Zhou Yi tidak peduli dengan pendapat para penonton. Dia berjuang di lapangan untuk meraih gelar juara dan kemenangan, bukan untuk membuat pertandingan tercatat dalam sejarah – reputasi semacam itu tidak ada artinya baginya.
Operan bolak-balik Dortmund bukan tanpa tujuan. Saat bola berpindah-pindah, Zhou Yi terus mengamati situasi lapangan sambil mencari celah peluang.
Begitu terus saling serang, enam menit pertandingan berlalu tanpa perubahan skor.
Dortmund belum mencetak gol, tapi juga berhasil mencegah Bayern München mencetak gol.
Menit ke-62 pertandingan, Borussia Dortmund melancarkan serangan dari lini belakang. Bek kanan Piszczek membawa bola dari sayap kanan, setelah bertemu dengan pemain yang dipinjamkan, ia mengoper bola ke İlkay Gündoğan.
Gündoğan langsung memberikan umpan panjang melewati pertahanan ke area depan.
Marco Reus berhasil lolos ke area penalti dan menerima bola.
Ia mengontrol umpan Gündoğan menggunakan dada.
Namun bersamaan dengan itu, Boateng langsung menempelinya. Mustahil baginya untuk melakukan aksi yang langsung mengancam gawang Bayern München di area penalti.
Menghadapi pressing ketat Boateng, Reus bahkan tidak bisa berbalik badan.
Untungnya ia melihat Zhou Yi yang sedang berada di luar area penalti besar untuk memberikan dukungan. Dengan cepat ia mengoper bola ke sana.
Saat Zhou Yi akan menerima bola, Bastian Schweinsteiger langsung menyambar.
Menghadapi pressing Schweinsteiger, Zhou Yi tidak langsung mengontrol bola. Ia melakukan gerakan tipu seolah akan membawa bola ke sayap kanan, membuat Schweinsteiger tergeser pusat gravitasinya ke sana. Tiba-tiba Zhou Yi menggeser bola ke area tengah, membuka celah.
Di dalam area penalti, Robert Lewandowski sedang melakukan gerakan diagonal ke area depan gawang, ditemani bek tengah Bayern München lainnya, Dante.
Jakub "Kuba" Błaszczykowski juga siap menerima umpan di titik jauh.
Tinggal mengoper bola, tugas Zhou Yi selesai.
Dia menoleh ke arah Reus yang berada di rusuk kanan area penalti, menyadari dia masih di posisi semula yang kebetulan memiliki ruang kosong.
Gerakan menoleh Zhou Yi ini menarik perhatian hampir semua bek Bayern München yang ikut melirik ke arah Reus di ruang kosong itu.
Boateng yang sempat mundur tiba-tiba berbalik menerjang Reus.
Kiper Neuer juga menyambar ke area depan gawang untuk menutup sudut tembakan.
Reaksi para pemain Bayern München terpantul jelas dalam pikiran Zhou Yi, tiba-tiba muncul ide di benaknya.
Semua terjadi dalam sepersekian detik, Zhou Yi telah mengayunkan kaki kanannya.
Punggung kaki luar kanannya yang tegang menyambar bola. Bukan operan untuk Reus, bukan umpan ke pergerakan posisi Lewandowski di area penalti, apalagi ke Kuba yang berada di posisi jauh. Karena ini sama sekali bukan operan, melainkan... TEMBAKAN!
Sebuah tendangan chip menggunakan punggung kaki luar kanan!
Bola meluncur membentuk garis lengkung tajam mengarah ke titik jauh gawang!
Saat menendang, postur tubuhnya masih berpura-pura melihat ke Reus. Gerak tipu ini berhasil mengelabui semua orang - termasuk lawan dan rekan setim. Reus benar-benar mengira Zhou Yi akan mengoper, sampai bersiap menerima bola. Reaksi inilah yang mengokohkan keyakinan pemain Bayern bahwa Zhou Yi akan mengoper, sama sekali tak menyangka dia akan menembak!
Neuer baru menyadari bahwa Zhou Yi bukan melakukan operan, melainkan kemungkinan besar tembakan, saat melihat bola terbang menuju gawang di belakangnya. Dengan terburu-buru, ia menyambar ke samping untuk menghalau tembakan Zhou Yi.
Namun seberapa pun ia merentangkan tubuh, tak mampu menyentuh bola. Tendangan Zhou Yi memiliki lengkungan yang sangat lebar, berhasil mengelabui Neuer!
"Zhou Yi... tembakan?!"
