Dalam waktu satu jam makan, Zhou Yi dan Schulze telah memutuskan untuk tidak transfer musim panas ini tapi memperpanjang kontrak dengan klub. Sebenarnya Zhou Yi bisa tidak memperpanjang kontrak, toh kontraknya baru berakhir Juli 2016, masih ada tiga tahun penuh.
Jika benar-benar ingin pergi, ia bisa menunggu kontrak habis lalu transfer bebas. Klub baru tidak perlu membayar biaya transfer ke Dortmund, sehingga bisa menaikkan gaji tahunan dan berbagai bonus.
Namun Zhou Yi tidak berencana melakukan hal itu. Dapat dikatakan bahwa Borussia Dortmund lah yang membinanya dan memberinya kesempatan. Bahkan jika suatu hari nanti ia harus meninggalkan Dortmund, ia tetap ingin memberikan balasan kepada klub tersebut.
Selain gelar juara, imbalan dalam bentuk uang juga sangat penting.
Jika suatu saat ia harus meninggalkan Dortmund, tentu akan sangat baik jika ia masih bisa menghasilkan pendapatan transfer yang besar bagi klub.
Klausul buyout sebesar 30 juta euro dalam kontrak saat ini dengan Dortmund memiliki daya ikat yang terlalu rendah bagi Zhou Yi.
Jika saat ini di pasar transfer diumumkan bahwa Zhou Yi bisa didapat hanya dengan 30 juta euro, maka dipastikan pintu kantor klub Borussia Dortmund akan dibanjiri peminat.
Di usia 22 tahun sudah meraih tiga gelar liga, menjadi raja assist Bundesliga selama tiga musim berturut-turut, serta memimpin Dortmund ke babak Delapan Besar, semifinal, dan final Champions Eropa. Dengan performa seperti ini, apakah harganya hanya 30 juta?
Jika Zhou Yi tidak memperpanjang kontrak, maka mulai musim panas ini Borussia Dortmund akan terus dihadapkan pada gangguan dari klub-klub lain yang membuat mereka sangat kesal. Sebelum musim terakhir dimulai, klausul buyout resmi berlaku. Zhou Yi hampir langsung akan diburu oleh klub-klub besar Eropa. Saat itu, Zhou Yi bisa seperti kaisar memilih selir, dengan tenang meminta klub-klub tersebut menawarkan kontrak terbaik untuk dipilih. Adapun klub Borussia Dortmund... Mereka hanya bisa menonton dari samping, menunggu akhirnya mendapat 30 juta - yang dulu dianggap banyak saat memperpanjang kontrak dengan Zhou Yi, sekarang terasa seperti sedekah untuk pengemis...
Zhou Yi masih memiliki ikatan emosional dengan Borussia Dortmund. Selama ini, Borussia Dortmund memang memperlakukannya dengan baik. Tidak perlu sampai dituduh tidak tahu balas budi saat pergi.
Pertama, dia tidak akan seperti Götze yang memutuskan transfer ke rival bebuyutan saat musim belum berakhir.
Kedua, dia juga berharap bisa meminimalisir kerugian Borussia Dortmund saat meninggalkan klub.
Tapi memperpanjang kontrak juga ada seninya. Meski Zhou Yi punya ikatan emosional dengan Borussia Dortmund, bukan berarti klub bisa semena-mena dalam klausul kontrak, seolah memaksanya makan tai sekalipun.
Zhou Yi memberikan batasan kepada Schulze: Klausul buyout harus ada, harga bisa sedikit lebih tinggi tidak masalah. Zhou Yi percaya dengan kemampuannya, meskipun nilai buyout sangat fantastis, nanti pasti ada klub besar yang mau membayar. Tapi jika tidak ada klausul ini, Zhou Yi hanya akan jadi bulan-bulanan, membiarkan Borussia Dortmund menentukan apakah akan menjualnya atau tidak.
Meski hubungannya dengan Borussia Dortmund saat ini cukup baik, siapa tahu seperti apa hasilnya beberapa tahun mendatang.
