Saat Zhou Yi menendang bola ke gawang, kursi komentator langsung bergolak.
He Ping berteriak hingga parau mengulang-ulang nama Zhou Yi.
Marcel Leif juga tak kalah heboh: "TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR！！！！TOR！TOR！TOR！！Zhou——Yi——！！！!"
Komentator stasiun TV Spanyol juga bersemangat: "GOOOOOOOOOOOOOOOOOL！！！GOOOOOOOOOOOOL！！！GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL！！！"
Komentator Inggris mulai berbicara tanpa henti: "Zhou Yi! Itu Zhou Yi! Menit ke-116 pertandingan! Zhou Yi kembali mengunci kemenangan atas Bayern München!! Ingat pertandingan liga antara Borussia Dortmund dan Bayern München yang disebut pertempuran puncak, Zhou Yi juga mencetak gol di menit akhir untuk merebut gelar liga yang sudah di depan mata Bayern! Sekarang, dia akan kembali merebut gelar Champions Eropa dari tangan Bayern München! Pantas dijuluki 'Pembantai Bayern München'!"
Saat ini semua orang tidak sempat membahas keindahan gol tersebut, tapi lebih menekankan pentingnya gol ini. Sebuah gol penutup yang menentukan, bahkan gol rebound ke gawang kosong pun pantas mendapat perlakuan khusus seperti ini.
Saat semua orang mengira pertandingan akan masuk ke adu penalti, gol Zhou Yi ini justru menyemangati semua orang!
Adu penalti memang menegangkan, tapi gol penutup jauh lebih menggemparkan!
……
Setelah mencetak gol, Zhou Yi terjatuh ke tanah. Ia berusaha bangkit lalu berlari ke area bendera sudut. Robert Lewandowski di belakangnya awalnya ingin memeluknya, namun terpeleset dan gagal menghentikan Zhou Yi.
Namun Zhou Yi tetap dihadang oleh rekan-rekan setimnya dari Dortmund - Marco Reus menyerbu dari samping, langsung menubruk Zhou Yi hingga terjatuh lalu menindihnya.
Semakin banyak pemain Borussia Dortmund yang berdatangan, bertumpuk-tindih membentuk formasi pagoda.
Mereka bersorak sambil melompat lalu menindih tubuh Zhou Yi.
Semua orang sangat bersemangat, tidak hanya pemain di lapangan, tetapi juga Klopp dan staf di depan bangku cadangan.
Pelatih kepala Borussia Dortmund awalnya jongkok di tanah, satu tangan menopang tubuh, satu tangan mencengkeram dagu, menatap lapangan dengan tegang.
Saat Zhou Yi menendang bola ke dalam gawang, dia melompat berdiri, mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi sambil berlari keluar, lalu melompat di udara dengan penuh semangat sambil mengibaskan kepalan tangan.
Setelah mendarat, dia meletakkan kedua tangan di pinggang sambil tertawa terbahak-bahak menengadah ke langit.
Adegan ini direkam oleh para fotografer dan menjadi gambar ikonis dalam pemberitaan pertandingan usai laga.
Dalam bidikan kamera, Klopp tersenyum dengan sangat bahagia, ekspresi kepuasan ekstrim yang mustahil dipalsukan.
Sejumlah media berkomentar setelah pertandingan: "...Senyum Klopp seolah-olah dia telah menginjak seluruh dunia di bawah kakinya..."
Ungkapan yang sangat tepat.
Senyum bahagia semacam ini tidak hanya muncul di wajah Klopp, tapi juga menghiasi hampir semua wajah suporter Borussia Dortmund.
Mereka tertawa lepas tanpa beban, pada momen ini merekalah manusia paling bahagia di dunia.
……
Siaran televisi sedang menayangkan ulang gol Zhou Yi, baru setelah euforia mereda para komentator punya waktu menjelaskan detail tendangan tersebut kepada penonton.
