Ketika Yan Min berlari masuk lapangan di menit ke-60 pertandingan, Zhou Yi masih bertahan. Tak ada yang tahu kapan dia akan ditarik keluar - di pertandingan sebelumnya melawan Guangzhou Hengyuan, Zhou Yi diganti di menit ke-65. Jika mengikuti pola itu, dia paling-paling bertahan 5 menit lagi.
Yan Min kini tak mempedulikan Zhou Yi. Sebelum pertandingan, dia pernah membayangkan bertanding bersama Zhou Yi.
Sekarang fokusnya hanya pada cara menyelamatkan muka tim.
Masih tersisa 30 menit untuknya.
Waktu yang tidak terlalu longgar tapi juga tidak singkat.
Baru kurang dari satu menit bermain, Yan Min sudah dihukum karena mengangkat kaki terlalu tinggi saat berebut bola dengan Piszczek.
Gerakannya membuat Piszczek kaget. Melihat kaki Yan Min mengarah ke dirinya, dia langsung melepas operan dan menghindar.
Segera setelah itu, peluit wasit utama berbunyi, meniup pelanggaran Yan Min.
Dari tribun penonton terdengar riuh siulan, tentu bukan karena wasit meniup pelanggaran Yan Min, melainkan karena gerakan Yan Min tadi terlalu berbahaya, hampir melukai pemain Borussia Dortmund. Para suporter Dortmund yang kehilangan Götze dan Lewandowski di musim baru ini sangat kecewa dengan tindakan ceroboh Yan Min. Bagaimana bisa mereka menjalani musim baru jika ada pemain yang cedera saat bertanding melawan tim China?
Jika tim-tim Eropa menganggap pemain China kasar dan sembrono, hingga tak mau lagi bertandang ke China, ke mana lagi para penggemar tim Eropa seperti kami bisa melihat idola mereka dari dekat?
Dulu saat Zheng Zhi beradu kaki dengan penyerang Prancis Cissé, insiden itu menyebabkan patah tulang betis Cissé yang membuat kariernya merosot. Entah bagaimana perasaan Cissé terhadap Zheng Zhi, tapi di dalam negeri China justru banyak suporter yang selama sepuluh tahun terus-menerus menyalahkan Zheng Zhi.
Tapi setelah pertandingan dimulai kembali, Yan Min sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Ia tetap aktif berlari, merebut bola dengan agresif. Setiap ada kesempatan, ia langsung menyambar.
Siulan di lapangan semakin menjadi-jadi, tentu semua menyasar Yan Min.
Yan Min benar-benar tipe orang yang sepertinya tak akan pernah disukai di mana pun ia berada...
Setelah bola mati sekali lagi, Klopp kembali melakukan pergantian pemain. Zhou Yi dan Piszczek ditarik keluar.
Di internet muncul dua suara berbeda. Yang pertama merasa lega: "Akhirnya Zhou Yi diganti! Kalau dia terus di lapangan, gue khawatir dia bakal cedera karena si idiot itu..."
Sedangkan kelompok kedua mencaci tindakan kasar Yan Min: "Ini semua salah si bego itu! Gaya mainnya kayak gini, siapa yang berani biarin Zhou Yi tetap di lapangan? Sekarang Zhou Yi udah dicadangkan, pertandingan ini jadi nggak seru! Gue matiin TV nih!"
Kedua pandangan ini mendapat banyak dukungan.
Bahkan banyak yang sepakat bahwa pertandingan jadi membosankan setelah Zhou Yi keluar.
Anggapan ini beralasan karena Zhou Yi dan Piszczek termasuk pemain utama terakhir Dortmund yang diganti. Setelah mereka keluar, Dortmund didominasi pemain muda dengan formasi yang terasa asing dibanding musim lalu.
Beberapa di antaranya baru dipromosikan Klopp dari tim muda dan cadangan musim ini. Mereka ikut latihan tim utama dan pertandingan pemanasan pra-musim. Namun ini bukan jaminan mereka akan bertahan di tim utama seperti Zhou Yi dulu yang harus berjuang keras plus keberuntungan untuk mempertahankan posisinya.
Klopp berharap melalui pelatihan pra-musim dan pertandingan pemanasan ini dapat mengamati apakah ada pemain yang menonjol di tim muda yang layak dipromosikan ke tim utama. Tim utama Dortmund mengalami kerugian besar di musim baru, kehilangan dua pemain inti Götze dan Robert Lewandowski, membuat tim utama sangat membutuhkan tambahan personel. Klub Borussia Dortmund menyiapkan dua strategi: di satu sisi mencari target di pasar transfer, di sisi lain mengandalkan akademi untuk memecahkan masalah. Terutama akademi, inilah yang paling diutamakan Dortmund. Dalam beberapa tahun terakhir, akademi mereka terus menghasilkan bintang-bintang seperti Götze, Zhou Yi, Markus Wagner, Schmelzer... Jika termasuk pemain seperti Reus dan Großkreutz yang pernah hengkang namun pernah menjalani pelatihan di tim junior Dortmund, hampir bisa membentuk separuh starting lineup tim utama.