Saat Shinji Kagawa pertama kali datang ke Borussia Dortmund, bukankah hubungannya dengan klub Borussia Dortmund juga awalnya baik? Karena masalah perpanjangan kontrak akhirnya merenggang, Shinji Kagawa pun transfer ke Manchester United.
Pada akhirnya, semua hiruk-pikuk di dunia ini demi keuntungan. Semuanya tentang kepentingan.
Saat kepentingan bersama, hubungan akan baik. Begitu muncul konflik kepentingan, hubungan sebaik apapun tidak akan bisa dipertahankan.
Zhou Yi tidak bisa menjamin di masa depan tidak akan pernah ada konflik kepentingan dengan Borussia Dortmund. Karena itu beberapa langkah pencegahan harus dilakukan. Niat jahat tidak perlu ada, tapi kewaspadaan harus tetap dijaga.
Berdasarkan pertimbangan ini, klausul buyout mutlak harus ada.
Selama ada klausul ini, gaji tahunan sedikit lebih rendah tidak masalah. Zhou Yi saat ini tidak terlalu mempermasalahkan uang. Berbagai sponsor komersialnya bisa menghasilkan beberapa juta euro per tahun, ditambah gaji tahunan dan berbagai bonus, sebenarnya totalnya sudah mencapai sepuluh juta euro.
Dan dia juga bukan tipe orang yang sangat mengejar materi, sampai sekarang di Jerman masih tinggal menyewa rumah, tidak membeli properti. SIM juga tidak pernah diambil karena tidak pernah tes, jadi mobil pun tidak dibeli. Saat ini tidak punya pacar, secara alami juga tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk wanita. Pada dasarnya dia adalah pria rumahan, di rumah main game, chatting dengan teman di internet, kehidupan hiburan sudah cukup berwarna. Dia tidak punya kehidupan malam, juga tidak suka keluar bersosialisasi dengan berbagai macam orang.
Jadi sebenarnya, penghasilannya yang begitu besar sudah tidak mungkin habis dikonsumsi oleh dia dan keluarganya bahkan untuk beberapa generasi.
Dorongan untuk mengejar uang tidak lagi sekuat saat pertama kali mulai berkarier.
……
Babak terakhir liga telah berakhir, perebutan gelar liga akhirnya menemukan kepastian.
Borussia Dortmund dan Bayern München yang bersaing ketat sepanjang musim akhirnya berhasil mempertahankan keunggulan hingga akhir.
Selain perebutan gelar yang paling ditunggu, berakhirnya liga juga mengakhiri ketegangan lain seperti kualifikasi kompetisi Eropa.
Bundesliga memiliki total 4 kuota Champions Eropa, dimana 3 besar langsung lolos ke babak utama, sedangkan peringkat ke-4 harus melalui babak kualifikasi.
Juara Dortmund secara alami mendapatkan tiket langsung ke babak utama, demikian juga Bayern München sebagai runner-up liga.
Peringkat ketiga liga diraih oleh Bayer Leverkusen dengan koleksi 62 poin.
Yang Muge bersama Schalke 04 setelah tersingkir dari Champions Eropa, melakukan sprint penuh di liga dan akhirnya berhasil naik ke kesempatan terakhir. Mereka meraih peringkat keempat dengan 52 poin, memperoleh kualifikasi untuk babak kualifikasi Champions Eropa. Poin ini hanya unggul 1 angka dari Freiburg dan Frankfurt yang berada di posisi kelima dan keenam...
Dua tim terakhir tersebut harus puas bermain di Liga Europa.
Tim degradasi telah dipastikan, Hoffenheim dan Fürth terdegradasi. Düsseldorf di peringkat ketiga terbawah mendapat hak play-off degradasi. Jika bisa mengalahkan lawan di play-off, mereka tetap bisa bertahan di Bundesliga.
Di akhir musim, berbagai statistik dan klasifikasi resmi dirilis.
