Tribun dipenuhi siulan, Cristiano Ronaldo mengacungkan tinju dengan murka, masih kesal dengan keputusan Webber tadi.
Bola menggelinding keluar garis lapangan. Modric langsung mendatangi wasit utama Webber yang berada dekat dengannya untuk protes soal handball Hummels.
Tapi Webber hanya menggeleng tanpa bicara. Tidak jelas apakah gelengan itu artinya dia tidak melihat kejadiannya, atau menganggap itu kontak bola ke tangan Hummels yang tidak termasuk pelanggaran...
“Tenang, tenang!” Komentator Spanyol perlahan mulai stabil, “Saat ini yang terpenting bukan berdebat dengan wasit. Fokuskan energi ke pertandingan! Kita masih punya waktu. Borussia Dortmund sudah hampir menyerah! Handball Hummels itu buktinya! Serangan kita sudah membuat mereka panik sampai melakukan kesalahan!”
Namun pemain Real Madrid di lapangan tidak bisa mendengar apa yang dikatakan komentator. Ini bukan keputusan kontroversial pertama Webb dalam pertandingan ini, juga bukan pertama kalinya Mats Hummels lolos dari pengawasan wasit utama. Saat berebut bola dengan Higuain di area penalti di babak pertama yang menyebabkan Higuain terjatuh, para pemain Real Madrid sudah terbebani perasaan kesal cukup lama. Jika pelanggaran itu dihitung saat itu, Real Madrid akan mendapatkan penalti.
Kini, Webb kembali membuat keputusan yang merugikan Real Madrid, bagai menambahkan bensin ke api yang membakar amarah para pemain Real Madrid.
Maka dalam sisa pertandingan, gerakan para pemain Real Madrid semakin kasar.
Ramos kemudian mendorong Robert Lewandowski dari belakang saat pemain Polandia itu menguasai bola, disertai dua kali tendangan yang membuat Lewandowski terjatuh kesakitan. Webb menghentikan pertandingan dan menunjukkan kartu kuning kepada Ramos.
Ramos sangat tidak puas dengan kartu kuning tersebut, terus-menerus memprotes dan mengeluh kepada Webb: "Handball mereka tadi tidak dihitung, tidak ada kartu, kenapa saya yang dapat kartu?"
Siulan penuh ejekan menggema di tribun Bernabeu menyambut keputusan wasit ini.
Webb tidak banyak menjelaskan, hanya berkata kepada Ramos: "Saya wasit, cukup dengarkan keputusan saya."
Ramos masih ingin terus berdebat dengan Webb, namun ditarik oleh Essien. Dia harus mencegah Ramos, karena jika tidak, dengan temperamen panas Ramos, bisa saja dia langsung mendapatkan kartu kuning kedua dan dikeluarkan dengan kartu merah... Itu akan menjadi pukulan telak bagi Real Madrid. Bahkan jika mereka berhasil mengeliminasi Borussia Dortmund di menit akhir, tanpa Ramos, lubang besar di lini pertahanan bisa membuat mereka dihujani gol oleh lawan di final...
……
Setelah pertandingan dilanjutkan, Borussia Dortmund melakukan tendangan bebas di area depan.
Saat ini, ketika mendapatkan set-piece di area depan, Borussia Dortmund tidak lagi mengerahkan banyak pemain untuk duel udara. Mereka harus waspada terhadap serangan balik Real Madrid, jadi semua bek tetap berada di belakang. Hanya Robert Lewandowski yang berada di depan gawang.
Dalam kondisi seperti ini, sekadar menendang bola ke depan gawang dan membiarkan Lewandowski duel udara tidaklah efektif. Probabilitas Lewandowski menyundul bola ke gawang terlalu kecil, kemungkinan besar justru bola akan direbut lawan lalu melakukan serangan balik.
Meski serangan balik ini belum tentu menghasilkan gol, menyerahkan penguasaan bola secara cuma-cuma dan membuat diri sendiri dalam posisi pasif jelas bukan tindakan bijak.
Zhou Yi memutuskan untuk mencoba pendekatan berbeda.
