Saat Lewandowski melepas tendangan, beberapa suporter Borussia Dortmund yang tak sabar sudah mulai bersorak, yakin gol tak terelakkan.
Namun dalam sepersekian detik, Neuer sudah terjun menyambar dan menghalau bola!
"Sorakan gembira berhenti tiba-tiba."
"Neuer——! Penyelamatan brilian! Dia menyambar bola keluar!! Ohhhh!!"
Marcel Leif berseru penuh semangat. Bukan sebagai pendukung Bayern München, dia hanya merasa gagalnya Robert Lewandowski mencetak gol membuat pertandingan ini tetap menyimpan ketegangan dan semakin menarik.
"Lewandowski... Aduh! Diselamatkan!" Duan Xin menghela nafas. "Neuer menunjukkan performansi yang sangat baik!"
Sebagai pemain yang pindah dari rival Derbi Ruhr Schalke 04 ke rival derby nasional Bayern München, Neuer pasti mendapat kebencian berlipat ganda di hati suporter Borussia Dortmund.
Bola yang ditepis Neuer berputar melambung melewati garis lapangan. Setelah berguling di tanah, Neuer bangkit sambil menggebrak tinju dan meraung.
Rekan setimnya bergegas menghampiri untuk berpelukan dan tos tangan satu per satu, mengapresiasi penyelamatan briliannya.
Saat penalti diberikan, banyak pemain Bayern München merasa hancur. Bisa dikatakan penyelamatan Neuer menyelamatkan harapan juara Bayern München sekaligus menyuntikkan semangat besar bagi tim. Pantas disebut "juruselamat" Bayern München.
Sisi Bayern München sedang merayakan, sementara Lewandowski yang gagal mengeksekusi penalti menyangga kepala dengan kedua tangan sambil mendongak menghela, terlihat kesal.
Para pemain Borussia Dortmund lainnya juga merasakan hal serupa.
"Dalam satu detik, mereka jatuh dari puncak kebahagiaan ke jurang keputusasaan."
"Ini bukan sekadar gagalnya penalti, tapi juga memengaruhi moral para pemain Borussia Dortmund - Jika peluang emas seperti ini tidak bisa dimanfaatkan, apakah masih ada kesempatan lebih baik nanti?"
"Dalam pertandingan apapun, gagalnya penalti adalah pukulan telak bagi moral tim, apalagi dalam laga sepenting ini..."
"Hal ini terlihat jelas dari tribun Westfalenstadion yang tiba-tiba hening."
……
"Aduh, penalti aja gagal! Langit sendiri kayaknya nggak mau Dortmund juara!"
"Apakah ini takdir buruk untuk Dortmund?"
"Tendangan Robert Lewandowski menurutku sudah sangat bagus, tapi Neuer masih bisa menepisnya. Kipernya luar biasa!"
"Satu detik duka untuk Dortmund..."
Di internet China, para suporter juga ramai berkomentar tentang kegagalan penalti Lewandowski ini.
Bagi pendukung Borussia Dortmund dan Zhou Yi, gagalnya penalti ini bagai bencana yang mungkin mengisyaratkan masa depan suram...
……
Kegagalan penalti memang memengaruhi emosi para pemain Dortmund. Setelah permainan dilanjutkan, tendangan pojok Dortmund tidak membahayakan gawang Bayern München. Justru Bayern yang moralnya melambung tinggi, menggempur pertahanan Dortmund habis-habisan.
Dortmund hanya bisa bertahan pasif.
Para suporter Borussia Dortmund tegang sampai hampir kena serangan jantung.
Dalam kondisi seperti ini, Zhou Yi memutuskan melakukan sesuatu untuk mengubah situasi saat ini.
Meluncurkan serangan dan membawa pertempuran ke separuh lapangan lawan?
Ini tentu cara terbaik, tapi sulit untuk diwujudkan secara sempurna.
Awalnya ketika penguasaan bola jatuh ke kaki Dortmund, Zhou Yi juga mencoba serangan cepat, tapi kualitasnya sangat buruk. Para pemain yang terpengaruh gagalnya penalti, kondisi tidak stabil, bermain terlalu panik dengan kesalahan beruntun. Serangan cepat saat ini hanya mengembalikan bola ke Bayern München dengan cepat...
