Bab 58 Dua Kartu Kuning

　　Meskipun Mourinho mengirim Lampard untuk menyampaikan pesan, tidak semua emosi bisa kembali tenang segera setelah kebobolan, terutama ketika unggul lalu disamakan – pukulan itu lebih berat dibandingkan jika skor imbang lalu tertinggal... 　　Jadi setelah pertandingan dimulai kembali, para pemain Chelsea tidak langsung menunjukkan keberanian, tekad, dan ketenangan dalam menghadapi kesulitan. 　　Dua menit setelah kebobolan, Borussia Dortmund kembali menginisiasi serangan berbahaya. Mark menyundul bola ke belakang di area penalti, Aubameyang langsung melakukan tendangan voli udara di luar area penalti, bola menyusur tiang gawang dan keluar garis lapangan. 　　Sun Pan gagal menepis bola itu, namun untungnya tembakan itu tidak mengarah ke jangkauan gawang. 　　Meski tidak gol, momen ini membuat banyak suporter Chelsea berkeringat dingin – jika kebobolan dua kali dalam waktu singkat, dikhawatirkan tim akan runtuh mental! 　　Syukurlah instruksi Mourinho perlahan mulai berpengaruh. 　　Di bawah arahan veteran seperti Lampard, para pemain Chelsea mulai tenang dan menyadari mereka hanya disamakan, bukan tertinggal, sehingga pertandingan masih ada harapan untuk dimenangkan. 　　Di sisi Dortmund, karena serangan terlalu cepat di babak pertama, stamina mulai menurun sehingga harus memperlambat tempo. Hal ini mengurangi ancaman terhadap Chelsea. 　　Tapi bagaimanapun mereka sudah menyamakan skor, tak perlu terburu-buru lagi. Memperlambat tempo permainan secara proporsional untuk memberi kesempatan pemain beristirahat sejenak juga masuk akal. 　　Jadi Klopp pun tidak memaksa timnya terus melakukan serangan kilat dari pinggir lapangan. 　　Pertandingan selanjutnya terjebak dalam kebuntuan dalam kondisi seperti ini. 　　Dalam kebuntuan itu, kedua tim seolah punya peluang, tapi tak ada yang benar-benar mendapatkan kesempatan emas. 　　Menit ke-54, Zhou Yi menguasai bola di area depan. Karena tidak ada kesempatan operan bagus, dia memutuskan melindungi bola sambil menunggu. Akibatnya, Ramires yang merebut bola malah menendangnya. Gerakan ini membuat Ramires diganjar kartu kuning. 　　Menit ke-62, André Schürrle melewati Schmelzer lalu mengirimkan umpan silang ke area penalti, tapi Fernando Torres gagal menyentuh bola. Dua menit kemudian, Subotic tiba-tiba terpeleset saat menguasai bola di lini belakang, sebuah kesalahan yang membuatnya kehilangan penguasaan bola! Schürrle yang cekatan langsung merebut bola dan mengirimkan umpan silang. Kali ini tembakan Oscar berhasil ditepis Weidenfeller. 　　Menit ke-68, Borussia Dortmund mendapatkan tendangan pojok. Setelah bola dikeluarkan, Zhou Yi yang mengintai di luar area penalti langsung menyambar bola kedua dengan tendangan voli udara. Bola hanya melesat sedikit melewati gawang, kembali membuat suporter Chelsea deg-degan. 　　Satu menit kemudian, Chelsea melancarkan serangan kilat. Tembakan Hazard di area penalti berhasil ditangkap Weidenfeller dengan sempurna. 　　Seiring mendekatnya waktu pertandingan berakhir, Dortmund kembali meningkatkan ritme permainan, berusaha mengakhiri pertarungan dalam 90 menit. 　　"Bermain Piala Super Eropa sampai harus masuk perpanjangan waktu, ini jelas tidak mereka inginkan." 　　