Sebenarnya setelah melihat Van Buyten secara tak terduga mengubah operannya ke Mark menjadi gol bunuh diri, hati Zhou Yi juga sangat terkejut. Dia tidak menyangka Van Buyten yang sedang membungkuk ke belakang untuk menyundul bisa menghasilkan sundulan serumit itu - bahkan banyak penyerang mungkin tidak bisa menghasilkan sundulan ke gawang secantik itu...
Meski dalam hati sangat terkejut, di permukaan dia tetap menahan diri, tidak menunjukkan pikiran sebenarnya.
Mengingat semua orang suka memanggil julukannya "Penyihir", beberapa bahkan bersumpah dia punya ilmu sihir, Zhou Yi tidak keberatan untuk sedikit mempermainkan mereka, biarkan salah paham ini semakin dalam...
Maka Zhou Yi menyembunyikan ekspresi terkejutnya, mengangkat tangan untuk merayakan gol dengan wajah "semuanya sudah ku kendalikan", seolah ini memang sengaja dia lakukan...
Hidup benar-benar seperti drama, semua tergantung akting.
Meskipun gol bunuh diri, para pemain Borussia Dortmund tetap berlari ke Zhou Yi untuk merayakan. Tanpa operan akurat Zhou Yi, tidak akan ada gol bunuh diri Van Buyten. Jadi meski dalam statistik teknis gol ini tidak akan tercatat atas namanya, Zhou Yi tetap menjadi pusat perayaan.
Klopp di pinggir lapangan tertawa terbahak-bahak merayakan gol. Gol ini datang di saat yang tepat dan sangat menghibur.
Tendangan Zhou Yi ini justru menghasilkan gol bunuh diri, membantu Borussia Dortmund kembali meraih keunggulan tanpa kesulitan.
Sebaliknya, kebobolan seperti ini jelas memberikan pukulan emosional yang besar bagi para pemain Bayern München.
Selanjutnya, selama Borussia Dortmund bisa memanfaatkan peluang dan terus memberi pressing ke gawang Bayern München, pasti ada kesempatan untuk memperbesar keunggulan.
Memikirkan ini, dia menghentikan perayaan dan berlari ke pinggir lapangan, berteriak mengingatkan para pemainnya untuk terus memperkuat serangan.
Manfaatkan kelemahan Bayern München, hancurkan mereka!
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, emosi para pemain Bayern München memang terpengaruh. Mereka sepertinya belum sadar sepenuhnya dari kebobolan gol bunuh diri tadi.
Masuk akal, baru saja menyamakan skor, semua bersemangat dan membayangkan bisa berbalik unggul. Tapi baru dua menit kemudian, justru kalah karena gol bunuh diri sendiri dan kembali tertinggal.
Pasang surut seperti ini memang tidak bisa diterima dengan mudah oleh semua orang.
Mentalitas pemain profesional memang lebih kuat dari orang biasa, tapi situasi dramatis seperti ini tetap sulit mereka terima.
Hasil yang tidak bisa diterima berujung pada ketidakmampuan untuk fokus total selama pertandingan.
Dalam duel tingkat tinggi, kelalaian sedetik pun bisa berakibat mematikan - apalagi jika seluruh tim kehilangan konsentrasi...
Hanya satu menit setelah pertandingan dimulai kembali, Bayern München kehilangan penguasaan bola karena kesalahan aktif saat menyerang. Borussia Dortmund langsung melancarkan serangan balik.
Zhou Yi mengoper bola secara diagonal dari belakang lingkaran tengah ke Kuba yang berada di sayap. Kuba yang berpindah ke sayap kanan kemudian mengoper bola ke Gündoğan yang datang dari belakang.
Gündoğan menyambut bola dan membawanya ke depan, menuju area penalti Bayern München.
Pemain Bayern München buru-buru mundur bertahan. Van Buyten menghadang di depan Gündoğan namun tidak langsung menekan, karena melihat Thomas Müller sudah menyambar dari sisi belakang Gündoğan. Cukup dengan mengikat Gündoğan sementara tackle diserahkan pada Müller yang datang dari belakang.
Namun Müller yang menyambar Gündoğan justru dikibuli dengan sentuhan kiri Gündoğan yang berhasil melewatinya!
Thomas Müller yang tak mau kalah masih berusaha meraih bola dengan kaki yang diseret ke belakang, berharap bisa menyodok bola. Tapi usaha terakhir ini sia-sia - kakinya hanya menyentuh kaki Gündoğan tanpa tenaga, bahkan gagal menjatuhkan Gündoğan.
Setelah melewati Müller, Gündoğan sudah berada di garis kotak penalti. Ia mengayunkan kaki kanannya, menendang langsung bola yang telah dibawanya ke area tengah!
Tembakan!
Bola dikirimkan Gündoğan dengan akurasi lengkungan sempurna menuju sudut belakang gawang.
"Tendangan ini dengan tepat menghindari pemain kedua tim di area penalti, dan tiba-tiba muncul dari balik perlindungan mereka, langsung menuju tiang gawang jauh!"
