"Sergio Ramos——!!!" Komentator Spanyol berteriak dengan suara yang dipanjangkan, "Dia berhasil! Gol cantik! Sekarang agregatnya 3:4! Real Madrid hanya selisih satu gol lagi menuju Wembley!"
"Ah, hati-hati!" Begitu Marcel Leif mengucapkan kata-katanya, Ramos langsung menghujamkan bola ke gawang. Ia menyandarkan kepala ke sandaran kursi sambil merasakan kekhawatiran yang selama ini dipendam akhirnya terjadi. Pada menit ke-88 pertandingan, Real Madrid sudah menyusul hingga hanya selisih satu gol. Meski waktu tinggal sedikit, mereka hanya perlu mencetak satu gol lagi. Bagi tim yang sedang penuh semangat seperti ini, mencetak gol tambahan sepertinya bukan hal sulit.
Para suporter China di depan televisi juga merasa hati mereka terasa sesak. Sampai saat ini, belum pernah ada pemain China yang tampil di final Liga Champions sepanjang sejarah. Sebagai kompetisi dengan kualitas dan tingkat teknis tertinggi, absennya pemain China sebelumnya tidak terlalu diperhatikan mengingat level sepak bola China yang rendah dan minimnya pemain kompetitif. Jumlah pemain yang bermain di luar negeri pun jauh tertinggal dibanding Jepang, Korea, atau Iran. Tapi sekarang dengan banyaknya pemain yang bisa menjadi pilar utama bahkan inti tim di Eropa, wajar jika ada harapan untuk melihat mereka di final Liga Champions.
Setelah He Ying, Yang Muge, dan Sun Pan berguguran satu per satu, Zhou Yi kini memikul seluruh harapan dan doa para suporter China.
"Semua orang berharap dia bisa menjadi pemain pertama dalam sejarah sepak bola Tiongkok yang tampil di Final Liga Champions."
"Di saat seperti ini, bahkan para suporter Real Madrid pun mungkin akan menyemangati Zhou Yi."
……
"Di tengah gemuruh Stadion Bernabeu, Ramos yang mencetak gol menyambar bola dari gawang dan langsung berbalik berlari. Mereka tak ingin menyia-nyiakan sedetik pun."
"Di sekelilingnya, sebagian besar pemain Borussia Dortmund membeku seperti patung kayu. Pertahanan 80 menit lebih mereka hancur dalam 6 menit terakhir..."
"Para pemain Real Madrid berharap kondisi linglung pemain Dortmund bertahan selamanya, bahkan hingga akhir pertandingan, agar bisa mencetak lebih banyak gol."
"Tapi tidak semua pemain Dortmund dalam keadaan bingung."
"Di saat kritis ini, Zhou Yi menemui Götze dan Reus."
"Keduanya masih terpaku oleh gol kemasukan, tapi Zhou Yi menarik lengan mereka: 'Hei, sadarlah! Jika terus bertahan seperti ini, kita akan kebobolan lagi.'"
"Ekspresi mereka langsung putus asa mendengar perkataan itu - Masih akan kebobolan? Bukankah itu artinya tereliminasi?"
"'Kita harus mencari cara, setidaknya hentikan serangan brutal Real Madrid.'"
"Reus yang mulai sadar bertanya: 'Ada ide apa, Zhou Yi?'"
“Setelah kick-off nanti, aku akan mulai mengoper bola bolak-balik di lini belakang untuk menarik pemain mereka maju. Kalian berdua tetap di sayap dan posisikan diri di depan. Begitu timing-nya tepat, aku akan mengoper bola ke kalian. Kalau sudah dapat bola, langsung lakukan serangan balik. Saat itu mungkin hanya kiper Real Madrid yang ada di area belakang mereka...”
Zhou Yi membeberkan seluruh rencananya.
Secara teori rencana ini tidak masalah, tapi Götze dan Reus sama-sama khawatir: Saat Zhou Yi bolak-balik mengoper di belakang menghadapi pressing gila Real Madrid di area depan, mungkinkah bola belum sempat dikirim malah sudah direbut lawan?
Götze dan Reus saling bertatapan, kemudian Reus menyampaikan kekhawatiran tersebut kepada Zhou Yi.