Menit ke-70, Klopp melakukan pergantian pemain pertama dalam pertandingan ini, Mkhitaryan masuk menggantikan Aubameyang. 　　"Pergantian ini, Mkhitaryan memang bisa bermain di sayap, tapi posisi favoritnya pasti di area tengah... Tapi sekarang yang ditarik bukan Zhou Yi melainkan Aubameyang, menunjukkan dalam hati Klopp, posisi tengah mutlak milik Zhou Yi dan tak tergoyahkan..." kata He Ping menjelaskan. 　　…… 　　Menit ke-74, Borussia Dortmund kembali dapat tendangan pojok. Kali ini mereka tidak langsung memasukkan bola ke area penalti, tapi melakukan taktik tendangan pojok - Zhou Yi memberikan dukungan di bendera sudut, setelah menerima operan ia berbalik dan mengoper bola ke luar area penalti ke Mkhitaryan. 　　Mkhitaryan yang baru masuk, saat menerima bola langsung menyodok melewati Oscar yang menyambar, lalu melakukan tendangan jauh, tapi bola melenceng dari gawang... 　　Menit ke-78, Chelsea dapat tendangan pojok. Tendangan pojok Lampard akurat menemui Ruiz, bek tengah Brasil itu heading mengoper ke Ivanovic. Ivanovic yang menyambar di titik jauh bahkan tidak dijaga saat menyundul, seluruh suporter Chelsea bersiap melompat gembira. 　　Hasilnya, sundulan keras bek asal Serbia itu menghantam mistar gawang! 　　“Ivanovic! Ini adalah tembakan paling mengancam Chelsea di babak kedua!! Mistar gawang dengan kejam menolaknya!!” 　　Ivanovic yang menyaksikan bola menghantam mistar gawang langsung bersujud di rumput depan gawang sambil menyangga kepala dengan kedua tangan, matanya membelalak tak percaya melihat mistar gawang yang menolak tembakannya. 　　Hanya selisih tipis dia bisa menjadi pahlawan Chelsea! 　　Mourinho di pinggir lapangan juga bersemangat, awalnya mengira akan terjadi gol dan sudah bersiap merayakan, tapi malah melihat bola ditepis mistar gawang. Dengan murka, dia berbalik dan menendang botol air hingga terlempar... 　　…… 　　Chelsea menyia-nyiakan satu kesempatan yang mungkin menentukan kemenangan atau kekalahan pertandingan. Tak lama kemudian, mereka menciptakan lagi peluang penentu lainnya... 　　Pada menit ke-85, Chelsea melancarkan serangan namun gagal menyelesaikannya. Bola direbut pemain Borussia Dortmund saat proses operan maju. Sven Bender yang berhasil tackle lalu mengoper ke Sahin, yang kemudian membagi bola ke Reus di sayap. 　　Reus menggiring bola dengan cepat menyusur sisi lapangan. 　　Zhou Yi berlari menyerang di area tengah. Dari cara larinya, terlihat penerbangan bolak-balik beberapa hari sebelumnya tidak terlalu mempengaruhi stamina-nya... 　　Kini stamina Zhou Yi bukan lagi kelemahannya. 　　Dia maju ke area tengah untuk memberikan dukungan pada Reus. 　　Karena pada akhirnya serangan harus kembali ke area tengah. 　　"Reus juga memperhatikan serangan Zhou Yi. Saat Zhou Yi berlari ke ruang kosong, Reus langsung mengoper bola secara horizontal ke arahnya." 　　Zhou Yi menyesuaikan kecepatannya, bersiap menyambut bola. 　　Tapi tepat saat dia menerima bola, Ramires yang terus memburunya dari belakang juga menerjang ke depan. 　　Setelah menerima bola, Zhou Yi bersiap terus menggiring bola maju. Dia mendorong bola ke depan. 　　