Bab 87 Tidak Menyesal

　　Setelah menembak, Yan Min yang melihat bola melenceng dari tiang gawang belakang langsung berjongkok di tanah, menyangga kepala dengan kedua tangan, menunjukkan penyesalan mendalam. 　　Di depan gawang, Mark dan Reus yang siap menyambut umpan sama-sama menunjukkan gerakan meminta operan. Kini melihat bola melenceng, mereka menatap Yan Min dengan ekspresi dan gestur menggerutu. 　　"Aduh! Pilihan yang terlalu gegabah ini!" teriak Zhou Jianliang sambil menepuk pahanya. 　　Zhou Yi juga bersandar di sofa dengan ekspresi kecewa. 　　Di pinggir lapangan, seluruh pelatih dan pemain Borussia Dortmund yang menanti gol penutup penyama skor serasa baru naik rollercoaster. 　　Buvac berbalik dan memukul atap bangku cadangan dengan tinju, sementara yang lain tak kalah frustasi. 　　Klopp juga mengatupkan gigi dengan kepalan tangan terkunci. 　　Di sisi Arsenal, terasa kelegaan "selamat dari maut" dengan banyak yang menghela napas lega. 　　Saat Yan Min melakukan penetrasi tadi, mereka nyaris mati ketakutan. Kini mereka justru bertepuk tangan menyambut pilihan nekad Yan Min. 　　Di dunia maya, banyak suporter China juga menyuarakan kekecewaan atas keputusan akhir Yan Min. 　　“Operan yang bagus! Reus dan Mark sudah berada di depan gawang!” 　　“Ah, sepertinya pemain muda ini masih jauh ketinggalan dibanding Zhou Yi...” 　　“Teknis dan kecepatan tak perlu diragukan, cuma saat memilih opsi terakhir, kurang jernih dalam berpikir...” 　　“Kecerdasan bermain bolanya... benar-benar menyentuh! Kalau tidak bisa belajar mengolah bola dengan benar, masa depannya mungkin hanya segini...” 　　“Ini main apa sih! Tadi saat menembus pertahanan sempat membuatku bersorak, tapi tembakan terakhir itu benar-benar seperti memakan lalat mati!” 　　Mereka melampiaskan kemarahan dan kekecewaan atas kemungkinan kekalahan Borussia Dortmund kepada Yan Min. 　　Tapi semua ini tidak diketahui Yan Min. 　　Ia menatap langit, tenggelam dalam dunianya sendiri, tidak peduli bagaimana orang memandangnya. 　　…… 　　Siaran TV memutar ulang aksi penetrasi dan tembakan Yan Min. Gerakan menembusnya sangat cantik, perubahan arah berturut-turut membuat Sagna bingung, berhenti mendadak menghindari Mertesacker juga spektakuler, tapi sayang tembakan akhirnya... 　　Seandainya memberi operan ke Mark atau Reus, mungkin akan ada akhir yang berbeda. 　　Para komentator masih berdiskusi tentang tendangan tersebut. 　　He Ping sebagai seorang komentator China, secara emosional tentu ingin membela Yan Min. Dia berusaha bersikap netral dan objektif: "Sejujurnya, seorang pemain penyerang yang sebelumnya melakukan terobosan cantik, menghadapi gawang, tidak salah jika memilih untuk menembak. Memilih menembak juga bukan hal yang tidak masuk akal atau tidak bisa dipahami... Hanya saja teknik tendangan terakhirnya agak kurang bagus. Menurutku kita tidak boleh terus-menerus mengkritiknya..." 　　Marcel Leif, orang Jerman ini tidak sehalus itu. Bagaimanapun, tendangan Yan Min telah menghancurkan harapan Borussia Dortmund untuk menyamakan skor: "Pilihan Yan Min untuk menembak jelas tidak mempertimbangkan situasi. Mungkin kecepatan larinya terlalu tinggi, sementara kecepatan berpikir otaknya tidak bisa mengimbangi?" 　　…… 　　Yan Min menyia-nyiakan kesempatan itu di menit ke-89. Segera setelahnya, ofisial keempat mengangkat papan injury time selama tiga menit. 　　Waktu injury time ini tergolong tidak terlalu lama, masih dalam batas wajar, tetapi juga berarti waktu yang tersisa untuk Borussia Dortmund semakin sedikit. 　　Dalam situasi seperti ini, kesempatan yang terbuang oleh Yan Min tadi terasa sangat berharga dan disayangkan. 　　Bahkan bisa dikatakan, tembakan yang gagal dari Yan Min memberikan pukulan berat pada moral pemain-pemain Borussia Dortmund lainnya. 　　Namun Yan Min sendiri tampaknya sama sekali tidak menyadari hal ini. 　　