"Zhou Yi, saat mencondongkan tubuh ke satu sisi, tiba-tiba menyentak bola yang menggelinding ke belakang dengan kaki kiri!"
Bola melayang melewati bahu kiri Javi Martínez!
Bersamaan itu, Zhou Yi cepat-cepat berbalik dan melintas di sisi kanan Javi Martínez.
Javi Martínez benar-benar tidak menyangka Zhou Yi menggunakan cara seperti ini untuk berbalik. Awalnya saat menyadari Zhou Yi berbalik melewatinya, ia ingin berputar untuk mengejar, tapi tiba-tiba melihat bola justru terbang melewati sisi lainnya. Akhirnya ia mengubah rencana dan berusaha menyundul bola dengan memiringkan kepala.
Namun inersia membuatnya sulit mengubah pusat gravitasi dengan cepat. Tubuhnya terkunci di tempat, tak berdaya menghadapi bola yang melayang dan Zhou Yi yang melintas.
Ia seolah dikenai mantra pengunci oleh Zhou Yi.
"Woo——Zhou Yi!"
Komentator dan suporter di tribun pun mencapai klimaks.
Gerakan pergelangan kaki Zhou Yi yang lihai menyentak bola melewati Javi Martínez itu terlihat seperti karya seni, memesona semua yang menyaksikan.
Tapi yang membuat mereka bersemangat adalah arti dari putaran badan ini.
Ini berarti Zhou Yi kini bisa berhadapan langsung dengan gawang Bayern München!
Zhou Yi dengan gesit melintas ke belakang Javi Martínez, bersiap menyambut bola.
Namun di saat yang sama, Boateng juga sudah tiba, dia menghalangi di depan Zhou Yi, menjadi tembok, namun tidak gegabah menyapu. Karena saat ini berada di area penalti yang sangat sensitif, jika dia menyentuh Zhou Yi dan Zhou Yi menyodok lalu terjatuh, bukankah itu memberikan Penalti kepada orang itu?
Jadi sekarang di area penalti, harus sangat berhati-hati, tidak boleh sembrono sama sekali.
Dia hanya perlu mengunci posisimu, yakin Zhou Yi akan kehabisan akal.
Zhou Yi menerjang, Boateng juga sudah mencapai posisi pertahanan, dua orang ini akan segera bertemu... Jika tidak mengerem mendadak, pasti akan bertabrakan.
Boateng mengangkat kedua tangan, memberi isyarat sejak awal bahwa tidak ada penggunaan tangan, sebagai antisipasi jika terjadi perselisihan nanti.
Selanjutnya bisa diprediksi kedua orang pasti akan bertubrukan karena jaraknya terlalu dekat, sulit untuk melakukan pengereman darurat...
Saat hampir menabrak Boateng, Zhou Yi memutar pinggang membalikkan badan, lalu mengulurkan kaki kiri untuk meraih bola yang telah dilewati melewati Javi Martínez. Pada saat ini, dia hampir kembali menghadap arah berlawanan dari serangan. Rencananya adalah menggunakan tubuh untuk menghalangi Boateng, menggunakan tubuh untuk melindungi bola.
Bagi banyak orang, kemampuan mengendalikan bola kembali sudah cukup bagus untuk Zhou Yi. Masalah kembali menghadap arah berlawanan serangan... tidak terlalu penting. Selama bisa menguasai sepak bola, masih ada kesempatan.
Tapi yang tidak disangka semua orang, termasuk Boateng, Zhou Yi sama sekali tidak berniat menguasai bola kembali. Dalam posisi hampir membelakangi Boateng, dengan kaki kiri ia mengait bola hingga terpantul ke atas!
Bola yang terpantul itu melambung tinggi melewati kepala Boateng.
Boateng sama sekali tidak menyangka Zhou Yi berani memantulkan bola melewati kepalanya. Dengan tinggi badan 1,92 meter, sangat jarang lawan mencoba menyerang area atasnya. Biasanya serangan lebih fokus ke bawah karena tinggi badan yang besar membuat pusat gravitasi tinggi dan kelincahan kaki berkurang.
Karena itu ia lebih fokus pada pertahanan terhadap bola dari kaki lawan. Tapi Zhou Yi justru mengambil strategi sebaliknya, membuat Boateng kewalahan!
Setelah memantulkan bola melewati Boateng, Zhou Yi langsung berbalik dan melesat melewati sisi bek Jerman itu.
"Lagi-lagi giringan dengan pantulan bola!" Seru beberapa komentator yang hampir terangkat dari kursi mereka, dengan nada suara penuh kekaguman.
……
Dalam sepersekian detik, Zhou Yi telah menyelesaikan gerakan balikannya dan kembali mengangkat kaki di belakang Boateng.
Kali ini kiper Neuer sudah meninggalkan gawang dan menyambar ke depan.
Ia melompat tinggi dengan tangan terangkat, jelas waspada terhadap kemungkinan pantulan ketiga dari Zhou Yi.
Zhou Yi mengangkat kaki - gerakan yang memang mengindikasikan niat melanjutkan pantulan bola. Jika sudah terbiasa, gerakan pantulan beruntun akan seperti inersia yang sulit dihentikan mendadak.
Tapi Zhou Yi berhasil mengerem gerakannya secara tiba-tiba.
Kali ini dia mengganti kaki kanan, saat kaki kanannya diangkat untuk menendang bola, tidak memberikan tenaga, melainkan menurunkan posisi mengikuti arah jatuhnya bola saat bersentuhan!