Melihat Zhou Yi hendak lolos, Ramires tak peduli lagi. Dia melemparkan seluruh pusat gravitasinya dan menubruk Zhou Yi. 　　Tubuhnya menindih Zhou Yi, menjatuhkan pemain itu ke tanah. 　　Bola yang sudah didorong Zhou Yi tak sempat diambil kembali, akhirnya mendarat di kaki bek Chelsea, Ruiz... 　　Suara siulan nyaring suporter Borussia Dortmund langsung memenuhi udara Stadion Eden Praha. 　　Bahkan menenggelamkan bunyi peluit wasit utama. 　　Tapi gerakan tangannya tak bisa disembunyikan. Semua orang melihat wasit utama memberi isyarat pelanggaran dan berlari ke lokasi kejadian. 　　"Ramires—!" Marcel Leif berteriak panjang. "Ini pelanggaran taktis! Harus dapat kartu!" 　　"Ramires menabrak Zhou Yi, ini pelanggaran taktis untuk menghentikan pergerakannya... Tapi sebelumnya dia sudah punya satu kartu kuning!" Komentator Inggris berteriak. "Mungkin Ramires bisa lebih tenang, cukup tempel Zhou Yi? Kecepatan bukan keahlian Zhou Yi, bahkan jika dibiarkan membawa bola pun tidak akan jauh... Tapi dengan tabrakan ini, serangan balik Dortmund memang terhenti, namun Ramires sendiri dalam masalah besar!" 　　Ramires masih terbaring di lapangan sementara Reus yang mengambil bola sudah bereaksi. Dia berlari ke wasit utama sambil memeluk bola, berusaha membela Ramires. Tentu dia tahu Ramires sudah punya kartu kuning sebelumnya. Jika dapat kartu kuning lagi, Ramires harus keluar. Kehilangan satu pemain akan menjadi pukulan berat bagi Chelsea. 　　Tapi dia tidak tahu apakah bisa membujuk wasit utama untuk "mengampuni", karena pelanggaran ini sulit dihindari dari hukuman... 　　"Ramires... Pelanggaran ini. Dia pantas dikeluarkan, tidak perlu kartu kuning, langsung kartu merah pun pantas!" Sebagai komentator China, He Ping jelas memihak Zhou Yi. "Akibatnya, dua kartu kuningnya akan diberikan karena Zhou Yi!" 　　Mourinho juga murka atas pelanggaran ini, tapi kemarahannya bukan ke pemainnya melainkan ke ofisial keempat - dia menuduh Zhou Yi melakukan diving dengan jatuhnya terlalu berlebihan, melebih-lebihkan kekerasan pelanggaran Ramires... 　　…… 　　Tak peduli bagaimana para pemain Chelsea berkerumun dan membujuk, wasit utama tetap tak bergeming. Dia mundur dari lingkaran kepungan para suporter Chelsea, melambaikan tangan agar mereka tidak mendekat, sambil memberi isyarat ke Ramires untuk menghampirinya. 　　Ramires bangkit dari tanah. Dia sudah tahu akhirnya. Saat jatuh bersama Zhou Yi, dia menyadari konsekuensi dari tindakannya. 　　Karena itu sekarang dia tidak menghindar, melangkah mantap ke arah wasit utama. 　　Seperti diduga, wasit utama mengeluarkan kartu kuning dan kartu merah dari saku. 　　Pertama dia menunjukkan kartu kuning untuk pelanggaran Ramires, lalu menggantinya dengan kartu merah. Dua kuning menjadi merah! Ramires diusir keluar lapangan! 　　"Kini Chelsea bermain dengan 10 pemain. Situasi menjadi sangat sulit bagi mereka. Dengan waktu pertandingan yang tinggal sedikit, jika Dortmund mencetak gol penutup..." 　　Siaran TV beralih ke bangku cadangan Chelsea. Mourinho sudah berada di pinggir lapangan, berbicang intens dengan Faria. 　　