Pemuda penuh semangat itu berlatih dengan energi meluap setiap hari.
Tim juga aktif mempersiapkan diri menyambut musim baru.
Setelah Piala Super Jerman berakhir, Bundesliga pun sudah di depan mata.
Karena ada Piala Dunia musim panas tahun depan, timnas perlu melakukan pelatihan konsentrasi sebelum Piala Dunia. Oleh karena itu, Bundesliga harus menyediakan waktu yang cukup untuk persiapan timnas. Musim ini liga dimulai lebih awal dan akan berakhir lebih cepat, dengan jadwal pertandingan yang relatif lebih padat selama musim.
Pada 9 Agustus, Bundesliga musim baru akan dimulai. Pertandingan pertama mempertemukan juara bertahan Borussia Dortmund yang bertandang ke Augsburg.
Lawan tidak terlalu kuat, tetapi Dortmund bermain di kandang lawan ditambah ini pertandingan liga pertama. Kondisi pemain masih menjadi tanda tanya besar.
Namun sejak Piala Super melawan Bayern München, kritikan terhadap Dortmund di Jerman sudah berkurang. Hanya media Munich yang masih bersikukuh bahwa performa dan hasil di Piala Super yang dianggap kompetisi sampingan tidak bisa dijadikan acuan.
Padahal sebelum Piala Super, media yang sama ini justru menganggap kemenangan di Piala Super bisa menjadi indikator prospek berbeda antara Dortmund dan Bayern München di musim ini...
Justru Guardiola lebih jujur daripada teman-teman medianya. Setelah kalah di Piala Super, pelatih ini mengakui dalam wawancara dengan wartawan bahwa performa timnya memang kalah dari Dortmund sehingga kekalahan itu wajar. Dia juga mengakui masih dalam proses mempelajari liga baru ini dan segala aspeknya.
……
9 Agustus, pekan pertama liga.
Borussia Dortmund bertandang ke Augsburg.
Sehari sebelumnya, Klopp telah mengumumkan 18 pemain yang akan ikut dalam pertandingan, dan nama Yan Min tidak ada di dalamnya. Meski wartawan dan suporter China sangat memperhatikan masalah ini serta berharap Yan Min bisa masuk dalam daftar pemain 18 orang, namun Klopp justru menunjukkan realitas kejam kepada media dan suporter China yang berkhayal: harapan mereka terlalu muluk.
Zhou Yi langsung dikerubungi wartawan-wartawan China setelahnya, yang memintanya memberikan tanggapan soal tidak masuknya Yan Min dalam daftar 18 pemain.
Kali ini, Zhou Yi yang biasanya ramah pada media justru mengkritik pedas sikap tidak sehat media: "...Yan Min baru saja tiba di Borussia Dortmund, waktu latihan timnya bahkan belum mencapai dua minggu. Dia juga belum sekalipun tampil membela Dortmund meski hanya satu menit dalam pertandingan pemanasan. Jadi sangat wajar kalau dia tidak masuk daftar 18 pemain untuk liga."
"Perhatian kalian seperti ini, menurutku bukan bentuk dukungan pada pemain, tapi lebih seperti tekanan. Seperti orang tua yang terus mengomel di telinga anak 'Kalau tidak belajar sungguh-sungguh, berarti menyia-nyiakan pengorbanan kami'. Omongan seperti itu tidak ada gunanya, malah kontraproduktif. Pernah lihat anak yang jadi rajin belajar karena terus diomeli seperti itu? Kemampuan pemain untuk tampil di pertandingan punya pola objektif. Sekalipun kondisi latihan bagus, tetap harus lihat pengaturan taktik pelatih. Mana ada jaminan mutlak bisa langsung tampil begitu saja?"
