Saat para pemain Borussia Dortmund keluar dari hotel hendak naik mobil, sorakan gembira bergemuruh dari para suporter Dortmund yang mengerumuni lokasi.
Lampu kilat kamera para wartawan terus berkedip-kedip.
Di antara kerumunan suporter dan wartawan itu, banyak juga wajah-warga China. Wartawan China datang meliput Zhou Yi sebagai tugas kerja, sementara suporter China murni datang memberi semangat.
Setelah kedua finalis Champions Eropa ditetapkan, kabarnya di dalam negeri China beberapa pengusaha visioner menciptakan paket tur Eropa beberapa hari bertajuk "Nonton Final Champions Eropa Langsung, Dukung Zhou Yi" yang konon penjualannya sangat laris.
Tapi bisa datang berwisata ke Eropa mudah, tiket pesawat, kamar hotel semuanya bisa diatur, tapi tiket final Liga Champions sulit didapat.
Jadi sebenarnya yang bisa datang ke Stadion Wembley London untuk menonton final Liga Champions jumlahnya sedikit.
Meski begitu, tetap banyak suporter China yang rela mengeluarkan uang besar ke London, walau hanya bisa menunggu di luar hotel tempat seluruh tim Borussia Dortmund menginap, sekadar melirik Zhou Yi dari kejauhan, atau menonton siaran langsung di bar atau hotel London... mereka semua rela.
Ini adalah semangat para suporter China yang terpendam lama.
Final Liga Champions sebelumnya juga pernah didatangi suporter China, tetapi ketika sepak bola disatukan dengan kebanggaan nasional, energi yang meledak sungguh luar biasa besar.
Ini pertama kalinya pemain China tampil di panggung final Liga Champions, hanya ini saja sudah cukup membuat banyak suporter China bersemangat.
Selain wisatawan suporter dari China, banyak juga pelajar China di Inggris dan Eropa yang merupakan penggemar sepak bola.
Pemain lain yang keluar dari lobi hotel paling-paling hanya melambaikan tangan di tengah sorakan. Tapi Zhou Yi justru mendekat dan berfoto bersama setelah melihat saudara sebangsanya.
Kemudian diiringi teriakan semangat penuh kehangatan, dia naik ke bus tim.
……
"Zhou Yi bahkan mendatangi para suporter untuk berfoto bersama, terlihat sangat santai dan suasana hatinya baik. Ini pertanda baik..." Di studio belakang Beijing, presenter bersama para tamu undangan baru saja menyaksikan siaran langsung dari lokasi.
"Tapi Zhou Yi memang selalu begitu. Aku belum pernah melihatnya gugur..." ujar salah satu tamu undangan.
"Terkadang sulit dipercaya ini baru pemuda 22 tahun," komentar tamu undangan lainnya Bai Songyan. "Pemain domestik seusianya mana ada yang punya kharisma pemimpin seperti dia?"
"Sun Pan dan kawan-kawannya juga bagus..." kata presenter.
"Tentu saja," Bai Songyan mengangguk cepat, "Tapi kesan yang mereka berikan berbeda dengan Zhou Yi. Dia benar-benar memiliki kedewasaan di atas usianya. Baru 22 tahun tapi sudah jadi pemain inti Borussia Dortmund. Menurutku dia juga akan jadi tulang punggung timnas sepuluh tahun ke depan."
Pujian Bai Songyan terhadap Zhou Yi memang tinggi, tapi ini bukan rahasia lagi mengingat kecintaannya pada pemain tersebut. Sebagai suporter, dia sering tampil di berbagai program sepak bola dan berulang kali memuji Zhou Yi.
Bahkan sebelumnya dia pernah menyatakan jika ada pemain China yang berpeluang meraih Ballon d'Or, pastilah Zhou Yi.
Penilaian ini tergolong sangat tinggi.
Kini, melihat perkembangan karier Zhou Yi, sepertinya prediksi Bai Songyan mulai terbukti.
……
Saat para pemain tiba di stadion, area luar Stadion Wembley sudah dipadati ribuan orang.
Melihat ke sekeliling, semuanya adalah suporter Borussia Dortmund yang kuning-hitam dan suporter Bayern München yang merah-putih.
Para suporter kedua tim ini bahkan belum sepenuhnya masuk ke stadion, namun sudah saling bersitegang di lapangan luar arena pertandingan.
Di musim ini, Borussia Dortmund dan Bayern München benar-benar berkompetisi ketat sepanjang musim. Sejak awal musim di Piala Super, persaingan langsung kedua tim ini sudah dimulai. Persaingan ini benar-benar hanya urusan dua klub ini, tim-tim lain sama sekali tidak bisa ikut campur.
Di Piala Super dan Piala Jerman, Bayern München berhasil mengalahkan Borussia Dortmund.
Namun di kompetisi terpenting yaitu liga, Borussia Dortmund justru membalikkan keadaan di menit-menit terakhir untuk meraih kemenangan, memberikan pukulan telak bagi Bayern München.
Final Liga Champions kali ini hanyalah memindahkan persaingan kedua tim di Jerman ke panggung besar seluruh Eropa.
Sampai-sampai beberapa media mengolok-olok bahwa sepak bola Eropa musim 2012-2013 sebenarnya hanyalah catatan persaingan antara Borussia Dortmund dan Bayern München.
