Begitu Boateng menendang, Weidenfeller sudah menebak arah yang benar. Dia menyambar ke samping dan berhasil menepak keluar tendangan penalti Boateng!
Bola yang ditepisnya jatuh kembali ke area penalti. Boateng ingin melakukan rebound, tapi gagal menyentuh bola.
Bola memantul ke dekat titik penalti setelah menyentuh tanah.
Saat itulah Yang Muge datang menyambar!
Dia menyodorkan kakinya ke arah bola!
Jika berhasil disentuh, bisa jadi gol rebound!
Subotic kali ini mengabaikan risiko pelanggaran. Dengan terguling di tanah, dia menyentakkan kaki lebih dulu dan berhasil mengakhiri ancaman dengan menendang bola keluar garis lapangan sebelum Yang Muge menyentuhnya.
“……Borussia Dortmund akhirnya benar-benar lolos dari bahaya……”
Setelah berhasil menepis penalti, Weidenfeller sangat bersemangat. Ia mengangkat kepalan tangan, merayakan dengan menunjukkan kekuatan.
Pemain-pemain Borussia Dortmund lainnya pun bergegas mendekat, dengan penuh semangat menepuk-nepuk bahu dan punggung Weidenfeller.
Di sisi Schalke 04, kekecewaan begitu mendalam. Awalnya mereka mengira penalti akan menyamakan skor. Siapa sangka tendangan Boateng justru melenceng jauh dari sasaran...
Usaha rebound Yang Muge memang gesit, sayangnya terlambat sesaat...
Ini merupakan pukulan ganda bagi Schalke 04 – mungkin lebih baik tidak mendapatkan penalti sama sekali. Tapi gagal memanfaatkan penalti yang didapat, rasanya lebih menyakitkan daripada sekadar tertinggal satu gol.
Akibatnya, tendangan pojok berikutnya dari Schalke 04 ditendang tanpa semangat, langsung ditangkap dengan mudah oleh Weidenfeller di udara.
Meski insiden penalti telah berlalu, para komentator masih terus membicarakan kejadian tadi.
“...Konon Boateng dan Weidenfeller adalah sahabat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin karena itu Weidenfeller sangat memahami gaya bermain Boateng, sehingga bisa menebak arah tendangan dengan tepat...”
“Pasti tidak terbayang oleh Boateng, bahwa tanpa sengaja ia menciptakan rekor – dalam sejarah Derbi Ruhr sebelumnya, Schalke 04 tak pernah gagal menjebol gawang dari titik penalti. Dialah orang pertama yang melakukannya!”
Siaran TV juga menampilkan close-up shot bergantian ke Weidenfeller dan Boateng.
Dalam close-up, Weidenfeller tentu sangat bersemangat. Berhasil menepis penalti menjadi stimulasi besar bagi kondisinya.
Sementara Boateng terlihat kesal, masih menggelengkan kepala diam-diam.
Mengapa tendangan penalti itu mengarah ke sudut favorit kiper? Orang lain tak mengerti, mungkin Boateng sendiri juga bingung...
Tak lama Boateng mendapat kesempatan menebus diri lagi. Ia masuk ke area penalti dan menembak, tapi bola melenceng keluar. Terlihat jelas ia masih terbawa efek gagalnya penalti.
Ini bukan penalti biasa, melainkan penalti dalam Derbi Ruhr! Setiap kehilangan gol harus diperhitungkan ketat.
……
Kegagalan penalti menjadi pukulan besar bagi moral Schalke 04. Dortmund kemudian mengambil alih inisiatif, sering menyerang gawang Schalke 04.
Menit ke-32, Aubameyang di sayap menerima operan Zhou Yi lalu melakukan umpan silang. Reus menyundul di area penalti, tapi bola berhasil ditangkap Hildebrand.
