Saat para suporter China sedang mengolok-olok Zhou Yi, Yan Min benar-benar bertemu Zhou Yi di basis pelatihan Borussia Dortmund.
Tapi dia bukan datang untuk 'menyembah penguasa lokal'.
Zhou Yi sendiri mungkin tak menganggap dirinya sebagai 'penguasa' Dortmund.
Saat bertemu Yan Min, dia berseri-seri: "Aku memang berharap kamu bisa datang, tapi tak menyangka semuanya berjalan mulus." Zhou Yi menepuk bahu Yan Min. "Hasil pemeriksaan medisnya bagaimana?"
"Lulus."
Terkadang pemeriksaan medis hanya formalitas. Pada dasarnya, jika seorang pemain sudah sampai tahap ini, berarti dia hampir dipastikan menjadi anggota tim. Kasus gagal di tahap ini memang ada, tapi sangat langka sampai-sampai setiap kejadian selalu jadi berita besar.
"Hmm, kurasa mereka pasti tidak mengumumkan bahwa kamu sekuat banteng. Soalnya dulu aku juga tidak dapat pengumuman seperti itu." Zhou Yi memandangi Yan Min dari ujung kepala sampai kaki.
Keduanya pun tertawa, karena fisik mereka berdua memang tidak termasuk kategori kekar.
Wartawan situs resmi Dortmund yang bertugas memotret di samping mereka melihat dua orang China ini tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dalam percakapan bahasa China-nya. Meski bingung, jari tetap menekan shutter. Dalam hati dia sudah menyiapkan judul untuk foto ini: Dua pemain China berdiskusi akrab di pinggir lapangan latihan.
“Sudah berapa hari di sini?” Setelah tertawa, Zhou Yi bertanya lagi.
“Baru tiba kemarin.”
“Sudah menyesuaikan jet lag?”
“Tidak merasa ada jet lag.” Jawaban Yan Min mencerminkan gaya khasnya yang penuh percaya diri. Bisa disebut keyakinan, atau mungkin juga kesombongan.
Zhou Yi tersenyum: “Memang masih muda.”
“Eh, Zhou Yi... Kamu hanya dua tahun lebih tua dariku kan?”
“Dua tahun lebih tua tetap lebih tua.” Zhou Yi membelalakkan matanya dengan serius, “Panggil senior!”
Yan Min dengan enggan memanggil “senior”, lalu bergumam: “Ini bukan Jepang, ngapain panggil senior.”
“Lalu mau memanggil apa?”
“Aku mau memanggilmu Zhou Yi saja!” Kata Yan Min.
Sebagai junior, bersikap seperti ini ke senior mudah dianggap “tidak sopan”. Dari detail kecil ini terlihat mengapa Yan Min kurang disukai...
Tapi Zhou Yi tidak mempermasalahkan sikap Yan Min, ia mengangguk sambil tersenyum: “Bagus.”
Kemudian ia mengubah ekspresi menjadi serius: “Kalau ada masalah bisa cari aku, tapi saranku usahakan selesaikan sendiri. Di sini, bahasa adalah prioritas pertama, kehidupan sehari-hari kedua, baru sepak bola urutan ketiga. Jika hidupmu berantakan, pasti permainanmu juga jelek. Bagaimana kemampuan hidup mandirimu?”
Yan Min menjawab: “Sejak kecil sudah latihan di basis Pelatih Xu, sudah terbiasa hidup sendiri.”
“Bagus.” Zhou Yi mengangguk kuat. Lalu mengulurkan tangan: “Selamat datang di Basis Pelatihan Brackel, selamat datang di Borussia Dortmund.”
Tangan dua orang berjabat erat, para wartawan di samping kembali menekan tombol rana kamera mereka.
……
Yan Min telah lulus pemeriksaan medis. Borussia Dortmund secara resmi mengumumkan kepindahan Yan Min. Klub juga mengadakan upacara penyambutan kecil dengan mengundang beberapa suporter dan wartawan. Bagaimanapun, dia direkrut sebagai pemain tim utama Dortmund, bukan sekadar pemain tim muda seperti Zhou Yi dulu.
Mayoritas wartawan yang hadir berasal dari media China, mengingat status Yan Min sebagai pemain China. Kini, para jurnalis China yang bermarkas di wilayah Ruhr memiliki satu lagi figur untuk diliput selain Zhou Yi dan Yang Muge. Namun tak seorang pun mengeluh tentang bertambahnya pekerjaan. Sebaliknya, wajah setiap wartawan China di acara tersebut dipenuhi senyum bahagia.