Bukan hanya pemain kedua tim yang tertipu, bahkan para komentator pun terkecoh.
Melihat bola tendangan Zhou Yi mengarah ke sudut belakang gawang, nada suara mereka saat memberi komentar terdengar ragu-ragu.
Benarkah ini sebuah tembakan?
Ini memang tendangan langsung ke gawang!
Bola melengkung melewati Neuer yang menyambar, menghantam bagian dalam tiang gawang belakang, lalu... memantul masuk!
Ia berhasil menembus "zona mutlak" Neuer!
……
"Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi!!!" Marcel Leif berteriak histeris di kursi komentator. "Ia menyamakan skor untuk Borussia Dortmund! 1-1!!!"
"Gol ini... spek-ta-kuler!!!" He Ping bersorak gegap gempita. "Ini gol pertama pemain China di final Liga Champions, momen bersejarah! Saat semua orang tak berdaya menghadapi Neuer, dialah yang akhirnya merobohkan tembok itu! Zhou Yi! Luar biasa!"
Sorak sorai suporter Borussia Dortmund bergema di langit Stadion Wembley, kini giliran mereka yang berjaya!
Setelah kedua tim bertukar sisi lapangan di babak kedua, Borussia Dortmund kebetulan menyerang ke arah tribun tempat suporter mereka berada. Saat bola masuk ke gawang, para suporter Borussia Dortmund di belakang gawang Bayern München langsung melompat sambil mengangkat tangan, seperti gelombang kuning-hitam yang bergolak di tribun, menciptakan suasana yang spektakuler.
Zhou Yi yang baru saja mencetak gol juga sangat bersemangat, dia langsung meluncur ke area bendera sudut dan melakukan sliding tackle dengan lutut!
Gerakan celebrasi ekstrim seperti ini jarang dilakukan Zhou Yi, menunjukkan betapa dia sedang sangat bergairah.
Pemain Borussia Dortmund lainnya pun berduyun-duyun mendatanginya. Marco Reus juga meluncur dengan lutut menyusul Zhou Yi, lalu menindihnya hingga terjatuh.
Klopp juga tidak kalah bersemangat. Saat Zhou Yi mengayunkan kakinya untuk menendang, pantatnya sudah terangkat dari bangku cadangan dengan tubuh condong ke depan, menatap penuh ketegangan ke depan gawang Bayern München.
Begitu bola menyentuh jala gawang, seolah ada roket di pantatnya, dia melompat sambil mengangkat kedua tangan dan berlari ke pinggir lapangan.
……
Seluruh kubu Borussia Dortmund bergembira atas gol ini, sementara Bayern München harus menelan kekecewaan.
Hanya memimpin selama enam menit, masih berpikir untuk memperlebar keunggulan... Tiba-tiba mendapat pukulan telak!
Neuer bangkit dari tanah sambil membentangkan kedua tangan, menunjukkan ekspresi frustrasi.
Gol ini benar-benar membuatnya frustrasi - dia sepenuhnya dikelabui oleh Zhou Yi!
Ketika Zhou Yi menoleh melihat Reus, dia benar-benar mengira Zhou Yi akan mengoper ke Reus. Fokusnya tertuju di area depan gawang, tak disangka meski menatap lawan, Zhou Yi langsung menendang bola ke titik jauh...
Saat dia bereaksi dan berusaha menyambar, sudah terlambat.
Meski tampil gemilang di pertandingan ini, dia tetap manusia biasa, bukan dewa. Mustahil mencapai pertahanan sempurna tanpa celah.
Tembakan Zhou Yi telah melampaui batas pertahanannya. Pertama mengelabui pergerakannya ke depan, lalu menggunakan akurasi lengkung untuk menghindari jangkauan pertahanannya, akhirnya membuatnya tak berdaya hanya bisa menyaksikan bola masuk ke gawang...
……
TV sedang menayangkan ulang gol Zhou Yi. Saat menoleh ke Reus, kakinya menendang ke gawang. Arah tubuh atas dan bawah yang bertolak belakang menciptakan tipuan sempurna.
Jika bukan sebuah tembakan, ini akan disebut "NO_LOOK_PASS" yang memang menarik tapi tidak terlalu istimewa.
Tapi menggunakan teknik "NO_LOOK" saat menembak untuk mengelabui lawan dan mencetak gol... Ini merupakan inovasi pertama dari Zhou Yi.
Di babak pertama, Dortmund mengepung gawang Bayern München dengan gempuran bertubi-tubi, namun tak mampu menembus pertahanan Neuer.
