"Babak pertama perpanjangan waktu didominasi pengepungan Bayern München terhadap Borussia Dortmund. Dortmund bahkan tak sempat melakukan satu kali tembakan, hanya bertahan tanpa bisa membalas."
"Dalam kondisi seperti ini, kekhawatiran mereka akan kebobolan memang hal yang wajar."
"Terutama para suporter Borussia Dortmund sendiri, menyaksikan timnya dipukul habis-habisan oleh lawan, selalu waspada gol akan terjadi setiap saat."
"Jika kebobolan di perpanjangan waktu, semuanya akan berakhir..."
"Para suporter Borussia Dortmund di tribun duduk membisu dengan detak jantung berdegup kencang."
Sedangkan suporter Bayern München di tribun juga mengangkat kedua tangan, terus bernyanyi dan bersorak, memberikan semangat untuk tim mereka.
Di menit ke-104 pertandingan penuh, tersisa satu menit lagi sebelum babak pertama berakhir.
Hati para suporter Borussia Dortmund sedikit lega - babak pertama perpanjangan waktu yang menegangkan ini hampir selesai, babak kedua akan menjadi wilayah Dortmund!
Borussia Dortmund yang sudah beristirahat akan menggempur habis-habisan Bayern München di babak kedua, asalkan kita bisa mencetak satu gol, orang itu pasti akan kolaps total!
Bayern München mendapatkan Tendangan Bebas di lini belakang, semua pemain maju ke depan - jelas mereka tahu kesempatan mereka mungkin tinggal sedikit.
Boateng yang akan mengeksekusi Tendangan Bebas ini, dia langsung menendang bola jauh ke area depan.
Bola melayang tinggi di udara, langsung menuju area penalti Dortmund.
Yang berada di posisi paling depan bukanlah striker tengah pengganti Mario Gomez, melainkan Ribery.
Saat bola jatuh dari udara, dia berhasil mengontrol bola dengan mantap di kakinya, tapi tetap tidak bisa berbalik melepaskan diri dari pressing Piszczek.
Melihat Ribery mengontrol bola, Robben yang sedang berlari maju tiba-tiba melakukan akselerasi menerjang area penalti Dortmund.
"Ribery juga memperhatikan akselerasi Robben. Kalau dia sendiri tidak bisa berbalik, kenapa tidak mengoper bola ke Robben? Untuk mengancam gawang Borussia Dortmund tidak harus berbalik sendiri, yang penting ada yang bisa mengancam!"
Setelah berpikir begitu, Ribery menyentil bola ke belakang dengan telapak kaki - khawatir sentilannya terlalu keras sehingga Robben tak bisa mengejar dan Weidenfeller yang maju akan merebut. Tapi kalau terlalu pelan, bek orang itu juga akan menghalau.
Ini benar-benar masalah presisi yang sulit. Gerakan menyentil bola yang terlihat sederhana ternyata penuh trik tersembunyi.
Sentilan Ribery sebenarnya masih agak terlalu pelan. Melihat bola menggelinding ke belakang, Piszczek langsung meninggalkan Ribery dan berbalik untuk menyambar.
Hummels di sampingnya lebih cepat, sudah menerjang ke belakang dan menyapu bola dengan sliding tackle!
Saat itulah ledakan tenaga Robben terlihat maksimal. Dalam sprint kencang, dia tiba-tiba berakselerasi lagi dan menyodok bola lebih dulu.
Saat Hummels menyapu, dia sama sekali tidak menyentuh apa pun!
Bahkan kaki Robben pun tidak tersentuh. Mau melakukan pelanggaran, Robben sama sekali tidak memberi kesempatan!
"ROBEN—AAAAAAHHHHH!!!" Marcel Leif menjerit histeris.
Saat Arjen Robben menyodok bola kali ini, itu bukanlah operan sembarangan untuk menghindari Mats Hummels. Jika dia ingin mencari penalti, dia bisa melakukannya - setelah menyentuh bola, dia pasti tak bisa mengejar lagi, lalu menyeret kakinya ke belakang, menyangkutkan ke kaki Hummels, dan terjatuh sambil berteriak... Dengan begitu, penalti hampir pasti diberikan.
Ini adalah metode paling aman untuk mencetak gol.