Di balik profesi mereka sebagai jurnalis, mereka juga merupakan pendukung sepak bola Tiongkok. Semua berharap dapat menyaksikan lebih banyak pemain China di liga Eropa. Keberhasilan Yan Min merapat ke Eropa dan bergabung dengan Dortmund membuat semua bangga sekaligus penuh harapan akan masa depannya.
Sementara para suporter Dortmund yang hadir terutama berasal dari organisasi suporter "Black Gold" pimpinan Pak Wagner tua. Mereka memiliki hubungan istimewa dengan Zhou Yi. Melalui koneksi inilah klub meminta mereka untuk memberikan dukungan dan menciptakan euforia penyambutan bagi Yan Min yang sama-sama berasal dari China.
Meski skala upacara penyambutan tidak besar, namun karena kehadiran suporter "Black Gold" serta wartawan China, suasana tetap meriah. Ini membuat Yan Min merasakan antusiasme suporter Borussia Dortmund. Tak heran orang bilang suporter Dortmund mungkin yang terbaik di dunia.
Ia semakin berharap bisa bermain di hadapan suporter-suporter ini, seperti Zhou Yi.
Saat menerima seragam Dortmund dari kepala departemen olahraga klub Zorc, suara shutter kamera bergemuruh bagai hujan, kilatan lampu kamera memenuhi ruangan.
Silau putih di depannya membuat Yan Min mengedip-ngedipkan mata - perlakuan spesial seperti ini pertama kali ia rasakan...
Di punggung seragam kuning tercetak nomor tim utama Dortmundnya - 13, serta marga "YAN".
Dari segi nomor terlihat cukup depan, tapi ini tak berarti apa-apa. Tim sepak bola modern tidak lagi mengatur nomor berdasarkan urutan penampilan. Kini bahkan pemain bernomor 10 (simbol pemain inti) bisa jadi penghuni bangku cadangan yang jarang tampil sepanjang musim. Di Dortmund lebih ekstrim lagi - Zhou Yi sang pilar utama justru memakai nomor 23 yang di timnas berarti nomor kiper cadangan ketiga.
Bek tengah utama Hummels mengenakan nomor 15. Bek kiri utama Schmelzer bahkan lebih besar nomornya: 29. Sedangkan bek kanan utama Piszczek memakai nomor 26.
Jadi tidak mungkin untuk menebak atau berspekulasi tentang prospek Yan Min di Borussia Dortmund pada musim baru hanya berdasarkan nomor punggungnya.
Setelah menerima seragam, Yan Min mengatakan kepada para wartawan: "Saya akan berlatih keras dan belajar dengan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu kapan bisa bermain untuk tim utama, tapi saya jamin tidak akan mempermalukan pemain China!"
Pernyataan ini menunjukkan semangat muda dan kepercayaan diri yang berlebihan - bahkan agak "sombong". Menjaga martabat pemain China mungkin bukan tanggung jawab yang bisa dia pikul.
Tapi Yan Min tetap mengatakannya, sesuai dengan gaya bicaranya yang khas. Wartawan China yang hadir terkejut - pengetahuan mereka tentang Yan Min sebelumnya sangat terbatas. Jika bukan karena transfernya ke Dortmund, mungkin mereka sama sekali tidak mengenalnya.
Namun mereka segera menyadari: Selain Zhou Yi yang selalu memberikan jawaban sempurna tapi membosankan, Dortmund kini memiliki pemain China baru yang ceplas-ceplos namun lebih kontroversial. Ini justru menguntungkan bagi para wartawan.
Tapi beberapa wartawan khawatir - apakah karakter seperti ini akan cocok dengan dinamika ruang ganti klub besar seperti Dortmund?
……
Tiga hari setelah tiba di Dortmund, Yan Min muncul di bilik VIP Westfalenstadion didampingi agen Li Jicheng, menyaksikan Piala Super Jerman 2013-2014.
"Pertandingan ini Yan Min sama sekali tidak masuk daftar pemain. Belum lagi soal kemampuan yang mungkin belum memenuhi syarat tampil, baru saja tiba di Borussia Dortmund, bahkan latihan sistematis pun belum dimulai. Tentu saja belum memenuhi syarat untuk mewakili Borussia Dortmund."
