Setelah pertandingan serang balik dimulai, suasana menjadi lebih menarik dan suporter di tribun teriak kegirangan.
Tentu saja alasan utama suporter bersorak bukan karena permainan serang balik, melainkan Tim China yang bermain di kandang sendiri berhasil mendominasi!
Begitu Jepang keluar untuk menyerang balik, Tim China langsung memanfaatkan momentum semangat membara di kandang sendiri, membuat area depan penalti Jepang bagai diterpa angin berdesir.
Adegan seperti ini sangat langka dalam duel China-Jepang selama belasan tahun terakhir.
Bagaimana mungkin suporter China di tribun tidak bersemangat?
Jarang sekali Tim China bisa menekan Jepang, bahkan ketika menang pun biasanya pertandingan berjalan seimbang.
Apalagi sejak abad ke-21, Tim China seolah selalu kalah saat berhadapan dengan Jepang.
Tapi sekarang, jumlah tembakan Tim China lebih banyak dari Jepang, termasuk tembakan yang mengarah ke dalam bingkai gawang.
Ini benar-benar luar biasa.
Tidak perlu melihat jauh, pertemuan terakhir di babak 10 besar saat Tim China bermain di kandang Jepang saja mereka tidak mendominasi.
Namun dalam waktu kurang dari setahun, Tim China sudah bisa unggul saat menghadapi Jepang di kandang sendiri.
Hal ini membuat para suporter China bersemangat luar biasa.
Ada dua alasan mengapa Tim China bisa mendominasi: pertama di bidang pertahanan.
Dalam pertandingan ini, tiga pemain yang bermain di luar negeri - Sun Pan, Guo Nu, dan Yang Muge - semua menjadi starter, memberikan rasa aman bagi para penyerang dengan pertahanan solid di lini belakang.
Terutama Sun Pan, dengan gesit menangkap bola tinggi dan menghalau tendangan rendah, berhasil menjaga gawang tetap bersih. Tim Jepang bukan tidak memiliki peluang serangan bagus - karena bermain saling serang, Tim China pasti tidak bisa terus bertahan di zona 30 meter mereka sendiri, tentu ada ruang kosong. Namun saat Jepang mendapatkan ruang tersebut dan melepaskan tembakan, Sun Pan selalu muncul menghadang.
Di antara lima pemain yang bermain di luar negeri, kemampuan Zhou Yi diakui sebagai yang terkuat.
Sedangkan yang diakui sebagai nomor dua adalah Sun Pan - jika saja dalam pertandingan Liga Champions terakhir Zhou Yi tidak berhasil memimpin Dortmund mengalahkan Atletico Madrid milik Sun Pan, mungkin posisi nomor satu Zhou Yi masih perlu diperdebatkan...
Kehebatan Sun Pan bukan terletak pada teknik kipernya, melainkan pada refleksnya yang cepat dan kondisi fisik yang luar biasa. Sebagai pemain China yang memiliki fisik setara atlet Eropa-Amerika, ini menutupi kekurangan tekniknya sebagai kiper.
Setelah Sun Pan berhasil menjaga pertahanan terakhir di depan gawang Tim China, giliran serangan Tim China yang menunjukkan performa gemilang.
Kekuatan serangan Tim China terutama terpusat pada Zhou Yi dan He Ying.
Tim Jepang sempat mencoba menerapkan marking ketat pada Zhou Yi, tapi mana mungkin mudah mengunci pemain sekaliber dia? Klub-klub raksasa Eropa saja selalu berusaha menekan Zhou Yi saat menghadapi Dortmund, tapi apakah mereka berhasil?
Dari hasil Dortmund meraih gelar Liga Champions, jelas tidak.
Jadi Tim Jepang juga akan kesulitan menahan Zhou Yi.
Ditambah dengan He Ying yang memiliki kemampuan lengkap dan kecepatan mumpuni.
Serangan Tim China berjalan sangat efektif dan penuh variasi.
Di pertahanan bisa memberikan rasa tenang, di serangan bisa membangkitkan semangat.
Tim China mendominasi permainan, menjepit Tim Jepang, ini situasi yang sangat wajar.
Secara logika, dengan performa brilian sebelumnya, hasil seperti ini sangat normal.
Tapi hasil yang wajar ini di mata suporter China tetap mengejutkan dan penuh perenungan.
Ini kan Tim Jepang!
Seberapa pun kita meremehkan "Jepang kecil", di sepak bola mereka tetap tim top Asia sejati.
Level sepak bola China tidak setara dengan mereka.
Tapi sekarang, Tim China benar-benar bisa menguasai Jepang di level timnas.
Seperti sedang bermimpi...
Beberapa suporter China yang sudah berumur tak bisa menahan air mata.
Tapi segera, mereka kembali bersorak memberi semangat untuk Tim China.
……
Karena ini pertandingan serangan balik, artinya kedua tim punya kesempatan. Tapi jelas serangan China lebih mengancam.
Pada menit ke-29, Tim China melancarkan serangan.
Serangan ini dimulai dari kiper: Sun Pan menghalau tembakan Shinji Okazaki, lalu melempar bola dengan tangan untuk memulai serangan. Dia tidak melempar ke Yang Muge, tapi melemparkan bola kuat-kuat ke area dekat lingkaran tengah.
Di sana ada He Ying yang berada di posisi paling depan.
