Kartu merah Gustavo menyebabkan pertandingan terhenti setidaknya tiga menit, dan ketiga menit ini akan dimasukkan oleh wasit utama ke dalam injury time.
Setelah terhenti selama tiga menit, pertandingan bisa dilanjutkan kembali.
Heynckes telah melakukan penyesuaian, ia menarik keluar penyerang Gomez dan memasukkan gelandang bertahan Tymoshchuk.
Pergantian ini memiliki makna yang sangat jelas - dengan menarik satu-satunya striker tengah, pada dasarnya mereka menghentikan serangan dan fokus total pada pertahanan.
Awalnya kedua tim saling menyerang, kedua kesebelasan memiliki kesempatan. Sekarang Bayern München menerapkan pertahanan mengerut, membuat Borussia Dortmund mengepung Bayern. Namun kesempatan menyerang justru berkurang. Karena formasi pertahanan rapat Bayern, kualitas kesempatan serangan Dortmund tidak sebanyak sebelumnya.
Saat Gustavo menerima kartu merah, banyak suporter Borussia Dortmund bersorak, mengira Dortmund akan mendominasi karena keunggulan jumlah pemain dan keseimbangan permainan telah berubah.
Tapi sekarang terlihat, lawan yang berkurang satu pemain belum tentu menjadi keuntungan.
Justru situasi ini membuat Bayern München semakin bertekad untuk bertahan mati-matian.
Bayern München bisa menerima hasil imbang, tapi tidak dengan Borussia Dortmund.
Jika benar-benar membiarkan Bayern München bertahan hingga akhir dan membawa pulang satu poin, ini akan menjadi kabar buruk bagi Dortmund.
Karena itu, tak lama kemudian para suporter Borussia Dortmund pun tidak bisa lagi bergembira. Mereka menyaksikan lapangan dengan tegang.
Di lapangan, Borussia Dortmund sedang mengepung Gawang Bayern München.
Menit ke-68, İlkay Gündoğan melakukan tendangan kaki kiri dari jarak 27 meter yang melenceng ke sisi kiri Gawang.
Kemudian Marco Reus juga melakukan tendangan setelah membawa bola horizontal di area penalti kanan, kali ini bola melambung terlalu tinggi.
Karena pertahanan rapat Bayern München, area penalti terlihat sangat padat. Menghadapi pertahanan sekental ini, Borussia Dortmund juga tidak memiliki cara efektif dalam waktu singkat, sehingga terus memilih melakukan tendangan jarak jauh.
Namun efektivitas tendangan jarak jauh sebenarnya juga tidak terlalu baik.
Pada menit ke-72, Klopp melakukan pergantian pemain kedua dalam pertandingan ini.
Markus Wagner masuk menggantikan Sven Bender.
Menarik keluar seorang gelandang bertahan dan menambahkan seorang penyerang untuk memperkuat serangan. Pertandingan ini harus dimenangkan oleh Borussia Dortmund.
Klopp mengambil risiko besar dengan strategi ini.
Bayern München beralih ke mode pertahanan total, sementara Borussia Dortmund meningkatkan intensitas serangan.
Namun waktu yang tersisa untuk Borussia Dortmund sudah semakin sedikit.
Menit ke-74, Marco Reus dijegal saat membawa bola di sayap, Wasit utama Gagelmann memberikan tendangan bebas untuk Borussia Dortmund.
Setelah tendangan sudut Marco Reus, Robert Lewandowski berebut bola di area penalti. Namun ia terjatuh akibat pressing ketat dari Jerome Boateng, gagal menyentuh bola yang akhirnya mendarat di tangan Manuel Neuer. Lewandowski berbaring sambil mengangkat kedua tangan memprotes pelanggaran Boateng kepada wasit utama Felix Zwayer, namun Gagelmann kali ini tidak memberikan penalti - hanya memberi isyarat agar Lewandowski segera bangun.
Gerakan protes ini memicu siulan dari tribun - para suporter Borussia Dortmund jelas menganggap ini seharusnya menjadi tendangan penalti.
Namun Marcel Leif memiliki pendapat berbeda: "Sulit menentukan apakah Boateng melakukan pelanggaran. Kontak fisik memang terjadi, tapi kontak fisik belum tentu pelanggaran. Apalagi setelah sudah memberikan satu penalti untuk Dortmund dan mengusir pemain Bayern München, Gagelmann pasti mempertimbangkan keseimbangan pertandingan. Dia tidak akan mudah memberi penalti lagi kecuali ada bukti jelas yang tak terbantahkan. Selama masih ada unsur kontroversi, dia akan bertindak hati-hati. Jadi Lewandowski jangan berharap dapat penalti kedua..."
