Dalam beberapa hari berikutnya, seluruh staf klub Borussia Dortmund dan wartawan Jerman yang ikut tur menyaksikan langsung popularitas Zhou Yi di China.
Latihan yang awalnya terbuka untuk umum, pada dua hari terakhir terpaksa ditutup.
Karena jumlah suporter China yang datang menonton latihan tim sudah terlalu banyak, benar-benar mengganggu latihan normal tim.
“……Para suporter itu terus menerus meneriakkan nama Zhou Yi dari tribun.”
“Suara mereka bahkan menenggelamkan peluit para pelatih, membuat para pemain tidak bisa langsung bereaksi terhadap instruksi pelatih.”
“Akhirnya tim terpaksa membatalkan latihan terbuka. Untuk menghindari menyinggung suporter China, Zhou Yi juga diikutsertakan dalam konferensi pers untuk menjelaskan alasan keputusan ini.”
“……Kami sangat serius dalam mempersiapkan pertandingan, berharap bisa memiliki latihan yang baik sebelum laga……”
Zhou Yi menjelaskan.
Di internal tim, popularitas Zhou Yi di China juga membuat rekan-rekannya terkejut.
“Ya ampun, ternyata Borussia Dortmund punya banyak penggemar di China!”
“Hei, bukan Dortmund, tapi Zhou Yi. Popularitas Zhou Yi-lah yang tinggi.”
Seorang rekan segera membenarkannya.
“Oh iya, benar. Popularitas yang benar-benar luar biasa!”
Zhou Yi sendiri paham, ini momentum tepat setelah babak 10 besar kualifikasi Piala Dunia dimana Tim China lolos. Antusiasme suporter China sedang memuncak, bahkan banyak orang yang biasanya sama sekali tidak nonton bola ikut-ikutan ramai. Wajar terlihat sangat banyak.
Meski kualitas kompetisi Piala Dunia semakin tertinggal oleh Champions Eropa, tapi secara global Piala Dunia tetap juara utama sepakbola. Setidaknya di dalam negeri China, pamor Piala Dunia masih lebih tinggi dari kompetisi sepakbola manapun.
Berkat Zhou Yi, popularitas Borussia Dortmund di China tidak terpengaruh meski kehilangan Götze dan Robert Lewandowski.
Melihat adegan ini, Watzke semakin yakin bahwa keputusan klub untuk melepas Robert Lewandowski dan mempertahankan Zhou Yi dengan segenap upaya adalah sangat tepat. Jika terjadi sesuatu pada Zhou Yi, akankah mereka masih bisa menikmati perlakuan spesial seperti ini di China?
……
Tur China Borussia Dortmund kali ini menjadwalkan total tiga pertandingan.
Satu di Guangzhou, satu di Shanghai, dan satu di Beijing. Setelah selesai, mereka akan berangkat dari Beijing kembali ke Jerman.
Di Guangzhou, lawan Dortmund adalah tim profesional lokal Guangzhou - Guangzhou Hengyuan.
Tiga tahun lalu tim ini masih berlaga di Liga Jia, namun kini mereka telah menjadi raja Liga Super China.
Sejak promosi ke level tertinggi, Hengyuan telah memenangkan gelar CSL selama dua musim berturut-turut.
Meski musim CSL saat ini belum berakhir, mereka memiliki harapan besar untuk kembali juara. Jika tidak ada halangan, Guangzhou Hengyuan akan menciptakan sejarah tiga gelar CSL beruntun.
Pelatih tim ini adalah legenda dunia Marcello Lippi. Tim ini menghimpun banyak bintang sepakbola China, termasuk sejumlah pemain timnas yang berasal dari akademi Hengyuan.
Selain itu, pemain asing asal Brasil mereka meski tak terlalu terkenal, memiliki kemampuan yang solid.
Sebagai tim terkuat di China, pertandingan antara Guangzhou Hengyuan vs Borussia Dortmund yang baru saja menjuarai Champions Eropa ini tentu sangat dinantikan. Semua ingin melihat seberapa besar jarak antara tim elit China dengan raksasa Eropa.
Pada konferensi pers sebelum pertandingan, Zhou Yi juga membahas tim Hengyuan: "Banyak rekan setim saya di timnas berasal dari Guangzhou Hengyuan. Saya juga tahu mereka adalah juara Liga Super China selama dua musim berturut-turut. Saya sudah memperkenalkan mereka kepada rekan setim saya, ini benar-benar lawan yang tidak boleh dianggap remeh. Saya yakin kami akan berusaha sekuat tenaga dalam pertandingan."
Seorang wartawan bertanya pendapat Zhou Yi tentang praktik pemborosan uang Hengyuan. Zhou Yi mengangkat bahu: "Menurut saya bagus. Sepak bola butuh uang, dan dalam jumlah besar. Saya tidak menentang pemborosan uang, asalkan dilakukan dengan benar dan profesional. Menurut saya, kesuksesan Hengyuan di CSL sangat terkait dengan cara mereka membelanjakan uang secara profesional. Saya sangat mengagumi mereka."
Jawaban Zhou Yi justru membuat banyak orang terkejut.
Sejak kebangkitannya di kancah sepak bola China, Hengyuan terus mendapat kritik. Banyak yang memandang rendah praktik pemborosan uang mereka, menganggap pemilik Hengyuan telah mencemari kemurnian sepak bola dengan uang. Meski sudah meraih dua gelar CSL, masyarakat tetap menganggap mereka sebagai orang kaya baru tanpa warisan juara, jauh dari julukan klub besar. Ada juga yang berpendapat investasi sepak bola pemilik Hengyuan hanyalah investasi politik, mengikuti tren penguasa, yang patut dicela.
