Mungkin tidak semua orang tahu, sebagai pencetak gol terbanyak Borussia Dortmund selama tiga musim berturut-turut, Robert Lewandowski sebenarnya sudah mendapatkan otorisasi resmi dari klub Borussia Dortmund satu musim sebelumnya, yang mengizinkannya mencari klub baru sendiri. Di akhir musim ini, asal tawaran dari pihak lain sesuai, Lewandowski bisa pindah klub.
Klub Borussia Dortmund juga berjanji kepada Robert Lewandowski bahwa mereka tidak akan menyulitkan penyerang Polandia ini dalam proses transfer.
Sulit dibayangkan mengapa klub Borussia Dortmund begitu membiarkan pencetak gol andalannya pergi? Bukankah seharusnya mereka memperpanjang kontraknya untuk mempertahankannya?
Ini tak lepas dari kebijakan keuangan Borussia Dortmund. Sebelumnya, karena banyak merekrut bintang dengan kontrak fantastis, beban keuangan klub menjadi sangat berat. Saat performa tim mengecewakan, tekanan dari gaji tinggi akhirnya memicu krisis keuangan parah, memaksa mereka menjual bintang-bintang untuk bertahan dan menghindari kebangkrutan.
Saat itu defisit keuangan klub mencapai 98 juta euro!
Seberapa sulitnya kondisi Borussia Dortmund di masa itu?
Mereka bahkan meminjam uang dari rival bebuyutan Bayern München!
Awalnya Bayern München meminjamkan dua juta euro ke Borussia Dortmund dengan bunga 8%.
Perlu diketahui, pada tahun 2000, Borussia Dortmund adalah satu-satunya klub Bundesliga yang go public. Harga pembukaan saham saat itu adalah 11 euro, bahkan CEO Bayern München Uli Hoeneß tertarik membeli banyak saham Dortmund. Namun akhirnya, karena manajemen buruk, klub tersebut terlilit hutang dan harga saham terus merosot.
Musim 2003-2004, Borussia Dortmund yang lolos ke play-off Champions Eropa sebagai peringkat ketiga Bundesliga tersingkir oleh Club Brugge. Gagal memperoleh pendapatan hadiah uang Champions Eropa, saham Dortmund langsung anjlok di bursa. Pada hari itu tercatat penurunan terbesar 16%, harga saham sempat menyentuh level terendah 2.38 euro per lembar - rekor terendah sejak go public.
Kini setelah 12 tahun berlalu, harga saham Borussia Dortmund hingga hari ini belum mencapai 4 euro...
Di tahun 2002, di satu sisi klub yang baru saja meraih gelar liga ini perlu membakar uang untuk memperdalam persaingan dengan Bayern München di musim ini, di sisi lain kebangkrutan Grup Kirch telah membawa krisis keuangan bagi tim-tim Bundesliga. Borussia Dortmund juga tak luput dari malapetaka ini. Klub Borussia Dortmund yang membutuhkan dana kemudian mengalihkan perhatian mereka ke Westfalenstadion - kuil sakral yang tak boleh diganggu gugat dalam hati para suporter Dortmund. Mereka menjual 94% saham stadion ini kepada Morgan Stanley Real Estate Group anak perusahaan Commerzbank dengan imbalan 75,4 juta euro. Selain itu, mereka menyewa kembali Westfalenstadion dengan biaya sewa tahunan 17 juta euro untuk mempertahankan hak penggunaan stadion tersebut hingga 2017.
Kala itu Borussia Dortmund mungkin tak pernah menyangka bahwa keputusan ini akan menjadi jerami terakhir yang nyaris menghancurkan mereka di kemudian hari.
Tahun 2005 adalah masa tersulit bagi Borussia Dortmund, ketika klub bahkan berada di ambang kebangkrutan. Pada 15 Maret 2005, Liga Sepak Bola Jerman akan melakukan audit kelayakan keuangan setiap klub. Namun saat itu, masalah utang Borussia Dortmund justru meledak, terutama terkait masalah utang antara kelompok Morislis yang membeli lapangan dengan klub. Pasalnya, terdapat utang sebesar 15 juta euro antara Borussia Dortmund dan Morislis yang akan jatuh tempo, dan mereka harus mulai membayar utang ini pada musim depan.
Tapi Borussia Dortmund saat itu sudah tidak memiliki dana. Jika dipaksa melunasi utang ini, klub harus menyatakan bangkrut. Menurut statistik, hingga pertengahan 2006, total utang Borussia Dortmund akan mencapai rekor 134,7 juta euro.
Untungnya setelah negosiasi, klub Borussia Dortmund dan kelompok Morislis mencapai kesepakatan. Klub mendapatkan dukungan lebih dari 75% dari Morislis, yang setuju menunda pembayaran utang tahunan sebesar 15 juta euro yang seharusnya mulai dibayar dari musim depan.
Saat itu, CEO klub Borussia Dortmund yang sekarang Hans-Joachim Watzke baru menjabat beberapa bulan.
Kesuksesan negosiasi ini memberi Borussia Dortmund kesempatan bernapas yang sangat krusial.