Tidak menendang bola ke depan gawang lawan, melainkan mempertahankan bola di area Borussia Dortmund selama mungkin untuk mengulur waktu pertandingan, memperlambat permainan sebisanya.
Setelah menetapkan strategi, Zhou Yi berbalik dan mengoper bola ke Sven Bender di belakangnya, lalu membuka ruang dengan bergerak diagonal untuk memberikan dukungan.
Sven Bender tentu paham maksud Zhou Yi. Melihat Zhou Yi membuka ruang, ia segera mengembalikan operan ke Zhou Yi.
Zhou Yi tidak mengontrol bola, langsung mengoper kembali ke İlkay Gündoğan yang juga berposisi sebagai gelandang bertahan.
Usai mengoper, ia terus bergerak horizontal mempertahankan sudut lebar dengan Gündoğan, memastikan jalur operan mudah terbuka kapanpun dibutuhkan.
Tepat seperti perkiraan, Gündoğan langsung menemukan Zhou Yi dan mengirimkan bola kepadanya.
Real Madrid jelas menyadari taktik Borussia Dortmund.
Menyisakan waktu pertandingan yang semakin menipis, tentu mereka sedang mengulur-ulur waktu...
Tidak boleh membiarkan Dortmund terus memperlambat permainan!
Saat bola dari Gündoğan mengarah ke Zhou Yi, Sami Khedira mendekati dengan garang siap merebut.
Meski tak melihat ke belakang, Zhou Yi merasakan bahaya mendekat. Tanpa mengontrol bola, ia menyambut operan lalu langsung mengembalikannya.
Persis setelah operannya meluncur, kaki Khedira menyapu dari belakang seperti kapak penebang pohon - menjatuhkan Zhou Yi ke tanah.
Zhou Yi memegang pergelangan kakinya dan terjatuh!
"Eh! Pelanggaran! Gerakan Khedira ini sangat tidak baik... sama sekali tidak perlu!" teriak He Ping. "Dalam situasi Zhou Yi sudah mengoper bola, Khedira tetap tidak menarik kakinya dan langsung menyapu Zhou Yi. Ini adalah pelanggaran yang sangat buruk, bahkan bisa disebut pelanggaran balas dendam. Karena keputusan kontroversial wasit Webb sebelumnya, para pemain Real Madrid merasa kesal. Tapi masalah harus dicari ke akarnya, Zhou Yi tidak mengganggu Khedira. Gerakan ini benar-benar... tidak sportif!"
Peluit Webb kembali berbunyi, disertai siulan para suporter Real Madrid yang masih menganggap keputusan wasit ini salah.
Khedira juga membuat gerakan tangan menuduh Zhou Yi melakukan diving kepada Webb.
Setelah insiden handball Hummels yang tidak diputuskan, kini setiap keputusan Webb yang merugikan Real Madrid pasti akan memicu siulan dari tribun suporter dan kemarahan para pemain.
Melihat gerakan Khedira, He Ping tidak senang: "Apa maksud gerakan Khedira? Mengatakan Zhou Yi diving? Jangan bercanda! Gerakannya sebesar itu, bahkan jika Zhou Yi melompat menghindar pun tidak akan bisa, masa diving? Justru sekarang aku berharap Zhou Yi benar-benar diving, setidaknya tidak ada risiko cedera..."
Setelah disapu Khedira, Zhou Yi terus berguling di tanah sambil memegangi pergelangan kaki yang lebih parah, tidak bisa bangun.
Di tengah siulan, Webb memberikan Khedira sebuah kartu kuning.
Marcel Leif protes dengan kasar: "Kartu kuning?! Pelanggaran dari belakang! Hanya kartu kuning?! Menurutku bahkan kartu merah pun pantas diberikan!"
Pokoknya keputusan wasit Webb hari ini pasti tidak akan memuaskan kedua belah pihak...
Klopp juga protes dengan geram di pinggir lapangan: "Ini seharusnya kartu merah! Pelanggaran yang sangat keji!"
