Saat telur orak-arik tomat buatan ibu Zhou Yi menyentuh lidahnya, Yan Min mati-matian menahan air mata yang hendak tumpah. Karena dia rindu rumah, rindu orang tuanya.
Sebenarnya Yan Min mengira dirinya sudah tidak akan lagi merasakan kerinduan pada rumah dan orang tua. Tak disangka, hari ini di rumah Zhou Yi, setelah menyantap masakan rumahan, katup emosinya justru terbuka lebar.
Dia meninggalkan orang tua dan kampung halamannya sejak kecil, datang ke Shanghai, merantau sendirian. Meskipun Shanghai selalu menjadi kota pusat, Pulau Chongming saat itu sangat sepi. Setiap hari di pulau itu selain latihan, dia tidak pergi ke mana-mana, hanya tinggal di asrama basis pelatihan sepak bola.
Awalnya agak rindu rumah dan orang tua, terutama setelah teman-teman seperantauannya yang berasal dari luar kota pulang "ke rumah" melalui hubungan kekerabatan angkat di Shanghai, sementara anak-anak lokal Shanghai juga pulang. Basis pelatihan menjadi jauh lebih sepi. Saat itu, rasa kesepian seperti air pasang yang bisa menenggelamkannya.
Di saat seperti ini, dia akan memeluk bola dan lari keluar dari asrama, pergi ke lapangan untuk berlatih giring dan dribel.
Dia sepenuhnya membenamkan diri dalam dunia sepak bola, berkhayal sedang menghadapi pertahanan seluruh 11 vs 11 orang itu di lapangan. Dia harus melewati mereka semua, beberapa Bek bahkan harus dilewati dua sampai tiga kali, baru akhirnya bisa menendang bola ke gawang.
Hanya dengan sepenuh hati memasuki dunia khayalannya, dia bisa melupakan kesepian dan kerinduan pada orang tua.
Lama-kelamaan, dia tidak terlalu sering merindukan rumah lagi.
Setiap tahun kecuali liburan Tahun Baru Imlek untuk pulang merayakan, dia tetap tinggal di Pulau Chongming untuk berlatih, hari demi hari, tahun demi tahun.
"Tetapi dia tidak hanya berlatih secara mekanis. Usaha kerasnya didorong oleh ambisi dalam hatinya—baginya, itu benar-benar ambisi. Namun bagi orang lain, mungkin terdengar konyol, atau setidaknya dianggap tidak sepadan dengan usaha yang dikeluarkan—dia berharap suatu hari nanti bisa membeli rumah mewah di Shanghai yang megah, lalu membawa orang tuanya yang bekerja keras di kampung halaman untuk menghidupinya ke Shanghai, agar mereka tidak perlu bekerja lagi dan bisa menikmati kemodernan dan kemewahan Shanghai seperti warga setempat."
Saat mengunjungi apartemen mewah Zhou Yi hari ini, ambisi dalam hati Yan Min mulai berdebar-debar lagi.
"Aku tidak menuntut tinggi, tidak perlu beli rumah di Dortmund, cukup di Shanghai saja. Kalau aku bisa terkenal dan kaya raya seperti Zhou Yi, membeli rumah di Shanghai pasti bukan masalah lagi, kan?"
"Tuan Schulze." Yan Min yang selama ini diam di kursi penumpang mobil agen tiba-tiba berbicara.
"Hmm?"
"Kapan aku bisa tampil di pertandingan?"
Pertanyaan Yan Min ini membuat Schulze terkejut, sampai tiga kali ia menoleh ke arah Yan Min yang duduk di kursi penumpang sambil menyetir.
Sebelumnya, mengenai masalah penampilan pemain, Schulze pernah khawatir Yan Min yang masih muda akan panik. Tapi yang mengejutkan, Yan Min justru menunjukkan ketenangan luar biasa.
Tapi kenapa sekarang tiba-tiba mempermasalahkan hal ini lagi?
"Hanya dengan tampil di pertandingan, kita bisa dapat berbagai kontrak sponsor kan?" tanya Yan Min.
"Itu... secara teori memang begitu..." jawab Schulze.
Dunia sepak bola pada dasarnya adalah dunia yang berbicara tentang kemampuan tim. Jika timmu kuat, kamu akan menang semua. Jika tidak, tak ada yang peduli. Semakin kuat kemampuan tim, semakin besar imbalan yang didapat. Sebaliknya, tim yang lemah tentu menghasilkan sedikit uang.
"Aku mau cepat tampil di pertandingan..." Yan Min mengepal tangan.
