Sebenarnya sejak dua minggu lalu, sebuah peristiwa besar telah memicu diskusi luas di media China dan kalangan suporter - UEFA mengumumkan tiga kandidat akhir untuk Pemain Terbaik Eropa. Sebagai perwakilan sepak bola Tiongkok, Zhou Yi masuk dalam daftar tersebut. Bersama Messi dan Ribery, ia akan memasuki tahap pemungutan suara langsung.
Bagi sepak bola Tiongkok, keikutsertaan Zhou Yi tentu menjadi momen bersejarah. Sebelumnya tak pernah ada pemain China yang mencapai level ini, bahkan dari seluruh pemain Asia sekalipun. Zhou Yi adalah yang pertama.
Awalnya banyak yang mengira ini tentang Ballon d'Or, namun ternyata penghargaan tersebut adalah Pemain Terbaik Eropa versi UEFA.
Penghargaan ini agak asing bagi suporter China. Dalam kesan tradisional publik, dua penghargaan tahunan paling bergengsi di sepak bola internasional yang menjadi puncak kehormatan individu pemain seharusnya adalah "Pemain Terbaik Dunia FIFA" dari FIFA dan "Ballon d'Or" yang diselenggarakan oleh France Football.
Apa itu Pemain Terbaik Eropa?
Kedengarannya seperti nilai kompetisinya rendah tapi banyak unsur pencampuran. Apakah ini lagi-lagi kebiasaan media China yang suka membumbui prestasi pemain lokal dengan paksa?
Media China segera memberikan penjelasan ilmiah, memberitahu publik bahwa sebenarnya penghargaan ini juga sangat bergengsi - pendahulu resmi Pemain Terbaik Eropa sebenarnya adalah "Pemain Terbaik Klub Musim Ini UEFA" yang sebelumnya selalu diberikan sebelum acara pengundian grup Liga Champions.
Para suporter China pasti masih ingat, setiap tahun sebelum pengundian grup Liga Champions musim baru, selalu diberikan berbagai penghargaan untuk musim sebelumnya termasuk Pemain Terbaik, Penyerang Terbaik, Gelandang Terbaik, Bek Terbaik dan Kiper Terbaik. Namun banyak yang mengira itu hanya penghargaan untuk Liga Champions, padahal sebenarnya ini adalah penilaian menyeluruh untuk semua pemain klub Eropa - termasuk performa mereka di liga domestik, piala nasional, Liga Europa, Liga Champions, bahkan pertandingan timnas - Benar, pertandingan timnas juga dihitung. Contohnya Zhou Yi yang bukan pemain timnas Eropa, tapi karena bermain untuk klub liga Eropa, maka performanya saat membela Timnas China pun akan masuk pertimbangan penilaian.
Sebenarnya ini tidak ada hubungannya dengan Champions Eropa, namun karena nilai referensi Champions Eropa terlalu besar, terutama di tahun tanpa turnamen besar, performa di Champions Eropa hampir bisa menentukan hasil penghargaan terbaik. Lama-kelamaan menciptakan kesan bahwa penghargaan terbaik ini adalah yang terbaik di Liga Champions.
Satu fakta membuktikan ini tidak benar - penghargaan ini didirikan pada musim 1997-1998. Pemain Terbaik Klub Eropa pertama adalah penyerang Brasil Ronaldo yang bermain untuk Inter Milan saat itu. Musim itu dia tidak ikut Champions Eropa, tapi bermain di Liga Champions, membantu Inter Milan mengalahkan Lazio di final dan memenangkan Liga Champions. Gol giringan bandulnya di final menjadi klasik abadi.
Setelah Ronaldo, semua penerima penghargaan ini adalah pemain yang pernah bermain di Champions Eropa, bahkan juara Champions Eropa - kecuali Buffon sebagai Pemain Terbaik musim 2002-2003. Juventus yang diwakilinya kalah adu penalti dari AC Milan di Final Liga Champions, tapi Buffon meraih penghargaan berkat performa stabil yang luar biasa. Sebagai kiper yang meraih gelar ini, Buffon pantas disebut kiper terbaik Eropa.
