Kabar Götze yang dipastikan absen di Final Liga Champions telah menjadi topik hangat di media dan para suporter.
Namun bagi Bayern München, secara teknis ini belum bisa dianggap sebagai kabar baik.
Seandainya yang cedera dan absen di final bukan Götze melainkan Zhou Yi, pasti pihak Bayern München akan merayakannya - itu baru benar-benar kabar baik!
Sayangnya, tidak ada kabar sama sekali tentang kemungkinan absennya Zhou Yi di final ini.
Meski sempat diduga cedera saat melawan Real Madrid, dan setelah pertandingan itu pun dia tidak mendapat kesempatan istirahat, terus bermain tanpa jeda.
Makanya pihak Bayern München sangat berharap yang cedera adalah Zhou Yi.
Soal absennya Götze ini, beredar "teori konspirasi" di kalangan media dan suporter - bahwa Götze sengaja menghindari konfrontasi langsung dengan klub barunya musim depan untuk menghindari situasi canggung.
Kalau hanya ketegangan otot biasa, mengapa harus absen sepanjang musim?
Apakah Götze benar-benar menghindari pertandingan? Tak ada yang tahu. Götze sendiri tak pernah merespons isu ini di forum manapun, mungkin merasa penjelasan justru akan memperkeruh situasi, atau mungkin dia meremehkan pertanyaan semacam ini.
"Dia hanya menyatakan dalam wawancara bahwa tidak bisa bertarung bersama rekan setimnya membuatnya merasa frustrasi dan sedih. Tapi dia akan menyemangati rekan setimnya dari tribun dan berharap Borussia Dortmund bisa mengalahkan Bayern München untuk menjadi juara."
Ini juga merupakan respons yang cukup biasa.
Götze tidak mungkin mengatakan dia tidak ingin Dortmund menang kan? Sebodoh-bodohnya dia, tidak mungkin sampai segitunya.
Setelah kepastian Götze tidak bisa bermain di final, Zhou Yi juga ditanya wartawan tentang hal ini.
"Saya tahu betapa pentingnya bagi seorang pemain untuk bisa bermain di Final Liga Champions. Sangat disayangkan Mario tidak bisa ikut. Kami akan berusaha sekuat tenaga di pertandingan dan membawa pulang gelar juara untuk Mario."
Jawaban Zhou Yi juga cukup standar.
Beberapa wartawan bertanya ke Klopp apakah cedera Götze akan mempengaruhi performansi tim di final.
Klopp menjawab: "Tentu, tapi saya yakin pemain lain akan berusaha menutupi kekurangan ini. Kami adalah satu tim, satu kesatuan."
Jawaban yang juga sangat resmi.
Di sisi Bayern München, tidak ada juga pernyataan kontroversial.
Menjelang duel terpenting musim ini, dua tim yang saling bersaing ketat sepanjang musim tiba-tiba terlihat lebih tenang dan hati-hati.
Hal ini justru membuat beberapa orang merasa tidak nyaman.
Mungkin inilah yang disebut ketenangan sebelum badai.
……
Antara tim dan tim relatif tenang, tetapi di antara suporter, ketenangan ini sudah tidak ada lagi. Baik di internet China maupun di bar-bar besar kecil di Jerman. Final antara Borussia Dortmund dan Bayern München ini sudah membuat kedua kubu suporter berseteru hingga ke langit.
Di China, banyak yang mendukung Zhou Yi, tapi tidak 100%, selalu ada beberapa orang yang tidak peduli apakah Zhou Yi bisa mendapat penghargaan, tapi lebih mementingkan apakah tim favorit mereka bisa menjadi juara. Maka para pendukung kedua belah pihak pun bertengkar di internet.
Perang argumen di dunia maya seperti ini selalu paling bisa menarik perhatian.
Secara umum, pendukung Zhou Yi mendominasi. Ini wajar, kalau dipikir-pikir, ini internet China, penggunanya kebanyakan orang China, tentu mereka akan mendukung pemain China. Meski sebagian sama sekali tidak tahu dari mana asal Dortmund, yang penting ada pemain China di dalamnya, langsung didukung tanpa syarat.
Jadi para penggemar setia Bayern München yang masih bertahan sangat langka - dalam lingkungan opini seperti ini, mereka tetap mendukung tim tanpa pemain China, ini benar-benar cinta sejati.