Untuk melawan Neuer, dibutuhkan kejutan dan trik baru.
Hasilnya, "inovasi" Zhou Yi ini terbukti cukup efektif.
……
“Dasar kau, kukira kau benar-benar akan mengoper bolanya padaku…” Setelah perayaan usai, para pemain menarik Zhou Yi berdiri lalu berlari kembali ke separuh lapangan mereka. Pada saat ini, Reus mengusik rambut Zhou Yi sambil berkata. “Aku sudah siap menerima operan.”
Zhou Yi terkekeh: “Kalau tidak dibuat meyakinkan, mana mungkin bisa menipu Neuer?”
Semua tertawa.
Taktik Zhou Yi ini benar-benar hebat.
Para pemain sudah terbiasa dengan performansi Zhou Yi seperti ini. Pemuda ini selalu melakukan hal-hal mengejutkan. Awalnya semua merasa tidak masuk akal, tapi setelah sering melihatnya, tak ada lagi yang aneh.
Mereka mengerumuni Zhou Yi sambil berlari kembali ke separuh lapangan.
Siaran TV menampilkan Götze di tribun. Saat Bayern München mencetak gol, kamera juga menemukan Götze yang menutup mulut dengan kedua tangan, terlihat tegang dan cemas.
Kini di layar TV, Götze tersenyum lebar sambil berpelukan dengan teman di sampingnya.
Meski musim depan akan bergabung dengan Bayern München, sebagai pemain Borussia Dortmund saat ini, Götze tetap mendukung timnya.
……
Para pemain Borussia Dortmund satu per satu kembali ke separuh lapangan mereka. Pemain Bayern München sudah berada di posisinya masing-masing. Mandžukić dan Thomas Müller berdiri di lingkaran tengah menanti kick-off.
Setelah berputar-putar, kedua tim kembali ke garis start yang sama.
Babak 246: Final yang Menggemparkan
“Pertandingan telah memasuki menit ke-63, Borussia Dortmund baru saja menyamakan skor menjadi 1-1. Kedua tim pasti akan terus bersaing sengit.” Kata He Ping dengan suasana hati yang baik. Karena gol penyama kedudukan Dortmund dicetak oleh Zhou Yi.
Sebagai komentator China, melihat saudara sebangsanya menjadi pemeran utama di panggung tertinggi Eropa, rasa bangga secara alami muncul dalam hatinya.
Faktanya, ketika Zhou Yi mencetak gol, internet di China dipenuhi sorakan dan penghormatan untuknya.
“Zhou Yi keren banget!”
“Tembakan itu mantap betul!”
“Tidak melihat bola maupun gawang tapi tetap bisa menembak akurat, benar-benar layak disebut Zhou Yi agung kami!”
……
Berbagai pujian dan sanjungan membanjiri dunia maya.
Meskipun tidak ada di lokasi, semangat mereka sama menggebu.
Selain itu, gol penyama kedudukan Zhou Yi juga mempertahankan ketegangan perburuan gelar.
Kecuali segelintir suporter fanatik Bayern München, mayoritas suporter China berharap Dortmund bisa menjadi juara sehingga Zhou Yi akan menjadi pemain China pertama dalam sejarah yang mengangkat trofi Champions Eropa.
Kehormatan sebesar ini, meski hanya sebagai penonton, tetap membuat mereka ikut bangga.
Karena mereka semua adalah orang China.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Bayern München tidak mengoper bola bolak-balik di lini belakang seperti Dortmund saat kebobolan, melainkan langsung melancarkan serangan balik.
"Di sisi Borussia Dortmund, setelah berhasil menyamakan skor, moral meningkat secara alami sehingga tidak takut lagi kehilangan dua gol dalam waktu singkat."
"Dengan demikian, pertandingan kembali ke ritme permainan seperti di babak pertama."
"Kedua tim saling serang dengan ganas."
"Pada menit ke-65, Bayern München mengatur serangan di depan area penalti Dortmund, namun mereka melakukan kesalahan. Umpan atau dribel Bastian Schweinsteiger yang kurang jelas membuat Javi Martínez tidak siap, memungkinkan Sven Bender menyapu bola."
"Bola yang tersapu itu menggelinding ke area sayap."
"Marco Reus berlari diagonal dari area tengah mengejar bola."
"Sementara itu, Robert Lewandowski di depan mulai bergerak ke ruang kosong di sayap."