Zhou Yi melambaikan tangan: "Risiko memang ada, tapi itu tanggung jawab kami yang mengoper di belakang. Kalian jangan terlalu khawatir. Fokus saja lari ke posisi bagus dan jangan sampai Offside. Kalau Offside semuanya gagal. Kesempatan kita tidak akan banyak."
Melihat keyakinan Zhou Yi, mereka pun tak bisa berkata apa-apa lagi. Lagipula saat-saat genting, Zhou Yi selalu bisa diandalkan.
……
Real Madrid tidak memberi Borussia Dortmund banyak waktu. Mereka segera menaruh bola di lingkaran tengah dan menunggu pemain Dortmund melakukan kick-off.
Karena Robert Lewandowski telah diganti, yang melakukan kick-off menjadi Mario Götze dan Marco Reus. Zhou Yi berdiri di luar lingkaran tengah memberi isyarat agar keduanya berjalan pelan-pelan. "Lebih lambat, lebih baik lagi. Kalau bisa merangkak tanpa kena kartu, itu bagus..."
Tentu saja ini mustahil.
Götze dan Reus tidak bisa se"tidak tahu malu" Zhou Yi. Meski ingin mengulur waktu, mereka tetap segera menuju lingkaran tengah untuk kick-off.
Meski begitu, suporter Real Madrid di tribun Stadion Bernabeu tetap melontarkan siulan nyaring.
Setelah kedua pemain mengambil posisi, wasit Howard Webb meniup peluit kick-off.
Saat itu menunjukkan menit ke-89 pertandingan.
Götze mengoper bola, Reus menyusul dengan umpan ke Zhou Yi di luar lingkaran tengah. Siulan di Bernabeu akhirnya berubah menjadi sorak semangat untuk Real Madrid.
Bersamaan dengan kick-off Götze, para pemain Real Madrid langsung memburu seperti lebah, menerobos garis tengah dan menyerbu area pertahanan Dortmund.
Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema bahkan langsung menyasar Zhou Yi, berusaha menjepitnya dari kedua sisi.
Menghadapi tekanan ini, Zhou Yi tidak buru-buru mengoper. Ia justru berhenti sejenak, menunggu lawan mendekat sebelum akhirnya mengoper mundur bola dengan tumit.
Tepat saat dia mengoper bola kembali, Ronaldo sudah berada di depannya... Jika lebih lambat sedikit, mungkin Zhou Yi tidak sempat mengoper bola itu.
Maka setelah tendangan satu sentuhan Zhou Yi meluncur, tribun Bernabeu bergemuruh histeria – karena operan itu nyaris bersamaan dengan gerakan penyergapan Cristiano Ronaldo, banyak suporter Real Madrid bahkan mengira bola berhasil direbut sang Portugal... Namun akhirnya mereka hanya kecewa.
Usai mengoper, Zhou Yi tidak langsung menyerang tetapi merangsek ke samping mencari ruang kosong lalu meminta bola.
Rekan setim mengoper kembali padanya, dengan cepat ia mendistribusikan bola lalu bergerak ke posisi berikutnya siap memberi dukungan.
Bukan hanya Zhou Yi yang menghadapi pressing pemain Real Madrid, seluruh skuad Borussia Dortmund juga mengalami hal serupa. Jadi tuntutan kemampuan operan tidak hanya berlaku untuknya, tetapi seluruh tim.
Namun sebenarnya tuntutan ini wajar, sebab di Basis Pelatihan Brackel Dortmund, fasilitas latihan "Footbonaut" memang dirancang untuk melatih kemampuan tersebut.
Setelah dua musim menjalani latihan intensif, kemampuan operan para pemain Borussia Dortmund dalam duel berintensitas tinggi meningkat signifikan.
Terutama setelah Klopp memutakhirkan metode latihan "Footbonaut", tidak hanya melibatkan operan individu tetapi juga menambahkan kehadiran bek yang meningkatkan tingkat kesulitan.
Para pemain Borussia Dortmund yang dilatih seperti ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan operan saat menghadapi pressing, sekaligus mengasah mentalitas mereka dengan baik.
Nilai latihan tersebut terbukti dalam menit-menit terakhir pertandingan melawan Real Madrid.
Di bawah tekanan pemain Real Madrid, operan-operan mereka tetap stabil.