Schulze tampak bingung: "Aku juga bukan pelatih, urusan ini tak bisa kuselesaikan."
Mendengar ini, Yan Min melepaskan kepalan tangannya dengan putus asa. Ia tahu Schulze benar - keputusan penampilannya ada di tangan Klopp. Tapi sejauh ini, tak ada tanda Klopp akan memainkannya.
Ia tak tahu harus menunggu berapa lama. Dulu ia merasa punya kesabaran, tapi sekarang hatinya mulai gelisah.
"Saran ku tetap: latihan keras, tunjukkan performansi bagus di pertandingan internal, lalu berharap Klopp melihat usaha dan kemampuanmu..." Schulze berbicara sambil menyetir.
Yan Min bersandar di jok mobil, pasrah. Sepertinya tak ada cara lain selain ini...
Kembali ke lapangan latihan, Yan Min tetap berlatih dengan semangat dan fokus maksimal. Sebenarnya tak mungkin lebih giat lagi, karena sikapnya selama latihan memang sudah sempurna.
Sebenarnya, tim pelatih Borussia Dortmund sudah menyadari sikap-sikap ini. Namun performa bagus selama latihan tidak serta-merta menjamin hak tampil. Susunan formasi sebuah tim ditentukan oleh banyak faktor. Jika starting lineup tampil gemilang dan stamina mereka baik, mengapa harus memainkan pemain cadangan di saat seperti ini?
Bahkan dalam sistem rotasi, masih ada pemain yang hierarkinya lebih tinggi dari Yan Min.
Persaingan di lini tengah dan depan Dortmund saat ini sangat ketat. Mkhitaryan dan Aubameyang yang baru bergabung tampil luar biasa, sementara pemain seperti Kuba yang sudah lama di tim juga stabil. Untungnya Dortmund menerapkan sistem rotasi, kalau tidak mustahil mengatur semuanya.
Yan Min mungkin masih harus menunggu kesempatan untuk bisa tampil.
Sejak kedatangan orang tua Zhou Yi, kehidupan sehari-harinya tidak lagi merepotkan. Ia bisa fokus total pada latihan. Klopp juga puas dengan performa Zhou Yi di latihan, menyadari ini berkat kehadiran orang tuanya. Diam-diam ia bertanya berapa lama orang tua Zhou Yi akan tinggal di Dortmund.
Mendengar jawaban Zhou Yi bahwa mungkin hanya sebulan, Klopp malah kecewa.
Menurutnya, hal terpenting bagi Zhou Yi saat ini mungkin adalah segera berkeluarga.
Dengan lingkungan keluarga yang stabil, seluruh energinya bisa dikerahkan di lapangan.
Nantinya, tentu Borussia Dortmund yang akan paling diuntungkan.
Namun masalah perasaan pribadi seperti ini tidak bisa diatur oleh Klopp. Untungnya Zhou Yi, meski tidak punya pacar, berbeda dengan pemain seperti Großkreutz yang suka menghabiskan waktu di klub malam. Dia bisa mengatur jadwal harian dan kondisi fisiknya dengan baik.
Pada 13 September, pertandingan kelima Bundesliga akan dimulai. Borussia Dortmund akan menjamu Hamburg di kandang sendiri pada malam tanggal 14 September.
Di pertengahan pekan depan, Borussia Dortmund akan menghadapi pertandingan pertama mereka di Champions Eropa musim ini dengan bertandang ke Napoli.
Mempertimbangkan pentingnya pertandingan melawan Napoli dan kelelahan para pemain timnas setelah baru saja menjalani pertandingan internasional,
Klopp secara wajar melakukan rotasi pemain untuk pertandingan melawan Hamburg.
Beberapa pemain timnas yang kondisi fisiknya kurang baik tidak masuk dalam daftar pemain untuk pertandingan melawan Hamburg.
Karena alasan ini, Yan Min pertama kalinya dimasukkan ke dalam daftar pemain 18 orang untuk pertandingan.
Ini merupakan kali pertama sejak Yan Min bergabung dengan Borussia Dortmund.
Meskipun Zhou Yi pernah mengkritik media China agar tidak terlalu fokus pada kapan Yan Min akan masuk daftar pemain atau bisa tampil,
Kabar ini tetap membuat media China dan para suporter yang terobsesi dengan Yan Min sangat antusias.
Sebelum pertandingan, jumlah wartawan China yang mewawancarai Yan Min untuk pertama kalinya melebihi jumlah yang mewawancarai Zhou Yi.
"Saya senang bisa masuk daftar pemain..." Di depan mikrofon dan lensa para wartawan, Yan Min menunjukkan ekspresi gembira seperti yang dia katakan sendiri.
