Ketika bola melengkung menghindari semua pemain di area penalti, termasuk Kiper Schalke 04 Hildebrand, lalu menyusur bagian dalam tiang gawang, Veltins-Arena mendadak hening sejenak.
Para suporter Borussia Dortmund di depan televisi bersorak gegap gempita.
"Zhou Yi! Zhou Yi! Tendangan jauh khasnya! Bukan mengandalkan kekuatan, tapi presisi sudut! Dia membawa Dortmund kembali unggul dua gol! Ini pertandingan pertamanya setelah pulih dari cedera - sudah menginisiasi dua gol dan mencetak satu gol saat tim kesulitan! Masih adakah comeback yang lebih sempurna?!" Marcel Leif terus bersemangat. "Suporter Dortmund bisa bersukacita! Tak hanya memenangkan Derbi Ruhr, mereka juga menyambut kembali sang pemain inti yang selalu hadir di mana-mana - Zhou Yi!"
“Zhou Yi tendangan jauh——Eh bagus! Gol! Tendangannya cantik! Hahaha! Haha! Zhou Yi sebelumnya baru menyatakan akan tetap di lapangan, sekarang langsung mencetak gol! Sempurna! Dia membuktikan dengan aksi nyata kegunaannya tetap di lapangan! Neustädter agak ragu saat menghadangnya, dan keraguan sekecil itu langsung dimanfaatkan Zhou Yi untuk menembak! Borussia Dortmund kembali unggul dua gol!” Duan Xin tersenyum. “Apa Zhou Yi waktu memutuskan bertahan sudah membayangkan bisa mencetak gol ya?”
“Bagus!!” Di depan televisi, Zhou Jianliang melihat anaknya mencetak gol, melompat gembira lalu membentangkan tangan berlari mengelilingi ruang tamu luas, akhirnya Braak! mencebur ke sofa.
Li Cuiyun tersenyum melihat suaminya, lelaki ini di saat-saat seperti benar mirip anak kecil yang belum dewasa...
……
“Keren keren keren! Gila! Zhou Yi mantap banget!”
“Waduh, setelah bertahan langsung cetak gol! Janji ditepati, keren abis!”
“Gol spektakuler——!”
“Zhou Yi: Minggir semua, biar aku yang urus!”
……
Setelah gol Zhou Yi, dunia maya langsung meledak.
Netizen serentak mengungkapkan kekaguman pada Zhou Yi.
Wajar saja mereka heboh, performa Zhou Yi memang luar biasa.
Saat secara aktif meminta untuk tetap tinggal, mungkin ada yang merasa dia mengambil alih tugas orang lain, memaksa pelatih Klopp mengubah keputusan dadakan sehingga Mkhitaryan tidak bisa bermain, menunjukkan sikap "penguasa lapangan".
Tapi gol ini membuktikan bahwa bahkan jika Zhou Yi ingin menjadi penguasa lapangan, tak ada yang bisa membantah.
Sebenarnya Zhou Yi sebelumnya tak pernah bersikap seperti "penguasa lapangan", kali ini hanya karena situasi memaksa sehingga dia bertindak langsung.
Karakter berwibawa seperti ini sebenarnya terasa janggal pada Zhou Yi, tapi kini tak ada suporter yang merasa ini buruk. Sebaliknya, mereka bahkan berpikir Zhou Yi memang pantas bersikap demikian - sesekali berwibawa tidak merusak citranya, malah semakin memikat...
Pribadi yang rendah hati dan sederhana di hari biasa, muncul saat semua orang tak berdaya, lalu dengan santai menyelesaikan masalah yang membuat orang lain bingung... Karakteristik ini mirip dengan "Biksu Penyapu" dalam novel silat Jin Yong!
……
Setelah mencetak gol, Zhou Yi tidak berlari sambil membentangkan tangan. Dia bahkan terlihat tak sesemangat Ayahnya...
Dia hanya berdiri di tempat, mengangkat kepalan tangan tinggi-tinggi.
Pemain Borussia Dortmund lainnya seperti serangga tertarik api, berduyun datang dari segala arah, memeluknya dan bersama merayakan gol.