Selain hiruk-pikuk di internet, media tradisional juga sangat memperhatikan pertandingan ini.
CCTV yang memiliki hak siar Liga Champions, tidak hanya akan menayangkan siaran langsung pertandingan, tapi juga mengirim tim komentator langsung ke lokasi - perlakuan khusus seperti ini jarang terjadi. Meski Final Liga Champions ada tiap tahun, tidak setiap tahun CCTV melakukan siaran langsung dari lokasi.
Sensasi menjadi komentator langsung di lokasi sangat berbeda dengan saat mengisi suara di studio yang berjarak ribuan mil sambil menatap layar televisi besar. Komentator akan terpengaruh oleh suasana lingkungan sekitar. Dalam keriuhan tersebut, darah pun mudah mendidih sehingga komentar yang disampaikan akan lebih penuh gairah dan menarik.
Selain itu, CCTV sudah mulai melakukan peliputan khusus sejak seminggu sebelum final.
Setiap hari ditayangkan program selama 15 menit yang melaporkan persiapan kedua tim.
Wartawan dan kru syuting CCTV telah ditempatkan di Dortmund dan Munich.
Mereka juga menjelajahi Eropa untuk mewawancarai rekan setim Zhou Yi di timnas Eropa. Yang Muge, He Ying, Sun Pan, dan Guo Nu tampil secara berurutan dalam program countdown, berbagi pandangan mereka tentang Zhou Yi dengan para suporter di depan televisi China. Sun Pan yang pernah berhadapan dengan Zhou Yi di Champions Eropa memberikan pernyataan paling meyakinkan.
"...Tentu saja aku berharap Zhou Yi bisa jadi juara. Kalau tidak, kekalahanku darinya jadi tidak ada artinya! Hanya juara yang boleh mengalahkan Sun Pan!" kata Sun Pan dengan gaya keren di depan lensa kamera.
Liputan countdown semacam ini menciptakan kesan "angin kencang pertanda badai akan datang".
Hal ini semakin meningkatkan antusiasme terhadap Final Liga Champions.
Ini merupakan perlakuan spesial yang belum pernah didapatkan final Champions Eropa sebelumnya.
Mengapa bisa mendapat perlakuan istimewa seperti ini? Tentu karena dalam Final Liga Champions kali ini akan muncul seorang pemain China untuk pertama kalinya dalam sejarah yang berpartisipasi di final Champions Eropa.
Pengaruh dan maknanya sangat besar.
Bahkan situs resmi UEFA memuat wawancara eksklusif dengan Zhou Yi sebelum final, serta beberapa artikel lain yang membahas partisipasinya di final Liga Champions.
Kehadiran Zhou Yi membuat Final Liga Champions ini semakin menarik perhatian.
Tentu saja, sorotan pada Zhou Yi bukan hanya karena statusnya sebagai pemain China. Kehadiran pemain China di final Champions Eropa memang langka. Tapi sebelum dia, Park Ji-sung bahkan menjadi pemain Asia pertama yang tampil di final Liga Champions. Secara logika, bukankah pencapaian itu lebih luar biasa?
Zhou Yi hanya mewakili China, sedangkan Park Ji-sung mewakili seluruh Asia.
Lalu mengapa Park Ji-sung tidak menimbulkan efek sensasional yang sama?
Karena Zhou Yi bukan sekadar pemain Dortmund di final Liga Champions. Dia adalah pemain inti Dortmund, pahlawan penting yang membawa Dortmund sampai ke final. Kepentingannya bagi Dortmund tak tertandingi oleh Park Ji-sung. Meski Park pernah menjadi pilar utama di Manchester United, dia sama sekali bukan pemain inti.
Faktanya, saat Park Ji-sung mengangkat trofi Liga Champions - satu-satunya pemain Asia yang pernah melakukannya - dia bahkan tidak masuk dalam daftar pemain Manchester United untuk final saat itu.
Manchester United tanpa Park Ji-sung pun tetap bisa memenangkan Final Liga Champions.
Tapi jika Borussia Dortmund tidak memiliki Zhou Yi, bahkan masuk Final Liga Champions saja masih dipertanyakan.