He Ying melompat sambil membelakangi arah serangan untuk menyundul bola ke belakang.
Bola yang disundul itu mendarat di kaki Zhou Yi.
“Zhou Yi mengontrol bola, lalu menghadapi Yasuhito Endo yang melakukan pressing, menarik bola dengan kaki kiri ke arah area tengah.”
“Di saat bersamaan, pemain lain Tim China aktif melakukan serangan.”
“Wu Lei melesat di sayap kanan menuju ruang kosong.”
“Zhou Yi baru berlari dua langkah, sudah mengangkat kaki kiri dan menyodok bola dengan punggung kaki luar ke sayap kanan!”
“Bola melayang membentuk lengkungan, mendarap tepat di depan Wu Lei - pemain berkecepatan tinggi ini menjadi alasan awal Jepang memperlambat ritme permainan. Terlalu banyak pemain cepat di China, takut terjebak strategi Tim China...”
“Gol! Transfer bola Zhou Yi sangat cantik!”
“Bukan hanya teknik punggung kaki kiri yang brilian, kepiawaian Zhou Yi terlihat dari penempatan bola di depan Wu Lei, bukan langsung ke kakinya.”
“Jika bola langsung ke kaki Wu Lei, dia harus mengurangi kecepatan - kerugian besar bagi serangan balik China yang bisa menggagalkan momentum.”
“Dengan menempatkan bola 3 meter di depan, Zhou Yi memaksimalkan kecepatan unggul Wu Lei.”
“Wu Lei malah menambah gas, menggiring bola dengan akselerasi penuh.”
“Langkah ini membuat bek kiri Jepang Nagatomo Yuto tertinggal setengah badan - mungkin tidak menyangka keteguhan Wu Lei dalam menembus pertahanan...”
Untungnya, dengan pengalamannya, dia segera berbalik dan berlari kembali. Bukan langsung mengejar Wu Lei, tapi mundur ke area penalti. Dia akan mengisi posisi pertahanan karena Maya Yoshida yang seharusnya menjadi bek tengah sedang bergerak ke sayap, menghalangi jalur serangan Wu Lei.
Melihat serangan balik Tim China sudah masuk ke Zona 30 Meter Jepang, suporter China di tribun nekat berteriak membentuk gelombang suara dahsyat, memberi semangat untuk serangan ini.
Saat Wu Lei melakukan penetrasi di sayap, He Ying sudah berlari ke posisi paling depan, ditemani bek tengah Jepang lainnya Yasuyuki Konno.
Wu Lei tidak mengoper ke arah He Ying. Dia berpura-pura akan melakukan umpan silang dari sayap, membuat Maya Yoshida maju menghadang dengan tubuhnya.
Tapi saat kaki kanan Wu Lei mendarat, bola justru dioper ke arah diagonal belakang tubuhnya!
Sebuah umpan segitiga terbalik!
Maya Yoshida terkejut, saat menengok bola sudah diberikan ke Zhou Yi yang datang dari belakang!
Saat itu, penetrasi Wu Lei berhasil menarik perhatian hampir semua pemain Jepang yang mengejarnya. Maya Yoshida menghadang depan, Yasuhito Endo mengejar dari belakang.
Hampir tak ada yang memperhatikan Zhou Yi.
Baru sekarang, bersama arah bola, perhatian semua kembali tertuju pada Zhou Yi.
Dalam jarak kurang 5 meter, gelandang Jepang Makoto Hasebe menyambar untuk menghadangnya.
Bersamaan dengan dia yang menyambar, Konno Yasuyuki juga maju – area pertahanan depan tempat Zhou Yi berlari adalah wilayah tanggung jawab Konno Yasuyuki. Jika dia masih fokus mengawal He Ying, Zhou Yi akan memiliki ruang leluasa untuk langsung melakukan tembakan.
Dia juga tidak khawatir He Ying akan bebas setelah dia maju. Di satu sisi, Nagatomo Yuto sudah kembali, di sisi lain dengan menghadang Zhou Yi, dia juga bisa mengupayakan offside, bukan?
Asalkan Zhou Yi berani mengoper ke He Ying, pasti He Ying akan terjebak offside!
……
"Wu Lei mengoper! Zhou Yi!! Dia akan menerima bola!" teriak Duan Xin penuh semangat.
Meski menggunakan headphone peredam suara, komentator lapangan tetap bisa mendengar sorakan gembira yang meledak dari tribun – semua berasal dari para suporter China!
Pertandingan telah berjalan tiga puluh menit, ini mungkin kesempatan menyerang terbaik Tim China sejauh ini!
Melihat Konno Yasuyuki maju, He Ying segera menyadari risiko offside. Dia langsung bergerak horizontal ke kiri area penalti sambil membuka celah pertahanan agar Zhou Yi bisa dengan mudah mengoper kepadanya.
Sambil membuka ruang, He Ying terus menoleh ke belakang memantau situasi.
Dari pandangannya, Zhou Yi menundukkan kepala dan mengayunkan kaki kanan ke arah bola operan Wu Lei – apakah ini akan menjadi tembakan langsung?!
Bersamaan dengan ayunan kaki Zhou Yi, Makoto Hasebe juga menyambar dari area tengah dan meluncur dengan tackle samping, berusaha menghalangi tembakan menggunakan tubuhnya!