Satu menit kemudian, Dortmund kembali melancarkan serangan. Kali ini Marco di luar area penalti tiba-tiba melepaskan tembakan mendadak dari jarak jauh. Hildebrand gagal menghalau, bola menyusur sisi luar tiang gawang kiri dan melesat keluar garis lapangan, membuat fans Schalke 04 di tribun berkeringat dingin...
Dortmund berharap bisa memanfaatkan momentum penurunan moral lawan ini untuk mengunci kemenangan.
Meskipun moral Schalke 04 sedang turun, mereka tidak akan kolaps begitu saja. Bagaimanapun ini adalah Derbi Ruhr, menghadapi kesulitan apapun itu wajar.
Oleh karena itu, Schalke 04 sekarang melakukan penarikan pertahanan, berharap bisa bertahan menghadapi serangan Borussia Dortmund sebelum babak pertama berakhir. Ini akan memberikan kondisi untuk penyesuaian saat jeda babak pertama.
Yang Muge tampil sangat aktif selama periode ini. Ia menyelesaikan tugas yang diberikan pelatih Keller dengan sangat baik.
Dia terus berlari tak kenal lelah di lini tengah-belakang, muncul di setiap area yang membutuhkannya untuk melakukan penyapuan dan pembersihan.
Posturnya tidak sebesar Neustädter, tapi kelincahan dan ketangguhannya jauh melebihi siapa pun. Begitu dia menempel, pemain yang menguasai bola jika ragu sedikit saja akan direbut bolanya.
Setelah merebut bola, pikirannya tetap jernih. Dia tidak ingin pamer teknik kaki, melainkan langsung mengoper bola ke rekan setim terdekat agar bola keluar dari area berbahaya dan mengurangi tekanan di lini pertahanan.
Berkat pertahanan seperti inilah Borussia Dortmund kesulitan menciptakan peluang mencetak gol meskipun berhadapan dengan Schalke 04. Skor tetap tertahan di 0-1.
Duan Xin memuji performa Yang Muge tanpa henti: "Meski tak se-mencuri perhatian Zhou Yi, ada alasan mengapa Yang Muge bisa menjadi pilar utama di Schalke 04. Lihatlah intercept-interceptnya selama pertandingan, presisi dan bersih, sangat tegas dan cepat saat pressing, dan seperti permen karet yang sulit dilepas saat melakukan pertahanan ketat..."
Marcel Leif juga memuji Yang Muge: "Jika bukan karena performa brilian Yang Muge, Schalke 04 mungkin kebobolan lebih dari satu gol. Meski bukan pemain yang mencolok di tim, dia merupakan elemen tidak tergantikan bagi Schalke 04..."
Pada akhirnya Schalke 04 berhasil bertahan menghadapi serangan gencar terakhir Borussia Dortmund.
Ini menjadi hiburan bagi Keller - hanya kebobolan satu gol, segalanya masih mungkin. Lagipula Zhou Yi seharusnya tidak bisa bermain selama 90 menit, jadi waktu yang tersisa baik bagi Zhou Yi maupun Borussia Dortmund semakin sedikit. Asal bisa melewati ini, kemenangan akan tetap milik Schalke 04!
Ekspresi Klopp yang terlihat tegang membuktikan prediksi Keller hampir tepat - meski unggul satu gol, Klopp meninggalkan lapangan dengan wajah muram, menundukkan kepala, dan bergegas masuk ke lorong pemain.
Tapi sebenarnya Keller kembali salah tebak...
Dalam rencana awal Klopp, dia berharap Borussia Dortmund bisa unggul di babak pertama. Soal berapa gol unggul... Jika bisa unggul dua gol, tiga gol tentu sempurna, tapi Klopp tidak naif sampai mengira timnya dalam kondisi saat ini bisa mencetak gol sebanyak Schalke 04 dalam separuh lapangan.
Menurutnya, yang penting bisa unggul, berapa pun selisih golnya. Bahkan unggul satu gol pun sudah cukup.
Mengenai masalah Zhou Yi, dia tidak berencana menariknya saat jeda babak pertama. Meski Dr. Braun mengatakan Zhou Yi tidak bisa bermain penuh 90 menit, tapi bukankah 45 menit masih memungkinkan?