Menit ke-77, Anatoliy Tymoshchuk melakukan kesalahan saat mengoper di lini belakang. Bola tepat jatuh ke kaki Zhou Yi. Mungkin ini bukan kesalahan, melainkan antisipasi brilian Zhou Yi yang membaca jalur operan Tymoshchuk lalu menunggu seperti petani menunggu kelinci.
Apapun penyebabnya, yang pasti Zhou Yi kini menguasai bola.
Setelah menguasai bola, dia tidak melakukan gerakan berlebihan, melainkan langsung mengirimkan umpan terobosan ke sisi kiri area penalti. Di sana, Mark menerima bola lalu melakukan tembakan setengah berbalik.
Namun tembakan Mark kurang berkualitas, antara umpan dan tembakan yang kurang bertenaga, sehingga bola dengan mudah ditangkap Neuer.
Hingga menit ke-80 pertandingan, Bayern München baru melakukan tembakan lagi. Anatoliy Tymoshchuk melepaskan tendangan jauh dari area tengah sekitar 30 meter, namun bola melambung tinggi dan sama sekali tidak mengancam gawang yang dijaga Weidenfeller. Kiper Dortmund itu bahkan tidak perlu melakukan penyelamatan, hanya berdiam sambil menatap bola melayang di atas kepalanya.
Meski tembakan Tymoshchuk tidak menghasilkan gol, bagi Borussia Dortmund hal itu tidak menjadi perhatian. Mereka lebih fokus pada serangan mereka sendiri.
Usai melihat bola melambung, Weidenfeller langsung berbalik dan berlari ke belakang gawang untuk meminta bola dari ball boy.
Sang ball boy sudah paham, tanpa perlu didesak langsung melemparkan bola yang dipegangnya ke arah kiper.
Bagi Dortmund, waktu terus berdetik. Kesempatan yang tersisa semakin menipis...
“Menit ke-80 pertandingan. Ditambah injury time, paling lama tersisa 15 menit waktu pertandingan. Menghadapi Bayern München yang bertahan rapat, Borussia Dortmund harus mencetak gol. Jika mereka gagal memenangkan pertandingan ini, hampir bisa dipastikan mereka harus mengucapkan selamat tinggal pada gelar liga musim ini…” ujar Marcel Leif.
Suporter Borussia Dortmund di tribun terus bernyanyi dan menari untuk menyemangati tim mereka. Di menit-menit akhir, ini adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan fans.
……
Dari menit ke-81 hingga menit ke-85, selama empat menit Borussia Dortmund sama sekali tidak melakukan tembakan, hanya mengandalkan operan bola.
Zhou Yi terus berlari ke sana kemari, menyambut bola dan mengoper, lalu menyambut bola dan mengoper lagi.
Saat tidak menguasai bola, dia memberi isyarat kepada rekan setimnya untuk tetap tenang dan menjaga ritme permainan.
Di situasi seperti ini, yang penting kualitas tembakan bukan kuantitas. Kalau mau jumlah tembakan banyak, dalam satu menit saja mereka bisa melakukan tendangan jauh, tapi jika tidak mengancam gawang Bayern München, percuma saja meski Dortmund melakukan 100 tembakan dalam pertandingan ini.
Dalam proses operan bolak-balik ini, Zhou Yi terus mengamati dan menganalisis situasi, mencari celah yang bisa dimanfaatkan.
Hingga menit ke-86, akhirnya formasi pertahanan Bayern München menunjukkan sedikit celah setelah serangkaian operan beruntun.
Zhou Yi segera meluncurkan umpan maut!
Dia mengoper bola ke sisi kiri area penalti dimana Kuba nyaris tak dijaga!
“Kuba——!”
Ketika bola terbang ke arah Kuba, semua orang melihat situasi yang dia hadapi. Para suporter Borussia Dortmund bersorak keras, Marcel Leif juga berteriak kaget.
Di tengah sorakan yang mengguntur, Kuba mengangkat kakinya untuk mengontrol bola ini.
Tapi mungkin kesempatan ini terlalu bagus, sampai-sampai Kuba sendiri tidak percaya, membuatnya kehilangan fokus. Bagaimanapun, saat dia mengangkat kaki untuk mengontrol bola, sentuhannya ternyata terlalu keras!
