"Mark--Wagner!!!!" Teriakan panjang Marcel Leif akhirnya mencapai klimaksnya.
Di babak kedua perpanjangan waktu saat kedua tim bertukar lapangan, gawang Bayern München kini berada tepat di depan tribun suporter Borussia Dortmund. Saat bola membentur jaring, seluruh suporter Dortmund melompat dari kursi sambil mengepalkan tangan berteriak.
"Sorakan gembira mereka begitu keras sampai komentator di lokasi hampir tidak bisa mendengar suara mereka sendiri, mereka harus berteriak sekuat tenaga sampai suara serak dan urat di dahi menonjol."
"Mark... Voli Udara! Gol——!!! Gol! Borussia Dortmund menyamakan skor! Ohhhh! Gol spektakuler! Gol spektakuler! Luar biasa!" Suara He Ping sudah serak.
"Ohhhhhhh!! Mark! Mark! Mark! Mark! Mark——GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL!!!" Komentator Spanyol memamerkan gaya komentar khas mereka yang membutuhkan kapasitas paru-paru luar biasa.
"Aaaa! Sungguh tak bisa dipercaya! Borussia Dortmund menyamakan skor di menit ke-109 pertandingan! Mereka tertinggal di perpanjangan waktu tapi masih bisa menyamakan skor! Sungguh tangguh! Bayern München dua kali unggul dalam pertandingan ini, tapi dua kali juga disamakan! Tim ini pantas menjadi lawan yang bisa bertarung sepanjang musim di liga dan akhirnya menyalip mereka untuk jadi juara!" Komentator Inggris terus mengoceh. "Borussia Dortmund karya Klopp adalah tim yang penuh daya tempur!"
……
Mark yang baru saja mencetak gol terjatuh setelah melakukan tembakan karena kehabisan tenaga dan kehilangan keseimbangan.
Tapi matanya terus mengikuti bola. Dia melihat bola terbang masuk ke gawang. Seketika, otaknya menjadi kosong — Aku benar-benar mencetak gol penyama skor di Final Liga Champions? Ini benar-benar kulakukan?
Ada perasaan tidak nyata yang menyelimutinya...
Mimpi yang tak pernah berani diimpikan sebelumnya, kini benar-benar terjadi.
Teriakan semangat Zhou Yi-lah yang menyadarkannya dari perasaan tidak nyata itu.
Dia dijatuhkan Zhou Yi ke tanah. Rasa sakit meyakinkannya ini bukan mimpi.
Lebih banyak pemain Borussia Dortmund berhamburan menindih mereka berdua.
Mereka merayakan dengan liar di depan mata Bayern München sendiri.
Di samping mereka, terpampang pemain-pemain Bayern München yang membeku seperti patung kayu...
Tak ada yang menyangka tendangan Zhou Yi ternyata operan, bukan tembakan!
Padahal dari persiapan tendangannya, sudah jelas seperti anak panah di busur!
"Anak panah di busur" seharusnya dilanjutkan dengan "harus dilepaskan", tapi Zhou Yi benar-benar menahannya.
Di detik-detik terakhir, dia malah MENAHAN tendangannya?!
Ini apa-apaan?
Berani-berannya menahan tendangan begitu, Zhou Yi tidak takut pinggangnya terkilir?
Tidak hanya menahan tendangan, dia bahkan bisa mengoper bola ke Mark dengan presisi sempurna. Pergelangan kakinya bergetar halus... Sedikit lebih keras, bola akan melambung. Sedikit lebih lemah, operan tidak sampai. Benar-benar kontrol sepak bola yang sempurna hingga tingkat milimeter.
Semua ini terjadi hanya dalam sepersekian detik.
Tidak jelas apakah dia sudah merencanakan sebelumnya untuk menggunakan tendangan keras sebagai gerakan tipuan, atau tiba-tiba mengubah keputusan?
Tapi apapun alasannya, Zhou Yi benar-benar terlihat misterius dan tak terduga...
Menghadapi operan cerdik seperti ini, bahkan Bayern München pun bingung mencari kata-kata meski kehilangan bola.
……
Klopp melesat dari bangku cadangan, masuk ke lapangan sambil meluncurkan lutut untuk merayakan, lalu bangkit dan berlari kembali ke bangku cadangan sebelum melompat tinggi dan memeluk asisten pelatih Buvac.
Di bangku cadangan, sorak-sorai bergemuruh sambil melemparkan benda di tangan ke udara sebelum berpelukan.
Setelah Bayern München mencetak gol, suasana muram bagai awan tebal menyelimuti area bangku cadangan Borussia Dortmund.
Kini gol Mark bagai cahaya suci yang turun dari langit, menerangi kegelapan di atas kepala mereka.
Sinar keemasan itu menyinari tubuh mereka, menghadirkan kesegaran jiwa.
……
Siaran TV terus memutar ulang gol Mark, tendangan voli udara itu benar-benar cantik dan membangkitkan semangat.
