Ketika Klopp mengatakan "jangan beri mereka kesempatan apa pun", kata "mereka" dalam konteks ini tidak hanya merujuk pada lawan Dortmund Hoffenheim, tetapi juga Bayern München yang sedang bermain di Borussia-Park.
Setelah babak kedua dimulai, Bayern München langsung melancarkan serangan ganas ke Borussia Mönchengladbach.
Seolah-olah menjadi tuan rumah di kandang lawan.
Dan akhirnya di menit ke-53, mereka berhasil membobol gawang Borussia Mönchengladbach.
"Ribery! Dua gol! Bayern München menyamakan skor! Ini awal yang bagus! Baru memulai babak kedua mereka sudah menyamakan kedudukan, masih ada cukup waktu untuk mencetak gol lagi! Sementara Dortmund masih hanya unggul satu gol! Skor ini sangat berbahaya..."
Komentator radio Munich sedang memberi semangat untuk Bayern München ketika melihat skor langsung pertandingan lain di layar kecil di depannya - Dortmund 2:0 Hoffenheim.
……
"Mark--" Presenter Westfalenstadion Norbert Dickel menarik suaranya panjang.
"Wagner!!!" Balasan datang dari puluhan ribu suporter Westfalenstadion yang bersorak serempak.
Nyonya Wagner merasa sangat bangga saat meneriakkan nama anaknya.
Itu anaknya!
Dalam pertandingan ini, karena Götze masih absen akibat cedera, Mark mendapat kesempatan menjadi starter.
Dia membentuk duo lini depan bersama Robert Lewandowski.
Setelah Lewandowski mencetak gol di menit ke-6, Mark juga mencetak gol di babak kedua.
Di tengah sorakan puluhan ribu penonton, Markus Wagner berlari ke Zhou Yi yang memberinya assist, lalu melompat tinggi dan mendarat di pelukan Zhou Yi.
Zhou Yi terdorong mundur beberapa langkah, hampir terjatuh ke tanah.
"Gol bagus, Zhou Yi! Gol bagus!" seru Mark dengan penuh semangat di pelukan Zhou Yi sambil berterima kasih.
Benar-benar umpan brilian dari Zhou Yi.
Saat itu, dia baru saja menguasai bola, membelakangi area penalti dengan posisi menyamping, langsung menggunakan punggung kaki luar kanannya untuk menyodok bola ke dalam kotak penalti. Bola membentuk lekukan dalam yang berputar, lalu mendarat di sekitar titik penalti.
Pada momen itu, Mark dengan cerdik menerobos ke area penalti, tepat mencapai sekitar titik penalti, lalu melompat tinggi dalam sprintnya dan menyundul bola umpan Zhou Yi ke gawang.
"Yang ke-23! Ini adalah assist ke-23 Zhou Yi di musim ini! Dalam catatan assist, dia semakin menjauh dari pesaing di belakangnya!" kata Duan Xin dengan gembira. "Yang lebih penting, assist Zhou Yi kali ini membantu Mark mencetak gol yang sangat-sangat krusial! Saat unggul satu gol, semua orang sebenarnya masih was-was, tapi dengan keunggulan dua gol situasinya berbeda. Para pemain Borussia Dortmund akan merasa lebih aman, rasa aman ini membuat mereka lebih rileks, dan kondisi rileks akan meningkatkan performa permainan mereka..."
Marcel Leif juga menganggap gol Mark sangat penting: "Di saat serangan balik Hoffenheim sedang sangat ganas, gol Mark ini seperti menyiram air dingin ke kepala mereka. Ini akan sangat mengurangi tekanan Borussia Dortmund... Di sisi lain, Bayern München sudah menyamakan skor, pasti mereka akan memenangkan pertandingan ini. Tapi sekarang, Borussia Dortmund unggul dua gol, apakah ini akan membuat Bayern München kehilangan motivasi..."
……
Kabar tentang Borussia Dortmund yang unggul dua gol juga sampai ke bangku cadangan tim tamu di Borussia-Park.
Selain Heynckes, yang lain berbisik-bisik membahas kejadian di Westfalenstadion tadi.
Hasil ini membuat mereka frustrasi.
Sebelum pertandingan, mereka sangat berharap pada Hoffenheim karena tim yang harus menang untuk lolos dari degradasi pasti akan mengeluarkan energi besar.
