Meski tanpa Zhou Yi, para pemain Borussia Dortmund tetap menguasai inisiatif permainan di lapangan.
Hengyuan tidak mudah untuk membalikkan keadaan, jurang kualitas antara mereka dengan Borussia Dortmund bukan hanya karena satu Zhou Yi.
Pada akhirnya, Borussia Dortmund mencetak satu gol lagi dan mengalahkan Hengyuan dengan skor 4:0.
Ini adalah hasil pertandingan antara juara China dengan gelar ganda Jerman-Eropa, namun bukan mencerminkan jurang kemampuan tim sebenarnya. Karena ini adalah pertandingan komersial, para pemain Borussia Dortmund belum mengerahkan seluruh kemampuan mereka. Paling tidak Zhou Yi tidak bermain penuh 90 menit. Jika tidak, skor akhir pasti tidak akan seperti ini, Hengyuan mungkin akan kebobolan lebih banyak lagi.
Mereka yang tidak menyukai Hengyuan justru senang dengan hasil ini - Kalian mengklaim diri sebagai penguasa sepakbola China? Kini topengmu terbuka setelah dihajar Borussia Dortmund!
Setelah menyelesaikan pertandingan melawan Hengyuan, keesokan harinya seluruh tim Borussia Dortmund terbang meninggalkan Guangzhou dan tiba di Shanghai.
Di sini, mereka akan bertanding melawan tim klub asal Shanghai yang bukan merupakan tim senior berpengalaman, melainkan tim muda - Shanghai Chongming.
Tim ini benar-benar pendatang baru di dunia sepakbola Shanghai. Tahun lalu mereka masih bermain di Liga Jia, liga tingkat kedua China.
Tahun ini mereka adalah pendatang baru di CSL.
Mengapa lawan Borussia Dortmund di Shanghai adalah tim ini, bukan Shanghai Shenhua yang tradisional? Ada banyak rumor di internet, dan suporter Shenhua tidak senang dengan Borussia Dortmund, menganggap klub Borussia Dortmund telah mendiskriminasi sepak bola Shanghai karena tidak memilih klub Shenhua yang paling mewakili sejarah sepak bola Shanghai.
Tapi sebenarnya alasannya sederhana - Shanghai Chongming yang membayar!
Satu pihak membayar, satu tidak. Atau satu membayar lebih banyak, satu lebih sedikit. Panitia penyelenggara tur Borussia Dortmund di China tentu memilih Shanghai Chongming yang lebih royal mengeluarkan uang.
Tidak ada hubungannya dengan sejarah, warisan budaya, derby, atau persaingan... Hanya satu kata: uang.
Semua analisis orang-orang itu tidak berguna. Mungkinkah Dortmund memahami sepak bola China? Bagaimana mereka bisa tahu perbedaan antara Shanghai Chongming dan Shanghai Shenhua? Mana mungkin mereka tahu tim mana yang mewakili sepak bola Shanghai?
Bagi Zhou Yi, bertanding melawan Shanghai Chongming atau Shenhua sama saja, yang penting tetap pertandingan.
Dia pemain, bukan pemilik klub. Tentu dia juga tidak bisa menentukan pengaturan komersial seperti ini.
……
Saat Wu Lei melewati belakang Yan Min, rekan setimnya di Chongming, ia melirik iPad_Mini di tangan Yan Min. Ternyata Yan Min tidak sedang bermain game atau menonton drama Amerika, tapi sedang menonton... sebuah pertandingan sepak bola!
Rasa ingin tahu membuatnya berhenti dan mengintip lebih dekat di belakang Yan Min. Hasilnya justru membuatnya semakin terkejut.
“Hei, Yan Min, ngapa kamu nonton pertandingan Borussia Dortmund vs Hengyuan?” Dia penasaran menepuk bahu Yan Min. “Waktu itu kamu tidak lihat siaran langsungnya?”
Yan Min menoleh melihat Wu Lei, buru-buru melepas earphone dan berkata: “Sudah nonton, aku mau lihat lagi. Susah payah baru ketemu rekaman pertandingan lengkapnya, yang lain cuma highlight doang.”
“Ngapa kamu nonton beginian?” Wu Lei tidak mengerti.
“Aku mau mempelajari pertandingan Borussia Dortmund,” jawab Yan Min.
“Ngapa mau dipelajari?”
“Aku mau cari cara untuk mengalahkan Borussia Dortmund.”
Ucapan Yan Min itu membuat rekan setim di sekitarnya terkejut. Yang lain mendengar percakapannya dengan Wu Lei langsung berkerumun.
“Mengalahkan Borussia Dortmund?”
“Yan Min, dasar anak ini masih mimpi di siang bolong!”
“Pfft, Yan Min, kamu serius?”
Semua mengerumuninya sambil tertawa.
Wu Lei juga merasa ide Yan Min terlalu muluk. Tapi berbeda dengan rekan lain yang mengolok-olok, dia hanya geleng-geleng kepala: “Kalau gitu aku ganggu, semangat ya!”
Setelah berkata begitu, dia pergi.
Dia tidak tertarik mempelajari cara mengalahkan Borussia Dortmund. Ini seperti murid SD mau memecahkan konjektur Goldbach.
Lagipula kalau mau analisis lawan, itu tugas para pelatih. Sebagai pemain, cukup jalankan taktik yang sudah diatur pelatih di lapangan.
