"Gol Lin Zhijian membuat komentator stasiun TV Hong Kong sangat bersemangat."
"Karena ayah Lin Zhijian berasal dari Hong Kong, sejak debutnya di Hamburg, media Hong Kong memberikan perhatian besar yang tidak kalah dari perhatian media daratan China terhadap Zhou Yi dulu."
"Sekarang setiap ada pertandingan Hamburg, stasiun TV Hong Kong pasti menyiarkannya."
"Kini mereka bahkan menyaksikan gol liga pertama dalam karier Lin Zhijian."
"Tembakan Lin Zhijian itu benar-benar spektakuler! Gol kelas dunia! Semoga gol ini membawa lebih banyak keberuntungan untuk Lin Zhijian!"
"Mereka juga berharap Lin Zhijian bisa mewakili Tim Hong Kong. Jika Hong Kong memiliki pemain yang menjadi pilar utama di tim Bundesliga, ini akan sangat meningkatkan kemampuan tim."
"Gol Lin Zhijian juga membangkitkan semangat Hamburg yang sedang tertinggal."
Dalam pertandingan selanjutnya, meskipun Borussia Dortmund melakukan serangan yang gencar, Hamburg tidak kebobolan lagi. Tentu saja hasil ini didapat dengan mengorbankan dua kartu kuning - mustahil bagi Hamburg untuk tidak melakukan pelanggaran guna menekan serangan Dortmund.
Mereka mengakhiri babak pertama dengan skor 1:2.
Baru saja babak kedua dimulai, bek tengah Hamburg Westerman menyamakan skor melalui sundulan dari tendangan pojok.
"Hamburg yang tangguh! Mereka berhasil menyamakan skor!"
"Tampaknya masa jeda pertandingan timnas memang sangat mengganggu Dortmund..."
Setelah Hamburg menyamakan skor, serangan Dortmund semakin gencar.
Mereka seolah terprovokasi oleh Hamburg.
Seluruh tim Hamburg harus menghadapi amuk Dortmund.
Statistik pasca pertandingan menunjukkan Dortmund melakukan total 28 tembakan, 13 diantaranya tepat dalam bingkai gawang...
Pada menit ke-65, akhirnya Hamburg tak mampu bertahan menghadapi serangan badai Dortmund.
Zhou Yi tiba-tiba melakukan serangan mendadak dari luar area penalti, memasuki kotak penalti dan menerima operan Sibel sebelum melepaskan tendangan keras ke sudut jauh gawang.
Kiper Hamburg Adler terlambat menyambar, bola pun melesak ke gawang!
"Zhou Yi! Dia mengembalikan keunggulan untuk Dortmund! Ini juga gol liga pertamanya di musim baru! Kebijakan merotasi pemain mana pun kecuali Zhou Yi terbukti tepat!"
……
Gol Zhou Yi bagaikan siraman air dingin di kepala para pemain Hamburg... menggagalkan semangat perlawanan mereka.
Klopp juga memanfaatkan momentum untuk melakukan pergantian pemain, menarik keluar Kuba dan menggantikannya dengan Aubameyang, serta memasukkan Mark menggantikan.
Menit ke-73, Mark yang baru masuk memanfaatkan jebakan offside, menerima umpan terobosan Zhou Yi dan menaklukkan gawang Hamburg.
4:2! Borussia Dortmund kembali memperlebar keunggulan menjadi dua gol!
Hanya satu menit kemudian, memanfaatkan kekacauan mental pemain Hamburg pasca kebobolan, Reus menambah gol kelima untuk Dortmund, 5:2!
Dengan selisih tiga gol di sisa 10+ menit, kemenangan Dortmund praktis sudah tak terbantahkan.
Tapi Dortmund tak ingin berhenti menyerang.
Menit ke-81, Mark menyundul bola ke gawang, mencetak brace!
Sorakan gemuruh Westfalenstadion mengiringi berakhirnya badai serangan Dortmund.