Baru saja terstimulasi, kemudian masuk dalam daftar pemain, tentu merasa bersemangat.
Tapi ada wartawan yang bertanya: "Menurutmu, apakah kamu punya kesempatan untuk tampil?"
Yan Min tertegun sejenak, lalu menggeleng: "Aku tidak tahu..." Ekspresi bahagianya memudar.
Saat itu, Zhou Yi datang menghampiri, berdiri di samping Yan Min dan berkata: "Menurutku hal terpenting Yan Min bukan memikirkan kapan bisa tampil, tapi mempersiapkan diri sebaik mungkin. Saat kesempatan datang, rebutlah dengan sukses. Terima kasih..." Setelah itu memberi isyarat perpisahan.
Melihat Zhou Yi turun tangan, para wartawan pun enggan terus mengepung Yan Min, membuka jalan untuk mereka.
Setelah keluar dari lingkaran kepungan wartawan, Zhou Yi berkata pada Yan Min: "Kesabaran, Yan Min. Kontrakmu dengan Borussia Dortmund lima tahun, masih panjang."
Diiringi Zhou Yi, Yan Min mengangguk tanpa bicara.
Logikanya dia paham, tapi tetap ingin segera dapat kesempatan bermain. Namun dia tidak ngambek, tahu Zhou Yi bermaksud baik. Boleh saja bersikap chuunibyou, tapi jangan tidak tahu terima kasih.
……
Meski Klopp melakukan rotasi formasi pemain utama melawan Hamburg, tidak sampai sepenuhnya memainkan tim cadangan.
Minimal Zhou Yi masuk dalam starting lineup.
Mempertimbangkan sistem rotasi Dortmund, analis pra-pertandingan memperkirakan kemenangan kandang Dortmund, tapi prosesnya tak akan mudah.
Namun hasil yang sebenarnya sungguh mengejutkan.
Dalam 10 menit pertama, Hamburg yang bermain di kandang lawan masih bisa bertahan seimbang melawan Borussia Dortmund, bahkan terlihat tidak kalah. Borussia Dortmund sendiri sepertinya benar-benar terkena dampak dari masa jeda pertandingan timnas dan sistem rotasi. Meskipun bermain di kandang sendiri, performa para pemain tidak begitu bersemangat.
Tapi di menit ke-19, Kuba membuka keunggulan untuk Borussia Dortmund dengan tendangan jauh yang cantik.
Kebuntuan di lapangan akhirnya terpecahkan!
Di menit ke-22, tepat tiga menit setelah gol Kuba, Mkhitaryan memperlebar keunggulan Borusia Dortmund.
Borussia Dortmund unggul dua gol!
Namun keunggulan ini tidak bertahan lama. Di menit ke-26, pemain Hamburg keturunan Tionghoa-Jerman, Lam Tsz Kin, mencetak gol spektakuler untuk mengurangi ketertinggalan.
Pemain ini memiliki wajah oriental tapi bukan orang China. Ia lahir di Hamburg, Jerman. Ayahnya berasal dari Hong Kong China, sedangkan ibunya orang Jerman. Meskipun merupakan hasil percampuran dua ras, ciri-ciri fisik campurannya tidak terlalu menonjol.
Pemain ini sudah memperkuat tim utama Hamburg sejak musim 2011-2012. Bagi Bundesliga, dia bukanlah pemain baru yang hijau.
Lam Tsz Kin sangat bersemangat setelah mencetak gol. Ini merupakan gol pertamanya di Bundesliga.
Komentator CCTV He Ping juga memberikan penjelasan singkat tentang profil dan kondisi Lam Tsz Kin kepada pemirsa televisi.
"Dan disebutkan dia mungkin bermain untuk Tim Hong Kong, tapi juga bisa bermain untuk timnas Jerman, lagipula dia sudah pernah masuk skuad U20 Jerman."
"Soal bermain untuk Timnas China..."
"Dulu para suporter China mungkin masih membayangkan pemain keturunan Tionghoa seperti Lin Zhijian yang lahir dan besar di luar negeri, bahkan tidak bisa bahasa China, berbondong-bondong memperkuat Tim China."
"Tapi setelah munculnya Zhou Yi dan kawan-kawan, minat terhadap orang-orang seperti itu sudah jauh mereda."
"Lagipula setelah Zhou Yi, muncul Yan Min. Bukankah ini membuktikan regenerasi pemain seperti Zhou Yi?"
"Sebagai China yang besar, harus tetap mengandalkan diri sendiri!"