Kapan tepatnya Zhou Yi akan ditarik di babak kedua, Klopp akan lihat situasi nanti.
Jika Dortmund langsung mencetak gol lagi di awal babak kedua hingga unggul dua gol, mengapa tidak menarik Zhou Yi?
Sebaliknya, jika Schalke 04 langsung menyamakan skor di babak kedua sehingga situasi memburuk untuk Dortmund, Klopp juga tak mungkin memaksa menarik Zhou Yi saat kritis...
……
Saat jeda babak pertama, Jens Keller memuji performa para pemain di babak pertama, terutama Yang Muge yang dia puji atas permainan solidnya di paruh akhir babak pertama.
Kemudian dia menyuruh Yang Muge terus bermain dengan cara yang sama di babak kedua.
Dipuji pelatih kepala seharusnya menjadi hal yang membahagiakan.
Namun ekspresi Yang Muge sama sekali tidak menunjukkan kegembiraan. Ini tentu bisa dianggap sebagai ketenangannya menghadapi pujian maupun kritik, atau kekhawatirannya terhadap tim tanpa mempertimbangkan kehormatan pribadi.
Tapi sebenarnya Yang Muge hanya merasa khawatir dengan pengaturan strategi Keller ini.
Jika di babak kedua aku tetap disuruh menyapu area, lalu siapa yang akan menjaga Zhou Yi? Masih Neustädter?
Yang Muge tidak bermasalah dengan Neustädter. Musim lalu mereka berdua berpasangan di lini tengah selama setahun, kombinasi yang sangat kompak, dan membantu tim meraih kualifikasi Champions Eropa. Masalahnya Neustädter belum pernah menjaga Zhou Yi sebelumnya, karakteristiknya juga tidak cocok untuk mengawal Zhou Yi. Bukankah kebobolan di babak pertama sudah membuktikan ini? Saat Zhou Yi berbalik dan mengubah arah, reaksi Neustädter terlambat setengah langkah lebih!
Masih mau mengulangi taktik yang sama di babak kedua?
Yang Muge merasa sangat khawatir tentang hal ini.
Tugas menyapu area sebenarnya bisa dilakukan Neustädter, tak harus dirinya. Meski pekerjaan ini penting, Yang Muge yakin menekan Zhou Yi lebih krusial.
Dia sangat ingin menyampaikan pemikirannya ke pelatih, tapi tidak berani. Bagi Yang Muge, tindakan mengkritik pelatih secara langsung benar-benar sulit dilakukan. Dia bukan tipe pemain yang suka melawan otoritas.
Hingga akhirnya dia tetap tidak mengungkapkan kekhawatirannya.
Tugas apapun yang diberikan pelatih, dia akan kerjakan dengan baik. Tapi dalam hal improvisasi situasional, dia memang kalah dari Zhou Yi.
"Inilah mungkin alasan mengapa Yang Muge dianggap sebagai yang terlemah di antara Lima Naga Kecil - di mata banyak orang, dia bahkan tidak sehebat Guo Nu... Setelah bergabung dengan Inter Milan musim ini, Guo Nu sudah menjadi pilar utama tim."
……
Di sisi lain, Klopp juga memuji performa tim di babak pertama. Meski hanya unggul satu gol, dia tidak menunjukkan ketidakpuasan.
Dia meminta tim untuk melanjutkan variasi permainan yang sama di babak kedua.
Tentu saja dia juga menanyakan kondisi fisik Zhou Yi.
"Tidak masalah, masih bisa bermain. Bahkan kurasa aku bisa bertahan hingga 90 menit!" jawab Zhou Yi penuh keyakinan.
Klopp tersenyum: "Aku tidak mau pertandingan ini baru ditentukan di menit ke-90!"
Pemain lain ikut tertawa mendengar percakapan mereka. Suasana di ruang ganti pun menjadi rileks dengan gelak tawa.