Zhou Yi akhirnya ditarik keluar agar bisa beristirahat setelah kemenangan dipastikan.
Akhirnya, Dortmund menaklukkan Hamburg 6:2 di kandang sendiri.
Meski sempat mengalami gejolak, kemenangan akhir mereka tetap gemilang.
Borussia Dortmund meraih kemenangan liga ke-23 secara beruntun dengan kemenangan besar di kandang sendiri.
Raja Eropa yang baru saja memenangkan Piala Super Eropa ini terlihat tak terkalahkan. Meski kehilangan dua pilar utama sebelum musim baru, mereka cepat menggantinya dengan Aubameyang dan Mkhitaryan di pasar transfer.
Setelah pengundian grup Liga Champions, menurut odds juara dari perusahaan judi, Dortmund meski bukan favorit tertinggi tetap masuk kelompok pertama.
Ini membuktikan kekuatan Dortmund kini. Mereka bukan lagi tim regional yang hanya dominan di Jerman, tapi setara Bayern München, Real Madrid, Barcelona sebagai raksasa Eropa.
Masa depan cerah Dortmund bagai api menyala-nyala, dipenuhi bunga mekar.
Tapi mungkin ada yang tidak menerima hal ini.
Contohnya lawan pertama Dortmund di fase grup Liga Champions: Napoli dari Serie A.
……
Napoli tidak asing bagi suporter China generasi tua, yang masih mengingat tim juara Serie A pimpinan Maradona.
Napoli yang dulu pernah mengalami masa kejayaan. Di bawah kepemimpinan Maradona, tim ini berhasil mengalahkan lawan-lawan tangguh seperti AC Milan, Inter Milan, dan Juventus di liga, hingga meraih gelar liga. Di tahun-tahun ketika tidak menjadi juara, mereka tetap menjadi penantang serius dan pengacau perebutan gelar, benar-benar tim kuat kelas atas di Serie A. Sangat berbeda dengan Napoli yang terdegradasi kemudian maupun Napoli sebelum kedatangan Maradona.
Napoli didirikan pada tahun 1926. Dalam 58 tahun sebelum kedatangan Maradona, klub ini hanya memenangkan Coppa Italia dua kali dan sekali mencapai semifinal Piala Winners Eropa. Di luar periode itu, sejarah tim ini hampir tidak memiliki prestasi berarti.
Sejak tahun 1984 ketika klub membawa Diego Maradona dari Barcelona ke kota selatan Italia ini dengan biaya transfer 4 juta dolar AS (rekor dunia saat itu), mereka mendapatkan masa-masa terbaik dalam karier Maradona.
Selama tujuh tahun, Maradona membantu Napoli menjadi kekuatan besar di sepakbola Italia. Dari tim yang tidak dikenal menjadi penantang gelar yang bisa bersaing dengan tiga raksasa dari utara, perubahan Napoli bisa digambarkan sebagai perubahan bumi dan langit.
1986 peringkat ketiga Serie A, 1987 juara Serie A dan Coppa Italia, 1988 juara dua liga, 1989 juara Piala UEFA Eropa dan juara dua liga, 1990 kembali meraih gelar Serie A.
Gelar-gelar juara ini bukan hanya belum pernah dimiliki Napoli sebelumnya, tapi juga merupakan prestasi yang tak tertandingi dalam sejarah klub-klub sepak bola Italia bagian selatan.
Namun legenda ini berakhir pada 1991 ketika Maradona terbukti menggunakan narkoba dan menerima hukuman larangan bermain selama 15 bulan. Setelah masa hukuman berakhir, ia tidak bisa kembali ke Italia karena masalah penggelapan pajak. Ia meninggalkan Napoli dan bergabung dengan tim La Liga Sevilla.
Drama gila antara Raja Sepak Bola dan Napoli pun berakhir.
Sejak itu, karier Maradona mulai merosot dan pada 1994 ia kembali dihukum larangan bermain karena kasus narkoba.