Tapi seberapa pun banyak orang yang mengerumuni, kepalan tangan Zhou Yi yang terangkat tetap tak diturunkan.
"Dengan Zhou Yi, segalanya mungkin!" kata Duan Xin penuh haru menyaksikan adegan ini. "Sundulan yang benar-benar luar biasa!"
"Ini adalah tendangan jarak jauh khas Zhou Yi. Tendangannya tidak terlalu kuat, namun sudutnya sangat licik. Banyak yang menggunakan teknik bola melengkung seperti ini, benar-benar lekukan yang indah!" Marcel Leif juga memuji habis-hasisan tendangan Zhou Yi ini.
Di layar kaca, rekaman gol ini diputar berulang-ulang.
Dari sudut belakang Zhou Yi, dari sudut belakang gawang, dari sudut udara atas lapangan... Berbagai angle memperlihatkan lekukan sempurna tendangan Zhou Yi.
Hildebrand gagal menepis bola karena lengkungannya terlalu besar, tangannya sama sekali tidak bisa menjangkaunya.
……
Klopp yang duduk di bangku cadangan langsung berdiri dan menggampar kepalan tangan di pinggir lapangan usai gol Zhou Yi. Ekspresinya tidak terlalu bersemangat dibanding asisten pelatih di sekitarnya.
Bukan karena tidak senang, melainkan ia sudah terbiasa dengan performa gemilang Zhou Yi.
Mengapa akhirnya ia memutuskan membiarkan Zhou Yi tetap di lapangan? Seandainya ingin menariknya keluar, isyarat tangan Zhou Yi pun tak akan berpengaruh.
Sebagai pelatih kepala, dialah yang berkuasa mutlak.
Namun akhirnya ia menghormati pilihan Zhou Yi. Keyakinannya pada Zhou Yi: jika pemainnya meminta tetap bermain, pasti ada strategi tersembunyi. Mustahil hanya untuk membuang waktu di lapangan?
Kepercayaan yang hampir takhayul pada Zhou Yi ini membuahkan hasil sesuai harapannya.
Selama bertahun-tahun, chemistry alami seperti ini selalu terjalin di antara mereka berdua.
Para pemain cadangan Dortmund di bangku cadangan serentak melompat bersorak menyambut gol Zhou Yi, termasuk Mkhitaryan di antara mereka.
Apakah sebelumnya dia dipaksa duduk di bangku cadangan dengan rela atau tidak, saat ini dia hanya bisa mengakui kehebatan Zhou Yi——Nǐ Dàye Háishì Nǐ Dàye, stabil banget, nggak ada yang salah!
Saat Zhou Yi cedera dulu, akhirnya dia bisa bermain sebagai gelandang serang favoritnya. Dia cukup berharap bisa memberikan teka-teki sulit untuk Klopp dengan performa gemilangnya, sehingga ketika Zhou Yi pulih dari cedera, dia juga harus menghadapi persaingan.
Tapi sekarang tampaknya... Dia benar-benar terlihat sangat bodoh dan naif.
Dia gagal memanfaatkan kesempatan. Zhou Yi langsung menunjukkan kemampuan luar biasa begitu pulih. Ingin bersaing dengan Zhou Yi untuk posisi gelandang serang sama sekali tidak realistis.
Jika ingin bermain, mungkin dia harus bersaing dengan Aubameyang, Reus dan lainnya... Posisi Zhou Yi jangan diharapkan lagi.
Seberapa pun dia menyukai posisi gelandang serang, dia harus mengubah kebiasaan bermainnya di dunia nyata dan meninggalkan feel familiar yang dulu.
……
Yang Muge menatap bola yang melesat masuk ke gawang, hatinya dipenuhi kekecewaan besar. Kalah dalam Derbi Ruhr bukan pertama kalinya, tapi kekalahan kali ini memberi perasaan yang belum pernah ada sebelumnya.
Dalam pertandingan ini dia merasa kondisinya bagus, bertekad kuat membantu tim menang.
Tapi akhirnya Zhou Yi yang mencetak gol krusial.