Setelah pertandingan dimulai kembali, dia tetap berlari tak kenal lelah di area depan, mencari-cari kesempatan. Dia tidak menjadi seperti orang yang tidur sambil berjalan atau mengalami breakdown emosional hanya karena melewatkan kesempatan ini... 　　"Sayangnya, pemain Borussia Dortmund lainnya tampaknya kehilangan kepercayaan diri untuk menyamakan skor, dan tidak mampu memberikan banyak dukungan padanya." 　　"Akhirnya Borussia Dortmund kalah 1-2 di kandang Arsenal, juara bertahan Champions Eropa yang telah kalah dua kali dalam tiga pertandingan fase grup." 　　"Setelah beberapa kali masuk ke dalam 'grup kematian', akhirnya mereka merasakan bagaimana sesungguhnya rasa grup kematian yang sebenarnya..." 　　"Setelah pertandingan, media dan suporter ramai mendiskusikan penyebab kekalahan Borussia Dortmund dalam pertandingan ini." 　　"Sebelum pertandingan, ketidakhadiran Zhou Yi ke London dianggap sebagai alasan potensial kekalahan Dortmund di kandang lawan." 　　"Namun setelah pertandingan, alasan tersebut beralih ke Yan Min." 　　"Tembakan meleset Yan Min di menit akhir pertandingan dituding sebagai biang keladi kekalahan Dortmund." 　　"Hampir semua orang menganggap pilihan Yan Min salah. Seharusnya setelah menembus pertahanan, dia mengoper bola ke Mark atau Reus yang sudah menunggu di depan gawang. Sekedar operan saja bisa menghasilkan gol dengan probabilitas tinggi." 　　"Media Jerman dengan tegas mengkritik keputusan Klopp memasukkan Yan Min sebagai pilihan yang keliru." 　　"...Mengapa tidak menggunakan Hoffmann yang lebih berpengalaman dan lebih sering tampil? Menggunakan pemain baru yang kikuk dalam pertandingan sepenting ini?" 　　"Media China tidak seekstrim media Jerman. Mereka lebih halus dengan mengalihkan kesalahan ke Klopp untuk membebaskan tanggung jawab Yan Min." 　　“……Sebagai pemain baru yang baru bergabung dengan tim, Yan Min sebelumnya tidak memiliki waktu bermain sama sekali di pertandingan resmi. Tiba-tiba Klopp memainkannya di laga Champions Eropa dengan tugas sepenting ini. Tekanan yang dia tanggung bisa dibayangkan. Menurut saya, performa Yan Min dalam pertandingan ini lebih merupakan tanggung jawab Klopp. Jika ingin melatih pemain baru mencari feeling bermain, Piala Jerman adalah panggung yang tepat, atau memainkannya di liga saat tim unggul besar. Tapi Klopp malah memainkan Yan Min di laga Champions Eropa yang harus dimenangkan, dan dia pun gagal memanfaatkan peluang terbaik…” 　　“Keputusan Klopp membebani Yan Min dengan tekanan tak semestinya. Sebagai pelatih, seharusnya dia mempertimbangkan hal ini. Tapi tidak! Media luar negeri menyalahkan Yan Min atas kekalahan Dortmund, menurut saya tuduhan ini tidak berdasar. Yang bertanggung jawab atas kekalahan tim adalah Klopp, bukan Yan Min!” 　　Namun sikap seperti ini justru memicu ketidakpuasan banyak suporter dalam negeri yang menganggap media China terlalu membela anak sendiri, hal ini tidak baik bagi perkembangan pemain China di Eropa. 　　“…Mengapa Zhou Yi tidak pernah mengalami hal seperti ini?” 　　“Benar! He Ying, Sun Pan, Yang Muge, dan Guo Nu - saat mereka berkarier di luar negeri, kapan pernah mengalami masalah seperti ini? Menurut saya kita harus introspeksi. Membela pemain secara membabi buta justru akan merugikan mereka!” 　　“Permainan buruk ya memang buruk, ngapain cari-cari alasan!” 　　“Orang Yan Min ini saya tahu, waktu di Shanghai saya sudah lihat dia main. Ciri khas terbesarnya itu egois! Tidak suka operan. Tak disangka di luar negeri juga sama..." 　　“Saya ingat di acara realitas dulu, dia juga main seperti itu kan? Sempat dikritik Zhou Yi ya? Tak disangka tetap konsisten, tak melupakan niat awal... Sudah bertahun-tahun, kebiasaan buruk ini belum juga berubah. Entah apa yang dilihat Dortmund darinya..." 　　