Neuer yang terhalang pandangannya, ketika melihat bola terbang mendekat, sudah terlambat melakukan penyelamatan. Tubuhnya menyambar keluar, tapi gagal menjangkau bola yang lebih dulu menyentuh tiang jauh sebelum masuk ke gawang!
Seluruh Westfalenstadion kembali meledak.
"Gündoğan!! Gol cantik! Gol cantik!" Marcel Leif kembali bersemangat, "Neuer sama sekali tak berdaya menghadapi tembakan licin ini... Pertandingan yang mencapai tahap seperti ini benar-benar mengejutkan kita - Apakah lini pertahanan Bayern München yang terbongkar lebar dalam pertandingan ini benar-benar tim yang musim lalu mampu bertahan sampai akhir melawan Borussia Dortmund? Apakah transformasi Guardiola pada tim hanya terfokus pada serangan, tapi melupakan pertahanan?"
"Borussia Dortmund musim lalu mampu mengalahkan Bayern München secara menyeluruh baik di liga maupun Champions Eropa...ini memang masuk akal, sama sekali tidak seperti yang dianggap beberapa media Munich sebagai keberuntungan sampah...lihatlah serangan Dortmund, setelah kepergian Götze dan Robert Lewandowski, tampaknya tidak mengalami dampak buruk. Kecepatan serangan mereka tetap tinggi, kualitas serangan juga masih bagus...pada bola tadi, saat İlkay Gündoğan menguasai bola, para pemain Dortmund masih terus berakselerasi menekan ke depan, Schmelzer bahkan berlari kencang dari lini belakang hingga masuk area penalti Bayern München. Ini membuat bek-bek Bayern lainnya tidak berani mengepung Gündoğan, sehingga dia hanya berhadapan dengan Van Buyten...saat Gündoğan melakukan tembakan, ada lima pemain Dortmund di area penalti Bayern, sementara Bayern sendiri hanya memiliki lima orang di depan gawang. Lihatlah komitmen serangan seperti ini, lihat kecepatan penetrasi ini, kebobolan Bayern sama sekali bukan kebetulan. Mereka tidak bisa lagi menyalahkan kegagalan pada keberuntungan buruk dari gol bunuh diri...tentu saja keuntungan kandang mungkin memberi pengaruh, tapi saya yakin setiap orang rasional akan tahu ini bukan faktor penentu..."
Usai mencetak gol, Gündoğan terlihat sangat bersemangat. Ia berlari keluar dan meluncurkan lutut ke arah suporter Borussia Dortmund di tribun selatan. Para pemain Dortmund lainnya menyusul di belakangnya, bergegas bergabung merayakan gol bersama suporter di tribun.
Di pinggir lapangan, Klopp menggebrakkan kepalan tangannya ke arah tribun. Taktiknya berhasil!
……
Gol berturut-turut membuat suporter Borussia Dortmund bersorak gembira, sekaligus membuat para pemain Dortmund bermain lebih santai.
Namun mereka lupa bahwa lawan mereka adalah Bayern München - tim yang tak bisa dijatuhkan dengan mudah. Jika tidak, mengapa musim lalu mereka harus berjuang mati-matian melawan Bayern München sepanjang musim?
Mereka menyimpan dendam karena Bayern München merebut Götze dan Lewandowski. Tapi bukankah para pemain Bayern München juga punya amarah tersimpan, setelah dua gelar penting direbut Dortmund musim lalu?
Saat Dortmund mulai lengah, Bayern München justru bangkit dari bayang-bayang kebobolan. Tertinggal dua gol malah melepas beban mereka.
Enam menit setelah kebobolan, tepatnya menit ke-64, Bayern München menginisiasi serangan dari gelandang. Bola kembali dialirkan ke sayap kanan. Shaqiri menguasai bola, sementara kapten Bayern München Philipp Lahm menyambar dari belakangnya dan menyusup ke depan.
Shaqiri dengan cepat mengoper bola, Lahm menggeser bola sedikit ke sisi luar, membuka sedikit ruang kosong, lalu menendang umpan silang!
Karena tergelincir, sebenarnya kualitas umpan silang ini tidak bagus. Bola menggelinding di atas rumput masuk ke area penalti.
Bola mendarat di kaki Robben.
Tapi Robben tidak bisa langsung menembak karena posisinya membelakangi arah serangan. Ia menyambar bola yang hampir lewat dengan kakinya, malah membuatnya berbalik membelakangi gawang. Bagaimana bisa menembak dari posisi ini?
Namun ini tidak menghentikan Robben. Dengan lincah ia berputar di tengah kerumunan area penalti Dortmund, sambil berbalik ia mengayunkan kaki kiri untuk menembak!
Saat putarannya selesai, tembakannya pun melesat.
Subotic di belakang Robben mencoba menghalang dengan kakinya, tapi kakinya yang terbuka malah memberi jalan bagi bola. Bola menyusup dari celah kakinya langsung menuju gawang!