Ada juga media yang khawatir bahwa terlalu seringnya kedua tim ini bertemu di dalam negeri akan menghilangkan ketegangan dan membuat final Liga Champions ini kurang menarik.
……
Para pemain dari kedua tim telah selesai melakukan pemanasan dan kembali ke ruang ganti masing-masing.
Kedua pelatih kepala akan melakukan persiapan terakhir untuk pertandingan ini.
“Baiklah, kawan-kawan, hentikan semua aktivitas kalian dan dengarkan saya.” Di ruang ganti Borussia Dortmund, yang terakhir masuk selalu pelatih kepala mereka Klopp. Dia sambil menutup pintu lalu bertepuk tangan keras berkata.
Semua pemain Borussia Dortmund yang sedang sibuk berhenti, lalu memandang ke arahnya.
“Tidak diragukan lagi, ini pertandingan terpenting musim ini, lebih penting dari semua pertandingan liga. Karena pertandingan ini menentukan siapa yang akan menjadi raja Eropa.” Klopp mulai berbicara. “Ada yang khawatir apakah setelah memenangkan gelar liga, kami akan kehilangan motivasi... Tapi saya tahu kalian, tidak ada satu pun dari kalian yang puas hanya dengan gelar liga. Tiga musim terakhir, setiap musim kami juara liga, tapi lalu bagaimana? Target kami adalah juara Champions Eropa!”
Klopp membuka tangannya.
“Jujur, saya hanya khawatir satu hal – apakah kemenangan kami atas Bayern München di liga membuat kami lengah? Apakah membuat kami meremehkan lawan? Menurut saya ini sangat mungkin. Ingat, selama seminggu terakhir saya berulang kali mengingatkan kalian untuk melupakan liga? Harus diketahui, Champions Eropa dan liga domestik adalah dua kompetisi yang sama sekali berbeda. Kemenangan atas Bayern München di liga tidak berarti kami bisa melakukannya lagi di Champions Eropa. Jika tidak memberikan 100%, kitalah yang akan kalah!”
Nada bicara Klopp menjadi keras.
"Setelah 16 tahun kembali ke panggung ini, apakah kita hanya sekadar 'mampir'? Tidak! Tentu tidak! Apakah kita mengatasi begitu banyak kesulitan hanya untuk menjadi juara dua? Tidak! Tentu tidak!" Klopp menggebrakkan tinju dengan penuh semangat, gerak tubuh dan nada bicaranya yang membara menular ke para pemain Borussia Dortmund di ruang ganti. "Di musim ini, kita bangkit terlambat di liga dan berhasil merebut gelar. Sekarang tinggal satu langkah terakhir, jangan biarkan musim indah ini menyisakan setitik penyesalan! Dengan begini, bertahun-tahun kemudian saat kalian mengingat musim 2012-2013, kalian akan bangga karena tidak menyia-nyiakan waktu, telah mengerahkan segala upaya, dan menuai hasil yang pantas!"
Di saat bersamaan, di ruang ganti Bayern München, Heynckes juga sedang memberikan motivasi kepada para pemainnya: "Aku tahu ada pandangan di luar - ini adalah pertandingan balas dendam. Karena di liga, mereka mengalahkan kita, membuat kita kehilangan gelar liga meski memimpin sepanjang musim. Aku tidak menyangkal pandangan itu, dalam arti tertentu ini memang balas dendam. Tapi aku punya perspektif lain, menurutku ini sekaligus pertandingan penebusan."
Pelatih senior itu memandang sekeliling para pemainnya.
"Sejak tahun 2010, ini ketiga kalinya kami lolos ke final Champions Eropa dalam empat tahun. Panggung ini tidak asing bagi kami, tapi kami selalu menjadi pendamping terbaik bagi tim lain. Tahun 2010 ada Inter Milan, tahun lalu Chelsea. Dua kekalahan di final Liga Champions ini sangat berpengaruh besar bagi kami. Gelar juara dua bagaikan batu raksasa yang menindih kepala kami semua. Tidak ada tim yang berani menghadapi tantangan ketiga setelah dua kali gagal di final Liga Champions dalam waktu singkat. Tapi saya justru senang menerima tantangan ini. Menurut saya, Bayern München yang bisa tiga kali masuk final Champions Eropa dalam empat tahun adalah tim yang sangat kuat. Satu-satunya yang bisa mengalahkan kami adalah diri kami sendiri. Final hari ini lebih seperti pertarungan melawan diri kami di masa lalu dan bayang-bayang yang membayangi kepala kami, daripada melawan Borussia Dortmund. Jika kami jatuh untuk ketiga kalinya, banyak yang akan bilang ini sudah takdir. Tapi kalian rela?"
Ruang ganti sunyi senyap, tapi Heynckes sudah melihat api ketidakrelaan menyala di mata banyak pemain.
"Banyak orang kuat di dunia yang bisa mengalahkan lawan tak terhitung, tapi orang kuat sejati adalah yang bisa mengalahkan dirinya sendiri. Hari ini kalian punya kesempatan menjadi yang kuat sejati. Terima kasih Tuhan telah menaruh kesempatan ini di depan kalian, jangan biarkan ia berlalu begitu saja!"
Seorang pemain berdiri penuh semangat berteriak: "Kali ini harus menang!"
"Kemenangan milik kita! Biarkan takdir sialan itu pergi ke neraka!"