“Wu Lei pergi, rekan setim lainnya berkerumun melanjutkan olok-olok ke Yan Min.”
“Hei, Yan Min, sudah ketemu cara belum?”
Yan Min menggeleng dengan serius: “Belum.”
Semua tertawa riang. Yan Min adalah sumber hiburan tim karena sering melakukan hal-hal konyol. Seperti kali ini.
Sebagian menasihatinya: “Jangan buang waktu. Hengyuan saja kalah 0-4, Dortmund belum main serius. Jurang kualitas terlalu besar. Mustahil kita menang!”
Yan Min mengabaikan komentar itu. Ia memasang kembali earphone dan melanjutkan analisis rekaman pertandingan.
Rekan setim menghela nafas. Mereka tahu tak ada gunanya melarangnya. Biarkan ia larut dalam khayalannya.
Satu per satu mereka bubar.
……
Jadwal Dortmund di Shanghai sangat padat. Selain latihan, tim juga mengikuti aktivitas komersial. Zhou Yi paling populer - wajib hadir di setiap konferensi pers.
Dalam konferensi pers pra-pertandingan, wartawan Shanghai memprovokasi: “Mengapa lawan Dortmund adalah Chongming (pendatang baru CSL), bukan Shenhua (ikon Shanghai)? Apakah Chongming tidak mewakili sepak bola Shanghai?”
Zhou Yi mengangkat bahu: "Pertanyaanmu salah alamat ke saya, bagaimana saya tahu cara mereka memilih lawan? Baik Chongming maupun Shenhua, semuanya tim Shanghai. Saya rasa tidak ada masalah siapa yang bisa mewakili atau tidak. Sebagai pemain, saya hanya fokus pada pertandingan melawan lawan, bukan siapa lawan kami."
Dengan cerdik, dia menghindari keterlibatan dalam perseteruan sepak bola Kota Shen.
Tentu saja, ini memang tidak ada hubungannya dengannya. Urusan rumit sepak bola Shanghai apa hubungannya dengan orang luar seperti dia?
Citra dan reputasinya di kalangan suporter dalam negeri China sangat baik, tidak perlu mengorbankan diri hanya untuk memuaskan hasut persaingan internal beberapa orang.
……
Malam sebelum pertandingan, Yan Min akhirnya meletakkan iPad_Mini yang selama ini terus dipegangnya. Alisnya berkerut.
Melihat keadaannya, rekannya sekamar Wang Chao berusaha menenangkannya: "Sudah kubilang kan, mereka itu Borussia Dortmund! Juara Champions Eropa! Mau mengalahkan mereka? Itu seperti kodok ingin memakan daging angsa! Jangan terlalu dipikir. Mengenali batas diri juga suatu kehebatan..."
"Aku ubah target." Ucap Yan Min tiba-tiba membuat Wang Chao bingung.
"Ubah apa? Target apa?"
"Mengalahkan Dortmund memang terlalu sulit..."
"Mustahil sama sekali!"
"Tapi kita bisa mencetak gol ke gawang mereka. Guangzhou Evergrande saja tidak bisa mencetak gol. Kalau kita bisa, bukankah itu luar biasa?" Yan Min membalas dengan pertanyaan retoris.
“Wang Chao awalnya ingin menasihati Yan Min agar lebih realistis seperti biasa. Tapi saat ia membuka mulut, baru tersadar—target ini sebenarnya tidak terlalu muluk!
Mengalahkan Borussia Dortmund memang mustahil, tapi mencetak gol ke gawang mereka dalam pertandingan... Kalau mengatakan ini tidak mungkin, bukankah itu merendahkan diri sendiri?
“Lihat, kamu juga setuju dengan ideku kan!”
“Ini...” Wang Chao sebenarnya sangat ingin menyatakan ketidaksetujuan, tapi dia tak bisa berbohong pada hati nuraninya.
“Menurutku selama kita bisa mencetak gol ke gawang mereka dalam pertandingan, mereka takkan lagi meremehkan kita!” Yan Min bersemangat.
“Lalu kenapa tadi kamu mengerutkan alis?” tanya Wang Chao.
“Karena meski ingin mencetak gol, tetap saja sulit...” Yan Min menghela napas.
Wang Chao tersenyum: “Bukankah itu wajar? Kalau mereka mudah dibobol, bagaimana bisa jadi juara Eropa? Sudah, jangan dipikirkan lagi. Besok masih ada pertandingan, istirahatlah lebih awal.”
Yan Min masih ingin berbicara, tapi melihat Wang Chao sudah langsung menuju kamar mandi untuk bersiap tidur, akhirnya mengurungkan niat.
Pertandingan besok...
Begitu memikirkannya, tangannya terkepal erat.
Di pertandingan besok, dia harus menampilkan performa terbaiknya.
Yang dia pedulikan bukanlah lawannya Borussia Dortmund, melainkan Zhou Yi—ini kesempatan langka bisa bertanding di lapangan yang sama dengan Zhou Yi!
Sejak berpisah di acara realitas dulu, dia telah membuat kemajuan pesat. Dia ingin menunjukkan perkembangannya pada Zhou Yi, sekaligus mengukur jarak antara dirinya dengan Zhou Yi.
Meski sudah menonton banyak pertandingan dan berlatih bersama di timnas, tidak ada yang lebih bisa menjelaskan masalah selain pertandingan sesungguhnya yang penuh tensi tinggi!
