Kandang tim Shanghai Chongming berada di Shanghai Stadium. Nama ini mungkin asing bagi penduduk luar kota, tapi jika menyebut "Stadion 80 Ribu Orang", banyak suporter dari luar kota pasti langsung paham.
Meski disebut "Stadion 80 Ribu Orang", sebenarnya kapasitasnya tidak sampai segitu, hanya 56.000 kursi.
Selisih lebih dari 20 ribu, lalu mengapa masih disebut "Stadion 80 Ribu Orang"?
Karena stadion ini dulunya dipersiapkan untuk penyelenggaraan National Games ke-8 di Shanghai. Saat upacara pembukaan, dengan penambahan kursi sementara total mencapai sekitar 80 ribu, yang saat itu termasuk stadion berkapasitas terbesar di China. Makanya dijuluki "Stadion 80 Ribu Orang".
Nama resminya adalah "Shanghai Stadium".
Pertandingan antara Borussia Dortmund melawan Shanghai Chongming membuat Stadion 80 Ribu Orang dipenuhi penonton hingga penuh sesak.
Sebagian besar penonton sebenarnya datang untuk menyaksikan Borussia Dortmund dan Zhou Yi, mirip dengan situasi di Guangzhou.
Banyak pula suporter Chongming yang khusus datang untuk melihat Zhou Yi.
Selain itu, terlihat pula kelompok suporter Shenhua dengan seragam biru yang rapi. Formasi seragam biru mereka mencolok di tengah lautan manusia berwarna merah dan kuning-hitam. Dari keseragaman kostum dan koordinasi aksi mereka, jelas ini adalah organisasi suporter terkenal Shanghai, Blue Devil.
Ini membuat semua orang terkejut——di pertandingan Chongming vs Borussia Dortmund, untuk apa kalian suporter Shenhua tampil bersama-sama?
Hasilnya, ketika pertandingan dimulai, semua orang langsung tahu tujuan mereka...
Mereka membentangkan spanduk di tribun penonton, terlihat jelas oleh semua mata dan tertangkap lensa kamera siaran.
Tertulis: "Hanya Shenhua yang bisa mewakili Shanghai!"
Bagian atas dalam bahasa Mandarin, bagian bawah dalam bahasa Jerman.
Jelas ini adalah protes suporter Shenhua atas "kelalaian" Borussia Dortmund dalam memilih lawan, mengingatkan bahwa tim Chongming yang berbaju merah ini sama sekali tidak mewakili sepak bola Shanghai.
Ini juga bentuk demonstrasi terhadap suporter Chongming, menunjukkan siapa penguasa sejati Shanghai.
Namun spanduk itu segera disita oleh petugas pengamanan stadion...
Insiden ini memicu konflik kecil antar suporter kedua kubu, untungnya petugas pengamanan bertindak cepat dan tegas. Ditambah minat penonton lebih tertuju pada Borussia Dortmund dan Zhou Yi, konflik tidak meluas.
Komentator CCTV dengan bijak tidak menyebutkan insiden di tribun, bahkan masalah spanduk. Sebagai stasiun TV nasional, komentar mereka bisa dibesar-besarkan media dan suporter, justru merugikan.
Maka diam adalah pilihan terbaik, dan siaran TV pun tidak lagi menyoroti tribun biru tempat suporter berkumpul.
Sedangkan di internet, dengan kontrol yang lebih longgar, banyak suporter berdiskusi tentang episode ini.
Ada yang merasa persaingan emosional antara suporter dua tim Shanghai ini yang berlanjut sampai ke ajang tim luar negeri kurang pantas.
Sebagian suporter mengumpat bahwa ini memalukan di mata orang asing karena spanduknya menggunakan bahasa Jerman. Wartawan Jerman tentu tak melewatkan angle berita ini, pasti akan ada liputan tentang kejadian ini setelah pertandingan.
Tapi ada juga suporter yang memuji tindakan suporter Shenhua, berpendapat hanya suporter Shenhua-lah yang paling mendekati karakter suporter Eropa. Organisasi dan daya tempur Blue Devil jauh melebihi kelompok pendukung tim CSL lain beberapa level.
Mereka juga menganggap kekhawatiran "memalukan di mata asing" itu bukti mental budak yang masih melekat. Saat Derbi Ruhr di Jerman, persaingan antar suporter dua tim jauh lebih keras daripada Shenhua vs Chongming, media seluruh dunia meliputnya dan fans China memujanya sebagai simbol semangat sepak bola dan budaya. Kenapa ketika terjadi di dalam negeri China justru dianggap memalukan?
Dua kubu ini berperang mulut di internet, malah mengurangi perhatian pada pertandingan itu sendiri.
