Jika pasar transfer tidak membocorkan masalah Zhou Yi, maka Lewandowski pantas menyandang gelar masalah terbesar Borussia Dortmund musim panas ini.
Namun setelah kasus Zhou Yi diungkap media, tiba-tiba posisi Lewandowski tidak begitu penting lagi.
Klub Borussia Dortmund terpaksa fokus menghadapi Schulze, agen Zhou Yi.
Dua kali negosiasi perpanjangan kontrak sebelumnya membuat Watzke paham: meski terlihat muda, Schulze adalah lawan tangguh. Belum pernah ia jumpai agen seperti ini - setia pada pemainnya bagai anjing penjaga. Dia adalah anjing setia Zhou Yi, bertindak 100% sesuai instruksi sang pemain tanpa kompromi. Bujukan dan logika tak mempan. Dia hanya peduli pada kepentingan Zhou Yi.
Jenis agen seperti ini sangat langka. Agen lain biasanya punya agenda tersendiri, tapi Schulze seolah tak pernah mempertimbangkan kepentingannya sendiri.
Tentu, mungkin dia lebih paham: dengan menjaga kepentingan Zhou Yi, sesungguhnya dia sedang menjaga kepentingannya sendiri...
Meskipun kedua belah pihak memiliki keinginan untuk memperpanjang kontrak, itu tidak berarti mereka akan mencapai kesepakatan. Perlu diketahui bahwa awalnya Robert Lewandowski dan klub juga sama-sama punya keinginan memperpanjang kontrak...
Masalah terbesar saat ini bahkan bukanlah soal gaji tahunan. Zhou Yi tidak terlalu serakah dalam hal gaji, dia tidak menuntut gaji tertinggi di tim meskipun perannya paling penting.
Masalah utama terletak pada klausul pelepasan.
Sejak Götze direbut paksa oleh Bayern München menggunakan klausul pelepasan, Borussia Dortmund berharap menghapus klausul pelepasan dari kontrak pemain-pemain kunci.
Apalagi Zhou Yi sebagai pemain inti tim, tentu lebih diprioritaskan.
Bagi pemain seperti ini, klausul pelepasan bagai bom waktu yang siap meledak kapan saja. Selama masih tercantum dalam kontrak, Watzke tidak akan bisa tidur nyenyak.
Jadi tujuan utama klub dalam perpanjangan kontrak ini adalah meyakinkan Zhou Yi dan agennya Schulze untuk menghapus klausul pelepasan dari kontrak baru.
Namun Schulze, atau lebih tepatnya Zhou Yi, bersikap sangat keras kepala dan tidak mau berkompromi dalam hal ini.
Sayangnya klub juga bersikap sangat teguh dalam masalah ini.
Kedua belah pihak pun saling bersitegang.
Klub bersikeras menghapus klausul pelepasan, sementara Schulze ngotot mempertahankannya.
Klub juga menghubungi Zhou Yi secara pribadi, berharap dia mempertimbangkan tawaran klub. Sebagai bukti ketulusan, mereka bersedia menaikkan gaji Zhou Yi secara signifikan hingga menjadi yang tertinggi di klub.
Menghadapi tekanan dari klub, Zhou Yi memainkan "Tai Chi Push Hands" dengan sangat lihai - dia menyatakan masih memiliki ikatan emosional dengan Borussia Dortmund dan ingin tetap bermain di sana. Tentu saja pernyataan ini membuat pihak Borussia Dortmund merasa tersanjung. Namun kemudian Zhou Yi enggan membahas lebih lanjut, menyatakan bahwa negosiasi perpanjangan kontrak harus diserahkan pada agennya. Sebagai pemain, dia hanya ingin fokus bermain bola, jadi lebih baik berurusan dengan Schulze.
Manajemen klub bukanlah orang bodoh. Mereka langsung paham maksud tersembunyi Zhou Yi - dia sama sekali tidak berniat melepaskan klausul pelepasan dalam kontrak.
Sebenarnya sudah jelas bagi orang yang berpikiran jernih, Zhou Yi tidak mungkin selamanya bertahan di Borussia Dortmund. Klub pun tidak berniat mengikatnya selamanya. Mereka hanya ingin memaksimalkan nilai transfer ketika Zhou Yi pindah kelak.
Tanpa klausul pelepasan, Borussia Dortmund bisa leluasa meminta harga setinggi mungkin. Hak penuh atas keputusan transfer pemain akan sepenuhnya berada di tangan klub - dijual atau tidak tergantung keinginan mereka.
Jika dulu Mario Götze tidak memiliki klausul pelepasannya yang terkutuk itu, mana mungkin Bayern München bisa mengakali Borussia Dortmund dengan langsung bernegosiasi ke agennya?
Kalimat penutup dalam artikel "Transfermarkt" itu sangat tepat: "Akankah Zhou Yi menjadi Götze berikutnya?"
Inilah mimpi buruk yang paling ditakuti oleh manajemen Borussia Dortmund.
Zhou Yi bersikeras untuk memasukkan klausul pelepasan dalam kontrak demi menghindari situasi di mana nasibnya sepenuhnya berada di tangan klub. Saat ini hubungannya dengan klub masih baik, tapi siapa yang tahu di masa depan? Dalam dunia sepak bola, fenomena "penggantian staf saat pelatih berganti" sangat umum terjadi. Saat Klopp masih menjadi pelatih, posisinya pasti penting. Bagaimana jika suatu hari Klopp tidak lagi melatih tim? Jika pelatih baru lebih suka bermain umpan panjang dan serangan langsung? Maka posisi taktisnya dalam tim akan jauh menurun, belum lagi status sebagai pemain inti, mungkin bahkan status sebagai pilar utama pun tak terjamin.