"Setelah menyambut bola, Reus mengangkat kepala melihat pergerakan Lewandowski dan langsung mengirimkan umpan terobosan!"
"Umpan lurus Reus! Cantik, Lewandowski! Ini serangan balik Dortmund!"
"Sorakan gembira menggema di Stadion Wembley."
"Namun kecepatan Lewandowski memang terbatas. Meski berhasil mengontrol bola di depan, sulit baginya menerobos pertahanan Bayern München yang sudah mengejar ketat."
"Menyadari dribelnya tidak bisa melepaskan diri dari bek lawan malah akan mempersempit ruang penguasaan bola,"
"Lewandowski memilih mengurangi kecepatan dan memikirkan strategi jangka panjang."
Maka dia menggiring satu langkah lalu melambat, Dante menggunakan kesempatan ini untuk mengejar dan menghalangi jalannya ke gawang.
Sementara itu, Boateng, Lahm, Schweinsteiger dan lainnya juga mundur membentuk garis pertahanan di area penalti.
Lewandowski di sisi kanan area penalti berhadapan dengan Dante, melakukan gerakan tipuan untuk menyarang ke dalam secara horizontal, tapi Dante tak tergoyahkan.
Pemain Polandia itu sadar tak bisa lagi menguasai bola, Javi Martínez sedang mendekat - jika terjepit bisa kebobolan.
Dia melirik ke area tengah, melihat rekan setimnya sedang berusaha keras melakukan serangan.
Tanpa ragu dia mengoper bola ke tengah.
Bola mengarah ke Zhou Yi.
Zhou Yi yang baru saja mencetak gol pasti menjadi target kawalan ketat Bayern München.
Saat bola dioper ke arahnya, Schweinsteiger langsung menyambar untuk mengganggu penguasaan bolanya.
Tapi Zhou Yi tak bernaha menguasai bola. Dia berlari menyambut bola dan mengayunkan kaki seolah hendak menembak, tapi kaki kanannya yang terangkat tiba-tiba membeku di udara.
Bola justru meluncur cepat melewati kakinya.
Schweinsteiger yang berusaha menghalangi tembakan Zhou Yi pun menyambar kosong...
Yang muncul di belakang Zhou Yi adalah Gündoğan!
İlkay Gündoğan melihat bola menggelinding ke arahnya, lalu menghentikannya dengan kaki. Karena Bayern München sedang melakukan pressing ofensif total, Borussia Dortmund melakukan serangan balik. Pemain yang terburu-buru mundur bertahan memang sedikit, dan teralihkan oleh Robert Lewandowski dan Zhou Yi. Jadi Gündoğan benar-benar bebas dari penjagaan. Dengan tenang ia mengontrol bola, mengangkat kepala mengamati situasi, lalu melepaskan tendangan jauh dengan sekuat tenaga!
Boateng bergegas maju mencoba menghalangi tendangan Gündoğan dengan tubuhnya. Tapi langkahnya terlalu tergesa, kakinya terpeleset hingga melakukan sliding tackle. Bola melesat di atas tubuhnya menuju gawang di belakang.
Sayangnya tendangan Gündoğan tidak bisa dikendalikan dengan baik. Bola melambung tinggi melewati mistar gawang, mendarat di tribun penonton...
"Gündoğan-- Ah! Sayang sekali! Tendangan jauhnya terlalu tinggi! Gagal dikontrol... Padahal itu kesempatan emas..." Marcel Leif tak bisa menyembunyikan rasa kecewa untuk Dortmund.
"Gündoğan menyia-nyiakan peluang! Dortmund sebenarnya bisa unggul dalam waktu singkat!" He Ping menyangga kepala dengan kedua tangan, juga menyesali momen itu.
Gündoğan sendiri sangat kecewa dengan tendangannya. Ia meminta maaf kepada Lewandowski dan Zhou Yi secara bergantian. Bola itu hasil umpan Lewandowski yang sengaja dibiarkan Zhou Yi, kalau tidak mana mungkin ia mendapat kesempatan menendang?
Hasilnya, rekan setim telah menciptakan peluang bagus untuknya tapi ia gagal memanfaatkannya... Ia sendiri merasa telah mengecewakan kepercayaan mereka.
……
Borussia Dortmund tidak berhasil memanfaatkan kesempatan ini untuk unggul, kemudian Bayern München langsung melancarkan serangan yang sangat mengancam.
Bastian Schweinsteiger mengoper bola dari lini belakang ke Arjen Robben di sayap kiri.
