Sejak Robert Lewandowski mencetak gol ketiga, Westfalenstadion berubah menjadi pesta raksasa. Nyanyian dari tribun selatan dengan cepat menyebar ke seluruh stadion.
Para pemain Borussia Dortmund di lapangan semakin bermain santai, menghadapi pressing pemain Hoffenheim dengan tampil percaya diri.
Saat Zhou Yi dua kali berturut-turut mengoper bola tepat ke kaki rekan setimnya menggunakan tumit, sorakan dari tribun nyaris membelah langit. Seperti pertunjukan sirkus di tengah pesta.
Di menit ke-83, Zhou Yi ditarik keluar lapangan. Satu menit kemudian, Marco Reus juga diganti.
Klopp sedang mempersiapkan Final Liga Champions. Meski masih ada seminggu lagi, sudah tepat memberikan istirahat bagi pemain inti untuk menghindari risiko cedera.
Saat Zhou Yi keluar lapangan, dia disambut tepuk tangan berdiri dari seluruh suporter Borussia Dortmund.
“Zhou Yi turun dari lapangan, ini adalah pertandingan liga terakhirnya musim ini. Meski tidak bermain penuh 90 menit, tanda titik di liga ini digambarkan dengan sempurna...” kata Duan Xin saat Zhou Yi meninggalkan lapangan. “23 assist dan 12 gol dalam satu musim, baik data assist maupun gol sama-sama mencetak rekar tertinggi dalam kariernya. Dia juga memimpin tim untuk mengejar Bayern München di liga tanpa pernah kehilangan fokus dari awal hingga akhir... Dialah pahlawan utama yang membawa Borussia Dortmund meraih tiga gelar liga berturut-turut musim ini!”
Duan Xin tidak pelit pujian untuk Zhou Yi, Marcel Leif juga mengapresiasi penuh performa gemilang Zhou Yi musim ini dan peran pentingnya di Borussia Dortmund.
“Sebenarnya para suporter Borussia Dortmund tidak perlu terlalu khawatir. Selama Zhou Yi masih berada di skuad mereka musim panas ini, tim mereka tetap akan menjadi tim yang sangat kompetitif. Saya yakin klub Borussia Dortmund juga akan berusaha mati-matian mempertahankan Zhou Yi, setidaknya untuk satu musim lagi...”
……
Melihat dirinya akan ditarik keluar, Zhou Yi berbalik menuju pinggir lapangan. Sepanjang jalan dia berjabat tangan, berpelukan, dan tos dengan rekan setim yang dilewatinya.
Di pinggir lapangan dia melakukan serah terima posisi dengan Sahin, lalu mengangkat kedua tangan untuk memberikan tepuk tangan penghormatan kepada para suporter di tribun.
Klopp menghampiri, menarik Zhou Yi ke dalam pelukannya, lalu mengusap-usap rambutnya dengan penuh kelembutan.
Kembali ke bangku cadangan, Zhou Yi bertepuk tangan dengan rekan-rekan setimnya satu per satu, merayakan gelar liga yang berhasil direbut. Wajah setiap orang dipenuhi senyum bahagia yang rileks.
Tak lama kemudian Reus juga datang mengulangi gerakan Zhou Yi sebelumnya, lalu duduk di sampingnya.
Keduanya bersama yang lain menunggu berakhirnya pertandingan.
Menit ke-87, Klopp menggunakan kuota pengganti terakhir. Robert Lewandowski digantikan oleh Julian Schieber.
Skor tetap 3-0 dengan keunggulan Borussia Dortmund. Hoffenheim sudah menyerah, mustahil bagi mereka untuk mencetak empat gol dalam sisa waktu beberapa menit untuk meraih kemenangan.
Apapun keinginan mereka, di akhir musim ini mereka harus degradasi dari Bundesliga ke liga dua.