Pemain Real Madrid berkerumun memprotes handball Hummels sebelumnya, sementara pemain Borussia Dortmund membela Zhou Yi dan menganggap kartu kuning terlalu ringan untuk Khedira. Meski beberapa pemain Dortmund dan Khedira adalah rekan setim di Timnas Jerman, saat ini tak ada yang peduli dengan "ikatan timnas" - para pemain kedua tim berdesakan saling berteriak.
Reus tidak ikut kerumunan, malah mendekati Zhou Yi yang masih terbaring, berjongkok dan bertanya khawatir: "Kamu baik-baik saja, Zhou Yi?"
Zhou Yi menyipitkan mata sambil meringis: "Masih bisa..."
"Tapi suaramu terdengar tidak baik."
"Sedikit sakit, tapi nanti juga hilang." Suara Zhou Yi sudah mulai normal.
"Mau aku bantu kamu bangun?" Reus bertanya lagi.
Zhou Yi menggelengkan tangan: "Jangan buru-buru, biarkan aku berbaring dulu."
"Sepertinya kamu masih..."
“Tidak. Hanya ingin mengulur waktu sedikit.” Zhou Yi mengedipkan mata ke Reus, wajahnya menampilkan senyum licik.
Melihat senyum Zhou Yi ini, Reus baru berani yakin bahwa Zhou Yi benar-benar tidak apa-apa.
Fisioterapis Dr. Braun berlari mendekat, berjongkok di samping kaki Zhou Yi, memeriksa cederanya.
“Aku masih menghindar, tapi tidak sepenuhnya berhasil.” Zhou Yi menjelaskan pada Dr. Braun.
Braun mengangguk sambil menyemprotkan spray pendingin ke pergelangan kaki Zhou Yi: “Aku tahu.”
Kemudian dengan cepat dia mengeluarkan plester medis, mulai membalut pergelangan kaki kiri Zhou Yi dengan kencang.
Sangat kencang, sampai Zhou Yi merasa aliran darahnya terhambat: “Terlalu ketat, Dok...”
“Kalau tidak ketat percuma. Atau kamu mau langsung ditarik keluar sekarang?” Dr. Braun terus membalut dengan kencang.
“Eh, lebih ketat lagi lebih baik, ha...” Zhou Yi langsung berhenti mengeluh.
Saat itu wasit utama Webb datang menanyakan pada Braun: “Perlu tandu?”
Hampir bersamaan, Zhou Yi dan Dr. Braun menggeleng kepala: “Tidak perlu, terima kasih!”
Mereka saling memandang sesaat, dengan chemistry yang baik tanpa tersenyum.
"Mengapa tidak menggunakan tandu? Karena begitu tandu masuk lapangan, tidak peduli Zhou Yi mau atau tidak dibawa keluar dengan tandu, dia harus turun. Kemudian dia harus menunggu izin wasit utama di pinggir lapangan sebelum bisa kembali bermain. Dalam periode ini, Borussia Dortmund akan bermain dengan 10 pemain, dipaksa bertahan dalam formasi yang tidak lengkap."
"Berapa lama harus menunggu di pinggir lapangan? Itu sulit dipastikan... Bagaimana jika wasit Webb yang sepanjang pertandingan ini terlihat kurang awas, membutuhkan waktu beberapa menit untuk menyadarinya? Zhou Yi benar-benar harus menunggu dengan sia-sia."
"Ini sangat merugikan bagi Borussia Dortmund."
"Karena itu baik Zhou Yi maupun Dr. Braun sama-sama menolak penggunaan tandu."
"Dr. Braun kemudian menepuk paha Zhou Yi dengan lembut: 'Sudah, bisa bangun sekarang.'"
"Dia membantu Zhou Yi bangun perlahan: 'Coba beri tekanan.'"
"Zhou Yi menginjakkan kaki kirinya dengan kuat ke tanah, tidak merasakan sakit. Ia mengangguk ke Dr. Braun: 'Tidak masalah, terima kasih Dokter.'"
"Braun memberi acungan jempol, lalu berbalik dan berlari keluar lapangan."