Thomas Müller menyodok maju, Robben membaca timing dengan tepat dan memberikan umpan terobosan ke depan Müller. Schmelzer yang awalnya berada di garis luar tidak menyadari situasi di belakangnya, tapi insting tubuhnya mengatakan ini berbahaya dan harus direbut, lalu dia melakukan tackle.
Hasilnya dia sama sekali tidak menyentuh bola!
Saat Schmelzer terjatuh, Müller datang dari belakang dan menerima umpan Robben!
Menembus area penalti, serangan balik melewati offside!
"Thomas Müller——" teriak Marcel Leif dengan suara yang dipanjangkan.
Baru saja bersemangat karena serangan Dortmund, sekarang gantian bersorak untuk serangan Bayern. Menjadi komentator pertandingan ini benar-benar seperti naik roller coaster...
Yang naik roller coaster bukan hanya komentator, tapi juga suporter kedua tim. Tadi suporter Bayern München tegang sekali, sekarang mereka bersorak gembira. Ketegangan beralih ke suporter Borussia Dortmund yang tadi bersorak...
Thomas Müller membawa bola masuk area penalti, Weidenfeller nekat meninggalkan gawang.
Menghadapi Weidenfeller yang keluar, Müller tidak langsung menembak tapi menyodok bola ke garis lapangan dan akselerasi!
"Weidenfeller tidak bisa mengimbangi kecepatan Müller, hanya bisa melakukan gerakan penyelamatan dan terjatuh di lapangan."
"Sudut tembakan Müller yang telah melewati Weidenfeller memang sempit, tapi bagi Müller ini bukan masalah."
"Dia memutar badan dan melepaskan tendangan!"
"Setelah menendang, pusat gravitasinya benar-benar hilang, terpelanting ke samping. Namun bola terus menggelinding menuju gawang..."
"Dari tribun tempat suporter Bayern München berkumpul di belakang gawang, sorakan gembira bergemuruh. Gol sudah di depan mata!"
"Selain itu Ribery juga sedang berlari menuju titik jauh tempat bola menggelinding. Meski bola tidak masuk ke area gawang, dia masih bisa melakukan rebound. Ini sistem cadangan ganda!"
"Sepertinya Dortmund sudah berada di ujung tanduk."
"Tapi masih ada yang tidak menyerah!"
"Subotic tidak mengejar Müller yang menerobos area penalti setelah Weidenfeller keluar, melainkan langsung berlari menuju gawang."
"Saat bola menggelinding ke gawang, dia juga tiba di sana dan melakukan sliding tackle."
"Tepat sebelum bola melewati garis gawang, kakinya menyambar dari belakang dan menyodok bola keluar!"
"Ribery juga terlambat selangkah. Saat bola melewati depannya, dia tidak sempat menggerakkan kaki untuk melakukan apapun, hanya bisa memandang bola dibersihkan Subotic di depan garis gawang!"
"Subotic——!" Marcel Leif berteriak lagi. "Dia menyelamatkan Dortmund di garis gawang!"
Sorakan gembira suporter Bayern München tiba-tiba terhenti, seolah dicekik oleh seseorang...
Kini giliran suporter Borussia Dortmund yang bersorak!
Sorak-sorai ini naik turun bak roller coaster.
Tentu banyak pula suporter Dortmund yang menghela nafas lega, merasakan sensasi lolos dari maut.
Thomas Müller yang melihat bola tak masuk gawang segera bangkit dengan gerakan roll belakang, lalu mengangkat tangan menandakan bola sudah melewati garis gawang saat Subotic menyelamatkannya di belakang mistar.
Sebenarnya dia pun tak yakin apakah bola benar-benar masuk, tapi dalam situasi seperti ini harus tetap memperjuangkan keputusan wasit, menarik perhatian wasit utama siapa tahu mengiyakan.
Bukankah itu keuntungan tak terduga?
Namun wasit kenamaan Italia Nicola Rizzoli tak bergeming, memberi isyarat lemparan ke dalam untuk Bayern München - bola yang disodok Subotic melesat keluar garis lapangan.
Piszczek yang baru kembali bertahan langsung memeluk Subotic yang bangkit dari dalam gawang, Weidenfeller pun menyusul memberi tos sambil berterima kasih atas penyelamatan di depan garis gawang yang menyelamatkan seluruh tim Dortmund.
Subotic dengan penuh semangat membalas tos Weidenfeller sambil berteriak keras.
Suasana Final Liga Champions telah merasuki setiap orang, membuat mereka fokus total hanya pada pertandingan dan hasil akhir.