Pertandingan belum dimulai, Yan Min sudah merasakan semangat berapi-api suporter Borussia Dortmund. Westfalenstadion memang pantas menyandang gelar stadion dengan tingkat kehadiran penonton tertinggi di Eropa musim lalu.
Sebelum pertandingan dimulai, penyiar lapangan Norbert Dickel memimpin para suporter meneriakkan daftar pemain Borussia Dortmund. Yan Min merasa seperti sedang berada di tengah badai.
Setiap orang yang pertama kali menonton pertandingan di Westfalenstadion pasti akan terkesima. Zhou Yi mengalaminya, Yan Min pun tidak terkecuali.
Yang lebih menyentuh Yan Min adalah, di antara semua pemain Borussia Dortmund yang disebutkan, rekan senegaranya Zhou Yi menerima sorakan paling gemuruh.
Sorakan bak tsunami itu membuat darah Yan Min berdesir, tubuhnya gemetar dengan kepalan tangan terkunci.
Agennya Li Jicheng yang melihat ini tak bisa menahan diri mengolok: "Kenapa? Gugup?"
"Tidak, ini semangat! Aku berpikir, bagaimana rasanya jika suatu hari aku bisa mendapat sorakan seperti ini..." Yan Min menggigit gigi berkata.
"Ya, semangat!" Li Jicheng menyemangatinya. Harapan indah pemuda terhadap masa depan selalu patut dipuji.
……
"Setiap pemain Borussia Dortmund yang tampil mendapat sorakan tanpa reserve dari para suporter, sementara pemain Bayern München tentu saja hanya disambut siulan."
"Bahkan Robert Lewandowski pun tidak luput dari siulan, hanya sedikit lebih kecil volumenya."
"Götze absen karena cedera, kalau tidak, saat namanya disebut, siulan itu mungkin akan menjadi yang paling keras sepanjang pertandingan..."
"Suporter Borussia Dortmund sangat jelas dalam mencintai dan membenci, sama sekali tidak menyembunyikan emosi mereka."
……
"Selamat menyaksikan Piala Super musim 2013-2014, yang mempertemukan juara liga musim lalu Borussia Dortmund melawan pemenang Piala Jerman musim lalu Bayern München!" komentator Marcel Leif memperkenalkan kepada penonton.
"Dengan peluit wasit utama, pertandingan pun dimulai."
"Suhu di Dortmund saat pertandingan adalah 30 derajat. Lihatlah cahaya matahari yang menyilaukan di lapangan, Teman-teman penonton bisa membayangkan betapa panasnya sekarang. Ini ujian bagi kedua tim..."
"Marcel Leif tidak berlebihan. Di Jerman yang bahkan AC split tidak dijual di mal-mal, suhu di atas 30 derajat di musim panas sudah bisa disebut 'panas tinggi'."
“Sebelum pertandingan Borussia Dortmund tidak diunggulkan, mengingat mereka kehilangan dua pilar utama Götze dan Robert Lewandowski musim panas ini, sementara pelatihan konsentrasi terpenting justru lebih banyak digunakan untuk mencari keuntungan di China. Namun pertandingan kali ini dijadwalkan di kandang sendiri Dortmund, mungkin sebagai bentuk keseimbangan dan kompensasi... Keuntungan kandang akan membantu performa Dortmund, semua tahu kondisi tim di Westfalenstadion selalu prima... Sedangkan Bayern München, absennya Ribery dan Götze karena cedera pasti mempengaruhi kemampuan tim. Tapi kehadiran Lewandowski akan menutupi kerugian personel saat menyerang..." Marcel Leif buru-buru menjelaskan daftar starting line-up kedua tim kepada pemirsa.
"...Terlihat jelas Dortmund masih mengandalkan starting lineup musim lalu, sebagian besar pemain baru hanya duduk di bangku cadangan. Di lini depan yang tampil adalah Markus Wagner, baik Aubameyang maupun Mkhitaryan masih di bangku cadangan... Formasi musim lalu terbukti sangat sukses, dalam pertandingan penting ini Klopp juga tak ingin mengambil risiko dengan memainkan pemain baru yang kurang chemistry dengan tim... Setelah kehilangan Götze dan Lewandowski ke Bayern München, Klopp juga menghadapi tekanan besar. Jika kalah dari Bayern München di Piala Super, suara yang meragukan kemampuannya pasti akan semakin keras..."