……
"'Fisioterapis tim melakukan perawatan sederhana pada Zhou Yi, membalut dengan perban... Semoga cedera Zhou Yi tidak terlalu parah. Saat disapu Khedira tadi benar-benar membuat deg-degan...' komentar He Ping dengan nada berat."
"Ini bukan kekhawatiran He Ping saja. Seluruh suporter China merasakan hal sama. Meskipun Real Madrid memiliki banyak pendukung di China, di momen seperti ini semua memihak Zhou Yi. Tak ada yang ingin melihatnya cedera akibat permainan keras pemain Real Madrid."
Dan setelah musim berakhir, Zhou Yi masih harus mewakili Tim China melanjutkan partisipasi di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Ada tiga pertandingan di bulan Juni: 4 Juni bertandang ke Oman, 11 Juni menjamu Jepang di kandang sendiri, dan 18 Juni bertandang ke Australia.
Dua pertandingan terakhir sangat penting dan sulit. Jika Zhou Yi absen karena cedera, ini akan menjadi berita terburuk bagi Tim China. Jika sampai kehilangan kesempatan lolos ke Piala Dunia karena ini, sungguh suatu kesia-siaan...
Kehadiran pemain China di Final Liga Champions memang merupakan terobosan bersejarah. Tapi bagi suporter China, yang lebih mereka perhatikan sebenarnya adalah apakah Tim China bisa kembali tampil di panggung Final Piala Dunia.
Babak 210: Selisih Satu Gol
Meski Ramos dan Khedira sudah menerima kartu kuning berturut-turut, agresivitas Real Madrid tidak berubah. Mereka sadar: Bermain sopan seperti gentleman demi menghindari kartu sama saja dengan menyerah sebelum waktunya.
Untuk lolos ke final, kekasaran adalah keharusan. Hanya dengan cara ini mereka bisa merebut kembali dominasi di lapangan.
Apa artinya mendapat satu-dua kartu untuk tujuan ini?
Wasit Webb pun memilih tutup mata. Entah karena merasa waktu tinggal sedikit dan perlu melonggarkan kriteria keputusan untuk Real Madrid, atau tidak ingin lagi mendengar siulan menderu dari tribun Bernabeu.
"Singkatnya, saat kedua tim berebut bola, dia akan lebih condong ke tim favorit. Tapi ini wajar dan bisa dimaklumi, lagipula ini kandang Real Madrid."
Pertandingan memasuki menit ke-80, skor tetap tak berubah. Angka 0-0 di layar besar terasa membeku.
"Waktu yang tersisa untuk Real Madrid semakin sedikit..." kata He Ping.
Meski tegang, Marcel Leif merasa lebih aman di dalam hati. Seiring berjalannya waktu, harapan Real Madrid mencetak tiga gol dalam sisa waktu semakin tipis.
Siapa yang percaya mereka bisa mencetak tiga gol dalam sepuluh menit?
Komentator stasiun TV Spanyol masih terus memberi semangat: "Masih ada sepuluh menit, ditambah injury time mungkin maksimal 15 menit! Semangat, Real Madrid! Tidak ada kekalahan yang sudah ditakdirkan! Dengan usaha, keajaiban selalu mungkin!"
……
Setelah menit ke-80, serangan Real Madrid semakin ganas. Bahkan Raphaël Varane maju sampai lingkaran tengah. Mereka sama sekali tidak memikirkan ruang kosong besar di belakang yang mungkin dimanfaatkan Borussia Dortmund untuk serangan balik. Tanpa keyakinan mengambil risiko besar dan kesadaran seperti ini, bagaimana mungkin mereka menciptakan keajaiban di menit akhir?
Setelah terus memberikan tekanan ke gawang Borussia Dortmund, pada menit ke-82 Benzema menguasai bola di area penalti. Namun dia dijaga ketat oleh Subotic sehingga sama sekali tidak bisa berbalik badan. Tidak hanya tidak bisa berbalik, di sekelilingnya semua pemain Dortmund. Bahkan ingin mengoper bola ke Cristiano Ronaldo yang juga berada di area penalti pun tidak mungkin. Dan dia juga tidak bisa membiarkan bola terlalu lama di kakinya.