Cara paling realistis mungkin dengan sengaja memperlambat kecepatan dan ritme permainan saat bola di kaki kita, menggunakan kelambanan untuk melawan kecepatan Bayern saat ini, prinsip "mengatasi kekerasan dengan kelembutan".
Ketika bola sampai di kaki Zhou Yi, dia tidak terburu-buru mengoper ke depan. Sebaliknya, dia berbalik dan melakukan operan menyamping. Setelah mengoper, dia langsung berlari ke posisi berikutnya sambil berteriak: "Oper ke saya!"
Dia khawatir rekan setimnya akan menendang bola jauh ke depan lagi.
Dia bisa memahami pemikiran beberapa rekan setim yang ingin menjauhkan bola dari area penalti sendiri, tapi ini sama saja dengan menyerahkan penguasaan bola ke lawan tanpa makna.
Lebih baik mempertahankan bola di kaki sendiri untuk menstabilkan situasi dan emosi.
Sven Bender yang melihat Zhou Yi sangat bersemangat minta bola, langsung mengoper kembali ke Zhou Yi.
"Zhou Yi berpura-pura akan menyambut bola, Gustavo langsung menyergap untuk melakukan tackle."
Zhou Yi sudah mengangkat kakinya seolah-olah akan menerima bola, tapi justru membiarkan bola menggelinding melewatinya, lalu berbalik untuk mengejarnya.
Pada saat itu, kaki Gustavo yang tadinya ingin merebut bola justru menyapu kosong... Tidak sepenuhnya kosong karena kakinya menyentuh kaki tumpuan Zhou Yi!
Zhou Yi gagal menyelesaikan gerakan berbaliknya dan langsung tersungkur ke tanah. Seluruh tubuhnya berputar dan jatuh ke tanah, berguling dua kali sambil memegang bagian tumit kaki kiri.
Peluit Wasit utama Gagelmann berbunyi di tengah riuh rendah siulan ketidaksukaan.
"Pelanggaran! Tackle Gustavo sangat kasar!" teriak Duan Xin dengan nada murka. Mendekati akhir liga dan Kualifikasi Piala Dunia Tim China, setiap kali Zhou Yi terjatuh membuat para suporter China deg-degan dan cemas.
"Zhou Yi pernah mengalami tendangan di pergelangan kaki kiri oleh Khedira selama semifinal Champions Eropa melawan Real Madrid, saat itu sempat membuat khawatir. Tapi untungnya sepertinya tidak ada masalah serius, dan tidak mempengaruhi pertandingan berikutnya. Kini giliran Gustavo yang menyapu kaki kirinya..." Marcel Leif juga mengerutkan alis. Dalam kondisi Götze yang cedera, jika Zhou Yi kembali terluka, Borussia Dortmund mungkin akan kolaps total. Bukan hanya gelar liga yang terancam, tapi juga gelar Champions Eropa!
……
Gustavo yang menyadari pelanggarannya segera berusaha menarik Zhou Yi. Di satu sisi ingin menunjukkan sikap bersahabat, di sisi lain berharap agar Zhou Yi cepat bangun dan tidak terus berbaring di tanah yang membuatnya terlihat terluka parah.
Tindakan Gustavo ini tentu berharap wasit utama akan mempertimbangkan keputusan dengan bijak.
Gagelmann berlari mendekat, tangannya meraba-raba kantong di dada.
Sepertinya akan mengeluarkan kartu.
Ini wajar, jika tidak ada kartu untuk pelanggaran ini, para suporter Borussia Dortmund pasti tidak akan menerima.
Gustavo terus berusaha menarik Zhou Yi untuk berdiri.
Sven Bender di samping langsung mendorongnya pergi, sementara Zhou Yi masih memegang tumitnya sambil berbaring. Bagaimana mungkin memaksa pemain berdiri dalam kondisi seperti ini?
Tentu saja dia harus membela rekan setimnya.
Aksi dorongan Sven Bender memicu emosi pemain Bayern München yang langsung mengerumuni.
Pemain Borussia Dortmund tentu tak mau membiarkan rekan setim dirugikan, segera membela Sven Bender dan saling bersitegang dengan pemain Bayern München.