Tim dengan serangan paling mematikan di Bundesliga adalah Bayern München. Mereka mencetak 94 gol dalam 34 pertandingan, ditambah 4 gol bunuh diri dari lawan.
Borussia Dortmund menjadi tim kedua dengan 91 gol.
Di seluruh Bundesliga, performa kedua tim ini berada di peringkat teratas.
Selisih jauh dengan tim-tim lainnya.
Contohnya Bayer Leverkusen di peringkat ketiga hanya memiliki 65 gol.
Di daftar pencetak gol, Robert Lewandowski dari Dortmund menjadi top skor Bundesliga dengan 26 gol, mengalahkan Kießling dari Leverkusen yang mencetak 25 gol.
Peringkat assist teratas ditempati oleh Zhou Yi, dengan 23 assist, ia pantas menjadi raja assist Bundesliga selama tiga musim berturut-turut.
Keunggulannya sangat besar - pemain dengan assist terbanyak kedua Ribery hanya memiliki 14 assist, 9 lebih sedikit dibanding Zhou Yi.
……
Gelar liga telah diraih, Dortmund hanya menyisakan satu pertandingan terakhir musim ini: Final Liga Champions.
Untuk pertama kalinya dalam 16 tahun lolos ke Final Liga Champions, performa Dortmund musim ini telah memicu badai pemuda di seluruh Eropa. Banyak yang berharap mereka bisa mengakhiri musim ini dengan sempurna lewat gelar juara.
Namun Bayern München juga bukan lawan mudah.
Menjelang pertandingan, cedera Götze kembali menarik perhatian publik.
Semua orang mempertanyakan apakah Götze bisa tampil di Final Liga Champions.
Sejak mengalami ketegangan otot paha dalam laga krusial melawan Bayern München, Götze terus absen dari latihan dan pertandingan Dortmund.
Setelah pertandingan terakhir liga, Götze masih belum bisa bergabung dalam latihan tim, hanya berlatih secara individu.
Situasi ini membuat prospek keikutsertaannya di Final Liga Champions semakin suram.
Meski performa Zhou Yi brilian dan mampu mengurangi dampak negatif cedera Götze, bukankah kehadiran Götze justru akan meningkatkan peluang Dortmund meraih juara?
Dalam pertemuan tim-tim kuat seperti ini, bahkan keunggulan 1% saja bisa menentukan kemenangan atau kekalahan.
Seiring mendekatnya hari Final Liga Champions, semua orang mempertanyakan masalah ini.
Namun tepat tiga hari sebelum final, Borussia Dortmund secara resmi mengumumkan bahwa Mario Götze tidak bisa tampil di Final Liga Champions karena belum pulih dari cedera.
Kabar ini langsung menimbulkan simpati publik.
Sebelum rumor pindah ke Bayern München, Götze adalah pilar utama tim yang berkontribusi besar dalam menjaga persaingan ketat dengan Bayern di liga dan membawa Dortmund ke Final Liga Champions.
Peran vitalnya bagi tim tak perlu diragukan lagi.
Sayangnya cedera saat menghadapi Bayern München membuatnya absen di momen-momen krusial. Pertama melewatkan momen penentuan gelar liga, kini harus absen di final Eropa - padahal golnya di leg kedua semifinal sangat menentukan lolosnya Dortmund ke final.
Sebagai pemain profesional, Götze belum pernah merasakan Final Liga Champions. Dia yang mengantarkan tim ke final justru harus absen karena cedera.
Bahkan setelah kepastian kepindahannya, situasi ini tetap menyentuh perasaan banyak pihak.
Bagaimanapun, Götze masih pemain Dortmund yang telah mengorbankan segalanya - sampai harus cedera - untuk memperjuangkan gelar bagi klub.
Akhirnya, dia tidak bisa tampil di panggung final. Apapun hasil akhir Borussia Dortmund, ini jelas menjadi tragedi terbesar bagi Götze secara pribadi.