Tapi sekarang, keinginan bertahan hidup ternyata bisa diabaikan di hadapan jurang kualitas yang begitu lebar...
Memimpin sepanjang musim, tapi berakhir seperti ini, sungguh mengecewakan.
Tapi apa lagi yang bisa mereka lakukan?
Selain berdoa pada Tuhan agar terjadi mukjizat di menit akhir, membuat Hoffenheim mencetak dua gol dan menyamakan skor, sepertinya tidak ada cara lain.
Meski hasil imbang juga tidak bisa menyelamatkan Hoffenheim di liga divisi satu... Tapi mereka sekarang tidak peduli dengan nasib Hoffenheim, tim desa kecil ini pada akhirnya tidak berarti, mereka hanya ingin memanfaatkan Hoffenheim untuk menghambat Borussia Dortmund.
……
"Dua gol belum cukup! Kita harus menghancurkan semangat mereka sepenuhnya! Pasti mereka masih belum menyerah total." Saat semua berkumpul merayakan gol, Zhou Yi mengingatkan mereka.
Dia tahu mengalahkan Hoffenheim akan membuat mereka terdegradasi ke tim divisi dua.
Tapi saat ini, dia sama sekali tidak merasa simpati pada Hoffenheim.
Berbaik hati pada orang lain malah membuat diri sendiri sengsara, mana yang lebih menguntungkan? Zhou Yi sangat paham hitungan ini.
Seperti yang dikatakan Zhou Yi, setelah pertandingan dimulai, Hoffenheim masih menunjukkan semangat bertarung mati-matian, tidak hancur oleh gol Mark.
Jika Dortmund benar-benar mengira unggul dua gol sudah aman, hasil akhirnya mungkin akan mengejutkan.
Yang bilang unggul dua gol sudah aman, ingat-ingat lagi pertandingan liga minggu lalu! Bagaimana Dortmund bisa membalikkan skor 1-3 menjadi 4-3 dalam 45 menit?
Kalau Dortmund bisa, kenapa Hoffenheim tidak?
Kita harus mencegah kondisi seperti itu terjadi.
……
Enam menit setelah Ribery mencetak gol, Bayern München kembali mencetak gol, kali ini melalui Arjen Robben. Gol ini membantu Bayern München meraih keunggulan pertama mereka dalam pertandingan ini.
Seharusnya ini menjadi momen yang menyenangkan, tapi Robben tidak menunjukkan niat untuk merayakan setelah mencetak gol, begitu pula dengan pemain Bayern München lainnya. Mereka tampak lebih memperhatikan kabar dari lapangan lain.
Jelas mereka sudah mengetahui sebelum mencetak gol bahwa Borussia Dortmund unggul 2-0 atas Hoffenheim. Inilah alasan mereka tidak bersemangat merayakan - selama Dortmund memenangkan pertandingan mereka, berapa pun gol yang dicetak Bayern München, gelar juara akan menjadi milik Dortmund.
Beberapa orang bertanya tentang skor terbaru Dortmund vs Hoffenheim di pinggir lapangan, berharap mendengar kabar Hoffenheim berhasil mengurangi ketertinggalan.
Tapi tidak ada perubahan, skor tetap 2-0.
……
Pemain Bayern München hanya bisa mendengar skor, tapi tidak melihat situasi langsung di lapangan.
Jika mereka bisa menyaksikan langsung, mungkin hati mereka akan setengah hancur.
Hoffenheim terus menekan dengan serangan agresif. Sementara Dortmund? Memanfaatkan ruang kosong di belakang pertahanan Hoffenheim yang maju, permainan bertahan dan serangan balik mereka sangat lancar.
Meskipun serangan Dortmund tidak terlalu sering, hampir setiap kali membawa ancaman.
Siapapun yang melihat situasi ini akan merasa Hoffenheim berada dalam bahaya.
Masih berharap mereka membantu Bayern München menghentikan Dortmund?
"Mungkin tidak sesuai dengan dunia nyata."
Borussia Dortmund terus melakukan serangan mendadak ke lini belakang Hoffenheim, taktik ini akhirnya sukses pada menit ke-73.
Menit ke-73, Sven Bender melakukan tackle merebut bola lalu mengoper ke Zhou Yi. Dari lini belakang, Zhou Yi langsung mengirim umpan panjang ke sayap mencari Reus. Reus membawa bola menyarang ke dalam lalu menerobos area penalti dan melepaskan tembakan. Bola ditepis kiper Hoffenheim Timo Casillas ke area tengah.