Dengan preseden seperti ini, klub Borussia Dortmund tentu berharap dapat mengisi kekosongan tim utama melalui akademi. Cara ini selain menghemat biaya, juga mempertahankan tradisi pengembangan pemain muda Dortmund.
Oleh karena itu, dalam pelatihan pra-musim kali ini, Klopp memanggil pemain muda ke tim utama dalam jumlah terbanyak sepanjang sejarah.
Namun akademi tidak sama dengan bercocok tanam. Bukan berarti dengan kerja keras dan perawatan intensif setiap hari, kita bisa menuai hasil melimpah di musim gugur. Ada banyak faktor kebetulan dalam pengembangan pemain muda.
Akademi lebih seperti investasi bertahun-tahun yang tidak terlihat hasilnya, lalu tiba-tiba meledak di periode tertentu, kemudian kembali sepi... Sebenarnya bukan sepi, tapi kembali ke level normal.
Contohnya legendaris "Kelas '92" Manchester United. Sebagai perwakilan terbaik akademi, generasi ini kemudian menjadi tulang punggung tim utama MU, membantu klub meraih treble winner tahun 1999, sekaligus fondasi dominasi MU di Liga Premier.
Saat itu, kemampuan akademi MU dianggap sangat tinggi. "Kelas '92" menjadi debut terbaik mereka.
Tapi setelahnya, berapa pun dana yang diinvestasikan klub MU untuk akademi, atau sebesar apa perhatian khusus Sir Alex Ferguson, akademi MU tak pernah lagi melahirkan "Kelas '92" baru. Jangankan satu generasi, satu dua bintang lapangan pun tidak ada. Bintang utama MU berikutnya, Cristiano Ronaldo, dibeli dari Portugal, sedangkan Wayne Rooney adalah produk akademi Everton.
Ini membuat akademi terkesan seperti ilmu metafisika - siapa tahu kelompok usia mana yang tiba-tiba melahirkan sekumpulan genius, lalu disebut "generasi emas" oleh penerus?
Setelah generasi emas Portugal, mereka hanya mengandalkan Cristiano Ronaldo sendirian.
Brasil juga mengalami kekurangan regenerasi setelah berhentinya ledakan bintang, tapi bisakah kita katakan akademi Brasil tidak bagus?
Dulu Arsenal terkenal dengan keahliannya dalam membina pemain muda. Banyak pemain muda yang ingin bergabung dengan Arsenal demi bermain di bawah asuhan Wenger. Tapi berapa banyak pemuda yang benar-benar berhasil? Bahkan Jack Wilshere yang dulu digadang-gadang pun performanya masih jauh dari harapan orang.
Akademi sepak bola La Masia Barcelona termasyhur di dunia. Setiap pemain penyerang yang tampil gemilang di La Masia pasti akan dijuluki "Messi kedua" oleh media - Bojan Krkić dari Serbia, bintang Israel Gai Assulin, "Ronaldinho Meksiko" Giovani dos Santos... Tapi siapa di antara mereka yang mencapai prestasi seperti sang senior? Bahkan La Masia secara keseluruhan, setelah generasi Messi, Piqué, Busquets, dan Fàbregas, tidak lagi menghasilkan generasi muda yang setara.
Jadi meskipun Borussia Dortmund sukses merekrut Mario Götze, Zhou Yi, dan Mark dalam dua tahun terakhir, bukan berarti pemain jenius setara mereka akan terus bermunculan.
Faktanya, banyak pemuda yang dibawa Klopp kali ini meskipun berprestasi di tim muda atau tim cadangan, performanya di tim utama justru jauh mengecewakan.
Masih ada jurang lebar yang hampir tak terjembatani antara sepak bola pemuda dan senior. Pemain jenius di tim muda mungkin hanya akan menjadi role player biasa di tingkat senior.
……
Meskipun didominasi oleh pemain muda dan performa serta kemampuan mereka belum memenuhi standar Klopp, bukan berarti mereka akan kalah ketika berhadapan dengan tim kelas menengah CSL yang kurang motivasi.
Jika para pemain tampil normal, mereka masih bisa mengendalikan situasi permainan.
Tentu saja dengan satu syarat penting: tim Shanghai Chongming tidak melakukan perlawanan berlebihan, atau para pemain muda yang kurang pengalaman akan merasa... panik.
Dalam kondisi seperti ini, Yan Min—si pemuda kikuk yang tak mau menerima kekalahan telak—mulai berusaha mengacaukan pertahanan lawan.
Setelah Zhou Yi turun lapangan, Yan Min merasakan dengan tajam bahwa kontrol Borussia Dortmund di lapangan mulai melemah dibanding sebelumnya.
Ia melirik ke kiri-kanan, mencoba melihat apakah rekan setimnya menyadari perubahan ini.
Namun dari ekspresi wajah mereka, sepertinya tak ada yang menyadarinya.
Tapi tak bisa menunggu lagi. Yan Min memutuskan bertindak sendiri.
Begitu ia berhasil membuka celah, yakin rekan-rekan pasti akan bergabung!