Setelah menghilangkan kesalahpahaman tentang penghargaan ini, mudah dipahami bahwa penghargaan ini sangat penting - Bahkan bisa dikatakan sebagai versi resmi UEFA dari "Pemain Terbaik Sepak Bola Eropa"...
Namun karena alasan sejarah, Ballon d'Or dari 《France Football》 memiliki sejarah panjang, sementara penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA yang diinisiasi FIFA sendiri telah dimulai sejak 1991. Dibandingkan dengan keduanya, penghargaan Pemain Terbaik Eropa yang baru menyelenggarakan edisi pertamanya pada 1998 terlihat terlalu muda dan kurang otoritas. Terutama karena penghargaan ini masih dibagi berdasarkan posisi pemain, sehingga tingkat kepentingan dan daya tariknya tidak bisa menandingi "penghargaan tunggal" seperti Pemain Terbaik Dunia FIFA dan Ballon d'Or.
Namun setelah tahun 2010, kondisi ini mulai berubah.
Pada 2010, FIFA bekerja sama dengan 《France Football》 menggabungkan kedua penghargaan tersebut menjadi Ballon d'Or FIFA. UEFA merasa tidak nyaman karena tidak memiliki suara dalam proses seleksi tahunan ini. Apalagi pada penyelenggaraan pertama kolaborasi FIFA dan 《France Football》 justru memicu kontroversi - Sneijder yang membawa klubnya meraih treble winner dan memimpin timnas Belanda ke Final Piala Dunia Afrika Selatan, ternyata kalah dari Messi dalam pemungutan suara Ballon d'Or FIFA, bahkan tidak masuk dalam tiga besar kandidat akhir. Sementara Xavi, inti gelandang Spanyol yang membantu timnas Spanyol meraih gelar juara Piala Dunia bersejarah bersama rekan setimnya Iniesta di klub Barcelona, juga kalah dari Messi. Kemenangan Messi ini memicu gelombang protes dari media yang mempertanyakan kredibilitas dan profesionalisme Ballon d'Or FIFA.
Bahkan Messi sendiri merasa tidak enak hati menerima penghargaan ini. Media Catalonia menganggap tidak memberikan penghargaan kepada Xavi sungguh tidak masuk akal.
Sementara media Belanda murka karena Sneijder bahkan tidak masuk dalam tiga besar.
Setelah drama ini, UEFA yang dipimpin Platini merasa harus merespons aspirasi publik untuk menjaga objektivitas dan otoritas penilaian sepak bola.
Namun France Football telah bermitra dengan FIFA hingga 2016 dengan opsi perpanjangan kontrak. Konon Blatter membayar 15 juta euro kepada Grup Media Amaury (pemilik Ballon d'Or) untuk mendapatkan lisensi.
Karena tidak berhak menggunakan IP alami "Ballon d'Or", UEFA memanfaatkan penghargaan Pemain Terbaik Klub Musim UEFA yang telah ada selama 12 tahun.
Pada 2011, penghargaan lama itu diubah menjadi "Pemain Terbaik Eropa". Sistem penilaian per posisi (penyerang, kiper, gelandang, bek) dihapus, hanya menyisakan satu pemain terbaik yang mewakili performa tertinggi pemain klub Eropa musim tersebut.
Perbedaan utama dengan Ballon d'Or FIFA adalah periode penilaian menggunakan tahun musim (bukan tahun kalender). Pemain terbaik dipilih sebelum musim baru dimulai berdasarkan performa musim sebelumnya.