Bola tidak mendarat dengan rapi di kakinya, malah memantul keluar... langsung ke arah Neuer yang sedang maju.
Neuer yang bergerak cepat tepat menerima "hadiah" dari Kuba ini. Dia langsung terjatuh dan memeluk bola dengan kedua tangannya!
"Aduh——!" Duan Xin berteriak kecewa. "Kuba, Kuba! Kenapa kontrol bolanya bisa sekeras ini? Lagipula, tidak perlu dikontrol, langsung saja ditembak! Ah, ini mungkin kesempatan menyerang terbaik yang dimiliki Dortmund sejak mencetak gol pertama! Terbuang percuma!"
Dari tribun bergema desahan keras.
Kuba yang melewatkan kesempatan ini menyangga kepala dengan kedua tangan. Dia khawatir telah melewatkan peluang terbaik bagi Dortmund untuk memenangkan pertandingan ini, bahkan gelar liga musim ini.
"Lewandowski gagal mengeksekusi penalti, Kuba kehilangan peluang emas... Sepertinya hari ini keberuntungan tidak berpihak pada Borussia Dortmund. Mungkinkah Tuhan benar-benar memihak Bayern München? Apakah tidak ada tim lain selain Bayern München yang bisa meraih tiga gelar liga berturut-turut?" Marcel Leif juga merasa pertandingan Borussia Dortmund kali ini sangat aneh, begitu banyak peluang mencetak gol yang seharusnya bisa mengubah hasil pertandingan di laga manapun, tapi Borussia Dortmund sama sekali tidak bisa memanfaatkannya, skor 1-1 tetap bertahan hingga kini.
"Tuhan ada di pihak kita! Malam ini Tuhan adalah warga Munich!" Komentator radio Munich berteriak kegirangan.
Segala kejadian dalam pertandingan ini memang membuat orang meragukan, apakah gelar liga musim ini seharusnya tidak diraih oleh Borussia Dortmund?
Babak 223: Injury Time
Setelah Kuba menyia-nyiakan peluang emas, waktu pertandingan seakan berlari lebih cepat. Dalam sekejap mata, ofisial keempat sudah berdiri di pinggir lapangan mengangkat papan injury time. Barulah semua menyadari 90 menit penuh telah usai.
Angka yang tertera di papan injury time adalah "5", artinya ada tambahan waktu lima menit.
Lebih lama dari injury time biasa, mengingat pertandingan sempat terhenti di babak kedua.
Tapi bagi para suporter Borussia Dortmund, durasi injury time ini tetap tidak memuaskan.
Apakah lima menit cukup bagi Borussia Dortmund untuk mencetak gol?
Jika yang dihadapi adalah tim kelas bawah, tentu tidak masalah. Tapi mereka kini berhadapan dengan Bayern München yang setara kemampuan timnya, dan Bayern yang sedang bertahan mati-matian. Lima menit terasa sangat singkat...
Saat papan injury time 5 menit diangkat oleh ofisial keempat, ditunjukkan ke seluruh penonton dan lensa kamera, banyak suporter Borussia Dortmund yang tidak duduk di tribun selatan langsung berdiri dari kursi mereka.
Tak ada yang punya waktu untuk duduk menonton. Hampir semua panik.
Banyak yang menangkupkan tangan di dada, berdoa pada Tuhan agar suara mereka didengar.
Tapi mereka lupa bahwa malam ini, Tuhan berada di pihak Bayern München.
Menit pertama injury time, Bayern München bertahan sepenuhnya. Tak ada pemain depan, semua masuk ke zona 30 meter. Borussia Dortmund membangun formasi pengepungan menghadapi Bayern yang bertahan hingga akhir pertandingan.
Meminta para pemain tetap tenang mengoper bola bolak-balik dan mengatur serangan saat seperti ini, terasa mustahil.
Pengangkatan papan injury time seolah memicu tombol yang melepaskan emosi panik dalam diri pemain Borussia Dortmund.
Saat İlkay Gündoğan menguasai bola di area luar, alih-alih mengoper ke Zhou Yi, dia langsung melepaskan tendangan jauh.
Hasilnya, bola itu sama sekali tidak bisa menembus kerumunan padat di area penalti Bayern München, menghantam tubuh Bastian Schweinsteiger dan memantul keluar.