Jika ada klausul pelepasan dalam kontraknya, saat merasa tidak nyaman di Dortmund, pasti ada klub lain yang bersedia membayar klausul tersebut untuk merekrutnya.
Tanpa klausul ini, meski tidak bahagia, dia harus tetap bertahan dengan terpaksa.
Zhou Yi sangat tidak menyukai perasaan kehilangan kendali atas situasi.
Klausul pelepasan adalah batas bawah yang mutlak tidak bisa ditawar.
Bahkan jika di masa depan pindah ke klub lain, dia akan memastikan klausul ini tetap ada dalam kontraknya, terlepas dari akan digunakan atau tidak.
……
Saat negosiasi perpanjangan kontrak antara klub Borussia Dortmund dan Schulze berlangsung alot, media Inggris tiba-tiba melaporkan kabar resmi Arsenal yang menawar Zhou Yi sebesar 50 juta euro.
Kabar ini dikonfirmasi oleh pihak resmi klub Arsenal: "...Sumber internal klub mengaku memang telah mengajukan tawaran untuk Zhou Yi kepada kami, kata wartawan yang berkonsultasi..."
Sehari kemudian, klub Borussia Dortmund juga mengkonfirmasi kabar ini. Sebagai klub yang go public, mereka wajib mengumumkan informasi apa pun yang dapat memengaruhi perubahan harga saham secepatnya. Jelas bahwa status Zhou Yi (bertahan atau pergi) berdampak besar pada harga saham Dortmund.
Andai Arsenal mengajukan tawaran ini saat kontrak Zhou Yi dengan Dortmund hanya tersisa satu tahun, maka klub Borussia Dortmund sama sekali tidak akan dilibatkan. Mereka terpaksa minggir, menyaksikan agen Zhou Yi bernegosiasi dengan Arsenal mengenai kontrak pribadi, lalu transfer pun terjadi.
Pasalnya, klausul pembebasan dalam kontrak Zhou Yi saat ini bernilai 50 juta euro.
Beruntung klausul pembebasan Zhou Yi baru akan aktif di tahun terakhir kontrak.
Tapi bukankah lebih baik jika klausul ini sama sekali tidak ada?
Tawaran Arsenal semakin meyakinkan manajemen klub Borussia Dortmund untuk menghindari penyisipan "bom waktu" serupa dalam kontrak baru.
Sambil menolak mentah-mentah tawaran 50 juta euro dari Arsenal, mereka terus berdebat dengan Schulze mengenai detail kontrak.
"Saya menjamin kepada para suporter Borussia Dortmund, dalam kondisi apa pun kami TIDAK AKAN menjual Zhou Yi. Dia 100% tidak bisa dijual, merupakan harta tak ternilai," ujar Watzke dalam wawancara.
"Tapi Arsenal tidak mudah ditakutkan dengan ucapan seperti itu. Ucapan semacam ini juga sering diucapkan sehari-hari, seperti 'si anu adalah barang tidak bisa dijual', tapi akhirnya tetap dijual bukan?"
Arsenal menganggap pernyataan Borussia Dortmund itu menunjukkan ketidakpuasan dengan tawaran 50 juta euro, sehingga mereka segera mengajukan penawaran kedua yang 5 juta euro lebih tinggi dari sebelumnya menjadi 55 juta euro!
Tawaran Arsenal pasti juga memicu reaksi klub-klub lain.
Hampir bersamaan, tawaran 60 juta euro dari Barcelona juga tiba di meja kerja Watzke.
Klub Manchester City juga mengajukan penawaran 60 juta euro.
Bahkan Paris Saint-Germain ikut-ikutan meramaikan meskipun Zhou Yi mungkin tidak menganggap mereka, tapi kalau soal jumlah uang, mereka tidak akan mudah menyerah.
Selain itu, Watzke juga melihat nama Bayern München dalam daftar penawaran!
"Apa yang diinginkan Uli Hoeneß si idiot itu!" teriak Watzke.
Direktur olahraga Zorc yang duduk di sampingnya mengangkat bahu: "Mungkin cuma mau membuat masalah dan menertawakan kita."
"Sial..." Watzke menyusupkan kedua tangannya ke rambutnya, lalu mencengkram dengan kuat.
Urusan-urusan belakangan ini benar-benar membuatnya kewalahan.
Selain masalah Zhou Yi dan Robert Lewandowski, Mats Hummels, Subotic, dan İlkay Gündoğan juga terus-menerus dibujuk oleh klub-klub lain.
"Misalnya İlkay Gündoğan menjadi perhatian besar Real Madrid. Setelah semifinal Champions Eropa musim lalu, Real Madrid menyadari kontrak Gündoğan dengan Borussia Dortmund akan berakhir pada musim panas 2015, sekarang hanya tersisa dua tahun."
"Real Madrid memiliki reputasi dan skala yang jauh lebih besar dibandingkan Borussia Dortmund. Jika mereka serius ingin merekrut Gündoğan, bukan hanya pemainnya, bahkan klub Dortmund sendiri mungkin tidak akan mampu bertahan. Ingat bagaimana dulu mereka berhasil mengambil Sahin?"
"Jadi sebenarnya Dortmund tidak hanya perlu memperpanjang kontrak Robert Lewandowski dan Zhou Yi."
"Proses negosiasi perpanjangan kontrak dengan begitu banyak pemain sekaligus membuat Watzke hampir mengalami stres berat."