“Markus Wagner, pemuda hasil binaan Akademi Borussia Dortmund ini, sejak di tim muda sudah berpasangan dengan Götze dan Zhou Yi. Namun perjalanannya di tim utama tidak semulus kedua rekannya. Musim ini, setelah pulih dari cedera parah, ia kembali mengalami cedera beruntun. Kehilangan posisi utama, menjadi 'opsi cadangan' Klopp...”
He Ping sedang menjelaskan panjang lebar tentang Markus kepada penonton di China, meski mungkin semua sudah cukup mengenalnya.
“Di final kali ini, ia juga tidak mendapat kesempatan sebagai pemain utama. Tapi di momen paling krusial, ia mencetak gol pertama yang paling menentukan! Berani saya katakan, ini pasti gol tercantik dan terpenting dalam kariernya!”
“Gol Markus membawa kembali harapan untuk Borussia Dortmund! Setelah menyamakan skor, moral Dortmund pasti melambung tinggi, sementara Bayern München akan terpukul. Dengan dinamika seperti ini, bahkan jika pertandingan sampai adu penalti, semangat para pemain Dortmund pasti lebih tinggi daripada pemain Bayern!”
Musim ini, Markus banyak absen karena cedera. Dalam beberapa penampilannya, performa juga kurang stabil. Tapi yang penting di momen genting ia bisa tampil.
“Ini mengingatkan saya pada Lars Ricken yang dulu masuk sebagai pemain pengganti di Final Liga Champions lalu dan mencetak gol kemenangan. Ia juga produk akademi Borussia Dortmund...”
"Dalam beberapa hal, Mark dan Lars Ricken memang memiliki kemiripan."
"Dulu Mark bahkan mengidolakan Lars Ricken."
"Satu-satunya kekhawatiran sekarang adalah - apakah masa depan Mark akan mengikuti jejak Lars Ricken... Itu jelas bukan hal baik."
"Siaran TV beralih dari replay gol Mark ke adegan para pemain Borussia Dortmund yang sedang merayakan gol."
"Dalam suasana perayaan, Zhou Yi dan Mark saling menempelkan dahi. Zhou Yi memegang kepala Mark sambil berbicara sesuatu."
"Kerja bagus, Mark! Gol itu benar-benar spektakuler!" Teriak Zhou Yi di telinga Mark. Meski telah memberikan umpan, dia tidak yakin apakah Mark bisa mencetak gol. Ini jelas bukan "assist seperti pengasuh", butuh skill mumpuni untuk menyelesaikan peluang itu.
"Perlu diketahui, sebelum Mark menendang, yang dihadapinya bukan gawang kosong melainkan tembok pemain yang solid."
"Tapi tendangan Mark memiliki akurasi dan kekuatan yang luar biasa."
"Mark memainkan peran krusial dalam upaya Borussia Dortmund menyamakan skor."
"Zhou Yi merasa bangga dengan perkembangan sahabatnya ini. Mark bukan lagi "BABY" yang harus disuapi segala sesuatunya."
"Mark justru malu mendengar pujian Zhou Yi: "Aku hanya mengingat nasehatmu, Zhou Yi. Kau menyuruhku lebih lincah dalam pergerakan posisi di babak kedua... Kebetulan kulihat ada ruang kosong di sekitar titik penalti, lalu kuberlari ke sana. Tak kusangka kau benar-benar mengirimkan bola...""
“Mau apa? Tentu saja aku akan mengoper bolanya padamu, kau kan penyerang sejati!”
Tapi dalam hati Mark sadar, golnya ini 80% berkat Zhou Yi. Operannya tadi luar biasa, sama sekali tak terduga lawan. Dirinya seperti anak bodoh yang kebetulan hoki banget...
……
Siaran TV kembali memutar momen Zhou Yi mengoper ke Mark. Assist dengan gerakan tipuan tendangan memang biasa, tapi mengubah tendangan voli udara yang sudah siap ditembak menjadi operan, itu sangat langka.
Ini tak hanya butuh imajinasi, tapi juga kontrol tubuh yang presisi.
Tentu, sedikit keberuntungan juga diperlukan.
Zhou Yi hanya menggunakan gerakan pergelangan kaki untuk memantulkan bola ke Mark. Tindakannya natural seperti aliran air. Tanpa rekaman ulang slow motion yang diputar berulang, mungkin tak banyak yang menyadari keahlian pergelangan kakinya...
Adegan ini diputar berulang oleh stasiun TV, membuat penonton terpukau.
"Zhou Yi mungkin salah satu pemain paling kreatif di dunia sepakbola saat ini..." He Ping mempertahankan tradisi baik kerendahan hati orang China dengan menambahkan "salah satu". Tapi sebenarnya dalam hati ia yakin Zhou Yi adalah yang paling kreatif, tanpa pengecualian.
Operan-operan itu, sebagian mungkin hanya ada dalam imajinasi, tapi Zhou Yi mampu mewujudkannya. Ada juga operan dengan tingkat kesulitan tinggi, namun Zhou Yi melakukannya dengan mudah seperti bernafas biasa.
Performansinya sangat tidak sesuai dengan usianya yang 22 tahun. Untuk fenomena seperti ini, orang hanya bisa menjelaskannya dengan satu istilah - bakat alam yang langka.
