Setelah istirahat sangat singkat dimana para pelatih memberikan beberapa instruksi terakhir, wasit utama segera menyuruh para pemain kembali ke lapangan.
Zhou Yi melempar botol airnya, lalu berjalan kembali dengan santai.
Semua gerakannya terlihat lamban.
Ini sangat berbeda dari kebiasaannya.
Mark yang khawatir mendekat dan menepuk bahunya: "Kamu baik-baik saja, Zhou Yi?"
"Aku baik, terima kasih, Mark. Oh Mark, kali ini pergerakan posisimu harus lebih maling." Zhou Yi langsung menarik Mark untuk berdiskusi.
"Oke, aku paham." Mark mengangguk.
……
Setelah babak kedua perpanjangan waktu dimulai, Klopp tetap tidak melakukan pergantian untuk Zhou Yi yang masih bertahan di lapangan.
Hal ini membuat para suporter China di depan televisi sementara lega.
Juga memberikan ketenangan bagi para pemain Borussia Dortmund.
Meskipun Zhou Yi terlihat seperti akan segera mati, para pemain Borussia Dortmund masih berharap dia bisa tetap di lapangan. Tidak masalah jika dia tidak bisa berlari, pemain lain akan membantu dengan lebih banyak gerakan untuk mengimbangi ketidakmampuannya.
Sebelumnya Zhou Yi telah banyak membantu mereka, sekarang giliran mereka membantu Zhou Yi.
“Dengan tiupan peluit Wasit utama Rizzoli, babak kedua perpanjangan waktu dimulai!”
……
Seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman umum, di babak kedua perpanjangan waktu, Dortmund tampak jauh lebih aktif dibanding babak pertama.
Ini berhubungan dengan istirahat yang mereka dapatkan selama babak pertama perpanjangan waktu.
Sementara itu Bayern München juga mengalami masalah stamina dan terpaksa memperlambat tempo.
Tentu saja, alasan utamanya adalah Bayern München sudah unggul. Mereka tidak perlu terus menyerang. Bagaimana jika lawan melakukan serangan balik saat mereka menekan?
Kini Bayern München yang memimpin. Mereka punya alasan kuat untuk bermain konservatif. Cukup mempertahankan skor ini, maka gelar Champions Eropa akan menjadi milik mereka.
Dalam serangan Dortmund, Zhou Yi menyadari dirinya tidak perlu sering menerima bola. Rekan setimnya tidak selalu mengoper ke dia untuk mengatur serangan.
Zhou Yi tidak menganggap ini sebagai tanda hilangnya kepercayaan rekan setim. Dia bisa melihat ini adalah bentuk perhatian dan bantuan mereka.
Mereka ingin memberinya lebih banyak istirahat, menyimpan tenaga untuk momen-momen krusial.
Zhou Yi berterima kasih atas niat baik rekan-rekannya, dan tidak berniat mengubah cara bermain mereka.
Karena rekan setim telah membebaskannya sampai taraf tertentu, Zhou Yi tidak perlu bertele-tele dan cukup melakukan tugas yang seharusnya dia lakukan.
Tanpa perlu menjadi "pusat pengatur", pergerakan posisi Zhou Yi menjadi lebih bebas dan lincah. Dia tidak harus selalu berada di dekat bola, melainkan bisa menjauh dari pemain yang menguasai bola dan muncul di area yang dia anggap strategis.
Dengan kelincahan pergerakan ini, dia bahkan bisa masuk ke area penalti untuk merebut bola - sesuatu yang jarang dilakukannya sebelumnya. Namun data pergerakan tanpa bolanya di dunia virtual menunjukkan kemampuan yang sangat tinggi.
Kemampuan mencari ruang kosong tidak hanya terlihat saat dia menerima operan di lini tengah, tapi juga saat merebut bola di depan gawang. Pergerakan tanpa bola yang baik mutlak diperlukan untuk ini.
Seorang penyerang top pasti memiliki pergerakan tanpa bola yang luar biasa.
……
Faktanya, serangan Borussia Dortmund di babak kedua perpanjangan waktu tidak mungkin lagi dilakukan melalui rangkaian operan panjang seperti sebelumnya.
Dortmund tidak punya banyak waktu tersisa.
Lima belas menit terasa tidak sebentar namun juga tidak lama.
Saat membutuhkan gol penentu, tim biasanya memilih cara yang lebih langsung meski kurang efisien - dengan jumlah percobaan yang cukup, kuantitas bisa berubah menjadi kualitas.
