunia, Webb tentu memiliki kemampuan tinggi. Namun terkadang dia melakukan kesalahan yang sulit dipahami.
Contohnya saat memimpin Final Piala Dunia 2010, terjadi keputusan wasit kontroversial yang sangat jelas - saat itu gelandang bertahan timnas Belanda, De Jong, melakukan tendangan keras ke dada gelandang Spanyol Xabi Alonso. Pelanggaran sangat berbahaya ini hanya dihukum kartu kuning oleh Webb, memungkinkan De Jong tetap di lapangan. Setelah pertandingan, Webb sendiri mengakui seharusnya dia memberikan kartu merah. Beruntung Spanyol akhirnya menjadi juara Piala Dunia. Seandainya Spanyol kalah, keputusan kontroversial ini pasti akan menjadi bahan perdebatan panjang.
Media Madrid membuat statistik pertandingan Real Madrid yang diwasiti Webb. Sebelum pertandingan ini, dia telah memimpin tiga pertandingan Los Blancos dengan hasil satu kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan - catatan yang sangat seimbang. Dua dari pertandingan tersebut melibatkan tim Jerman.
Pertandingan pertama Webb sebagai wasit untuk Real Madrid terjadi pada musim 2007-2008 di pertandingan grup Liga Champions, di mana Los Blancos mengalahkan Werder Bremen 2:1 di kandang sendiri.
Pertandingan lain yang terkait dengan timnas Jerman adalah semifinal Champions Eropa musim lalu, di mana Real Madrid kalah 1-2 di kandang lawan Bayern München.
Jika dipaksakan untuk dianalisis, bisa dikatakan bahwa dalam pertandingan yang dipimpin wasit Webb antara Real Madrid dan tim Jerman, selama Real Madrid bermain di kandang sendiri melawan tim Jerman, mereka selalu menang.
Namun sebenarnya analisis semacam ini tidak bermakna karena data yang tersedia terlalu sedikit dan kurang meyakinkan.
Selain itu, dalam pertandingan musim lalu saat Real Madrid kalah di kandang lawan Bayern München, Webb juga membuat keputusan kontroversial - saat Ribery mencetak gol pembuka untuk Bayern München, Gustavo berada dalam posisi offside yang mempengaruhi Casillas, namun Webb tetap memutuskan gol tersebut sah.
Dari sudut pandang ini, pengawasan Webb dalam pertandingan ini mungkin bukan kabar baik bagi Real Madrid.
Namun media tetap harus mencari hal-hal yang menguntungkan Real Madrid untuk menyemangati tim dan suporter.
Untuk Real Madrid, carilah dari orang-orang yang terkait dengan klub tersebut.
Media benar-benar berhasil menemukan fakta menarik. Mereka menemukan bahwa Howard Webb sebenarnya adalah kenalan lama bagi José Mourinho, pelatih Real Madrid saat ini. Saat Mourinho melatih Chelsea dulu, mereka sering berinteraksi. Pada final Liga Champions 2010 ketika Inter Milan melawan Bayern München, wasit yang memimpin pertandingan adalah Howard Webb. Pada pertandingan itu, tim Mourinho menang mudah 2-0 atas Bayern München, membuat pelatih asal Portugal tersebut meraih gelar Champions Eropa kedua dalam karier kepelatihannya.
Dalam arti tertentu, Webb seolah menjadi "bintang keberuntungan" bagi Mourinho.
Selain itu, ada satu insiden lain yang membuktikan kedekatan hubungan mereka - pada pertandingan musim lalu dimana Real Madrid kalah 1-2 dari Bayern München. Meski Webb membuat keputusan kontroversial selama pertandingan, Mourinho justru membela wasit asal Inggris itu setelah laga: "Bola itu jelas offside, tapi kesalahan seperti ini wajar terjadi. Saya tidak akan menyalahkan siapa pun."
Ini sangat tidak biasa mengingat Mourinho dikenal sangat kritis terhadap keputusan wasit.
Jika hubungan pribadi Webb dan Mourinho memang sangat baik, mungkin secara tidak sadar dia akan sedikit memihak Real Madrid selama pertandingan? Jika benar demikian, ini akan menjadi keuntungan besar bagi Los Blancos.
Selain itu, media Madrid juga menemukan bahwa Webb sebenarnya bisa dianggap sebagai "malaikat pelindung" bagi orang Spanyol. Final Piala Dunia Afrika Selatan adalah pertama kalinya Spanyol meraih gelar juara Piala Dunia dalam sejarah, dan wasit utama yang memimpin pertandingan saat itu adalah Webb.