Dia harus segera melakukan penyesuaian. Tak ada waktu lagi untuk berdebat dengan ofisial keempat apakah ini hasil akting dramatis Zhou Yi... Babak 59: Menyeret ke Perpanjangan Waktu 　　Saat para pemain Chelsea mengerumuni wasit utama untuk membela Ramires, Zhou Yi dibantu bangkit oleh Mark yang riang. Reus juga mendekat dan memeluknya. 　　Semua gembira karena Zhou Yi berhasil membuat kekuatan Chelsea berkurang. 　　"Ini artinya Borussia Dortmund memiliki keunggulan jumlah pemain. Pelanggaran yang dilakukan Ramirez ini bisa menjadi titik balik pertandingan yang menentukan kemenangan atau kekalahan." 　　Namun di tengah kegembiraan rekan setimnya, Zhou Yi justru terlihat muram. Ia mengerutkan alis dan berkata, "Jangan terlalu senang dulu, teman-teman. Kita harus mencetak gol dalam sisa waktu beberapa menit ini, kalau tidak, hasil pertandingan ini bisa berubah." 　　Rekan-rekan terkejut mendengar Zhou Yi justru menuangkan air dingin di saat seperti ini. 　　"Mengapa?" tanya Mark. 　　"Chelsea yang kehilangan satu pemain pasti akan bermain dengan pertahanan mengerut. Waktu 90 menit hampir habis. Jika kita tidak bisa mencetak gol sebelum itu untuk memenangkan pertandingan, dan pertandingan masuk ke perpanjangan waktu, aku yakin Mourinho akan langsung 'memarkir bus' di depan gawang dan berharap pertandingan sampai ke adu penalti. Jangan lupa, mereka punya Sun Pan." 　　Penjelasan Zhou Yi ini membuat semua orang tersadar. 　　Meski sudah berlalu beberapa musim, penampilan heroik Sun Pan dalam menghadapi tendangan penalti masih membekas di ingatan banyak pemain Dortmund. Begitu Zhou Yi menyebut namanya, semua langsung teringat - saat itu Dortmund menghadapi tim bernama Kickers Offenbach di Piala Jerman. Saat itu, tim tersebut berkutat di liga level bawah dan secara kemampuan sama sekali tidak sebanding dengan Dortmund yang kuat. Oleh karena itu, Klopp melakukan rotasi besar-besaran pada formasi tim, bahkan Zhou Yi sendiri tidak ikut ke kandang lawan. 　　"Hasilnya, lawan yang remeh ini justru berhasil menghambat Borussia Dortmund dalam pertandingan, dan akhirnya mengandalkan adu penalti untuk mengalahkan dan mengeliminasi Dortmund, menciptakan kemenangan tak terduga besar saat itu." 　　"Lalu mengapa Kickers Offenbach bisa mengeliminasi Borussia Dortmund?" 　　"Sebab orang yang berdiri di depan gawang Kickers Offenbach saat itu adalah Sun Pan. Dia berulang kali menyambar tembakan para pemain Borussia Dortmund selama pertandingan, lalu tampil sempurna di adu penalti. Dia berhasil menepis penalti Götze dan Zidan secara berturut-turut, membantu Kickers Offenbach mengalahkan Dortmund 4-2 lewat adu penalti." 　　"Performansi Sun Pan di depan gawang saat itu benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Borussia Dortmund." 　　"Jika pertandingan ini benar-benar masuk ke adu penalti, itu akan sangat merugikan Dortmund." 　　"Kekhawatiran Zhou Yi sangat masuk akal." 　　"Membayangkan prospek seperti itu, semangat semua orang pun ikut turun." 　　"Jadi semangat! Usahakan matikan pertandingan dalam 90 menit!" 　　"Setelah berkata begitu, Zhou Yi segera lari menjauh. Dia tidak peduli apa hasilnya bagi Ramires - entah kartu kuning atau kartu merah langsung, Ramires pasti akan turun lapangan." 　　