Ini situasi yang menyedihkan. Setelah sebelumnya mengguncang Bundesliga dan hampir menjungkalkan Bayern München, kuda hitam dari desa ini akhirnya harus terdegradasi setelah masa kejayaannya.
Tak ada yang tahu apakah mereka bisa kembali naik ke Bundesliga setelah degradasi kali ini.
Dan jika mereka benar-benar kembali, seperti apa wajah Bundesliga saat itu nanti?
Para suporter Hoffenheim yang ikut mendampingi tim duduk lesu di kursi mereka, menatap kosong ke lapangan dengan bekas air mata di pipi. Mereka berduka atas nasib tim kesayangan yang tak terhindarkan dari degradasi.
"Kesedihan mereka berbanding kontras dengan sorak gembira suporter Borussia Dortmund yang merayakan di dekatnya."
"Duka-suka sepak bola dan kehidupan disatukan dalam satu frame. Inilah mungkin alasan mengapa sepak bola begitu digemari di seluruh dunia - ia selalu memadatkan esensi hidup dalam 90 menit pertandingan."
……
"Saat wasit utama membunyikan peluit penutup pertandingan, kebisingan di Westfalenstadion mencapai puncaknya. Marcel Leif harus berteriak keras agar suaranya tetap terdengar di tengah gemuruh sorakan."
"Pertandingan berakhir! Selamat untuk Borussia Dortmund! Mereka menjadi juara Bundesliga musim 2012-2013! Ini gelar ketiga berturut-turut! Tiga gelar beruntun! Setelah Bayern München, akhirnya ada tim yang mampu mengulangi prestasi ini!"
"Meski berada di studio CCTV yang berjarak ribuan kilometer, Duan Xin tetap meneriakkan dengan penuh semangat: 'Borussia Dortmund juara! Borussia Dortmund juara! Tiga musim berturut-turut menjadi juara liga, mereka telah menyamai pencapaian Bayern München! Sekaligus dengan 18 kemenangan beruntun di liga, mereka melampaui Inter Milan menjadi tim dengan rekor kemenangan terbanyak di lima liga top Eropa!'"
Di tengah sorakan gembira, para pemain dan pelatih Borussia Dortmund langsung berlari ke lapangan untuk merayakan gelar juara bersama rekan setim yang sudah berada di lapangan.
Sementara itu di Borussia-Park, pertandingan antara Bayern München dan Borussia Mönchengladbach juga baru saja berakhir.
Begitu pertandingan selesai, pemain-pemain Bayern München yang ada di lapangan langsung bertanya kepada rekan setim di pinggir lapangan tentang hasil pertandingan Dortmund.
Dengan wajah seperti orang yang baru kehilangan keluarga, rekan setim mereka memberitahu bahwa segalanya sudah berakhir - Borussia Dortmund-lah yang jadi juara.
Mengetahui kebenaran ini, mereka membeku seperti patung kayu.
Pelatih kepala Heynckes kemudian maju menghibur: "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Masih ada Final Liga Champions antara kita dan mereka. Gelar yang kalah di liga domestik, kita bisa rebut kembali di Champions Eropa. Ayo semangat lagi!"
Meski begitu, banyak pemain Bayern München tetap terlihat linglung, seolah sama sekali tidak mendengar kata-kata pelatih mereka.
Melihat hal ini, Heynckes hanya bisa menghela nafas. Sekarang biarkan para pemain mencerna sendiri hasil buruk ini. Besok setelah tidur, mungkin akan lebih baik.
Sebenarnya pukulan terberat justru dirasakan sang pelatih sendiri, karena dialah orang yang paling ingin menjatuhkan Dortmund dari tahta juara liga.
Ini adalah musim terakhir dalam karier kepelatihannya, betapa ia berharap bisa menutup karier dengan gelar liga.
Tapi sebagai pelatih, seberapa pun kecewa dan sedihnya, ia tak bisa menunjukkan itu di depan para pemain.