Sebenarnya pertandingan ini tidak ada yang terlalu istimewa selain insiden di awal tadi.
Berbeda dengan pertandingan Borussia Dortmund vs Hengyuan, di pertandingan itu Hengyuan langsung melancarkan serangan di awal sehingga suporter Guangzhou sempat bersemangat.
Dalam pertandingan ini, Borussia Dortmund yang telah belajar dari contoh nyata terbaru tidak meremehkan lawan. Sejak menit pertama, mereka telah mengendalikan ritme permainan dan menguasai lapangan, sehingga Chongming hampir tidak mendapat kesempatan.
Pada menit ke-13, Reus berhasil mencetak gol pembuka untuk Borussia Dortmund.
Saat itu, Stadion 80.000 orang bergemuruh dengan sorakan. Kecuali suporter fanatik Chongming, semua bersorak gembira menyambut gol Dortmund - Reus memang sangat populer di China karena ketampanan dan kemampuan bermainnya yang luar biasa, sehingga memiliki banyak penggemar.
Di antara kerumunan yang bersorak, tentu tidak ketinggalan grup suporter Shenhua - Di bawah perlindungan ketat polisi bersenjata, mereka bersorak sepuasnya. Segala hal yang bisa mempermalukan rival bebuyutan selalu mereka sambut gembira.
Inilah yang disebut emosi derby. Emosi semacam ini tidak hanya muncul saat dua tim bertemu langsung.
……
Dortmund terus melanjutkan tekanan dan berhasil mencetak tiga gol di babak pertama. Zhou Yi memberikan satu assist, selain itu kerja kerasnya di lini tengah menjadi salah satu faktor dominasi mutlak Dortmund.
Shanghai Chongming tampak tak berdaya menghadapi Borussia Dortmund yang dipimpin Zhou Yi.
"Pertandingan ini Yan Min yang tidak masuk starting lineup sangat kesal dengan situasi di mana setiap kali tim kebobolan gol, tribun penonton justru bersorak riuh. Menurutnya, sebagai sesama orang China, seharusnya mendukung tim China. Meski kalian bukan suporter Chongming, bukankah saat melawan tim asing seharusnya berpihak pada tim China? Mengapa ketika Borussia Dortmund mencetak gol, semua bersorak? Ini bukan gol Zhou Yi. Kalau Zhou Yi yang mencetak gol, aku masih bisa pahami sorak kalian..."
Yan Min yang murka hanya bisa duduk merajuk di bangku cadangan, sesekali melirik ke arah para suporter China di tribun, rasa kesalnya semakin memuncak.
Ia menuangkan semua emosi kemarahannya ke dalam pemanasan saat jeda babak pertama.
Para pemain utama masuk ke ruang ganti, sementara dia dan pemain cadangan lainnya tetap di lapangan melakukan pemanasan di bawah arahan asisten pelatih.
Berkali-kali ia menghujam bola ke gawang dengan keras, namun karena terlalu mengandalkan tenaga, akurasinya buruk. Bola beterbangan ke segala arah.
"Fokus pada pemanasan, Yan Min!" Asisten pelatih mengomeli melihat kelakuannya.
Yan Min mengkerutkan lehernya, berusaha menahan temperamennya.
Ia tak berani menjadi musuh pelatih, karena masih berharap bisa tampil di pertandingan ini... Jika sampai membuat asisten pelatih marah, satu kalimat darinya bisa membuatnya terpaku di bangku cadangan hingga pertandingan berakhir.
Asisten pelatih memang memiliki pengaruh signifikan dalam pemilihan pergantian pemain. Bahkan pelatih kepala harus menghormati dan mendengarkan rekomendasi mereka.
……
Saat babak kedua dimulai, Klopp melakukan perombakan besar-besaran pada tim. Sambil menunggu tendangan pembuka, empat pemain Borussia Dortmund sudah berdiri di pinggir lapangan bersiap masuk.
Karena ini pertandingan persahabatan komersial, tidak ada batasan ketat kuota pengganti. Jumlah pemain yang bisa diganti sudah disepakati sebelum pertandingan. Biasanya pertandingan seperti ini memang tidak membatasi jumlah pergantian pemain, bisa mengganti sebanyak yang diinginkan.
Jadi pada dasarnya akan terjadi situasi dimana seluruh formasi pemain utama diganti secara bergantian sepanjang pertandingan.
Borussia Dortmund langsung mengganti empat pemain di awal babak kedua. Marco Reus yang mencetak gol di babak pertama ditarik keluar. Hal ini membuat beberapa suporter wanita China di tribun sedikit kecewa.
Untungnya Zhou Yi tidak diganti, sehingga penonton tidak merasa babak kedua menjadi membosankan...