Segala usahanya sia-sia belaka. Pemain yang biasanya sekuat baja ini, kini tak bisa menghindari gejolak emosi. Jarang sekali dia menunjukkan keyakinan akan kemenangan di depan Zhou Yi, tapi hasilnya malah mendapat tamparan telanjang secepat ini...
Neustädter di sampingnya menyangga kepala dengan kedua tangan, bergumam kesakitan: "Sialan..."
Dengan sekilas melihat Neustädter yang frustrasi, kali ini dia tak menunjukkan sifat pria hangatnya untuk menghibur. Malah berkata agak kasar: "Seharusnya kau langsung melakukan pelanggaran saat dia menerima bola."
Mendengar perkataan Yang Muge, Neustädter refleks membela diri: "Tapi aku sudah dapat kartu kuning..."
"Bahkan kalau harus diusir keluar, jangan biarkan dia menguasai bola dengan nyaman di posisimu ini," sergah Yang Muge dingin.
Neustädter memandang Yang Muge yang sama dinginnya baik dalam nada bicara maupun ekspresi, sampai tak bisa membalas. Baru pertama kali dia melihat sisi serius rekan gelandangnya ini. Dalam ingatannya, partner lini tengahnya ini selalu tersenyum atau tenang, bicara lembut, jarang berteriak di lapangan. Pria lembut yang diakui semua orang ini sekarang sama sekali tak mencerminkan kata "lembut".
Menatap Neustädter yang tercengang, Yang Muge seakan menyadari ketidakpantasannya. Dia menggeleng pelan, menghibur dengan lembut: "Jangan dipikirkan lagi. Pertandingan belum berakhir."
Inilah dirinya yang sebenarnya.
……
Ucapan Yang Muge "pertandingan belum berakhir" benar-benar hanya untuk menghibur Neustädter.
Borussia Dortmund yang kembali unggul dua gol kini benar-benar menguasai permainan. Mereka bisa fokus pada strategi bertahan dan melakukan serangan balik. Dengan kecepatan Aubameyang dan Reus, taktik ini sangat mungkin berhasil.
Gol Zhou Yi menjadi pukulan berat bagi moral Schalke 04. Ini bukan pertama kalinya mereka menghadapi Zhou Yi dalam Derbi Ruhr. Hampir setiap kali mereka merasa memiliki sedikit keunggulan dan yakin bisa menang, Zhou Yi selalu muncul untuk menampar mereka dengan realita, mengingatkan bahwa semua itu hanyalah khayalan belaka.
Kali ini pun tidak terkecuali.
Meski Zhou Yi baru saja pulih dari cedera, kemampuannya tetap tak terbantahkan.
Sungguh membuat putus asa.
Setelah merayakan gol Zhou Yi, Klopp kembali memanggil Mkhitaryan dari bangku cadangan, memintanya melakukan pemanasan selama tiga menit.
Saat berlari ke area pemanasan, Mkhitaryan melirik ke lapangan. Ia hanya berharap timnya bisa bertahan dan tidak kebobolan lagi. Bagaimana jika setelah pemanasan, Schalke 04 berhasil mengurangi ketertinggalan dan Zhou Yi kembali membuat gesti "jangan ganti aku" yang penuh wibawa? Melihat performa Zhou Yi sebelumnya, Mkhitaryan merasa bahkan jika itu terjadi lagi, ia takkan bisa protes...
Memang Zhou Yi memang keren banget!
Untungnya kekhawatiran Mkhitaryan tidak menjadi kenyataan.
Dalam beberapa menit pemanasannya, Schalke 04 tidak mencetak gol.
Menit ke-67, kesempatan bola mati terbentuk di lapangan. Ofisial keempat mengangkat papan pergantian pemain, menandakan Zhou Yi nomor 23 keluar dan Mkhitaryan nomor 10 masuk.
Kali ini Zhou Yi tidak membuat gestur apapun. Di tengah siulan penonton, ia berlari kecil keluar lapangan dengan lamban.
Banyak yang lega melihatnya bersalaman dengan Mkhitaryan di pinggir lapangan...