Tapi Robben tidak melakukannya. Saat itu sepertinya dia sama sekali tidak berpikir untuk mencari penalti. Dia hanya menggiring bola perlahan ke depan, jarak yang tidak terlalu jauh namun cukup untuk menghindari sliding tackle Hummels.
Kemudian dia melangkahi kaki Hummels yang menyapu, dan dalam satu langkah cepat sudah mengejar bola!
Kini dia berhadapan satu lawan satu dengan Weidenfeller yang keluar - ini serangan balik melewati offside!
Semua orang menahan napas menyaksikan kejadian di sekitar titik penalti area penalti Borussia Dortmund.
Weidenfeller kembali melakukan penyelamatan tepat waktu. Sudah tak terhitung berapa kali dia menjadi penyelamat Dortmund dalam pertandingan ini. Kini, seluruh harapan suporter Borussia Dortmund tergantung padanya!
Dia menutup sudut dekat. Jika Robben menembak, dia bisa memblokir sudut tembakan secara maksimal. Jika ada sedikit keraguan, dia bisa memaksa Robben dan bola ke garis lapangan, mempersempit ruang tembakan dan dribel, sehingga mengurangi ancaman secara signifikan.
Arjen Robben yang berhasil mengejar bola memang menggiring perlahan ke depan serong, tampaknya strategi pertahanan Weidenfeller berhasil.
Tapi tepat di saat ini, Robben melepaskan tendangan!
Kaki kirinya menendang bola ke arah berlawanan!
Ayunan kakinya tidak besar, hampir tanpa tanda-tanda sebelumnya, sangat mendadak. Jadi tendangan ini tidak terlalu bertenaga. Secara logika, ini tembakan gagal - bagaimana mungkin tembakan lembek seperti ini bisa mengancam?
Tapi tendangan Robben jenius, kejeniusannya terletak pada arah tembakan yang berlawanan dengan pergerakan posisinya sendiri, juga berlawanan dengan fokus pertahanan Weidenfeller.
Bola menggelinding rapat di atas rumput melewati sisi Weidenfeller menuju belakangnya. Karena sangat mendadak, Weidenfeller sama sekali tak bisa bereaksi. Hanya kaki belakangnya yang sempat "berjuang sia-sia", tapi itu hanya gerakan simbolis - nyatanya sama sekali tidak mungkin menyentuh bola.
Bola yang tidak cepat ini melampaui Weidenfeller, menggelinding menuju gawang di belakangnya.
Karena inersia, tubuh Weidenfeller saat ini dalam kondisi "kaku". Otak ingin berbalik dan menyambar, tapi tubuh tidak menuruti perintah.
Maka dalam adegan yang agak aneh ini, bola perlahan tapi pasti menggelinding masuk ke gawang Borussia Dortmund...
……
“Gol penutup! Gol penutup Arjen Robben!!” teriak Marcel Leif. “Tembakan ini sungguh cantik!! Seperti angkat besi yang ringan, meski tidak menggunakan tenaga penuh, hasilnya justru luar biasa bagus! Aaaaa! Robben! Dia telah menebus diri!! Di menit ke-115 pertandingan, dia membawa Bayern München kembali unggul! Ini benar-benar pukulan mematikan bagi Borussia Dortmund!”
Setelah mencetak gol, Arjen Robben yang penuh semangat membentangkan tangan, berlari cepat ke garis lapangan, lalu meluncurkan lutut sebelum bangkit kembali dengan inersia. Di depan garis lapangan, dia mengacungkan tinju ke arah suporter Bayern München di tribun.
Rekan-rekan setim lainnya pun berdatangan, bersama-sama merayakan gol ini dengan Robben.
Seluruh Stadion Wembley bergemuruh oleh sorak-sorai dan tepuk tangan menggema dari suporter Bayern München.
Meski masih tersisa 15 menit, semua suporter Bayern München seolah telah menelan pil penenang, yakin kemenangan ini sudah di tangan.
Dengan moral yang terpuruk setelah pukulan ini, bagaimana mungkin Borussia Dortmund bisa melawan Bayern München yang sedang bersemangat tinggi?
Yang menunggu mereka berikutnya hanyalah keruntuhan besar!
Di tribun, suporter Borussia Dortmund menyangga kepala dengan kedua tangan atau menutupi wajah, menunjukkan keputusasaan yang mendalam.
Kebobolan di perpanjangan waktu benar-benar menjadi jerami penghancur punggung unta...