……
Sehari sebelum Final Liga Champions, di jagat maya China perang antara Dortmund dan Bayern München telah usai. Suporter Bayern München yang kalah jumlah dan tak memiliki moral tinggi kalah telak. Di media sosial seperti Weibo, topik paling viral adalah "Malam Final Liga Champions, semangat untuk Zhou Yi!"
Suporter China menggunakan berbagai cara untuk menyemangati Zhou Yi. Berbagai perusahaan baik yang terkait olahraga maupun tidak, ikut memanfaatkan momentum ini untuk marketing.
Ada yang unggah foto selfie sambil memegang poster penyemangat Zhou Yi. Ada yang mewawancarai orang di pinggir jalan tentang prediksi final. Berbagai akun marketing juga mengadakan undian, mengatakan "Jika Dortmund menang, kami akan pilih beberapa orang dari yang retweet untuk hadiah..."
Suasana benar-benar sangat ramai. Hari itu, banyak orang mungkin tak fokus kerja atau kuliah. Begitu ada waktu luang langsung buka Weibo lewat HP/komputer untuk ikut meramaikan.
Malam hari saat jarak final tinggal beberapa jam, CCTV menayangkan episode terakhir program liputan khusus. Kali ini pemeran utamanya adalah Zhou Yi.
Namun tidak seperti episode sebelumnya yang menampilkan Zhou Yi duduk di depan kamera untuk diwawancarai - mengingat pertandingan besar akan segera dimulai, stasiun TV sengaja tidak mengganggu Zhou Yi karena khawatir mengganggu persiapannya. Bahkan jika mereka mencoba menghubungi, klub Borussia Dortmund pasti akan menolak, dan kemungkinan besar Zhou Yi sendiri juga tidak akan menerima permintaan wawancara tersebut.
Oleh karena itu, meskipun episode ini tetap menjadikan Zhou Yi sebagai fokus utama, penyajiannya dilakukan melalui perspektif lain yang menampilkan perjalanan Zhou Yi di Liga Champions musim ini. Termasuk cuplikan aksinya selama pertandingan, momen wawancara pra dan pasca laga, serta wawancara dengan berbagai pihak - CCTV benar-benar bekerja keras dengan melakukan street interview kepada suporter biasa Borussia Dortmund di jalanan Dortmund, mewawancarai rekan sesama jurnalis dari dalam dan luar negeri yang meliput klub tersebut, bahkan menghubungi komentator stasiun TV Jerman Marcel Leif untuk memberikan pandangannya tentang Zhou Yi.
Kemampuan menghadirkan begitu banyak narasumber menunjukkan bahwa CCTV memiliki konsep yang matang dalam produksi program ini.
Melalui testimoni "orang luar" ini, para suporter China bisa memahami Zhou Yi secara lebih holistik, sekaligus diajak merefleksikan kembali perjalanan epik Zhou Yi di Liga Champions musim ini.
Kabarnya kemudian, rating program ini mencapai level yang sangat tinggi - sebuah hasil yang memang sudah seharusnya...
Ini adalah episode puncak penutup.
Di akhir program, presenter mengingatkan penonton untuk tidak melewatkan Final Liga Champions yang akan disiarkan langsung mulai pukul 2:45 waktu Beijing esok dini hari, dengan siaran pendahuluan CCTV dimulai sejak pukul 1 pagi.
Diperkirakan siaran langsung akan mulai menyoroti keberangkatan para pemain dari hotel menuju bus tim.
……
Saat seluruh dunia mulai menantikan pertandingan ini, Zhou Yi dan rekan setimnya sedang beristirahat siang.
Sebenarnya tidak semua pemain benar-benar tidur, tapi Zhou Yi sungguh langsung terlelap begitu merebahkan diri.
Tujuan tidurnya bukan untuk menyegarkan diri, melainkan memanfaatkan waktu berlatih lebih intensif dengan Bayern München di dunia virtual.
Sejak liga berakhir, satu-satunya lawan Zhou Yi di ruang virtual hanyalah Bayern München. Sudah tak terhitung berapa kali dia bertanding melawan mereka di sini.
Hasilnya umumnya imbang, dengan probabilitas kemenangan dan kekalahan Borussia Dortmund yang hampir setara.
Ini mengindikasikan bahwa dalam pertandingan nyata nanti, akan terjadi pertarungan yang seimbang.
Pertandingan seperti ini memiliki faktor keberuntungan besar, dan Zhou Yi harus mempersiapkan diri matang-matang.