“……Mampu mencetak gol penutup di Final Liga Champions yang begitu penting, ini sudah sangat luar biasa. Tapi yang lebih hebat lagi adalah gol penutup ini ternyata begitu cantik!” Marcel Leif memberikan pujian setinggi langit pada gol Zhou Yi ini. “Gol ini saja sudah sepenuhnya layak bersaing untuk Penghargaan Puskás FIFA tahun ini!”
Penghargaan Puskás FIFA adalah penghargaan yang didirikan oleh FIFA, khusus diberikan untuk gol terbaik yang muncul dalam satu tahun terakhir. Kriteria penilaian hanya melihat apakah gol tersebut menarik dan indah, sama sekali tidak terkait dengan pentingnya gol atau popularitas pemain.
Jadi penilaian ini sangat menguji kualitas tontonan dari gol itu sendiri.
Pernyataan Marcel Leif ini secara tidak langsung menegaskan betapamemukau nya gol Zhou Yi ini.
Pujian komentator Jerman sudah sangat tinggi, tapi He Ping dalam memuji Zhou Yi bahkan lebih tak terkendali: “Ini bukan hanya gol terbaik Liga Champions musim ini, saya yakin juga layak bersaing sebagai gol terbaik sepanjang sejarah Liga Champions!”
Sebelumnya, gol terbaik sejarah Liga Champions yang dipilih UEFA berasal dari Final Liga Champions 2002 antara Real Madrid vs Bayer Leverkusen. Dalam pertandingan itu, bek kiri Real Madrid Roberto Carlos melakukan umpan silang yang kurang baik dari sayap, bola ditendang tinggi ke area penalti.
Zidane melakukan tendangan keras voli udara di tempat, yang merupakan tendangan dengan tingkat kesulitan sangat tinggi. Kaki Zidane hampir terangkat sampai posisi dada, namun tendangan voli udara dengan tingkat kesulitan ekstrim ini masih bisa diarahkan dengan presisi sempurna, membuat bola menyusup masuk ke gawang.
Gol ini membantu Real Madrid unggul 2:1 atas Bayer Leverkusen, dan skor akhir pertandingan tersebut memang tetap 2:1.
Dengan demikian, gol "sihir langit" ini menjadi legenda klasik, dan akhirnya terpilih sebagai gol terbaik dalam sejarah Champions Eropa.
Dalam hal kepentingan, keduanya sama-sama gol penentu di final. Gol Zhou Yi ini terjadi lebih dekat dengan akhir pertandingan, memiliki nuansa gol penutup yang dramatis.
Dari sisi keindahan, estetika gol Zhou Yi sama sekali tidak kalah dengan tendangan Zidane. Kedua gol sama-sama cantik, hanya berbeda dalam jenis keindahannya.
Soal tingkat kesulitan, tendangan voli udara Zidane dengan kaki setinggi dada memang sangat sulit. Namun dua kali sentuhan tipuan Zhou Yi (salah satunya dengan membelakangi lawan) disusul kontrol bola ke bawah, juga memiliki tingkat kesulitan yang ekstrim.
Oleh karena itu, pernyataan He Ping bahwa gol Zhou Yi ini setara dengan "sihir langit" Zidane sebenarnya bukanlah pujian berlebihan yang tanpa dasar untuk pemain dari negaranya sendiri.
Jika ada kelemahan gol Zhou Yi dibanding Zidane, mungkin terutama terletak pada reputasi dan status pemainnya.
Sebelum "Tendangan Ajaib dari Langit", Zidane sudah mencetak dua gol di Final Piala Dunia, membantu Prancis mengangkat Piala Dunia secara bersejarah, serta meraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or Eropa sebagai pemain top dunia.
Meski Zhou Yi menunjukkan performa gemilang di Bundesliga dan Champions Eropa, dalam hal prestasi individu masih ada jarak yang cukup jauh dibandingkan Zidane. Statusnya di dunia sepak bola juga belum menyamai Zidane di masa jayanya.
Tapi melihat performa Zhou Yi di liga dan Champions Eropa musim ini, adakah yang meragukan masa depannya? Mungkin banyak orang berpikir - pemuda ini pasti akan menjadi maestro seperti Zidane!