Bola seolah menempel di permukaan sepatunya, mengikuti gerakan turun dengan patuh, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda memantul keluar!
Ini bukanlah tendangan chip dari Zhou Yi, melainkan kontrol bola!
Bola tidak melambung ke atas, malah turun ke bawah.
Lompatan setinggi apapun dari Neuer menjadi sia-sia, malah memudahkan Zhou Yi!
Sayangnya saat melayang di udara, dia tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menyaksikan dengan panik dan putus asa dari atas bagaimana Zhou Yi menghentikan bola.
Setelah mendarat, bola tetap berada dalam kendali Zhou Yi, masih menempel patuh di kakinya.
Zhou Yi yang menunduk mengawasi bola, segera mengait bola dengan kaki kanan dan menggesernya ke kiri tepat setelah bola menyentuh tanah.
Begitu bola digeser, Lahm langsung menyapu tackling!
Gagal menyapu bola membuat Lahm terkejut - dia melihat Zhou Yi terus menunduk setelah mengontrol bola, sama sekali tidak mengangkat kepala untuk observasi, bagaimana bisa tahu penyergapannya yang diam-diam?
Jangan-jangan ada mata di ubun-ubun kepalanya?
Lahm yang tercengang hanya bisa menyaksikan Zhou Yi menjauh darinya, tak berdaya.
Dia adalah pertahanan terakhir di depan gawang Bayern München, gagal menghentikan Zhou Yi berarti situasi menjadi sangat kritis!
Satu-satunya harapannya adalah Zhou Yi menggunakan terlalu banyak kekuatan saat menggeser bola, membuat bola menjauh hingga kehilangan sudut tembakan...
Ia menoleh melihat, sepertinya memang ada kemungkinan seperti itu!
Bola berada di depan Zhou Yi yang sedang berjuang mengejarnya, mengingat stamina-nya...
Philipp Lahm mulai menumbuhkan secercah harapan - belum saatnya untuk menyerah!
Ia menyaksikan Zhou Yi melangkah besar menuju bola, dalam hati berdoa agar pemain itu tidak bisa menyusul bola, atau jika berhasil menembak pun bolanya akan melambung atau melenceng - yang penting tidak masuk!
Zhou Yi memang terlihat kesulitan, tapi langkah kali ini sangat kuat dan mantap.
Tenaga yang dia kumpulkan selama istirahat dan tidak banyak berlari sebelumnya, semuanya dikerahkan untuk langkah ini!
Persis seperti saat dia di acara realitas tim remaja, menghadapi Barcelona dengan gol penutup itu. Untuk apa dia berdiri sambil memimpin rekan setim mengoper bola selama ini? Bukankah mengumpulkan tenaga untuk momen sprint terakhir seperti ini?
Bagai seorang pelari maraton yang sudah kehabisan tenaga dan hampir terjatuh, tapi garis finis sudah di depan mata - tetap lari atau tidak?
Pastinya harus mengertakkan gigit dan terus lari!
Menyerah di saat seperti ini adalah kebodohan tingkat tinggi!
Zhou Yi saat ini juga demikian, meski udara yang dihirupnya seolah membakar paru-paru dengan ganas, tapi di detik ini dia tidak memikirkan apapun selain bola.
Setelah melangkah, dia menggunakan seluruh tenaga untuk mengayunkan kaki kirinya ke arah bola!
Dan tubuhnya pun ikut miring ke kiri.
Tapi usaha ini terbayar lunas - bagian tengah kaki kirinya menghantam bola dengan sempurna!
Braak! Bola yang awalnya mengarah ke bendera sudut tiba-tiba berubah arah, melambung ke gawang.
Lalu tanpa hambatan...masuk ke dalam jaring!
……
Saat bola melesat ke atas gawang dan terperangkap di jaring bagian atas, seluruh Stadion Wembley bergemuruh oleh sorakan.
Tentu saja sorakan ini berasal dari separuh suporter Borussia Dortmund yang memadati tribun.
Mereka menjadi pemeran utama di lapangan ini, sementara separuh suporter Bayern München lainnya...sekarang tak lagi mendapat perhatian.
Suporter Dortmund meluapkan emosi dengan segala cara - bersorak, melompat, berteriak...melepaskan semua tekanan yang terpendam.
Separuh lapangan yang dipenuhi fans Dortmund berubah menjadi lautan bergelombang, tangan-tangan yang melambai dan kerumunan yang bergerak tak beraturan.
Keributan ini benar-benar membanjiri semua suara lain di stadion.
Para komentator di kursi komentar menyorongkan mikrofon ke mulut, berteriak sekuat tenaga, tak yakin apakah suara mereka bisa terdengar jelas di studio.
“Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi！Zhou Yi——！！！” He Ping seperti orang gila terus menerus berteriak hingga parau menyebut nama Zhou Yi, tidak mengatakan hal lain selain mengulang-ulang, sampai akhirnya suaranya benar-benar tidak bisa bertahan lagi. Peringatan dari otak melalui suara yang hilang membuat He Ping berhenti sambil batuk. Saat batuk, mikrofon tidak dimatikan sehingga semua reaksinya dikirim jelas melalui sinyal satelit ke studio belakang, juga sampai ke telinga ribuan suporter China yang menunggu di depan televisi sampai detik terakhir.
Dan para suporter China itu... lebih gila dari "komentator penyair" ini.
Ada yang berlutut di depan televisi, ada yang menghancurkan gelas minuman, ada yang berlarian di ruang tamu sampai kepala terbentur, ada yang...
Pada momen ini, mereka semua mabuk kepayang.