Berbeda dengan media China, para suporter China justru menuntut pemain mereka dengan standar yang jauh lebih keras. Begitu kerasnya sampai membuat orang bertanya-tanya apakah Yan Min ini benar-benar orang China. Mungkin ini berasal dari tradisi pendidikan orang tua kita yang selalu menuntut ketat, sejak kecil sudah diajarkan "berlapang dada pada orang lain, bersikap disiplin pada diri sendiri". 　　Makanya terhadap pemain sendiri justru tuntutannya sangat ketat, sekecil apapun kesalahan tidak boleh dimaafkan. 　　Sejenak setelah kekalahan, berbagai kritikan dan tekanan mengarah ke Yan Min. 　　Saat seluruh tim Borussia Dortmund kembali ke bandara Dortmund, beberapa wartawan langsung menghujani Yan Min dengan pertanyaan. Ini pertama kalinya terjadi sejak Yan Min bergabung dengan Dortmund. 　　Jelas terlihat, setelah kekalahan, Yan Min justru menjadi tokoh utama yang menjadi sorotan media. 　　“Apakah Anda menyesal dengan pilihan melakukan tembakan terakhir itu?” 　　“Jika dioper ke Mark atau Reus, apakah akan lebih baik?” 　　“Pernahkah terpikir jika saat itu memilih operan alih-alih tembakan, Dortmund mungkin tidak akan KALAH?” 　　"Ada yang bilang di dalam negeri Anda memang punya gaya bermain seperti ini, tidak suka mengoper ke rekan setim, lebih suka main sendiri... Apakah ini benar?" 　　…… 　　Wartawan dari China dan Jerman, menggunakan Bahasa Mandarin, Jerman, atau Inggris, melontarkan semua pertanyaan mereka sekaligus. 　　Seandainya Zhou Yi ada di tim saat itu, pasti dia akan membawa pergi Yan Min atau membantu menangkis pertanyaan-pertanyaan provokatif itu. 　　Sayangnya, Zhou Yi tidak ikut dalam perjalanan tim, jadi Yan Min harus menghadapi situasi ini sendirian. 　　Mengingat temperamen khas Yan Min, tampaknya sulit baginya memberikan jawaban yang diplomatis. 　　Maka tidak mengherankan ketika dia menatap lensa kamera dan berkata: "Saya tidak menyesal memilih menembak. Jika ada kesempatan lagi, saya akan tetap melakukannya." 　　…… 　　"...Pemain China Yan Min yang baru bergabung musim ini, saat dihadapkan pada pertanyaan di bandara antara menembak atau mengoper, menyatakan tidak menyesal atas tembakan yang menyebabkan timnya KALAH. Jika diulang, dia tetap akan memilih menembak daripada mengoper..." 　　Berita olahraga malam itu menayangkan kepulangan seluruh tim Borussia Dortmund, dengan jawaban Yan Min diulang kembali oleh presenter. 　　"Bangsat, media-media ini benar-benar kurang kerjaan!" 　　Zhou Yi hampir menampar meja saat melihat berita ini di televisi. 　　Di dunia maya, jawaban Yan Min telah memicu kontroversi besar. 　　Di Twitter dan Facebook, banyak suporter Borussia Dortmund mengkritik Yan Min dianggap tidak bertanggung jawab dan kurang visi. Beberapa bahkan menuntut permintaan maaf atas pernyataannya. 　　"Di dunia maya China, situasinya bahkan lebih ramai..." 　　"Apa otak Yan Min kemasukan air? Kok bisa-bisanya dia memberikan jawaban seperti itu?" 　　"Hehe, inilah kualitas pemain profesional negara kalian, sama sekali tidak mengejutkan. Aku sedih melihat Reus harus berurusan dengan rekan setim idiot seperti ini..." 　　"Yan Min sudah terlalu besar kepala ya? Sejak bergabung dengan Borussia Dortmund, dia lupa diri sampai segitunya? Berani-berannya bicara seperti itu..." 　　"Makanya kubilang pemain China itu seperti anjing tak bisa berhenti makan tai, perkataan dan perbuatannya benar-benar mencoreng nama negara!" 　　"Memalukan sampai ke luar negeri, hebat benar!" 　　"Menurutku kita harus manjat tembok firewall untuk minta maaf ke akun Twitter klub Borussia Dortmund, ke Reus dan Mark. Jangan sampai mereka punya citra buruk tentang pemain China..." 　　"Kasihan Zhou Yi, pasti dia terjepit di tengah-tengah dan merasa tidak nyaman sekarang..." 　　…… 　　Seolah-olah citra baru pemain sepakbola profesional China yang susah payah dibangun Zhou Yi dan kawan-kawan, tiba-tiba dihancurkan oleh satu kalimat Yan Min.