Tentu saja tidak semua orang merasa keputusan Webb menjadi wasit untuk pertandingan Real Madrid merupakan hal baik bagi Los Blancos.
Pertama, dia sering melakukan kesalahan tak terduga dalam pertandingan dengan beberapa keputusan wasit yang kontroversial. Musim lalu Real Madrid baru saja dirugikan oleh Webb, kali ini tidak ada yang bisa menjamin semuanya akan berjalan lancar.
Selain itu, semua orang tahu Webb adalah pendukung Manchester United. Sedangkan Mourinho saat melatih Chelsea, rival utamanya adalah Setan Merah. Belum lagi di babak 16 besar musim ini, Real Madrid baru saja mengeliminasi...
……
29 April, seluruh tim Borussia Dortmund tiba di Madrid dengan pesawat.
Di bandara, para pemain harus berhadapan dengan banyak wartawan dan serangkaian pertanyaan yang dilontarkan.
Beberapa memilih diam, beberapa menjawab sekadarnya. Justru Zhou Yi yang berhenti dan menunjukkan kesediaan untuk berkolaborasi.
Wartawan pun langsung mengepungnya, memisahkannya dari rekan setim yang lain.
Semua pertanyaan yang telah disiapkan ditujukan kepada Zhou Yi.
Menghadapi wartawan yang berkerumun dan berbagai pertanyaan, Zhou Yi menjawab dengan wajah datar dan senyum: "Bagaimana perasaan tentang Madrid? Jujur saja, kami sudah terlalu sering ke sini musim ini, ha!"
"Begitu dia berkata, para wartawan pun ikut tertawa."
Benar juga, di fase grup, Borussia Dortmund dan Real Madrid berada di grup yang sama, jadi tim sudah sekali datang ke Madrid selama fase grup. Lalu di perempat final, Borussia Dortmund bertemu Atletico Madrid, lagi-lagi tim dari Madrid. Jadi datang lagi. Sekarang di semifinal, mereka kembali bertemu Real Madrid. Begitu saja dalam satu musim sudah tiga kali ke Madrid...
"Bagaimana pandanganmu tentang pertandingan selanjutnya? Ada pendapat yang mengatakan ini hanya formalitas bagi Borussia Dortmund..."
Zhou Yi menyela ucapan orang itu sambil geleng-geleng kepala: "Tidak, tidak, tidak. Mana mungkin formalitas? Tiga gol dalam satu pertandingan bukan hal sulit bagi Real Madrid. Jika kami sendiri menganggap ini cuma formalitas, khawatirnya nanti kami yang terpaksa angkat kaki dari Champions Eropa."
Seorang wartawan China bertanya: "Media di Madrid menggunakan contoh pertandingan Deportivo La Coruña vs AC Milan dulu, berpendapat Real Madrid masih punya peluang balik keadaan..."
"Tentu, bahkan probabilitas 0,0% pun tetap ada kemungkinan. Jadi kami tidak akan lengah. Kami bukan AC Milan... Selain itu, menurut saya media terlalu tidak ramah ke AC Milan. Setiap kali bicara tentang keajaiban balik keadaan, selalu menjadikan AC Milan contoh. Mulai dari Keajaiban Istanbul sampai Keajaiban La Coruña... Sungguh, saya yang bukan suporter AC Milan saja merasa kasihan!" canda Zhou Yi.
“Surat kabar《Marca》menyerukan suporter Real Madrid mengubah Bernabeu menjadi neraka……”
“Bukankah itu bagus? Separuh musim kami bermain di kandang sendiri neraka, jadi sensasi ini sudah sangat familiar. Jika Bernabeu benar-benar jadi neraka, justru akan meningkatkan performansi kami.”
Di satu sisi Zhou Yi mengatakan tidak akan meremehkan lawan, di sisi lain dia menunjukkan kepercayaan diri yang kuat.
Meski jarang terlibat perang mulut sebelum pertandingan, setiap kali Zhou Yi ikut campur, dengan santai sudah mengambil keuntungan dari orang itu. Ini memang bagian dari kemampuannya.
Seorang wartawan pernah berkomentar: "Jika Zhou Yi giat berdebat, mungkin tak ada yang bisa menandinginya di dunia sepakbola..." Kemampuan ini sudah diperlihatkannya selama Olimpiade tahun lalu.
Sayangnya "senjata pamungkas" mulut Zhou Yi ini tidak mudah digunakan, kalau tidak media pasti seperti merayakan tahun baru setiap hari...
