Bayern München yang tertinggal satu gol melancarkan serangan gencar ke gawang Dortmund. Mereka tidak rela kalah dari Dortmund dalam kondisi diunggulkan, meski di kandang sendiri Dortmund.
Sementara Dortmund pasti tidak akan membiarkan Bayern München mengalahkan mereka di kandang sendiri.
Kedua tim kemudian saling bertukar serangan.
Bagi kedua tim, ini justru seperti mengulangi rutinitas yang sudah dikuasai.
"Pertarungan antara mereka menjadi tema utama Bundesliga dalam beberapa tahun terakhir. Keduanya sudah sangat mengenal satu sama lain, sama sekali tidak perlu saling menguji atau menahan diri. Segala kemampuan harus dikeluarkan. Dalam duel tingkat tinggi seperti ini, siapa pun yang menahan diri berisiko kalah – konsekuensi yang tidak bisa dan tidak ingin mereka tanggung."
"Pertempuran serang-balik seperti ini tentu menjadi tontonan paling spektakuler yang membuat para suporter terpukau."
"Di final Liga Champions musim lalu, kedua tim telah mempertontonkan duel serang-balik yang penuh gairah di hadapan suporter seluruh dunia."
"Kembali ke kandang di Jerman, mereka tidak membuat pengecualian."
……
"Menit ke-19, serangan Borussia Dortmund sampai ke area depan. Zhou Yi menguasai bola di depan area penalti. Gerakan tipuannya ke sisi kiri berhasil mengelabui gelandang bertahan Bayern München Toni Kroos yang bergeser ke tengah, membuka ruang kosong di sebelah kanan."
"Zhou Yi segera memanfaatkan celah ini dengan umpan terobosan diagonal."
"Bola menyelinap melalui celah pertahanan Bayern München dan mendarat di kaki Marco Reus yang menyusup dari sayap."
"Reus hampir lolos dalam situasi satu lawan satu, namun alih-alih menembak sendiri, ia memilih mengumpan silang ke depan gawang!"
"‘Maaark—!!’ teriak komentator Marcel Leif yang memanjangkan suaranya, saat Mark di area tengah menyambar bola dengan sundulan sliding!"
"Tembakan itu ditepis oleh Manuel Neuer dari jarak sangat dekat menggunakan tubuhnya!"
“Neuer! Dia melakukan penyelamatan kelas dunia! Serangan saling balik kedua tim benar-benar menarik!”
Mark bahkan tak sempat menyangga kepala menunjukkan rasa kesal atas peluang yang terbuang ini, karena pertandingan masih berlanjut. Neuer juga tak punya waktu mengacungkan kepalan merayakan penyelamatan suksesnya, bola yang ditepisnya justru menggelinding keluar area penalti, untungnya direbut rekan setim. Seandainya pemain Borussia Dortmund yang menyambut bola, pasti berbahaya...
Ritme permainan benar-benar terlalu cepat, siaran TV hanya memutar ulang sekali serangan Borussia Dortmund ini, lalu langsung kembali ke siaran langsung.
Yan Min di bilik VIP juga terlihat bersemangat berapi-api. Baik Borussia Dortmund maupun Bayern München, kecepatan yang ditunjukkan dalam serangan mereka sangat disukainya. Dirinya juga seorang pemain penyerang berkecepatan tinggi. Jika ritme serangan Dortmund terus secepat ini, itu kabar baik baginya.
Ritme dan kecepatan pertandingan ini jauh lebih tinggi dibanding liga China. Dia tidak khawatir tidak bisa beradaptasi, malah semakin bersemangat. Inilah sepak bola yang ingin dimainkannya!
……
Selanjutnya baik Bayern München maupun Borussia Dortmund sama-sama mendapat peluang bagus.
Di menit ke-24, Bayern München melancarkan serangan dari sayap kiri. Thomas Müller menarik diri ke sisi lapangan untuk mengoper bola kepada bek kiri Alaba yang menyelinap ke area penalti melalui rusuk. Alaba setelah menyambut bola langsung memberikan operan menyamping.
Ini adalah operan menyamping yang sangat cerdik bagi Bayern München, namun sangat merepotkan bagi Borussia Dortmund. Subotic ingin melakukan sliding tackle untuk mengeluarkan bola ke garis lapangan, tapi dia juga harus menanggung risiko kemungkinan mencetak gol bunuh diri.
Weidenfeller menyambar mundur dari area depan gawang, di satu sisi untuk mengantisipasi pemain Bayern München di titik jauh, di sisi lain juga mengantisipasi kemungkinan Subotic benar-benar melakukan tendangan gol bunuh diri...