……
Membelakangi Javi Martínez, Zhou Yi menyentil bola dengan pergelangan kaki kiri ke arah belakang.
Kemudian ia berbalik mengejar bola, lalu menyentil lagi dengan kaki kiri melewati atas kepala Boateng.
Setelah mengejar bola lagi, menghadapi Neuer yang menyambar garang seperti harimau, ia dengan tenang mengontrol bola dan melewati Neuer sekaligus Philipp Lahm.
Akhirnya, ia sukses mencetak gol ke gawang kosong.
Gol ini ditayangkan ulang lebih dari lima kali di televisi dari berbagai sudut kamera.
Penonton di depan televisi terpana dan berteriak kagum.
Di menit akhir pertandingan, teknik kaki yang tenang dan presisi di area penalti besar ini benar-benar seperti karya seni.
Di hadapan gol ini, pertandingan itu sendiri seolah-olah tidak begitu penting lagi.
Para pemain Borussia Dortmund akhirnya mengakhiri perayaan mereka, mengerumuni Zhou Yi kembali ke separuh lapangan mereka.
Kegilaan komentar di kursi komentator baru saja mereda. He Ping melihat seseorang di kursi komentator depan memutar kepala dan mengacungkan jempol ke arahnya.
Kemudian seseorang menepuk bahunya, saat menoleh, dia melihat komentator dari belakang berjanggut lebat yang juga tersenyum sambil mengacungkan jempol, sambil membentuk kata "Lihai" dengan bibir.
Pada momen ini, tiba-tiba ada gelombang emosi yang menyergap He Ping, membuat hidungnya terasa perih.
Sebagai komentator asal China, ini bukan pertama kalinya dia melakukan siaran langsung di lokasi - Piala Dunia, Champions Eropa, La Liga semuanya pernah dia komentari langsung.
Dia juga seorang "veteran" yang telah teruji, hal apa lagi yang belum pernah dia alami?
Tapi hari ini dia mengalami "yang pertama" dalam karirnya.
Pertama kali menerima tatapan penuh apresiasi dan jempol pujian dari rekan seprofesi berbagai negara di kursi komentator.
Dia tentu tahu pujian ini bukan untuknya - dalam pekerjaan komentatornya, dia tidak menunjukkan kualitas yang membuat orang itu tunduk.
Alasan rekan-rekan komentator ini memperlakukan dirinya demikian hanyalah karena performa luar biasa Zhou Yi yang menyentuh mereka. Karena tak bisa langsung memberikan penghormatan ke Zhou Yi, mereka meneruskan penghormatan itu kepadanya.
Dirinya bisa menikmati perlakuan seperti ini hanya karena dia dan Zhou Yi sama-sama berasal dari China.
Pada momen ini, He Ping memahami makna "China" dengan sangat mendalam.
Orang sering mendengar kalimat: "Di luar negeri, perhatikan setiap perkataan dan perbuatanmu, jangan mempermalukan orang China". Kalimat ini telah menjadi "pernyataan klise" rutin yang tidak bermakna nyata, banyak yang mendengarnya tapi tidak benar-benar memasukkannya ke dalam otak.
Tapi sekarang, He Ping benar-benar mengerti mengapa setiap orang China yang keluar negeri mewakili negara asalnya. Perilaku mereka akan membentuk konsep konkret "orang China" di mata warga asing.
Prestasi Zhou Yi "membawa kejayaan bagi negara" di luar negeri bukanlah slogan kosong, tapi benar-benar memberikan kehormatan nyata bagi "China".
He Ping merasa sangat bangga.
Tapi dia tidak membiarkan gejolak emosinya mengganggu komentarnya. Dia tetap melanjutkan tugas komentatornya.
Bermain sepak bola dengan baik adalah tugas utama Zhou Yi, sama seperti memberikan komentar yang baik adalah tugas dasar He Ping sebagai komentator.
Jika ada yang bisa dia lakukan, itu adalah terus melakukan pekerjaannya dengan baik.