Mengenai keputusan tidak menarik Zhou Yi saat jeda babak pertama, Klopp sudah berdiskusi dengan Zhou Yi, direktur keuangan klub Treske, dan CEO klub Watzke sejak awal tur China dimulai.
Semua pihak harus menghargai pendapat masing-masing, jadi seluruh perwakilan kepentingan hadir dalam pertemuan tersebut.
Setelah berdiskusi, diputuskan untuk tidak menarik Zhou Yi setiap jeda babak pertama di tiap pertandingan, tapi juga tidak memperbolehkannya bermain penuh selama 90 menit. Pada akhirnya Zhou Yi tetap harus diganti di babak kedua, waktunya diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan Klopp.
Pengaturan ini sepenuhnya mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak. Dari aspek komersial, memberi Zhou Yi waktu lebih lama di lapangan juga memberikan pertanggungjawaban yang baik kepada para sponsor kunjungan ke China ini. Sementara dari sudut kompetisi, tidak memainkan Zhou Yi penuh 90 menit bertujuan menghindari kelelahan berlebihan yang bisa menyebabkan cedera. Adapun Zhou Yi sendiri, sebenarnya tidak masalah kapan dia diturunkan - bisa bermain lebih lama di depan saudara sebangsanya membuatnya senang.
……
Meski Borussia Dortmund melakukan empat pergantian pemain di babak kedua, kontrol permainan mereka tidak menurun. Mereka terus mendominasi, membuat pertandingan hampir menjadi ajang pamer tim Jerman ini.
Memanfaatkan dominasi ini, mereka kembali menyumbangkan dua gol tambahan.
Gelombang sorakan di tribun terus bergulir, para suporter bahkan membuat "ola Meksiko" seolah menjadikan laga ini sebagai euforia perayaan.
Hal ini membuat Yan Min yang dipanggil pelatih untuk pemanasan kembali merasa jengkel - "Kami sedang bertarung mati-matian melawan Dortmund, bisakah kalian tidak bersikap seperti sedang piknik? Itu tidak menghormati kami!"
Tapi saat melihat ke lapangan, amarah Yan Min semakin memuncak - Rekan setimnya sama sekali tidak menunjukkan semangat bertarung melawan Dortmund. Gerakan mereka terlihat hati-hati dan kaku, seolah takut melukai pemain Dortmund, sangat berbeda dengan performa mereka di CSL.
Komentator CCTV menjelaskan performa para pemain Shanghai Chongming seperti ini: "Mereka benar-benar kelelahan karena baru saja bermain liga tiga hari lalu. Sebenarnya menjadwalkan pertandingan di tengah liga normal bukan pilihan yang baik. Pemain kita sama sekali tidak bisa menunjukkan kondisi kompetitif terbaik, agak menyia-nyiakan kesempatan berhadapan dengan juara Eropa, dan mengurangi daya tarik pertandingan ini..."
Komentator juga merasa pertandingan searah ini agak membosankan, tapi dia tidak bisa mengubah apapun.
……
Tiga menit kemudian, Yan Min dipanggil kembali. Asisten pelatih menepuk bahunya. Yan Min langsung tahu dia akan dimasukkan, menunggu dengan penuh harapan penjelasan tugas taktik spesifik dari asisten pelatih.
Tak disangka setelah menepuk bahunya, asisten pelatih hanya berkata: "Main yang bagus, rasakan pertandingan. Kesempatan berhadapan dengan juara Eropa tidak sering datang."
"Baik!" Yan Min mengangguk bersemangat, menunggu arahan lanjutan. Tapi asisten pelatih malah berbalik memberi pengarahan ke pemain lain yang akan dimasukkan, isinya mirip: "Tunjukkan performa bagus, rasakan pertandingan, belajar dari juara Eropa..."
Yan Min segera mendekati asisten pelatih: "Pelatih, tidak ada lagi?"
"Masih ada apa?" Asisten pelatih balas heran, memandangnya dengan tatapan penuh tanya.
"Ah, tidak..." Yan Min cepat-cepat menunduk, minggir ke samping.
Dia paham tim pelatih mungkin juga tidak berharap banyak akan hasil akhir yang berarti dari pertandingan ini...
Tapi dia tak akan menyerah begitu saja. Meski tak bisa mengalahkan Borussia Dortmund, dia tetap harus mencari cara untuk memberikan sedikit masalah pada mereka. Jika bisa mencetak satu gol, itu sudah cukup!
Saat bola mati, Yan Min dimasukkan ke lapangan bersama lima rekan setim lainnya.
Semua pemain bersemangat, berpikir untuk belajar dari juara Eropa.
Tapi Yan Min mengerutkan alis, berpikir bagaimana caranya mencetak gol ke gawang Dortmund...