CEO baru klub Borussia Dortmund, Watzke, bekerja sama dengan Oliver Koren dari Morgan Stanley Investment Bank. Koren menyadari meskipun situasi keuangan Dortmund berantakan dan performa tim tidak terlalu baik, loyalitas suporter justru tertinggi di Bundesliga. Buktinya adalah tren peningkatan tingkat kehadiran di Westfalenstadion saat tim bermain.
Kemudian mereka merekrut perusahaan konsultan manajemen Roland Berger beserta tim pengacara dan auditor untuk menyusun rencana kebangkitan kembali dan restrukturisasi keuangan Dortmund.
Mereka memperoleh pinjaman 80 juta euro dengan jangka waktu 15 tahun dari Morgan Stanley Bank. Sebanyak 51 juta euro digunakan untuk membeli kembali 51% kepemilikan Westfalenstadion, langkah ini mengurangi beban sewa tahunan klub secara signifikan dan meringankan tekanan keuangan. 20 juta euro lainnya untuk menyeimbangkan utang dan negosiasi dengan kreditur agar menunda tenggat pembayaran cicilan dan sewa. Penjualan bintang seperti Rosicky dan Amoroso menghasilkan dana sekaligus menghemat biaya gaji besar. Pemain yang bertahan menerima pemotongan gaji. Minim investasi di pasar transfer. Memperpanjang kontrak berbagai sponsor. Meski ditentang suporter, klub menjual hak penamaan Westfalenstadion selama 6 tahun ke Signal Iduna Group sehingga stadion berganti nama menjadi "Signal Iduna Park" yang kurang populer, namun membawa pendapatan 20 juta euro dari hak penamaan...
Semua dilakukan untuk segera melunasi utang besar agar Borussia Dortmund bisa bangkit kembali.
Di tengah krisis keuangan, Dortmund terbiasa hidup hemat sebagai konsekuensi yang harus dilakukan untuk bertahan. Dalam hal gaji pemain, klub sangat pelit karena pengeluaran gaji tahunan yang tetap. Memotong di bagian ini tentu berdampak paling signifikan.
Sebenarnya sejak 2003, ketika Dortmund tersingkir di kualifikasi Champions Eropa, sempat beredar kabar klub meminta pemain secara sukarela memotong 20% gaji.
Sebelumnya, pengeluaran tahunan Dortmund untuk gaji pemain mencapai 52 juta euro. Angka ini bisa menempati peringkat 32 besar klub Eropa saat itu – persis jumlah tim peserta Champions Eropa fase grup. Namun Dortmund tahun itu justru tak lolos ke babak utama.
Investasi gaji tinggi tak berbanding lurus dengan hasil sportif maupun keuntungan ekonomi, malah menjerumuskan klub ke krisis keuangan yang tak tertanggungkan.
Klub kemudian memangkas pengeluaran gaji menjadi sekitar 35 juta euro per tahun dengan menjual pemain bergaji tinggi dan memaksa pemain lain menerima pemotongan gaji.
Setelah Watzke menjabat CEO tim, Dortmund memulai rekonstruksi. Langkah pertama tetap pemotongan gaji – bagi klub Borussia Dortmund, beban pengeluaran 35 juta euro per tahun tetap tak tertanggungkan.
Akhirnya setelah bekerja keras, klub Borussia Dortmund berhasil mengendalikan total gaji tahunan tim utama di sekitar 28 juta euro. Bandingkan dengan masa kejayaan "berlimpah dana" Dortmund yang mencapai 52 juta euro, sungguh membuat orang menghela napas.
Sejak saat itu, Dortmund sangat pelit dalam pengeluaran gaji pemain. Saat Götze memperpanjang kontraknya pada 2012, gaji tahunan 4.6 juta euro sudah menjadi yang tertinggi di tim utama. Padahal sebelumnya gajinya hanya 1 juta euro...
Sebelum Götze, gelar gaji tertinggi di Dortmund dipegang oleh Kapten Sebastian Kehl sebesar 3 juta euro.
Perlu diketahui bahwa di musim 2012-2013 yang baru saja berakhir, pengeluaran gaji tim utama Dortmund bahkan belum pulih ke level 52 juta euro seperti sepuluh tahun sebelumnya.
Dari sini bisa dibayangkan betapa pelitnya Dortmund saat ini dalam hal ini.
Karena "kekikiran" ini pula, Dortmund menjadi sulit mempertahankan pemain-pemain mereka.
Contohnya, mengapa Shinji Kagawa pindah ke Manchester United?
Di satu sisi, daya tarik Manchester United terhadap Shinji Kagawa cukup besar, di sisi lain juga karena masalah gaji tahunan yang diperdebatkan lama dalam negosiasi perpanjangan kontrak antara Borussia Dortmund dan Shinji Kagawa. Pada akhirnya karena campur tangan Manchester United, Dortmund menawarkan kontrak baru dengan gaji tahunan 3 juta euro kepada Kagawa, dua kali lipat dari gaji 1,5 juta euro yang dia terima saat itu. Namun Shinji Kagawa tetap menolak Dortmund dan memilih bergabung dengan Manchester United dengan gaji tahunan 6 juta euro. Gaji ini dua kali lipat lebih besar dari 3 juta euro yang dengan susah payah ditawarkan Dortmund!
Masalah antara Robert Lewandowski dan Borussia Dortmund juga terletak pada masalah gaji tahunan...