Klub Napoli sendiri terperosok dalam rawasetelah kepergian Maradona, bahkan pada 2004 terpaksa degradasi karena kebangkrutan.
Napoli saat ini adalah hasil rekonstruksi setelah dibeli oleh magnat film Italia De Laurentiis.
Setelah berbagai pasang surut, Napoli kini kembali menarik perhatian publik.
Sejak meraih peringkat ketiga Serie A di musim 2010-2011, Napoli kembali tampil di panggung besar Liga Champions.
Napoli masa kini mungkin tanpa Diego Maradona, tapi Napoli baru ini berambisi melampaui prestasi legenda di Champions Eropa.
Napoli era Maradona pernah dua kali juara Serie A dan dua kali berpartisipasi di Champions Eropa yang saat itu masih disebut "Piala Champions Eropa" bukan "Liga Champions Eropa".
Dan tidak seperti sekarang di mana beberapa tim teratas liga bisa berpartisipasi, Champions Eropa saat itu benar-benar "piala juara" dalam arti sebenarnya - hanya juara liga masing-masing negara dan juara bertahan Champions Eropa yang bisa ikut. Juga tidak ada yang disebut fase grup, melainkan sistem kandang-tandang eliminasi satu putaran.
Setelah meraih gelar Serie A pada musim 1986-1987, Napoli berpartisipasi dalam Champions Eropa musim 1987-1988 yang menjadi penampilan pertama mereka dalam sejarah klub. Hasilnya, juara Serie A yang penuh ambisi langsung berhadapan dengan raksasa La Liga Real Madrid di putaran pertama. Pada leg pertama di kandang Real Madrid, Maradona tampak biasa-biasa saja dan kalah 0-2 di kandang lawan. Kembali ke kandang sendiri pun tidak bisa mengubah nasib, mengakhiri perjalanan Champions Eropa pertama mereka dalam sejarah dengan hanya bertahan satu putaran.
Tahun 1990 Napoli mengalahkan AC Milan di Serie A dan meraih gelar juara. Pada musim 1990-1991, Napoli mengikuti Champions Eropa untuk kedua kalinya. Kali ini Napoli bertemu tim Hungaria Újpest di babak pertama. Dalam dua leg kandang-tandang, Maradona memberikan dua gol dan satu assist, membantu timnya mengeliminasi lawan dengan agregat 5:0, menembus babak kedua Champions Eropa secara bersejarah. Kemudian di babak 16 besar, mereka bertemu tim tangguh Rusia Spartak Moskow. Kedua leg berakhir tanpa gol. Dalam adu penalti, pemain Napoli gagal mencetak penalti, mengakhiri perjalanan Raja Sepak Bola di Champions Eropa.
Tanpa Maradona, Napoli yang telah beregenerasi mengikuti Champions Eropa untuk ketiga kalinya dalam sejarah pada musim 2011-2012. Kali ini mereka tampil gemilang, lolos dari fase grup dan masuk ke babak 16 besar, kembali mencapai prestasi yang pernah dicapai Maradona bersama Napoli di Champions Eropa - babak 16 besar.
Kali ini mereka hampir melampaui rekor terbaik Napoli di Champions Eropa yang diciptakan sang legenda. Di kandang sendiri mereka mengalahkan Chelsea 3-1, yang langsung menyebabkan pelatih Chelsea Mr. Boas diberhentikan. Sayangnya di leg kedua, mereka juga kalah 3-1 di kandang lawan. Kedua tim bermain perpanjangan waktu dimana Chelsea mencetak gol lagi, mengeliminasi Napoli dengan agregat 5-4.
Akhirnya, Napoli juga tidak mampu melampaui pencapaian terbaik tim era Maradona di Champions Eropa.
Kini, setelah merekrut pemain-pemain kuat, Napoli kembali beraksi. Namun kali ini nasib kurang baik, mereka masuk ke grup kematian...