"Pihak Chelsea mungkin kecewa dengan keputusan wasit ini. Tapi jika mereka tahu bahwa tanpa pelanggaran Ramires tadi, Zhou Yi sudah akan mengoper bola ke Mark yang sedang berlari ke ruang kosong... justru mereka mungkin akan menganggap pelanggaran Ramires ini menguntungkan." 　　Karena, jika Ramires tidak melakukan pelanggaran, mereka bahkan tidak punya kesempatan untuk parkir bus. 　　Ramires terlihat ceroboh, tapi justru membuat pilihan yang tepat. 　　…… 　　Pertandingan dimulai kembali, Borussia Dortmund mendapatkan tendangan bebas di area depan. 　　Para pemain Borussia Dortmund di area depan teringat perkataan Zhou Yi: waktu yang tersisa tidak banyak. Mereka harus memanfaatkan situasi Chelsea yang kekurangan satu pemain dan formasi belum stabil untuk mencetak gol! 　　Maka Borussia Dortmund melancarkan serangan gencar ke gawang Chelsea. 　　Chelsea tidak bodoh. Mereka tahu situasi kekurangan pemain sangat berbahaya. Menghadapi serangan Dortmund, mereka memilih untuk bertahan dalam-dalam. 　　Mereka yakin Mourinho akan melakukan penyesuaian secepat mungkin. Hanya perlu bertahan sampai saat itu tiba. 　　Meski Mourinho belum memberi instruksi, para pemain Chelsea sudah spontan memarkir bus di depan gawang mereka. 　　Meski para pemain Dortmund bermain mati-matian, mereka belum bisa menaklukkan gawang yang dijaga Sun Pan dalam waktu singkat. 　　Satu menit setelah Ramires keluar, di menit ke-87 Chelsea melakukan pergantian: Gelandang bertahan Mikel masuk menggantikan penyerang sayap André Schürrle yang tampil gemilang. Meski Schürrle bermain bagus, tim sekarang butuh penguatan pertahanan, bukan serangan. 　　"Penggantian ini juga membuktikan penilaian Zhou Yi terhadap situasi, Mourinho benar-benar akan parkir bus. Dia menyadari timnya sudah tidak mungkin memenangkan pertandingan dalam 90 menit, maka menarik pertandingan ke adu penalti adalah pilihan terbaik." 　　"Borussia Dortmund tidak menyerah begitu saja. Menit ke-88, mereka melakukan serangkaian operan cepat di depan area penalti Chelsea, menciptakan peluang tembakan sesaat untuk Mkhitaryan yang langsung melepaskan tendangan jauh dari garis kotak penalti." 　　"Hasilnya bola sedikit melenceng dari gawang..." 　　"Setelah itu, Dortmund tidak pernah lagi mendapatkan kesempatan tembakan yang lebih baik dari ini." 　　"Wasit utama meniup peluit tanda berakhirnya 90 menit pertandingan setelah injury time tiga menit." 　　"Pertandingan 90 menit berakhir! Skor imbang 1-1 antara Dortmund dan Chelsea, kedua tim tidak bisa menentukan pemenang dalam waktu normal..." 　　"Chelsea yang kembali dipimpin Mourinho tampil sangat tangguh dalam pertandingan, serangan balik mereka juga tajam. Sementara Dortmund tampaknya tidak terpengaruh aktivitas Zhou Yi yang bolak-balik menerima penghargaan, menunjukkan performa wajar. Kedua tim benar-benar seimbang, layaknya lawan yang sepadan!" 　　…… 　　"Karena waktu istirahat sebelum perpanjangan waktu hanya lima menit singkat - durasi yang mungkin hanya cukup bagi pemain untuk pulang ke ruang ganti lalu kembali ke lapangan - semua pemain beristirahat langsung di lapangan." 　　"Mourinho mengumpulkan pemainnya dalam formasi lingkaran, sambil berdiri di tengah dengan papan taktik untuk menyampaikan strategi perpanjangan waktu secepat mungkin." 　　