“Saya ingat dulu saat saya masih di tim utama Borussia Dortmund, kalian juga seperti ini kan? Sekarang mau mengulangi lagi? Tidak takukah kalian memancing antipati dan reaksi balik dari Klopp, yang malah bisa membuat Yan Min dijauhkan? Saya tidak berpikir Yan Min sudah siap hidup di bawah sorotan media dan publik. Jika kalian benar-benar mendukung Yan Min, berikan dia lebih banyak ruang dan kesabaran. Jangan terus membahas kapan dia masuk daftar 18 pemain, kapan jadi pemain pengganti, atau kapan jadi starter. Segalanya akan terjadi secara alami saat waktunya tiba, seperti pengalaman saya dulu. Sungguh, saya harap kalian tidak lagi mengajukan pertanyaan semacam ini ke saya atau pelatih. Dan jangan tanya Yan Min – saya tahu maksud kalian. Dengan temperamennya, omongan Yan Min bisa jadi bahan sensasi media. Tapi itu sangat tidak baik bagi pemain.”
Ekspresi Zhou Yi sangat serius saat mengucapkan kalimat-kalimat ini, tanpa senyuman sama sekali. Hal ini membuat para wartawan agak tidak nyaman dan canggung – mereka tidak menyangka Zhou Yi bisa se-tegas itu dalam menegur.
Tapi kalau dipikir-pikir, mengingat posisi dan prestasi Zhou Yi saat ini, ditegur olehnya rasanya... wajar saja.
Setelah Borussia Dortmund kehilangan Götze dan Robert Lewandowski secara beruntun, posisi Zhou Yi di tim semakin kokoh. Terus terang, jika dia berniat menjadi penguasa lapangan, manajemen klub mungkin akan mendukungnya.
Setelah menyelesaikan perkataannya dengan wajah serius, Zhou Yi kembali menunjukkan senyum khasnya yang familiar, lalu berkata:"Alasan saya berbicara panjang lebar hari ini adalah agar hubungan baik antara pemain dan wartawan tetap terjaga. Selama bertahun-tahun kita bekerja sama di negeri orang dengan cukup baik. Kalian semua yang bertugas di luar negeri dalam jangka panjang, tidak bisa bertemu keluarga, juga sangat berat. Jika pekerjaan tidak dilakukan dengan baik, bukankah itu merugikan? Kalian bisa mempublikasikan seluruh perkataan saya, biarkan tekanan dari atasan maupun suporter melihatnya - apakah yang saya katakan benar atau tidak. Dulu ketika saya baru promosi ke tim utama, banyak orang yang khawatir dan terus-menerus menanyakan kapan saya bisa bermain kepada pelatih. Saya tahu itu demi kebaikan saya, tapi saya sendiri sangat paham: sebagai pemain, menunggu adalah pelajaran wajib. Tanpa kesabaran, kegelisahan tidak akan membantu pemain meraih kesempatan dan meraih sukses. Kalian juga mewawancarai Yang Muge. Menurut saya, Lao Yang adalah perwakilan kesabaran yang luar biasa. Hasilnya, sekarang di Schalke 04 dia menjadi pilar utama yang tak tergantikan. Siapapun pelatih yang datang, saya yakin dia bisa bertahan di Schalke 04."
……
Pidato Zhou Yi ini benar-benar dipublikasikan oleh media. Sebagian media menerbitkan versi lengkap tanpa perubahan, sebagian lagi memuat kutipan. Namun apapun caranya, mereka semua menulis artikel ulasan berdasarkan perkataannya, melakukan introspeksi terhadap praktik kerja mereka sendiri. Bahkan ada media yang memperluas perspektif dengan mengaitkannya pada kondisi sepak bola Tiongkok saat ini.
“……Liga domestik China semakin berkembang pesat, menunjukkan tren yang berpotensi melampaui liga Jepang-Korea. Kita sekarang memiliki investor yang rela membakar uang, bintang-bintang dunia yang sebelumnya tidak terbayangkan datang bergabung, tingkat kehadiran penonton di liga terus meroket, menjadi yang terbaik di Asia……Timnas China juga secara bersejarah kembali lolos ke babak final Piala Dunia, sementara Tim Olimpiade berhasil meraih medali emas Olimpiade……Semuanya terlihat sangat indah, bagaikan bunga dihiasi brokat, api menyala-nyala memasak minyak. Namun semua pemandangan indah ini seolah membuat kita menjadi gegabah, kehilangan kewarasan dan kesabaran.