Strategi sederhana yang dipilih Dortmund adalah mengandalkan umpan silang dari sayap.
Mats Hummels di bawah arahan Klopp sudah maju ke lini terdepan, berperan sebagai striker tengah, memanfaatkan tinggi badan dan keunggulan heading-nya untuk mengancam gawang Bayern München.
Dua bek sayap maju menjadi sayap, terus mengirim bola ke depan gawang.
Meski terlihat sederhana dan kasar dengan tingkat teknik rendah, taktik ini tetap membuat suporter Bayern München gemetar ketakutan.
Umpan silang dari sayap adalah solusi darurat. Tendangan yang melayang itu memberi kesan "pasrah" baik bagi tim bertahan maupun penyerang. Banyak orang meremehkan taktik umpan silang di menit akhir, menganggapnya sebagai pemborosan kesempatan.
Tapi coba pikirkan: Mengapa semua tim di dunia memilih taktik umpan silang saat perlu pertarungan mati-matian? Apakah semua pelatih tim di dunia bodoh sampai tidak menyadari ini pemborosan?
Jika semua melakukannya, pasti ada alasan logis di baliknya.
Umpan silang mungkin menyia-nyiakan banyak peluang, tapi juga menciptakan kesempatan yang sama banyaknya. Cukup satu kesempatan yang diraih penyerang untuk menjadi petaka...
Inilah efek yang ingin dicapai Borussia Dortmund saat ini.
Karena serangan Hummels, pertahanan Bayern München memusatkan perhatian pada dua raksasa: Hummels dan Robert Lewandowski.
Mats Hummels yang merupakan produk sistem akademi Bayern München, justru menjadi pilar utama Borussia Dortmund dan pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang tidak bersahabat tentang Bayern München. Di mata banyak suporter Bayern München, dia tak berbeda dengan Yudas sang pengkhianat.
Kini dia bahkan menjadi ujung tombak yang ingin mengalahkan Bayern München. Kebaikan klub yang membinanya mungkin sudah lama dilupakan. Para suporter Bayern semakin geram melihatnya. Setiap kali dia berkesempatan menguasai bola, dari tribun yang dipenuhi suporter Bayern langsung bergema siulan nyaring.
Para pemain Dortmund tak menghiraukan siulan itu. Saat melakukan umpan silang, bola memang sengaja diarahkan ke Hummels atau Lewandowski.
Namun Hummels dan Lewandowski yang dijaga ketat oleh bek lawan kesulitan memenangkan duel udara.
Zhou Yi yang cermat mengamati ini mencoba masuk area penalti untuk merebut bola, dan menyadari pengawasannya tidak terlalu ketat.
Dia sama sekali tidak terkejut.
Di sepak bola Jerman bahkan Eropa, ada persepsi luas tentang Zhou Yi: dia bukan tipe pemain yang semakin berbahaya saat mendekati gawang.
Di luar area penalti, tingkat ancamannya terhadap gawang tidak terkait dengan jarak dari mistar.
Dan saat dia masuk ke area penalti, semakin dekat dia dengan gawang, ancamannya justru semakin kecil.
Pandangan ini didasarkan pada kemampuan bertarung fisik Zhou Yi yang dianggap lemah.
Zhou Yi memang bukan tipe pemain yang secara fisik kuat. Posturnya yang kurus di antara skuat Borussia Dortmund membuatnya terlihat rentan dalam duel fisik. Jumlah duel udara yang dimenangkannya dalam pertandingan juga memang tidak banyak.
Dari postur tubuhnya yang kecil, wajar jika orang berkesimpulan dia tidak cocok mencari peluang di area penalti yang sempit dan penuh kontak fisik. Bahkan tanpa harus menyebut pelanggaran, kontak fisik biasa saja mungkin sudah membuat Zhou Yi kesulitan. Bagaimana mungkin dia bisa merebut posisi? Cukup dengan sentuhan bokong lawan, dia bisa tersingkir ke samping.
Zhou Yi tidak terkejut dengan pandangan seperti ini, tapi dia yakin pandangan tersebut keliru.
Ada yang bilang kontak fisik di area penalti sangat intens dan sering. Tergantung situasinya. Saat terjadi set-piece memang seperti itu, hampir semua pemain dari kedua tim saling bersentuhan. Tapi dalam situasi permainan terbuka, belum tentu...
Lagipula, siapa bilang mencari ruang di area penalti harus selalu melibatkan kontak fisik?
Tapi Zhou Yi tidak pernah membela diri. Jika orang ingin salah paham, biarlah. Dia juga tidak merasa tersinggung disebut "lemah".