Akhirnya, Benzema memilih untuk mengoper bola keluar dari area penalti.
Hal ini sedikit mengecewakan suporter Real Madrid - operan mundur seperti itu, bukankah serangan akan berakhir di sini?
Bola dari Benzema diberikan kepada Kaka yang berada di luar area penalti.
Setelah menerima bola, Kaka langsung memberikan operan terobosan ke Özil di sisi kanan.
Özil yang menerima bola di sayap kanan langsung menyerang ke garis dasar dan memberikan umpan silang. Bola tidak diangkat melainkan menggelinding cepat menyusur rumput ke depan gawang. Umpan rendah yang licik ini membuat bek Dortmund kesulitan bereaksi, khawatir akan mencetak gol bunuh diri...
Tapi tidak mungkin hanya diam melihat bola menggelinding begitu saja?
Hummels dengan susah payah menyapu bola di area depan gawang untuk membersihkan bahaya. Tapi dia gagal menyentuh bola dan kehilangan Benzema di belakangnya!
Di belakangnya, Benzema dengan jarak sangat dekat langsung menendang cepat, bola pun melesak ke gawang!
"Benzema--!!" teriak komentator Spanyol membahana.
Pada saat yang sama, gemuruh sorakan gembira juga bergema di Stadion Bernabeu.
Meski sudah menit ke-82, mencetak gol di saat seperti ini tetap lebih baik daripada tidak sama sekali. Yang terpenting, gol ini memberikan keyakinan bagi semua orang - mungkin ini adalah awal dari keajaiban!
Benzema yang baru saja mencetak gol tidak merayakan, malah menerjang ke dalam gawang, mengambil bola, lalu berbalik dan berlari menuju lingkaran tengah.
Rekan setimnya sambil merayakan juga mengikutinya berlari kembali.
Saat ini, setiap pemain Real Madrid menyadari waktu yang tersisa tidak banyak. Jika benar-benar ingin menciptakan keajaiban, mereka harus memperebutkan setiap detik!
"Real Madrid mengurangi ketertinggalan! Sekarang hanya perlu dua gol lagi untuk lolos ke final! Dengan injury time pasti masih ada lebih dari 10 menit. Dalam waktu tersebut, mencetak dua gol lagi bagi Real Madrid yang sedang dalam kondisi puncak seharusnya bukan hal sulit!" komentar He Ping, pertandingan akhir ini mulai memanas. "Sedangkan Borussia Dortmund sebaiknya bermain defensif dengan menarik diri ke belakang, berusaha mempertahankan keunggulan selama 10 menit terakhir... Saat ini mereka masih punya toleransi satu gol. Jika kebobolan satu gol lagi, mereka tetap bisa lolos ke final dengan agregat 4:3. Tapi jika kebobolan dua gol lagi hingga agregat menjadi 4:4, Real Madrid akan mengeliminasi Dortmund lewat keunggulan gol tandang..."
Marcel Leif juga mulai tegang. Meski Real Madrid baru mencetak satu gol ini dan mereka masih tertinggal dua gol, bagi banyak orang termasuk dirinya, ini adalah titik balik yang menandakan lampu bahaya telah menyala.
"Gol ini akan sangat membangkitkan semangat juang para pemain Real Madrid, sekaligus memengaruhi kondisi mental pemain Borussia Dortmund. Dengan dinamika yang saling berlawanan ini, situasi pertandingan bisa berbalik sepenuhnya. Real Madrid mungkin tidak lagi hanya mengepung gawang Dortmund tanpa mencetak gol. Bisa jadi akan muncul lebih banyak gol secara berturut-turut."
"Ini ibarat timbangan yang awalnya seimbang, tiba-tiba salah satu sisinya diberi faktor pendukung. Tentu akan terjadi reaksi berantai selanjutnya."
"Kita masih punya keunggulan dua gol, harus pertahankan!" teriak Marcel Leif keras-keras.