Menurut saya, prestasi sepak bola Tiongkok saat ini mengandung unsur kebetulan yang besar. Tidak perlu bicara liga, ambil contoh performa timnas. Kebangkitan Zhou Yi dan kawan-kawan bagai meteor yang tiba-tiba muncul di langit malam, meskipun memukau dan menyilaukan, semua tahu ini tidak akan abadi. Kemunculan 'generasi emas' mereka sangat mendadak. Setelah masa keemasan mereka berlalu, apa yang akan menanti kita? Jika kita hanya terbuai dalam mimpi indah yang dibawa segelintir pemain jenius, maka sepak bola Tiongkok selamanya tidak akan bangkit dari lembah kekalahan.
Menurut saya, sudah saatnya untuk tenang dan melakukan pekerjaan ‘penghijauan’. Terima kasih kepada Zhou Yi dan yang lainnya, karena telah membawa lebih banyak perhatian pada sepak bola Tiongkok. Berkat mereka, citra dan reputasi sepak bola di Tiongkok semakin membaik, mungkin akan ada lebih banyak orang tua yang bersedia anak mereka bermain sepak bola di masa depan. Tapi saat itu tiba, apakah para pekerja sepak bola kita sudah siap? Apakah kita memiliki lebih banyak lapangan sepak bola? Apakah ada lebih banyak kepala sekolah yang bersedia membuka pintu sekolah untuk sepak bola? Apakah kita memiliki lebih banyak sekolah sepak bola berkualitas tinggi? Apakah ada lebih banyak pelatih dasar yang bersedia mendedikasikan diri pada pembinaan sepak bola remaja? Apakah ada orang-orang sepak bola seperti Xu Genbao yang rela bekerja keras selama sepuluh tahun di sebuah pulau?
Tanpa semua ini, Zhou Yi dan kawan-kawan hanyalah bintang jatuh yang setelah melintasi langit, meninggalkan malam yang gelap gulita bagi sepak bola Tiongkok. Setelah menikmati kebahagiaan sementara, suporter China akan kembali menderita kesakitan tanpa akhir – ini ada presedennya, ingatlah 12 tahun lalu ketika kita lolos ke Piala Dunia. Saat itu seluruh negeri bersukacita, semua orang mengira musim semi sepak bola Tiongkok telah tiba, tapi kenyataannya sangat kejam. Menikmati kebahagiaan tanpa persiapan hanya akan membuat kebahagiaan itu bersifat sementara.
Karena itu saya menyerukan kepada seluruh insan sepak bola, bukan hanya wartawan dan suporter, tapi juga para pengelola, untuk memanfaatkan kesempatan ini memperbaiki lingkungan sepak bola domestik, menerapkan kebijakan yang mendukung perkembangan sepak bola di sekolah dasar-menengah, dan membuat budaya sepak bola berakar kuat di masyarakat. Dengan cara ini, sepak bola Tiongkok baru bisa ‘menggunakan angin baik sebagai tenaga pengangkat untuk mencapai langit tinggi’...”
……
Zhou Yi sendiri mungkin tidak menyangka bahwa ucapannya bisa memicu artikel komentar dengan tingkat strategis setinggi itu, dan artikel ini tidak diterbitkan di media biasa, melainkan di "People's Daily" sebagai artikel komentator resmi!
Levelnya sangat tinggi, hingga bukan sekadar pengaruh Zhou Yi seorang yang bisa membuat People's Daily melakukan hal ini.
Mungkin Zhou Yi hanyalah pemicu, katalisator, sementara di balik layar, ada pihak atas yang ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan pesan tertentu, menguji reaksi opini domestik sebagai persiapan kebijakan baru di masa depan.
Bagaimanapun, di China saat ini, semua orang tahu bahwa pejabat baru itu menyukai sepak bola...
