Zhou Yi berhasil membujuk orangtuanya untuk tinggal bersama di Dortmund beberapa waktu, tapi kemudian dia kebingungan masalah tempat tinggal - saat ini dia masih tinggal bersama Kottane. Meski Kottane tidak setiap hari pulang, lingkungan seperti ini tidak memungkinkan untuk menampung orangtuanya. Kalau bertemu Kottane harus jelaskan bagaimana?
Bilang saja dia tinggal satu atap dengan gadis cantik jomblo?
"Siapa tahu bagaimana orang tua akan berpikir, lagipula Kottane belum tentu mau 'bertemu orang tua' seperti ini."
Jadi Zhou Yi terus memikirkan masalah ini, dia bimbang antara memberitahu Kottane untuk sementara pulang ke rumah, atau pergi menginap di hotel bersama orang tuanya.
Tepat saat Zhou Yi ragu-ragu, Kottane justru lebih dulu mengambil keputusan.
Saat Zhou Yi kembali ke tempat tinggal setelah latihan, dia melihat Kottane sedang mengemas barang-barang di kamarnya.
"Lagi ngapain?" Zhou Yi bertanya heran.
"Pindah rumah." Kottane menjawab tanpa mengangkat kepala.
"Kenapa... harus pindah?" Meski Zhou Yi berharap Kottane sementara pulang ke rumah, tapi dari banyaknya barang yang dibawa, jelas bukan seperti persiapan tinggal sementara beberapa hari...
"Kamu benar-benar bodoh atau pura-pura?" Kottane akhirnya berhenti beraktivitas, menatap Zhou Yi dengan senyum mengejek.
Zhou Yi tampak kebingungan.
"Sekarang kamu kan bintang sepak bola besar? Kamu sebentar lagi akan menjadi Pemain Terbaik Eropa..."
"Itu belum pasti..." Zhou Yi melambaikan tangan.
"Menurutku kalau sampai tidak dapat, pasti ada kecurangan." Kottane berkata dengan yakin. "Dengan popularitas dan statusmu sekarang, kehidupan pribadimu pasti akan diamati publik dengan kaca pembesar. Apa kamu tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku sering pulang ke rumah beberapa waktu?"
Zhou Yi tentu saja tahu.
Para paparazzi yang mengejarnya semakin banyak, laporan tentang kehidupannya semakin banyak. Jika Kottane muncul lagi di rumah ini, meski dia berhati-hati, pasti akan ditangkap oleh para wartawan. Bagaimana jika laporan media nanti menyimpang?
Kottane adalah pacar sendiri?
Pria dan wanita lajang ternyata hidup bersama selama bertahun-tahun!
……
Begitu laporan seperti ini muncul, Zhou Yi merasa dia dan Kottane tidak mungkin bisa terus tinggal bersama di rumah ini - terlalu memalukan.
Jadi wajar jika Kottane pindah. Sejak Markus cedera parah, dia sudah kembali tinggal di rumah lama untuk waktu yang cukup lama. Setelah Markus sembuh, dia juga sering tinggal di rumah, tidak seperti dulu yang setiap hari tinggal di sini.
Lagi pula dia bisa datang latihan bersama Markus dengan mobil, jadi keuntungan lokasi dekat basis pelatihan sepak bola sekarang sudah tidak ada lagi.
Dari berbagai analisis, keputusan Kottane pindah adalah sangat wajar dan tepat.
Tapi ketika Zhou Yi benar-benar melihat Kottane mulai membereskan bagasi, tiba-tiba muncul perasaan "enggan melepas" dalam hatinya.
Setelah tinggal bersama selama bertahun-tahun, bahkan kucing dan anjing pun pasti punya ikatan emosional, apalagi manusia.
Meski masih suka bertengkar mulut, makna pertengkaran mereka sekarang sudah berbeda dengan saat pertama kali kenal. Pertengkaran sekarang lebih seperti kebiasaan atau bumbu dalam kehidupan sehari-hari. Zhou Yi tidak marah saat bertengkar dengan Kottane, malah menikmati adu argumen sengit ini.
Dalam hal debat, Zhou Yi jarang menemukan lawan sepadan. Kottane adalah satu-satunya yang bisa memicu motivasinya. Keduanya pernah membuat lawannya terdiam membisu, dan momen seperti itu memberi Zhou Yi rasa pencapaian.
Seperti dua anak singa yang berkelahi, tapi bukan benar-benar berkelahi melainkan sedang bermain.