“Semua pemain bertahan, Torres berada di posisi paling depan tapi juga harus mundur ke belakang lingkaran tengah…” Mourinho menempatkan pion magnet di papan taktik sambil menyusun formasi. “Di satu sisi, kita harus mempertahankan serangan mereka sekuat tenaga. Bisa diprediksi serangan mereka akan sangat gila. Tapi di sisi lain, semakin gila serangan mereka, semakin besar ruang kosong di belakang lini pertahanan mereka. Jadi saat ada peluang, lakukan serangan balik. Torres tidak perlu ikut bertahan, fokuskan stamina dan energinya untuk serangan balik…” 　　Di sisi lain, Klopp juga melakukan hal serupa: “Jika bisa menentukan kemenangan dalam 30 menit perpanjangan waktu, itu tentu yang terbaik. Tapi kalian juga harus paham, kita tidak takut adu penalti. Mereka punya Sun Pan, kita punya Roman!” 　　Klopp sedang memotivasi pemain untuk menghindari kepanikan berlebihan selama perpanjangan waktu. 　　Di sini terlihat kedewasaannya yang melebihi Zhou Yi. Meski perkataan Zhou Yi benar, penyampaiannya yang terlalu gamblang justru berpotensi menimbulkan mental panik di antara rekan setim. Tanpa sengaja ia melebih-lebihkan ancaman dari sahabatnya Sun Pan. 　　Bagaimana jika rekan setim menjadi takut karena ucapannya, lalu dalam kepanikan melakukan gempuran gencar selama perpanjangan waktu sehingga pertahanan kosong dan lawan mencetak gol balik? Bukankah Dortmund akan KALAH? 　　Bahkan jika Borussia Dortmund tidak kebobolan gol balik oleh Chelsea di perpanjangan waktu sehingga pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti, ketakutan para pemain Borussia Dortmund terhadap Sun Pan mungkin tetap tidak akan membawa keberuntungan atau hasil baik bagi mereka... 　　Klopp tidak tahu apa yang dibicarakan Zhou Yi kepada rekan setimnya. Tindakannya saat ini murni berasal dari profesionalisme sebagai pelatih kepala - perlu mengingatkan pemain tentang potensi krisis dan cara mengatasinya. 　　…… 　　Waktu istirahat lima menit berlalu cepat, para pemain dari kedua tim kembali ke lapangan. 　　Babak pertama perpanjangan waktu dimulai dengan tendangan kick-off Chelsea. Namun setelah kick-off, mereka tidak menurunkan banyak pasukan serangan. Dari sini terlihat jelas penyesuaian taktik yang dibuat Mourinho sebelum perpanjangan waktu. 　　Saat formasi pertahanan Borussia Dortmund masih rapi, Chelsea terlihat enggan bertarung habis-habisan. Mereka hanya melakukan tembakan asal sebelum menyerahkan penguasaan bola. 　　Saat Weidenfeller bersiap melakukan tendangan gawang, para pemain Chelsea mundur seperti air surut ke separuh lapangan sendiri. Bahkan Torres sebagai penyerang paling depan tetap berada di belakang garis tengah. 　　Zhou Yi melirik sekeliling, menyaksikan pemandangan ini. 　　Dalam hati, ia berpikir: "Anak itu Sun Pan pasti sedang senang sekali." 　　Karena inilah saatnya untuk menjadi sorotan utama... 　　Sun Pan memang sedang bersemangat. Ia mengencangkan sarung tangannya lalu berteriak keras di depan gawang: "Ayo!!" 　　Ia sudah siap menyambut gelombang serangan ganas Borussia Dortmund. 　　Tubuhnya sedikit gemetar, tapi dia tahu itu bukan karena cemas, apalagi takut—melainkan kegembiraan yang sulit dikendalikan.