Hasilnya, Subotic tidak berhasil menyentuh bola, entah itu hal baik atau buruk...
Bola berhasil lolos ke belakang, Robert Lewandowski dan Subotic melakukan gerakan serupa, menyambar ke arah bola!
"Lewandowski——!" teriak Marcel Leif, dalam hatinya bertanya apakah ini saatnya menaklukkan gawang mantan klubnya?
Ternyata Lewandowski juga gagal menyentuh bola...
Bola melintas di depan gawang tanpa tersentuh siapa pun!
Gemuruh suara penonton pun menggema di Westfalenstadion.
Pada menit ke-32, Bayern München kembali menginisiasi serangan. Müller memberikan operan, Lewandowski melakukan sundulan dari sudut sempit sebelah kiri yang berhasil dihalau Weidenfeller dengan satu tangan.
Lewandowski tampak kecewa karena gagal mencetak gol, ia menyangga kepala dengan kedua tangan sementara tribun selatan menggema dengan siulan untuknya...
Sebagai "pemain yang dianggap pengkhianat", ini adalah perlakuan spesial yang harus diterimanya saat kembali ke Westfalenstadion.
"Tentu saja, di tribun juga terdapat spanduk dan slogan yang berisi ucapan terima kasih kepada Robert Lewandowski atas performansinya di Borussia Dortmund. Para suporter Borussia Dortmund sangat banyak jumlahnya. Ada yang membenci Lewandowski yang meninggalkan tim, ada juga yang memilih bersikap toleran."
"Penampilan Lewandowski dalam pertandingan ini sangat aktif, berkali-kali mengancam gawang Dortmund. Jujur saja, performansinya sangat profesional. Menurutku jika Lewy bisa mempertahankan performa seperti ini, meskipun tidak mencetak gol dalam pertandingan ini, tidak masalah. Justru Mandžukić yang sebelumnya bilang kedatangan Lewandowski tidak akan mengancamnya, dia tidak takut persaingan. Tapi sekarang lihat, mungkin waktu tinggalnya di Bayern München sudah bisa mulai dihitung mundur..."
……
Serangan balik cepat intensif ini terus berlangsung hingga menit-menit terakhir babak pertama. Pada menit ke-42, Borussia Dortmund melancarkan serangan.
Kuba berpindah ke sayap kanan untuk menembus pertahanan. Setelah berhasil menembus, dia mengoper bola ke area tengah.
Tembakan susulan Reus di depan gawang berhasil diblokir oleh gelandang Bayern München Thiago. Bola yang mengenai kakinya memantul keluar area dan mendarat tepat di kaki Zhou Yi.
Di bawah tekanan pertahanan Toni Kroos, Zhou Yi langsung melepaskan tendangan jauh setelah menerima bola. Namun karena gangguan dari Kroos, tembakan ini tidak mendapatkan tenaga penuh. Kecepatan bola tidak tinggi dan kekuatannya pun kurang, sehingga dengan mudah ditangkap kiper Neuer yang melompat.
"Ini adalah serangan mengancam terakhir kedua tim di babak pertama."
Hingga babak pertama berakhir, skor tetap tidak berubah, Borussia Dortmund masih unggul 1-0 atas Bayern München.
Meski gol tidak banyak, pertandingan berlangsung sangat menarik. Dalam aksi serangan balik silih berganti, waktu pertandingan berjalan cepat. Saat babak pertama berakhir, banyak orang baru tersadar bahwa sudah 45 menit berlalu...
Di bilik VIP, agen Li Jicheng bertanya kepada Yan Min: "Setelah menonton separuh pertandingan, bagaimana perasaanmu?"
Yan Min menjawab penuh semangat: "Seru! Ini baru sepak bola berkualitas tinggi!"
"Reus, Kuba, di bangku cadangan masih ada Mkhitaryan dan Aubameyang. Banyak kompetitormu, dan mereka sangat kuat..." Li Jicheng ingin mengingatkan Yan Min agar tidak terlalu optimis.
Tapi Yan Min menggeleng kepala dengan penuh kepercayaan diri: "Tidak masalah, saya tidak takut persaingan!"
Meski sempat ragu dan kurang percaya diri saat memutuskan untuk bergabung ke Borussia Dortmund, setelah mantap memilih datang ke Dortmund, ia tak pernah meragukan kebenaran keputusan ini. Persaingan ketat? Bukankah itu hal yang wajar? Ia juga tidak beranggapan bisa langsung bermain setelah datang ke Dortmund. Kesempatan harus direbut dengan usaha sendiri. Maka berlatih keras, tampil maksimal, seperti yang selalu dikatakan Pelatih Xu.