……
Melihat Zhou Yi terdiam, Kottane tahu dia pasti sudah menebak alasannya. Zhou Yi itu orang pintar, kalau sampai tidak mengerti justru akan membuat Kottane kecewa.
Seperti inilah yang wajar.
Kottane menunduk melanjutkan pekerjaan mengemasi barang.
Tapi tiba-tiba Zhou Yi berkata: "Jangan pindah."
"Jangan main-main," sangka Kottane Zhou Yi sedang bercanda lagi.
"Aku yang pindah."
Tangan Kottane berhenti bergerak.
"Sebenarnya aku juga sudah mau pindah. Baru saja telepon orangtuaku untuk mengajak mereka tinggal bersama di Borussia Dortmund. Waktu itu sudah mikir cari tempat tinggal baru, soalnya kalau orangtuaku datang... nanti jadi tidak nyaman." Zhou Yi tersenyum sambil membuka tangannya.
“Lagipula, sebagai orang kaya, terus menyewa rumah juga tidak pantas. Bukankah kau selalu menegurku seperti ini? Aku akhirnya memutuskan untuk membeli rumah suite. Tempat ini dekat dengan basis pelatihan sepak bola, sangat cocok untuk jam kerja/pulang kantormu. Lebih baik kau tetap tinggal di sini. Aku sudah punya mobil, jadi tinggal di mana saja tak masalah.”
Zhou Yi memberikan alasan yang sempurna. Kottane memandangnya, akhirnya tidak tahu harus membantah bagaimana.
……
Zhou Yi adalah pribadi yang langsung bertindak, atau mungkin waktunya memang sudah mepet.
Jadi nanti malam ia langsung menelepon agennya Schulze, memintanya membantu mencari rumah yang sudah selesai didekorasi dengan perabotan dan peralatan lengkap, bisa langsung ditempati tanpa perlu membawa apa-apa, semakin cepat semakin baik.
Ia memberitahu Schulze tentang kabar kedatangan orang tuanya ke Borussia Dortmund.
Melayani pemain seperti Zhou Yi dengan baik adalah kewajiban Schulze sebagai agen. Meski mencari rumah tidak ada imbalannya, Schulze tetap harus melakukannya. Banyak urusan sehari-hari sebenarnya diserahkan pemain kepada agen mereka.
Schulze yang penuh inisiatif dan kompeten ini hanya butuh satu hari untuk menemukan rumah yang cocok bagi Zhou Yi.
Zhou Yi setelah latihan berakhir, dibawa Schulze untuk melihat rumah tersebut. Ia sangat puas karena sepenuhnya memenuhi permintaannya - sudah didekorasi, dilengkapi perabotan dan peralatan elektronik lengkap, bahkan tidak perlu membersihkan. Bisa langsung menempati.
Rumah ini terletak di dalam kota Borussia Dortmund, bukan di kota Brackel. Tapi bagi Zhou Yi yang sudah punya SIM dan mobil, ini bukan masalah. Jarak tempuhnya hanya dua puluh menit dengan mobil, sangat praktis.
Setelah tertarik, langkah berikutnya tinggal negosiasi kontrak dan penandatanganan.
Urusan ini juga sepenuhnya Zhou Yi serahkan kepada Schulze. Dengan latar belakang sebagai pengacara, tentu dia lebih profesional daripada dirinya sendiri.
Schulze menyelesaikan kontrak jual-beli rumah dengan kecepatan luar biasa. Setelah diperiksa Zhou Yi yang tidak menemukan masalah, dokumen langsung ditandatangani.
Schulze mengira urusan sudah selesai, tapi Zhou Yi memberi tugas tambahan: "Tolong belikan satu rumah lagi. Tapi tidak perlu buru-buru karena aku tidak bisa muncul langsung. Semua urusan kau yang tangani, dan rumah ini harus masih ada penyewanya. Aku tidak mau pemilik rumah mengusir penyewa demi menjual..."
Schulze agak bingung tapi akhirnya paham, dia balik bertanya: "Maksudmu membeli rumah ini sekaligus memastikan penyewa yang sudah ada bisa terus tinggal tanpa gangguan?"
Zhou Yi menjentikkan jari: "Berbicara dengan orang pintar memang menghemat tenaga!"
Tapi Schulze masih penasaran: "Kenapa harus serumit ini?"
"Ehem, begini..." Sebenarnya rumah yang ingin dibeli Zhou Yi adalah rumah yang dia tempati bersama Kottane. Tapi bagaimana menjelaskannya ke Schulze tanpa menimbulkan kecurigaan atas motifnya?