Untungnya Borussia Dortmund cepat menguasai bola yang jatuh, sehingga penguasaan bola tidak jatuh ke kaki lawan.
Biasanya ketika menghadapi pertahanan rapat dengan waktu yang tersisa sedikit, tim penyerang akan menggunakan dua cara untuk mencoba membongkar pertahanan: pertama dengan tendangan jarak jauh, kedua dengan umpan silang dari sayap disusul serangan balik di area tengah.
Tendangan jarak jauh İlkay Gündoğan tidak efektif, Borussia Dortmund secara alami mengalihkan bola ke sisi lapangan.
Kemudian bek sayap Piszczek yang maju melakukan umpan silang bola tinggi ke depan gawang.
Di menit-menit akhir, bek sayap pun berubah menjadi sayap penyerang.
Mats Hummels juga menerjang ke area penalti dan berubah menjadi striker tengah...
Perasaan yang dialami pemain Real Madrid di menit akhir pertandingan empat hari lalu, kini turut dirasakan para pemain Borussia Dortmund.
Umpan silang dari Piszczek tidak berhasil dijangkau oleh Mats Hummels, Robert Lewandowski, maupun Mark.
Boateng kali ini tidak membiarkan bola lolos dari kawasannya, dia melompat tinggi dan menyundul bola keluar.
Yang kali ini mengontrol titik jatuh bola adalah Zhou Yi. Saat semua orang berdesakan ke depan gawang, dia justru tidak masuk ke dalam, melainkan berada di luar area penalti. Hal ini sesuai dengan karakteristik dan gaya bermainnya. Dengan kondisi fisiknya, bahkan jika masuk ke area penalti pun dia tidak bisa bersaing dengan para monster otot itu, sama sekali tidak mendapat kesempatan, malah mungkin menjadi beban bagi rekan setim.
Lebih baik dia tetap di luar area penalti, mencoba menguasai titik jatuh kedua. Jika ada kesempatan, dia akan dengan licik melepaskan tendangan jauh yang tersembunyi - seperti yang telah dilakukannya berkali-kali sebelumnya. Banyak golnya tercipta dari tembakan di luar area penalti. Meski bertubuh kurus dan tidak terlihat seperti pemain kekuatan, dia sangat ahli dalam mencetak gol dengan tendangan jarak jauh...
Karena dia ahli dalam tembakan pintar dan tembakan dingin.
Zhou Yi yang menguasai titik jatuh kedua tidak langsung melepaskan tendangan jauh. Alih-alih, dia tiba-tiba memberikan umpan terobosan. Bola menggelinding rapat di atas rumput menuju ruang kosong di area penalti, menemukan Mark dengan akurat.
Mark tidak mengontrol bola! Langsung berbalik dan menyodok tendangan mengikuti arah umpan Zhou Yi!
Serangan yang sangat mendadak ini - baik umpan maupun tembakan sama-sama tak terduga. Tapi Neuer tetap melakukan penyelamatan brilian dan tepat waktu! Dia menjatuhkan diri dan menghalau bola dengan kaki!
"Mark——Neuer!" Intonasi Marcel Leif berubah beberapa kali sebelum akhirnya berhenti di nama Neuer. "Penyelamatan yang benar-benar luar biasa dan tak masuk akal! Serangan Borussia Dortmund sebenarnya sangat bagus, tiba-tiba menjadi tajam. Baik operan Zhou Yi maupun tembakan Mark semuanya bagus, tapi akhirnya penyelamatan Neuer lebih unggul!"
"Mark juga melewatkan kesempatan emas! Tapi sulit mengatakan ini kesalahan Mark sendiri, sebenarnya dia sudah melakukan yang terbaik. Ini jelas... penyelamatan Neuer lebih cantik!" Duan Xin juga terdapatak frustasi.
……
Neuer yang baru saja menepis tembakan Mark bangkit berdiri, menepuk-nepuk tangannya keras-keras sambil memberi semangat kepada rekan setimnya.
Rekan setimnya, bek tengah Boateng, langsung berlari memberikan pelukan erat sebagai ucapan terima kasih atas penyelamatan menakjubkan tadi. Kalau bukan karena refleks cepat Neuer, bola itu mungkin sudah masuk. Saat Mark berbalik dan menembak, di area penalti yang dipenuhi begitu banyak pemain Bayern München, tak satu pun yang bereaksi. Boateng hanya bisa menyaksikan Mark menembak sambil berteriak dalam hati "Sial!"