Yan Min benar-benar tidak takut persaingan, baik di Tim Chongming Shanghai, Timnas China, maupun Borussia Dortmund. Baginya, tidak pernah ada jalan mulus untuk bermain di pertandingan. Bukankah semua tempat membutuhkan persaingan?
Li Jicheng melihat sikap Yan Min yang seperti "Anak Sapi Baru Lahir Tidak Takut Harimau", teringat saat Xu Genbao mendatanginya dan memintanya menjadi agen Yan Min.
Karena dilatih di Pulau Chongming sejak kecil, Yan Min tidak pernah punya agen pribadi. Saat Borussia Dortmund ingin membelinya, perundingan kontrak pribadi pemain harus difasilitasi agen. Xu Genbao lalu menghubungi temannya Li Jicheng.
Li Jicheng adalah agen ternama di dalam negeri dengan pengalaman berurusan dengan klub luar negeri. Xu Genbao merasa tenang menyerahkan urusan ini padanya.
Li Jicheng tidak menyangka Xu Genbao begitu serius memperhatikan pemain muda seperti Yan Min. Sebagai teman lama Xu Genbao, tentu dia tidak bisa menolak permintaan ini.
Namun di hatinya, ia agak meremehkan hal ini. Kesediaannya membantu lebih karena menjaga martabat Xu Genbao dan hubungan pertemanan mereka, bukan karena Yan Min.
Sebagai agen profesional, karena sudah menjadi agen Yan Min, tentu dia harus bekerja sepenuh hati. Namun semuanya hanya terikat oleh etika profesional dalam pekerjaan. Di dalam hatinya, dia tidak merasa Yan Min adalah pemain yang layak mendapat perhatian berlebihan. Keberadaannya di sini hanya untuk memenuhi permintaan Xu Genbao dan memberikan jawaban pada teman lamanya.
Dia pernah mendengar Xu Genbao menyiratkan bahwa Yan Min kurang populer di Chongming dan tidak disukai banyak orang.
Tapi Xu Genbao tidak menjelaskan alasannya, dan sekarang Li Jicheng tahu mengapa anak ini tidak disukai...
Pemuda yang begitu sombong dan tidak tahu terima kasih ini memang sulit disukai... Lihat saja Zhou Yi yang prestasinya setinggi itu tetap rendah hati, hati-hati, dan sederhana.
Dengan perbandingan ini, antusiasme Li Jicheng terhadap Yan Min hampir nol. Setelah membantu merundingkan kontrak untuk Yan Min kali ini, dia berencana pulang ke negaranya untuk mengembangkan bisnisnya sendiri, di mana banyak pemain masih menunggu untuk bernegosiasi dengan klub mereka.
Li Jicheng merasa setidaknya orang-orang itu akan mendengarkan perkataannya dan menunjukkan rasa hormat.
Lagipula kontrak yang ditandatanganinya dengan Yan Min adalah kontrak sekali pakai, masa berlaku sampai dia bergabung dengan Borussia Dortmund. Sebenarnya sekarang dia sudah tidak bisa dianggap sebagai agen Yan Min...
Mengenai perkembangan Yan Min ke depannya, Li Jicheng tidak peduli. Dia bahkan bisa membayangkan dengan temperamen dan karakter seperti itu, Yan Min hanya akan babak belur menghadapi Dortmund yang asing, lalu gagal total.
“Li Jicheng juga pernah mencoba menasihati Yan Min dengan baik, tapi jelas Yan Min tidak menaruh perhatian pada nasihatnya.”
Memikirkan hal ini, Li Jicheng berkata pada Yan Min: “Besok saya akan pulang ke Tiongkok. Kamu sendirian di Jerman, tidak kenal daerah dan bahasa, pasti akan cukup sulit. Tapi saya harap kamu bisa mengatasi kesulitan ini dan bermain bagus di Jerman.”
“Saya akan melakukannya, terima kasih.” Yan Mangangguk, lalu setelah jeda sebentar menambahkan. “Guru Li.”
Li Jicheng agak terhibur karena Yan Min akhirnya bisa memanggilnya dengan sebutan hormat, merasa beberapa hari ini tidak sia-sia melayaninya - dia lupa bahwa sebenarnya tidak sepenuhnya rugi karena masih mendapatkan persentase komisi...