Karena terkadang, prasangka seperti itu justru bisa menguntungkannya...
Seperti saat ini.
……
Saat Marco Reus menarik diri ke sayap kanan untuk memberikan umpan silang, Zhou Yi berlari dari luar area penalti menuju dalam. Tapi dia tidak langsung menuju depan gawang untuk berebut bola - itu bukan wilayahnya. Dia justru mengarahkan larinya ke titik jauh.
Reus memanfaatkan teknik untuk membuka sudut, lalu langsung mengumpan silang. Sebelum mengumpan, dia bahkan tidak sempat melihat kondisi di area penalti - tidak ada waktu, hanya mengandalkan feel dan pengalaman untuk mengirim bola.
Siapa yang akhirnya bisa menyundul bola, itu sudah di luar kendalinya.
Setelah mengumpan, barulah dia menengok ke area penalti.
Mats Hummels dan Robert Lewandowski melompat berurutan, ingin berebut duel udara.
Bek-bek Bayern München juga ikut melompat bersamaan.
Tapi tak satu pun dari mereka menyentuh bola.
Umpan silang Reus membentuk lengkungan luar yang jelas, melewati atas kepala mereka, lalu meluncur ke titik jauh area penalti.
Sorotan mata dan perhatian semua orang mengikuti arah bola, baru menyadari Zhou Yi sudah berada di titik jauh!
Dia memutar badan menyesuaikan posisi, menumpu dengan kaki kiri, lalu mengayunkan kaki kanan!
Ini persiapan untuk voli udara!
Saat ini, tak ada yang berani meremehkan tembakan Zhou Yi. Di waktu normal, tembakan dialah yang menyamakan skor untuk Borussia Dortmund.
Kemampuan bertarung fisiknya yang lemah di area penalti, bukan berarti akurasi tembakannya juga hilang...
Dua pemain Bayern München langsung menyambar Zhou Yi, sementara Neuer juga berbalik badan mencoba menghalau tembakan.
Zhou Yi memandang jelas semua ini. Bukan hanya situasi di depannya, seluruh kondisi sekitar tercermin dalam pikirannya.
“Posisi kedua tim di lapangan, dia tahu persis di mana.”
“Jadi dia tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.”
“Saat bola terbang ke kakinya, Zhou Yi yang sudah mengayunkan kaki kanan justru tidak menembak ke gawang. Voli udara spektakuler yang ditunggu-tunggu penonton tak terjadi.”
“Zhou Yi hanya menggoyangkan pergelangan kaki, menyentak bola di udara ke area tengah kotak penalti!”
“Ini bukan tembakan, melainkan... OPERAN!”
“Hah?!” He Ping terkejut melihat itu bukan tendangan ke gawang.
“Lalu muncul pikiran di kepalanya—apakah ini kesalahan dalam tendangan?!”
“Tidak! Bukan!”
“Setelah kemampuan berpikirnya pulih, He Ping langsung sadar tendangan ini mustahil meleset—ini operan yang direncanakan!”
……
“Markus——!!” Marcel Leif berteriak panjang hampir melompat dari kursinya.
“Dalam teriakannya, semua baru menyadari di sekitar titik penalti area tengah, Markus Wagner melesat maju lalu bertumpu pada kaki kanan sambil mengayunkan kaki kiri!”
“Gerakannya mirip dengan Zhou Yi sebelumnya, hanya arahnya berlawanan—seperti bayangan cermin.”
Karena kekuatan pertahanan Bayern München awalnya disibukkan oleh Robert Lewandowski dan Mats Hummels, sementara sisanya teralihkan oleh Zhou Yi, Mark sekarang benar-benar dalam kondisi tidak dijaga. Dengan tenang ia mempersiapkan tendangan, mengumpulkan kekuatan, lalu memutar tubuhnya. Pinggulnya menggerakkan kaki kiri bagai cambuk, seluruh tenaga mengalir melalui setiap bagian tubuh hingga terkonsentrasi di bagian tengah kaki kiri - ujung cambuk tersebut.
"Cambuk" ini menghajar keras bola yang melayang di udara!
Braak! Sobekan rumput beterbangan saat bola melesat seperti meteor menyala-nyala menuju gawang. Dengan kecepatan kilat, bola menembus tembok pemain di area penalti dan melesat melewati Neuer masuk ke jaring gawang!
Neuer yang terkecoh oleh Zhou Yi tak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya masih bergerak inerti ke titik jauh, tangan berusaha menggapai sia-sia, sama sekali tidak menyentuh bola...