Menghadapi tembakan jarak dekat ini, kiper Weidenfeller pun tak bisa berbuat apa-apa. Ia mengira Robben akan menembak sudut dekat, lalu terjatuh ke sisi itu. Siapa sangka Robben menendang ke sudut berlawanan, persis seperti golnya di final Liga Champions musim lalu. Weidenfeller salah arah terjatuh, hanya bisa terkapar melihat bola menggelinding masuk ke gawang...
“Arjen Robben!! Putaran cantik dan tendangan ke gawang! Bayern München mengurangi ketertinggalan, skor kini 2:3! Hanya tertinggal satu gol, masih ada kesempatan, pertandingan belum berakhir!” Marcel Leif berseru penuh semangat, pertandingan ini sudah bisa disebut sebagai Piala Super Jerman paling menarik dalam beberapa tahun terakhir.
Kedua tim saling serang, gol-gol bermunculan bak bunga plum di batang bambu, satu demi satu dengan intensitas tinggi.
……
Usai mencetak gol, Robben tidak merayakan, malah menyodok menuju gawang, mengambil bola yang terperangkap jaring, memeluknya lalu berbalik menuju lingkaran tengah. Bayern München hanya tertinggal satu gol, dia harus mempercepat waktu, segala sesuatu masih mungkin terjadi.
Pemain Bayern München lainnya juga tidak merayakan, hanya memberi tos tangan pada Robben atau langsung ikut berlari kembali.
Meski ini adalah gol ke-70 Robben untuk Bayern München di pertandingan resmi, hal ini tak ada artinya dibanding mengalahkan Borussia Dortmund dan menjadi juara.
Bayern München yang telah menyamakan skor semakin beringas, sebaliknya Dortmund seperti linglung.
Dua menit kemudian, Bayern München kembali melancarkan serangan.
Masih dari sayap kanan, serangan dimulai di sisi kiri Dortmund, Xherdan Shaqiri mengirim umpan silang dari tepi lapangan, bola melayang melewati titik penalti menuju Robert Lewandowski yang memilih melakukan tendangan salto di depan gawang dari jarak 10 meter!
Di tengah teriakan kaget, bola melenceng dari Gawang... Meski tidak masuk, hal ini membuat suporter Borussia Dortmund ketakutan.
Klopp melihat semangat tim mulai terjepit oleh Bayern München, segera melakukan penyesuaian. Dia memasukkan pemain baru Pierre-Emerick Aubameyang sebagai pengganti Kuba.
"Pierre-Emerick Aubameyang masuk sebagai pemain pengganti, ini pertandingan resmi pertamanya setelah bergabung dengan Borussia Dortmund..." kata Marcel Leif kepada penonton televisi di Jerman. "Bintang sepak bola asal Gabon yang ditransfer dari Saint-Étienne Ligue 1 ini memiliki kecepatan luar biasa, ia berada di peringkat kedua daftar pencetak gol Ligue 1 musim lalu. Dalam Duel Serang-Balik yang intens antara kedua tim, Klopp jelas ingin memanfaatkan kecepatan Aubameyang untuk menekan dan mengancam lini pertahanan Bayern München. Kecepatan Aubameyang juga bisa membuat pertahanan Bayern München waspada, terutama di area sayap kiri Dortmund. Kuba sudah kewalahan menghadapi kombinasi Shaqiri dan Philipp Lahm di sini, semua serangan berbahaya dan gol Bayern München berasal dari sisi ini. Dengan masuknya Aubameyang, mungkin bisa membuat Shaqiri dan Lahm lebih hati-hati, setidaknya mencegah Lahm terus-menerus memberikan umpan silang dari sisi ini..."
……
Tak lama setelah Aubameyang masuk, Zhou Yi memberinya umpan sempurna dalam sebuah serangan. Bola tidak diumpan langsung ke kakinya, tapi sengaja ditempatkan 10 meter di depannya untuk memaksimalkan kecepatan Aubameyang. Dalam serangan balik, striker asal Gabon ini bagaikan cheetah Afrika yang langsung meninggalkan Shaqiri dalam sekejap setelah akselerasi.
Setelah mengejar bola, Aubameyang tetap menjaga kecepatannya. Dengan dribble tajam, dia mengandalkan kecepatan untuk mengunci Philipp Lahm, lalu menyodorkan umpan silang dari jarak 10 meter garis lapangan. Namun sundulan Marco di area tengah langsung dipukul keluar oleh Neuer yang keluar dari gawang...
Meski serangan ini gagal menghasilkan tembakan, tapi meninggalkan kesan mendalam – kecepatan Aubameyang luar biasa! Dengan kecepatannya, Shaqiri yang sebenarnya cukup cepat terlihat seperti siput...
Yan Min di bilik VIP tertegun melihat penetrasi Aubameyang. Baginya, pemain kulit hitam ini bahkan lebih cepat dari dirinya.
Namun kekaguman itu hanya bertahan sepersekian detik. Yan Min segera bersemangat lagi – keputusannya ke Borussia Dortmund dan Eropa tepat! Di sinilah dia bisa bertemu banyak pesaing tangguh. Bukankah persaingan dengan mereka justru lebih menantang?