Zhou Yi yang terlibat dalam permainan operan bolak-balik ini juga tak lupa memantau situasi area depan sambil terus bergerak.
Ia melihat pemain Real Madrid yang mulai menekan ke depan seiring permainan operan di area pertahanan Dortmund. Setelah pergantian Coentrão, Essien, Varane, dan Ramos membentuk lini pertahanan tiga bek tengah. Namun di akhir pertandingan, Ramos maju sebagai striker tengah sementara Essien bergerak naik membentuk double pivot dengan Khedira, membebaskan Modric untuk bermain lebih ofensif bersama Özil dan Di María. Khedira yang kerap maju ke depan untuk menekan Zhou Yi membuat Essien praktis menjadi satu-satunya gelandang bertahan.
Dengan konfigurasi ini, Real Madrid hanya menyisakan Varane sebagai bek murni...
Meski Varane adalah pemain muda berbakat, mustahil baginya menutupi seluruh separuh lapangan belakang sendirian.
Saat Varane maju hingga lingkaran tengah, ruang kosong yang lebar pasti terbuka di kedua sisi.
Ini juga alasan mengapa Zhou Yi meminta Götze dan Reus untuk lebih memperhatikan aktivitas di sayap.
Dalam pengamatannya, Zhou Yi juga menyadari bahwa Götze dan Reus sesekali ikut serta dalam mengoper bola bolak-balik, namun posisi mereka relatif lebih maju. Jika ingin melancarkan serangan balik, mereka bisa segera terlibat.
Timing yang tepat telah tiba.
Zhou Yi berlari menuju titik dukungan berikutnya. Sesampainya di sana, dia tidak langsung meminta bola. Dia menyesuaikan posisi tubuhnya dari menghadap arah berlawanan serangan menjadi menyamping, dengan pandangan mengarah ke posisi Reus di sayap kanan. Mengapa bukan Götze? Karena Zhou Yi saat ini berada di sayap kanan tempat Götze berada. Ada ruang kosong di sini. Setelah dia datang untuk menyambut bola, area ini pasti akan menjadi pusat gravitasi pertahanan pemain Real Madrid. Meskipun bola saat ini di sayap kanan, ketika bola ditransfer ke sayap kiri, seluruh pemain Real Madrid akan bergeser ke kiri, sehingga ruang kosong justru muncul di sayap kanan.
Zhou Yi sedang menunggu kesempatan ini.
Setelah penyesuaian selesai, dia mengangkat tangan memberi isyarat minta bola.
İlkay Gündoğan segera mengoper bola ke arahnya.
Tepat seperti yang dia perkirakan, pusat gravitasi pertahanan Real Madrid mulai bergeser ke arahnya seiring pergerakan bola. Khedira khususnya berlari sangat cepat, hampir bersamaan dengan kedatangan bola ke Zhou Yi.
Kaki kiri Zhou Yi melakukan gerakan menyambut bola. Saat hampir menyentuh bola, dia tiba-tiba menggeser pergelangan kaki dengan cepat, memantulkan bola lembut ke sisi kaki kanan. Bersamaan dengan itu, kaki Khedira yang menjangkau hanya menyambar udara!
"Zhou Yi segera melompat setelah menghentak bola dengan kaki kirinya ke belakang, menghindari pressing Khedira."
"Dia berusaha melepaskan diri dari kawalan Khedira!"
"Mana mungkin Khedira membiarkan Zhou Yi dengan mudah?"
"Meski tubuhnya terdorong oleh inersia, tangannya masih menyeret dan berhasil menangkap baju Zhou Yi, mencegahnya membawa bola."
"Tapi Zhou Yi sama sekali tidak berniat menggiring. Setelah menghindar, dia langsung menendang bola dengan kaki kanan ke sayap kanan!"
"Bola melayang ke udara menuju sisi kanan lapangan dimana Marco Reus sedang melakukan serangan cepat!"
"Bola mendarat di depan Reus, melambung perlahan setelah pantulan pertama. Dengan kecepatan angin, Reus menyambar bola dan menggiringnya menuju gawang Real Madrid!"
"REUS!!! Luar biasa! Serangan balik Dortmund! Gawang Real Madrid dalam bahaya!" teriak Marcel Leif dengan penuh semangat.