Di kursi komentator, He Ping merasakan kekecewaan yang mendalam, namun dia harus tetap bersemangat melanjutkan komentarnya: "Di akhir babak pertama perpanjangan waktu, gawang Borussia Dortmund akhirnya ditaklukkan oleh Bayern München. Arjen Robben... pemain yang sering gagal dalam situasi satu lawan satu di beberapa final sebelumnya hingga dijuluki 'pengecut', justru membuktikan diri di momen ini... Ini adalah serangan solo yang mengkombinasikan kecepatan dan kecerdasan. Dengan kecepatannya, dia menggiring melewati Mats Hummels, lalu dengan cerdik memilih melakukan tembakan presisi alih-alih tendangan keras saat berhadapan dengan Weidenfeller - pilihan yang mungkin akan kembali mengangkat prestasi sang penjaga gawang jika dia memilih tendangan keras..."
Selama mengomentari, He Ping hampir tak kuasa menahan helaan napas.
Robben telah menyelesaikan penebusan diri dengan performa sempurna dalam serangan ini, namun ini berarti Zhou Yi semakin menjauh dari target Champions Eropanya.
Sebagai komentator China, tentu tidak ingin melihat saudara sebangsanya pulang dengan tangan hampa.
……
Sementara para pemain Bayern München merayakan gol dengan gegap gempita, para pemain Borussia Dortmund membeku seperti patung kayu.
Bahkan ketika kebobolan pertama di waktu normal, mereka tidak separah ini. Saat itu mereka berpikir, "Gue kan sudah berpengalaman, ketinggalan satu gol mah biasa aja!"
Benar saja, enam menit kemudian, Zhou Yi membantu Borussia Dortmund menyamakan skor, membuktikan bahwa Dortmund sama sekali tidak inferior saat berhadapan dengan Bayern München.
Tapi kebobolan kali ini punya makna yang berbeda.
Ini babak perpanjangan waktu, kebobolan setelah seluruh tim bertarung selama 115 menit. Stamina mereka sudah hampir habis, kebobolan ini seolah menguras semua tenaga mereka dalam sekejap, menimbulkan keputusasaan - saat kebobolan di waktu normal, kami bisa cepat membalas, mungkinkah kali ini kami bisa menyamakan lagi?
Banyak yang meragukan harapan itu.
Karena stamina mereka sudah tidak sebugar dulu.
Mengapa babak pertama perpanjangan waktu terus ditekan Bayern München? Karena masalah stamina.
Setelah bertarung intensif sepanjang musim, di pertandingan terakhir ini stamina sudah mencapai batas. Sekarang mereka hanya mengandalkan kekuatan mental untuk bertahan, satu kesalahan kecil bisa langsung meruntuhkan mereka.
Awalnya berharap bisa melewati babak pertama perpanjangan waktu, lalu melanjutkan perlawanan di babak kedua. Tapi gol Arjen Robben telah menghancurkan harapan kemenangan banyak orang.
Zhou Yi menopang tubuhnya dengan kedua tangan di lutut, membungkuk, mulut menganga seperti ikan kehabisan air, napasnya terengah-engah.
Rambutnya terlihat seperti baru saja keramas, basah kuyup menempel di kulit kepala. Keringat mengalir deras seperti hujan, menuruni pipinya dan menetes dari dagu. Seragamnya sudah basah keringat, melekat erat di tubuhnya.
Saat ini dia bahkan tidak sempat merasa kecewa atau sedih karena kebobolan. Yang dia inginkan hanyalah menghirup lebih banyak oksigen.
Pertandingan memasuki perpanjangan waktu - kondisi seperti ini sudah pernah dia alami dalam permainan virtual.
Pertandingan memasuki perpanjangan waktu lalu kebobolan oleh Bayern München - skenario ini juga pernah dia hadapi dalam simulasi.
Pertandingan yang berakhir dengan kekalahan setelah perpanjangan waktu karena kebobolan dari Bayern München - situasi pahit ini pun sudah terekam jelas dalam memorinya melalui latihan virtual.
Ini bukan hal yang perlu terlalu dipusingkan. Memulihkan stamina lebih penting saat ini.
Hanya dengan stamina prima dan mobilitas tinggi, rencana taktis bisa dijalankan. Tanpa tenaga, strategi secanggih apapun hanya akan menjadi teori kosong.