Untuk memastikan kredibilitas penghargaan ini, UEFA bekerja sama dengan ESM——jangan dikelirukan dengan layanan ekspres pos EMS, juga bukan European Stability Mechanism——ESM adalah singkatan dari European Sports Media, sebuah organisasi media olahraga cetak profesional terkemuka yang didirikan pada 9 Juni 1989. Organisasi ini terdiri dari media-media olahraga terbaik di Eropa. Mereka selalu menjadi lembaga penilai European Golden Shoe dan Tim Terbaik setiap musim. Lembaga ini terdiri dari 14 media olahraga profesional papan atas, termasuk 《La Gazzetta dello Sport》 dari Italia, 《Kicker》 dan 《Frankfurter Allgemeine Zeitung》 dari Jerman, 《Marca》 dari Spanyol, 《A Bola》 dari Portugal, 《World Soccer》 dari Inggris, 《Sport-Express》 dari Rusia, 《Football Magazine》 dari Belgia, 《Fanatik》 dari Turki, 《Tipsbladet》 dari Denmark, 《11》 dari Belanda, 《De Telegraaf》 dan media ternama lainnya di Eropa.
Di China, 《Titan Zhou Bao》 juga termasuk salah satu anggotanya.
Kredibilitas dan profesionalisme organisasi seperti ini tentu tidak perlu diragukan lagi.
UEFA menggandeng Asosiasi Media Olahraga Eropa (ESM) sebagai pendukung, membuat penghargaan baru Pemain Terbaik Eropa ini semakin bernilai kompetitif. Tahukah Anda mengapa Ballon d'Or dari Prancis Football selalu dianggap lebih profesional dan prestisius dibanding Penghargaan Pemain Terbaik FIFA? Perbedaan utama terletak pada sistem pemilihan: berbeda dengan metode FIFA yang mengumpulkan suara dari para pelatih dan kapten tim nasional seluruh negara anggota FIFA, Ballon d'Or menggunakan sistem voting oleh wartawan media olahropa Eropa terkemuka yang lebih kredibel.
Kini UEFA melakukan hal serupa dengan Prancis Football. Di tengah kontroversi yang menyelimuti FIFA Ballon d'Or, kehadiran Penghargaan Pemain Terbaik Eropa ini secara mengejutkan langsung mendapat sambutan dan pengakuan luas dari masyarakat umum maupun para ahli.
Bahkan ada yang salah mengira penghargaan ini sebagai penerus Ballon d'Or Eropa, menunjukkan tingkat profesionalisme penghargaan ini.
Para pemain juga memandang penghargaan ini sebagai sebuah kehormatan penting.
Contohnya pada 2012 saat Iniesta terpilih sebagai Pemain Terbaik Musim Eropa, Cristiano Ronaldo - bintang Real Madrid asal Portugal - yang gagal meraih penghargaan secara terbuka menunjukkan emosi kekecewaannya dan dikritik sebagai kurang sportif. Jika dia tidak peduli dengan penghargaan ini, mungkinkah reaksinya begitu jelas?
Dan anekdot terkenal "Luo Sanpiao" juga terjadi pada musim pertama Pemain Terbaik Eropa. Setelah Messi terpilih sebagai pemain terbaik, Cristiano Ronaldo hanya mendapatkan tiga suara sehingga diejek sebagai "Luo Sanpiao".
Sekarang Pemain Terbaik Eropa bukan lagi penghargaan sepele, melainkan kehormatan yang bergengsi.
Zhou Yi, yang bisa mewakili pemain China masuk dalam daftar tiga finalis ini, status historisnya langsung berubah drastis.
Sebelumnya semua orang menganggap kemampuannya individu menonjol, tapi kurang diakui melalui penghargaan berpengaruh. Bahkan pendukungnya pun berisiko ditertawakan jika menyebutnya sebagai bintang sepakbola top dunia. Sekarang tidak lagi.
Ini adalah pengakuan resmi dari Aliansi Media Olahropa Eropa paling berwibawa. Siapa berani menyangkal Zhou Yi bukan pemain kelas dunia?
Suporter dan media China tentu gembira dengan terpilihnya Zhou Yi, tapi sekaligus merasa khawatir...
Sungguh aneh, sudah masuk tiga besar, masih ada yang dikhawatirkan?
Mereka takut Zhou Yi hanya jadi "pendamping pangeran belajar" - sekadar peserta formalitas, padahal pemenang sebenarnya bukan dia!