Tiba-tiba Zhou Yi teringat sesuatu: Sebelumnya pernah dikatakan, jika tinggal bersama lama-lama, kucing dan anjing pun bisa timbul asmara. Rumah tentu saja juga bisa.
Maka ia berkata pada Schulze: "Itu rumah yang kusewa selama ini. Setelah tinggal lama, menurutku rumahnya bagus, sudah ada ikatan asmara. Jadi ingin kubeli."
"Ada penghuni lain di sana?" Schulze terkejut. Tak menyangka bintang besar Zhou Yi ternyata sekamar dengan orang lain...
Zhou Yi mengangguk dengan agak canggung: "Intinya, aku tidak ingin mengganggu orang lain. Kalau tidak, jika mereka mengeluh ke media bahwa aku mengusir penghuni demi beli rumah, tentu itu tidak baik untuk namaku, kan?"
Penjelasan ini memang masuk akal, Schulze pun tidak curiga lagi.
"Rumah ini sudah lama kutinggali dan sangat kukenal. Jadi kamu tidak perlu memeriksanya, langsung saja hubungi agen dan pemilik kos untuk membelinya. Masa sewa yang ada tetap berlaku, cukup masukkan biaya sewa berikutnya ke dalam harga properti." Zhou Yi khawatir Schulze akan mengunjungi rumah itu dan bertemu Kottane. Sebagai agen pemain, mana mungkin dia tidak mengenal fisioterapis klub?
Nanti pasti jadi canggung.
Selama dua tahun terakhir, setiap kali Ia bertemu dan mengobrol urusan dengan Schulze, entah melalui telepon atau janjian di restoran luar. Ia juga tidak mau membiarkan Schulze menyetir mobil untuk menjemputnya. Ia tidak pernah mengundang rekan setim ke rumah, sekalipun hubungannya sangat baik, apalagi mengadakan pesta di rumah dengan mengundang teman-teman.
Ini karena takut melihat orang dan urusan yang tidak seharusnya terlihat, menimbulkan kesalahpahaman yang tidak seharusnya.
"Begini rasanya seperti menyembunyikan kekasih di rumah emas, tapi sayangnya Zhou Yi bukan benar-benar melakukan itu."
"Dulu malas repot, waktu itu reputasinya belum besar, pola pikir Zhou Yi juga belum keluar dari lingkaran 'jago banget' biasa, tidak terpikir sebanyak itu."
"Seiring reputasinya yang semakin melambung, semakin banyak yang memperhatikan, Zhou Yi pun terpaksa bersusah payah menyembunyikan diri, hidup seperti mata-mata."
"Sekarang sudah baik, punya rumah milik sendiri sepenuhnya, Zhou Yi bisa melakukan apapun yang diinginkan: mengundang Mark dan rekan setim ke rumahnya untuk bermain game, mengadakan pesta, atau memanggil agen Schulze langsung ke rumah untuk membicarakan urusan pribadi. Tidak perlu takut lagi diintip paparazzi."
"Membayangkan masa depan seperti ini, seharusnya merasa lega, bukan?"
"Tapi saat Zhou Yi berdiri di depan kamar yang sudah dikosongkan barang-barangnya, tidak ada rasa lega sama sekali. Malah ada rasa hampa."
Kottane menatap punggungnya yang diam seraya bertanya: "Pindah ke rumah mewah seharusnya menyenangkan, kenapa terlihat tidak bersemangat?"
Zhou Yi menoleh sebentar memandangnya, lalu kembali menatap kamar kosong: "Meninggalkan tempat yang sudah biasa ditinggali, pindah ke lingkungan baru yang asing, pasti ada rasa kehilangan."
"Kukira pemain profesional kebanyakan suka mencari petualangan dan sensasi."
"Aku bukan orang Gipsi." Zhou Yi membalikkan badan sambil melirik ke atas ke arah Kottane. "Aku orang China, kami punya prinsip 'suka akan hal lama'."
“Apakah ini alasanmu tidak memilih meninggalkan Borussia Dortmund musim panas ini?”
Zhou Yi terdiam sejenak mendengar pertanyaan Kottane, lalu tersadar——sepertinya memang ada benarnya juga…
Ia menoleh dan menatap Kottane dengan serius: “Kau benar. Aku menyukai Borussia Dortmund, aku mencintai tim ini dan orang-orang di sini.”