Wasit utama Gagelmann yang awalnya hendak mengeluarkan kartu, terpaksa terus-menerus meniup peluit meminta kedua tim tenang.
Sementara itu, keributan juga terjadi di area bangku cadangan kedua tim.
Direktur olahraga Bayern München Matthias Sammer berteriak menyatakan Sven Bender sengaja provokatif.
Klopp membela pemainnya: "Lihat dulu apa yang dilakukan orang kalian!"
Keduanya saling melototi melalui wasit keempat yang berdiri di tengah.
……
Di tengah kekacauan, Zhou Yi bangkit sendiri dari tanah.
Ia tidak berbaring seperti pertandingan sebelumnya menunggu fisioterapis datang.
Karena kondisi sekarang berbeda dengan saat melawan Real Madrid.
Di pertandingan sebelumnya, Dortmund perlu mengulur waktu - Zhou Yi sengaja memperlama berbaring.
Tapi di laga ini, waktu justru sangat berharga bagi Dortmund. Ia harus cepat bangkit.
Setelah berdiri, ia menggerak-gerakkan pergelangan kaki yang terasa sakit, tapi masih bisa ditahan.
Gustavo baru saja melakukan penyapuan yang sangat keras. Untungnya dia tidak menunjukkan paku sepatu, kalau tidak pasti dia sendiri yang tidak bisa bangkit.
……
Setelah berhasil memisahkan kedua tim yang berkonflik, wasit utama Gagelmann memanggil Gustavo secara terpisah.
Gustavo yang mendekat masih terus membela diri: "Aku mengejar bolanya, mana tahu dia malah membiarkan bola lolos..."
Gagelmann menggelengkan kepala, memasukkan tangan ke saku, lalu mengeluarkan... kartu merah!
"Kartu merah! Gustavo langsung diusir keluar lapangan!" teriak Marcel Leif.
"Menendang dari belakang, pantas dapat kartu merah!" Duan Xin memuji keputusan wasit Gagelmann.
Westfalenstadion bergemuruh sorakan dan tepuk tangan. Suporter Borussia Dortmund menganggap keputusan wasit adil. Tapi jika ini terjadi di Allianz Arena, mungkin akan terdengar siulan keras.
Sebenarnya komentator stasiun Munich merasa hukuman Gagelmann terlalu keras: "Gustavo sama sekali tidak berniat menendang Zhou Yi, dia hanya salah membaca pergerakan... Kartu kuning saja sudah keras, apalagi langsung kartu merah, ini keterlaluan!"
Kartu merah Gustavo juga membuat emosi pemain Bayern München semakin memanas, terutama Gustavo sendiri. Melihat dirinya menerima kartu merah, wajahnya langsung berubah dan mencoba menerjang Wasit utama Gagelmann, namun dihalangi rekan setimnya. Dari balik rekan setimnya, ia berteriak ke Gagelmann: "Ini bukan kartu merah! Keputusan wasitmu terlalu keras!"
Gagelmann tidak memberikan penjelasan, hanya menunjuk ke sisi lapangan sambil memberi isyarat agar ia segera turun.
Akhirnya Gustavo turun dengan enggan setelah didorong-dorong rekan setimnya, kalau tidak mungkin ia akan terus mengulur waktu.
Kalau sampai terjadi demikian, mungkin setelah pertandingan ia akan mendapat hukuman tambahan.
……
Saat Sammer dan Klopp saling berhadapan, Heynckes justru berpikir tentang strategi lanjutan untuk pertandingan ini.
Apakah Bayern München yang berkurang satu pemain akan tetap bermain lebar seperti sebelumnya dan saling serang dengan Borussia Dortmund?
Jika demikian, mungkin mereka akan lebih cepat hancur.
Untungnya skor saat ini imbang, bukan tertinggal, jadi Bayern München bisa memilih penarikan pertahanan untuk mempertahankan hasil imbang. Dalam situasi tidak bisa menang, hasil imbang tetap menguntungkan Bayern München.
Memikirkan ini, Heynckes memutuskan melakukan penyesuaian taktis.
Saat penalti diberikan sebelumnya, banyak yang pasti mengira tendangan penalti itu akan menjadi titik balik pertandingan.
Tapi sekarang terlihat jelas, kartu merah Gustavo-lah yang menjadi titik balik sesungguhnya...