……
Seperti yang dikhawatirkan Marcel Leif, gol Benzema berhasil membakar semangat juang dan moral para pemain Real Madrid. Setelah pertandingan dilanjutkan, mereka langsung merebut bola dari kaki pemain Dortmund dan melanjutkan serangan ke gawang lawan.
Di sisi lain, Sergio Ramos yang menggantikan Pepe sebagai bek tengah di starting lineup, juga menggeser posisinya maju ke depan. Dari bek tengah ia berubah menjadi penyerang yang terus mendesak di area lawan. Sebagai bek tengah, kemampuan lompatan dan heading-nya sangat mumpuni. Dengan posisinya di depan, strategi serangan Real Madrid bisa disederhanakan: cukup mengirim umpan silang tinggi lalu membiarkannya duel udara di depan gawang.
Menghadapi gempuran serangan Real Madrid yang tak kenal ampun, Borussia Dortmund terpaksa mengkerut di depan gawang sendiri dan bertahan secara pasif.
Para suporter Real Madrid di tribun sangat berisik, suara bising yang mereka keluarkan mengguncang gendang telinga setiap orang dan juga menggetarkan hati.
Pertandingan telah memasuki momen paling krusial dan fase paling memanas, Real Madrid akan mengerahkan 200% energi mereka di sisa pertandingan piala ini untuk memberi tekanan besar pada Borussia Dortmund.
Di bawah tekanan ini, mampukah Dortmund bertahan? Akankah mereka mengalami keruntuhan total di menit-menit akhir?
Meskipun kemungkinannya kecil, dalam sejarah sepak bola kejadian serupa pernah terjadi.
Untuk menghadapi serangan Real Madrid, Dortmund terpaksa menggunakan "trik licik" - Subotic mendapat kartu kuning dari wasit utama Webb karena sengaja mengulur waktu saat memperebutkan bola.
……
Menit ke-85, Real Madrid membangun serangan: Di Maria melakukan umpan silang dari sayap kiri, Ramos melompat tinggi di area penalti besar dan menyundul bola ke gawang!
Para suporter Real Madrid di stadion langsung bersorak gembira.
Namun sundulan Ramos terlalu tepat ke arah Weidenfeller yang langsung menangkap bola dengan mantap.
Menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan ini, Klopp melakukan penyesuaian pergantian pemain: Sebastian Kehl masuk menggantikan Lewandowski, menukar penyerang dengan gelandang bertahan untuk memperkuat pertahanan.
Tampaknya Klopp sama sekali tidak berencana melakukan serangan lagi di menit-menit akhir pertandingan.
Setelah pergantian pemain ini, pertandingan dilanjutkan. Tak lama kemudian Real Madrid kembali mendapatkan kesempatan tembakan - tendangan keras Benzema di depan area penalti berhasil ditangkis Weidenfeller ke mistar gawang...
Weidenfeller telah melakukan yang terbaik, dalam pertandingan ini dia menghadapi banyak ujian.
Tapi dia tetap memberikan tendangan pojok kepada lawan.
Setelah tendangan pojok Özil dilakukan, terjadi kekacauan di depan gawang Borussia Dortmund. Dalam keributan itu, Benzema mengoper bola mundur dari posisi jauh, kemudian Ramos menyambut bola dengan tendangan keras!
Dari jarak kurang dari sepuluh meter ke gawang, bola yang dihajar dengan bagian tengah kaki ini seperti peluru yang menembak masuk ke sudut atas gawang Dortmund!
"Gol! Real Madrid menambah keunggulan!" teriak He Ping dengan semangat saat melihat Ramos mencetak gol, sepenuhnya lupa bahwa tim Zhou Yi sudah di ambang jurang. "Seperti pintu terkunci rapat yang di belakangnya tersembunyi dunia ajaib penuh bunga! Kini pintu itu mulai retak di bawah serangan terus-menerus para pemain Real Madrid. Dunia ajaib di balik celah pintu itu mulai terlihat! Kini mereka hanya terpaut satu gol dari kelahiran keajaiban ini!"