Kottane merasa agak panik melihat tatapan Zhou Yi——mereka belum pernah saling menatap dengan ekspresi seserius ini sebelumnya. Ia buru-buru memalingkan muka ke pintu gerbang, mencari topik pengalih perhatian: “Kukira kau akan memanggil perusahaan pengangkut barang untuk pindahan.”
“Ah, tidak banyak barang, bagasi mobilku sendiri cukup.” Zhou Yi juga berhenti menatap Kottane.
Ucapannya itu benar sekaligus tidak. Selama tahun-tahun di Dortmund yang hanya menyewa rumah, ia memang tidak membeli perabotan besar yang membutuhkan truk angkut. Tapi klaim "tidak banyak barang" juga keliru——setidaknya dua koper besar penuh pakaian, belum lagi komputer, buku, dan barang-barang lainnya… Dua koper besar itu jelas tidak muat di bagasi.
“Tak kusadar bagasi Mercedes C-Class bisa muat sebanyak itu.” Kottane mengolok-olok.
Zhou Yi batuk kecil: “Yah… ditambah kursi belakang, jadinya muat.”
Melihat Zhou Yi yang terlihat canggung, Kottane tersenyum diam-diam.
Kali ini giliran Zhou Yi yang merasa tidak nyaman ditatap Kottane, dan berusaha mengalihkan topik.
Ia memutuskan untuk berpamitan.
"Selama beberapa tahun ini, terima kasih atas perhatianmu."
"Aku tidak memberikan perhatian apa-apa..." Kottane menyeringai sambil mengangkat tangan.
"Steaknya enak."
Kottane diam seribu bahasa.
"Bagaimanapun juga, terima kasih atas semua bantuannya..."
"Hei, ini cuma pindah rumah, jangan dibuat seperti perpisahan selamanya." Kottane tidak tahan mendengar Zhou Yi berbicara serius tentang ucapan terima kasih. Merasa suasana tidak nyaman, dia memotong paksa perkataan Zhou Yi.
"Bukankah kita tidak akan bertemu lagi..." Zhou Yi mengangkat bahu sambil mengangkat tangan.
"Siapa bilang? Kamu tidak akan latihan lagi?"
Zhou Yi membersihkan tenggorokannya: "Ahem! Dalam lingkungan seperti itu, aku tidak mau melihatmu lagi..."
Kottane adalah fisioterapis tim. Jika mereka bertemu lagi, kemungkinan besar itu berarti Zhou Yi cedera dan perlu perawatan.
Zhou Yi jelas tidak mau bertemu Kottane lagi. Tahun depan ada Piala Dunia, dia tidak ingin mengalami cedera.
"Tenang, aku juga tidak mau melihatmu lagi." Kottane mendengus.
Zhou Yi hanya bisa tertawa konyol. Awalnya dia ingin mengucapkan perpisahan hangat pada Kottane, mengingat ikatan emosional mereka. Tapi entah karena kebiasaan bertengkar mereka terlalu kuat, akhirnya malah jadi seperti ini.
……
Zhou Yi menghidupkan mobil.
Tanpa kata perpisahan yang sentimentil, tanpa lambaian tangan. Hanya dengan injakan gas keras, knalpot mengaum khas, lalu mobilnya melesat pergi.
Kottane tidak mengantar di pintu, dia berdiri di depan jendela, mengawasi mobil Zhou Yi menghilang dari pandangan melalui celah tirai.
Kemudian dia meninggalkan jendela, berniat kembali ke kamarnya sendiri.
Tapi saat melewati kamar Zhou Yi, langkahnya terhenti.
Berdiri di depan pintu, memandangi kamar kosong yang hanya tersisa satu tempat tidur, satu meja, dan satu lemari. Di atas meja tak ada lagi komputer maupun tumpukan barang-barang berantakan, di lantai juga tidak ada pakaian kotor yang berserakan. Pintu lemari tertutup rapat, tidak menganga karena pakaian yang menumpuk. Tempat tidur hanya tersisa kasur, tanpa selimut yang terlipat sembarangan... Ruangan tiba-tiba terlihat sangat rapi.
Pemandangan ini membuat Kottane merasa sedikit tidak nyaman.
Setelah berdiri termenung beberapa saat, Kottane tiba-tiba mendengus.
Entah villa mewah itu akan jadi seperti apa di tangan si jomblo yang berlarut-larut ini!
Tapi Kottane langsung teringat, orang tua Zhou Yi akan tinggal bersamanya. Dengan adanya ibu Zhou Yi, setidaknya tak akan berantakan seperti sarang anjing kan?
Kottane mendengus lagi.
Anak laki-laki yang tidak bisa dewasa ini!