Perlu diketahui, saat Grup Hengyuan mengakuisisi tim Guangzhou dulu, pemiliknya pernah mengklaim akan meraih gelar liga top China dalam tiga tahun dan juara Liga Champions Asia dalam lima tahun. Saat itu banyak yang menertawakannya, menganggapnya sebagai lelucon orang awam yang tidak paham sepak bola.
Hasilnya, Hengyuan promosi dari Liga Jia ke CSL hanya dalam satu musim.
Bahkan dengan pencapaian ini, stereotip publik tentang mereka tetap tidak berubah.
Setelah Hengyuan promosi ke CSL, stasiun TV Beijing dalam liputan CSL Musim Baru, media ibu kota ini menyindir keras praktik "membakar uang" Hengyuan dengan berbagai ejekan, beberapa komentar bahkan terdengar sangat kasar.
Stasiun TV ini membuat beberapa "spekulasi" yang bernada sarkas tentang rekrutan Hengyuan: Pertama, pemain yang direkrut harus langsung berulah saat menghadapi klub besar CSL, bahkan melihat tim Shandong, Shanghai, Beijing, Tianjin langsung meluapkan amarah.
Kedua, harga rekrutan harus tinggi, bisa dipakai atau tidak tidak penting, yang utama harganya mahal. Setelah menghabiskan uang sebanyak ini, para suporter harus ingat siapa yang membiayainya.
Ketiga, rekrutan harus punya reputasi besar, bisa main atau tidak tidak masalah, yang penting saat pemain ini diperkenalkan, semua suporter terkagum: "Wah, dia juga datang!" Yang pasti disusul dengan "Hengyuan benar-benar kaya raya!"
Terakhir mereka juga mengolok-olok "pernyataan bombastis" owner Hengyuan: "Dengan cara begini, target Hengyuan pasti bukan lagi Liga Champions Asia? Mainkan dengan baik, Piala Dunia Klub ada di tangan kalian!"
Kini Hengyuan telah meraih dua gelar CSL, dan momentum di Liga Champions Asia musim ini juga cukup baik.
Namun di kalangan masyarakat masih banyak kontroversi mengenai Hengyuan. Ada yang menyebut mereka sebagai orang kaya baru yang hanya mengandalkan uang, "Kalau jago, jangan pakai uang!". Ada juga yang mengkritik Hengyuan hanya mengandalkan pemain asing, sementara pemain lokal China jadi pendamping terbaik.
Tapi Zhou Yi justru memberikan apresiasi tinggi pada klub Hengyuan, tentu saja hal ini membuat banyak orang terkejut.
Perlu diketahui, Borussia Dortmund juga bukan klub yang hidup dari membakar uang. Justru Bayern München yang punya gaya "Hengyuan-nya Jerman". Secara logika, sebagai pemain Dortmund, Zhou Yi seharusnya tidak punya kesan baik dengan "model Hengyuan".
Meski para wartawan terkejut, tak ada yang menggali lebih dalam masalah ini. Bagaimanapun, fokus hari ini adalah Borussia Dortmund dan Zhou Yi, bukan Guangzhou Hengyuan.
Di internet, komentar Zhou Yi yang memuji Guangzhou Hengyuan langsung viral. Di kolom komentar, tanggapan netizen beragam. Ada yang menganggap Zhou bijak karena memahami kesuksesan Hengyuan bukan sekadar urusan uang. Ada juga yang kecewa, mengira Zhou ternyata penganut teori "uang segalanya".
Dua kubu pendukung dan penentang Hengyuan ini langsung bertengkar panas di kolom komentar berita, menciptakan keriuhan.
……
Zhou Yi tidak peduli dengan perdebatan online. Ia juga tak menghiraukan bagaimana pernyataannya ditafsirkan wartawan atau suporter. Ia hanya menyampaikan pandangan yang diyakininya benar, tanpa berharap semua orang setuju.
Baginya, yang lebih penting tetaplah pertandingan.
Pelatih Guangzhou Evergrande Lippi dalam konferensi pers sebelum pertandingan memuji performa luar biasa Borussia Dortmund di peta sepakbola Eropa. Ia menilai Dortmund sangat hebat, dan Klopp telah menyelesaikan pekerjaan yang bisa disebut luar biasa.
Kemudian dia juga secara khusus menyebut Zhou Yi, topik yang paling menarik minat media China.
Dalam wawancara, pelatih kelas dunia "Yinhu" Lippi memberikan penilaian sangat tinggi terhadap Zhou Yi.
"...Tidak diragukan lagi, dia pemain kelas dunia. Dortmund beruntung memilikinya. Sepak bola Tiongkok juga beruntung memiliki dia. Jika saya menjadi pelatih timnas Italia, saya sangat berharap dia orang Italia agar bisa merekrutnya ke timnas..."
Seorang wartawan bertanya: "Bagaimana dengan Sun Pan?"
Lippi mengedipkan mata sambil tersenyum: "Sun Pan tidak perlu. Meski dia juga bagus, kami sudah punya Buffon."
Rangkaian tawa penuh pemahaman terdengar dari para wartawan.
Para kiper Italia yang hidup di era Buffon benar-benar mengalami "hidup di zaman Buffon"...