Robert Lewandowski yang menyusul dari area tengah melesat bagai meteor, lalu mendorong bola masuk ke gawang kosong!
3:0！
"Ketegangan berakhir! Gol Lewandowski mengumumkan Borussia Dortmund akan meraih tiga gelar liga berturut-turut!" teriak Marcel Leif.
Westfalenstadion saat itu sedang mendidih. Seluruh suporter melompat dari kursi sambil mengacungkan tangan dan bersorak, lalu menyanyikan lagu bersama.
"Lewandowski!! Pertandingan berakhir, pertandingan berakhir!" seru Duan Xin. "Meski masih tersisa dua puluh menit, tapi saya rasa kita sudah bisa mengatakan ini - Dortmund adalah juara! Tiga gelar liga berturut-turut, dalam sejarah hanya Borussia Mönchengladbach dan Bayern München yang pernah mencapainya. Kini Dortmund menjadi tim ketiga yang berhasil! Ada yang bilang tiga gelar liga berturut-turut adalah kriteria untuk menilai apakah sebuah tim telah membangun dinasti... Apakah kita sekarang bisa mengumumkan bahwa era kejayaan Dortmund telah tiba?"
……
"Setelah mencetak gol, Robert Lewandowski kali ini tidak memeluk siapa pun, melainkan melepas seragam dan berlari ke tribun selatan. Dia sudah tidak peduli akan dikenai kartu kuning - saat seperti ini tidak melepas baju seolah tidak cukup untuk meluapkan emosi."
"Dengan torso terbuka, dia mengacungkan tinju ke arah suporter Borussia Dortmund di tribun selatan, sementara para suporter membalasnya dengan pekikan keras."
"Pencetak gol adalah Robert—"
"LEWANDOWSKI!!!"
"Pemain-pemain Borussia Dortmund lainnya berhamburan mendekat, pertama-tama memeluk Lewandowski, kemudian bersama-sama merayakan dengan para suporter di tribun."
"Semua orang bersorak, menyanyi, dan menggerakkan tubuh dengan penuh semangat."
"Beban berat akhirnya terlepas dari pundak mereka. Mereka yakin Borussia Dortmund mustahil kehilangan keunggulan tiga gol, memungkinkan Hoffenheim menyamakan skor, atau memberi celah bagi Bayern München."
"Sekarang terlihat jelas, kekalahan Bayern München di kandang Borussia Dortmund saat itu sebenarnya sudah menentukan kepemilikan gelar liga..." Duan Xin mencoba menenangkan emosinya. "Bayern München benar-benar disayangkan musim ini, sudah memimpin liga begitu lama, akhirnya disalip Borussia Dortmund di tikungan. Sekarang Bayern München harus fokus menyisakan tenaga untuk Final Liga Champions? Jika mereka bisa mengalahkan Borussia Dortmund di final, baru bisa meredakan rasa sakit kehilangan gelar liga..."
……
Kabar Borussia Dortmund unggul 3-0 atas Hoffenheim tentu cepat menyebar ke Borussia-Park.
Skor ini berarti apapun upaya Bayern München hanyalah perjuangan sia-sia. Gelar liga musim ini sudah lepas dari genggaman mereka.
Tiga tahun berturut-turut kehilangan gelar oleh Borussia Dortmund menjadi pengalaman tak pernah terjadi sebelumnya bagi Bayern München.
Di bangku cadangan dan area pelatih Bayern München, suasana hening menyelimuti. Di lapangan, beberapa pemain terus melirik ke pinggir lapangan, memanfaatkan kesempatan bola mati untuk menanyakan kabar dari pihak Borussia Dortmund.
Tapi tak ada yang memberi tahu mereka. Heynckes sengaja menyembunyikan informasi ini demi menjaga performa pemain di lapangan.
Ketika Borussia Dortmund unggul 2:0, para pemain Bayern München bahkan sudah tidak bersemangat merayakan gol. Bayangkan jika mereka tahu Dortmund kini sudah unggul tiga gol atas Hoffenheim, mungkin mereka akan kehilangan motivasi bermain sama sekali...
Ini bukan di Allianz Arena, para pemain Bayern München di lapangan tidak bisa mengetahui situasi pertandingan sana hanya melalui siulan atau sorakan dari tribun penonton.