"Neuer kembali membuat penyelamatan yang tak masuk akal! Sudah kubilang, malam ini Tuhan berpihak pada München!" Komentator radio Munich berseru penuh semangat.
Mark menyangga kepala dengan kedua tangan tak percaya dengan matanya sendiri. Dia tak menyangka tembakan berkualitas tinggi miliknya bisa ditepis. Lalu harus bagaimana lagi agar bisa mencetak gol?
Zhou Yi juga menengadah ke langit.
Kesempatan yang bagus...
……
Di dalam Westfalenstadion, aura keputusasaan mulai menyebar diam-diam. Bahkan banyak suporter Borussia Dortmund merasa gelar liga semakin menjauh dari mereka.
Beberapa orang mulai berpikir: Kalah dalam perebutan gelar liga bisa dianggap sebagai upaya mendukung tim. Menurut hukum konservasi dukungan, kekalahan di liga akan meningkatkan peluang Borussia Dortmund meraih Champions Eropa. Mana yang lebih penting antara gelar liga dan Champions Eropa?
Tentu saja Champions Eropa!
Gelar liga sudah dua kali diraih oleh Borussia Dortmund ini, tapi belum pernah meraih Champions Eropa.
Jadi jika bisa menukar satu gelar liga dengan satu Champions Eropa, pasti sangat menguntungkan.
……
Menit kedua dan ketiga injury time terasa agak datar. Serangan Borussia Dortmund terlihat panik, sehingga lebih sering hanya menyerahkan penguasaan bola dengan terburu-buru, tanpa benar-benar mengancam gawang Bayern München.
Tembakan paling mengancam tetap adalah tendangan keras berbalik Mark di area penalti tadi.
"Sepertinya tendangan Mark itu mungkin akan menjadi tembakan terakhir yang mengancam dari Borussia Dortmund dalam pertandingan ini, sekaligus kesempatan terakhir mereka..." kata Marcel Leif.
Bola berpindah ke kaki Schmelzer di lapangan.
Schmelzer saat ini sudah berada di sayap, area penalti penuh sesak pemain. Selain mengirim bola langsung ke dalam, sepertinya tidak ada opsi lain yang lebih baik.
Zhou Yi awalnya berada di luar area penalti. Untuk serangan umpan silang dari sayap seperti ini, dia tidak pernah ikut campur karena percuma saja.
Namun saat Schmelzer mengayunkan kaki, Zhou Yi tiba-tiba melakukan akselerasi, menerobos masuk ke area penalti dan langsung menyerbu titik jauh!
Sayangnya, semua perhatian tertuju pada bola dan depan gawang. Tak ada yang menyadari gerakan taktisnya ini.
Bola dikirim tinggi oleh Schmelzer ke tengah. Lewandowski berusaha melompat untuk duel udara, namun Van Buyten mengikatnya erat hingga sulit bergerak. Dengan frustasi, penyerang Polandia itu hanya bisa menyaksikan bola melayang di atas kepalanya sebelum protes keras ke wasit utama atas gangguan tangan bek Belgia itu.
Wasit utama Gagelmann sama sekali tidak menghiraukan protesnya. Pertandingan terus berlanjut, bola masih melayang di udara.
Keberadaan Lewandowski dan Hummels di depan telah menyedot konsentrasi pertahanan Bayern München. Berkat pengalihan ini, Markus Wagner leluasa melompat di zona tengah!
Sedikit lebih beruntung dari Lewandowski, setidaknya gelandang muda itu bisa melompat. Namun ancamannya masih bisa dinetralisir oleh Schweinsteiger yang juga melompat bersamanya.
Di bawah pertahanan ketat Bastian Schweinsteiger, Mark hanya bisa menyundul bola dengan susah payah. Mengenai menyundul ke arah gawang? Itu sama sekali mustahil!
Bisa menyentuh bola saja sudah bagus, kemana arah bola terbang bukan lagi bisa dikontrolnya...
Ke mana arah bola itu terbang?
Bola yang disentuh Mark tidak menuju gawang, melainkan sedikit mengubah arah dan terjun ke titik jauh!
Dengan jalur terbang seperti ini, hampir pasti bola akan melenceng keluar garis lapangan. Dortmund akan kembali kehilangan peluang mencetak gol!
Di saat itu, siluet kuning menyambar seperti kilat di depan gawang Bayern München, mengejar bola!
Zhou Yi!