……
Sementara semua orang di Bayern München berduka, Westfalenstadion justru menjadi lautan sukacita.
Setiap orang berlarian, bersorak, menjerit, dan merayakan.
Di tengah lapangan, panggung penghargaan telah disiapkan. Piala Bundesliga yang berkilauan terpajang di atasnya, permukaan halusnya memantulkan kerumunan penonton yang bersorak-sorai.
Para pemain Hoffenheim yang terdegradasi meninggalkan lapangan dengan perih, memberikan panggung kepada Borussia Dortmund sambil menelan kepahitan sendiri.
Setelah perayaan singkat, para pemain Dortmund berbaris rapi di samping podium untuk menerima penghargaan.
Secara protokol, pengangkatan piala biasanya dilakukan oleh kapten tim yang bermain.
Siapa yang mengenakan ban kapten, dialah kaptennya.
Dengan demikian, seharusnya kiper Weidenfeller yang mengangkat piala karena Sebastian Kehl hanya duduk di bangku cadangan.
Namun Weidenfeller justru mendorong Kehl ke depan alih-alih mengangkat piala Bundesliga sendiri.
Awalnya Kehl masih ingin menolak, tapi rekan-rekan setim lainnya juga ramai-ramai menggoda, tidak membiarkan Kehl mundur kembali.
Akhirnya hanya Kehl yang bertugas mengangkat piala.
Gelandang bertahan yang telah membela Borussia Dortmund sejak 2001 ini sudah berada di Dortmund selama dua belas tahun. Pernah mengalami cedera parah pada musim 2006-2007, setelah cedera itu, Kehl tiba-tiba berubah menjadi pemain kaca dengan kondisi yang fluktuatif.
Penurunan performanya seolah menjadi miniatur dari kemunduran Borussia Dortmund.
Cedera yang sering kambuh mempengaruhi frekuensi keikutsertaannya dalam pertandingan, sehingga dua musim sebelumnya, Weidenfeller-lah yang mewakili Dortmund mengangkat piala juara.
Jadi sebenarnya ini adalah pertama kalinya dia mengangkat piala gelar liga sebagai Kapten.
Bagi Kehl, ini memiliki makna yang sangat istimewa.
Musim ini Kehl terbebas dari belenggu cedera, meski bukan pilar utama, tetap mendapat banyak kesempatan bermain stabil dengan performa gemilang, menggunakan pengalamannya untuk membantu tim di momen krusial. Di ruang ganti pun memiliki wibawa yang besar.
Sekarang Weidenfeller menyerahkan tugas mengangkat piala kepada Kehl, tentu juga ingin mengkompensasi bagian yang hilang dari Kehl selama dua musim sebelumnya.
Tekanan dari rekan setim membuat Kehl tak lagi menolak, dia berdiri di podium penerimaan lalu mengangkat tinggi-tinggi piala juara!
“Juara! Borussia Dortmund!” teriak Marcel Leif. “Juara! Borussia Dortmund! Juara! Borussia Dortmund!” Dia meneriakkan tiga kali berturut-turut, karena Borussia Dortmund telah menjadi juara Bundesliga selama tiga musim beruntun.
Kepergian Götze tidak diketahui apakah akan berdampak jangka panjang bagi Borussia Dortmund, tetapi setidaknya saat ini, Borussia Dortmund tetap menjadi penguasa Bundesliga. Bayern München yang telah berjuang mati-matian musim ini, tetap gagal menggoyang dominasi Borussia Dortmund.
Namun musim depan, setelah Götze bergabung dengan Bayern München, persaingan antara kedua tim ini pasti akan semakin sengit. Ditambah kedatangan Guardiola, Bundesliga musim depan diprediksi akan semakin menarik.
Adanya tim yang mampu menyaingi Bayern München, sehingga Bundesliga tidak jatuh ke dalam skenario membosankan dengan dominasi tunggal Bayern München, inilah yang diharapkan Marcel Leif sebagai pihak netral.
