Setelah Großkreutz mengekspos hal ini, semua orang yakin Zhou Yi pasti sedang berpacaran dengan Kottane.
Dan memang banyak tanda yang membuktikan spekulasi mereka.
Pertama, Zhou Yi memang sebelumnya tidak pernah memberitahu di mana dia tinggal, tidak ada yang tahu, juga tidak ada yang pernah mengunjungi rumah Zhou Yi.
Mengapa?
Saat itu orang juga bingung, tapi tidak menyelidiki lebih jauh. Sekarang mereka paham - itu karena Zhou Yi tidak nyaman mengajak mereka menjadi bohlam!
Selain itu, sejak cedera leher, Zhou Yi selalu pergi ke Kottane untuk pijatan terapi. Saat itu semua merasa wajar karena Kottana memang bertugas terapi pijat, tapi setelah ada gosip dari Großkreutz, semua mulai merasa frekuensi Zhou Yi menemui Kottane agak terlalu sering...
Mengapa begitu sering?
Karena sebenarnya dia bukan untuk pijatan, tapi untuk berkencan dengan Kottane!
Sebelumnya Zhou Yi tidak pernah tersiar kabar skandal asmara sama sekali, kesan yang dia berikan selalu tidak punya pacar, fokus pada sepak bola. Yang paling legendaris adalah jawabannya ke presenter wanita di upacara penghargaan Pemain Terbaik Eropa "Sepak bola adalah pasanganku", benar-benar membentuk citra pemain profesional yang terobsesi pada sepak bola dengan sempurna.
Sekarang semua orang baru menyadari bahwa itu cuma alasan Zhou Yi, sebenarnya dia sudah punya pacar dari dulu, hanya tidak mau terekspos media saja!
Anak ini pura-pura misterius ya!
Tapi setelah Zhou Yi ketahuan punya pacar, malah semua orang lega—merasa Zhou Yi masih manusia normal, punya nafsu dan keinginan, sama seperti mereka. Kalau tidak, orang-orang akan menganggapnya monster atau robot bisu—di usia muda sudah punya pengalaman luar biasa, menjadi pemain inti tim, memimpin tim meraih beberapa gelar bergengsi, menjadi Pemain Terbaik Eropa, masa depan cerah...
Orang seperti ini ternyata jomblo terus, betapa tidak masuk akal!
Sekarang, tidak ada yang aneh lagi, ternyata bukan tidak punya pacar, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.
Saat bersiap untuk latihan, semua orang berdatangan memberi selamat atau iri pada Zhou Yi.
Kottane di klub benar-benar berstatus "Dewi", cantik parasnya, berkarakter dingin, tidak ada lelaki yang tidak terpesona. Tapi tidak pernah ada yang bisa mendekatinya.
Awalnya Zhou Yi masih membela diri, akhirnya dia hanya bisa pura-pura mati.
Tapi saat Markus menemukannya, dia tidak bisa pura-pura mati lagi.
"Zhou Yi."
Dia menatap Zhou Yi berkata.
Zhou Yi justru terlihat agak gelisah. Meskipun tidak ada hubungan khusus antara dia dan Kottane, entah mengapa setelah Mark mengetahui bahwa dia pernah hidup bersama Kottane, dia merasa bersalah dan tidak berani menatapnya langsung.
"Sebenarnya dulu aku pernah bertanya pada kakakku, seperti apa calon pacarnya nanti. Syaratnya sangat tinggi... Bahkan kupikir kakakku tidak akan pernah menemukan lelaki seumur hidupnya, harus jomblo selamanya. Tapi tadi aku serius memikirkannya, kalau orang sepertimu mungkin benar-benar bisa... Tidak, pasti bisa! Kamu begitu luar biasa, baik hati, hebat..."
Zhou Yi merinding mendengar perkataan Mark, buru-buru melambaikan tangan: "Apa maksudmu, Mark! Kamu masih tidak percaya padaku? Aku dan kakakmu... Benar-benar tidak ada hubungan apa-apa!"
Mark justru menggenggam tangan Zhou Yi: "Aku tahu, kamu tidak perlu menjelaskan, Zhou Yi. Aku tahu kamu punya keraguan dan kesulitan. Tapi jangan khawatir, aku mengerti dan mendukungmu. Kamu sudah banyak membantuku, aku akan memberikan dukungan untukmu dan kakakku..."
"Sialan!" Zhou Yi mengumpat karena sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan Mark.
"Aku sudah memikirkannya dengan sangat serius, Zhou Yi, kamu dan kakakku memang cocok, sungguh." Mark melanjutkan dengan penuh kesungguhan.
"Mark..." Zhou Yi meraih bahu Mark dengan kedua tangan, mengguncang-guncangnya keras. "Sadarlah, Mark! Masih ingatkah kamu pertama kali aku bertemu Kottane? Dia punya kesan buruk padaku, aku juga tidak suka padanya, bagaimana mungkin kami bisa bersama?"
“Cinta itu, siapa yang bisa jelaskan dengan jelas? Lagipula, pria-wanita yang awalnya saling tidak cocok saat pertama bertemu, akhirnya malah jadi jadian, kan?” Mark mengangkat tangan.
Zhou Yi menghela nafas pasrah: “Kau ini lelaki dewasa, jangan baca novel romance sembarangan!”
“Tenang Zhou Yi, aku tidak akan jadi hambatan antara kau dan kakakku! Aku tidak punya kompleks suka ke kakak sendiri…”
“Ngomong apasih! Cepat pergi latihan!” Zhou Yi mendorong Mark keluar ruang ganti dengan kasar.
“Aku akan menyemangatimu, Zhou Yi! Eh bukan… Kakak ipar!” Sebelum kabur, Mark masih sempat mengacungkan kepalan tangan ke Zhou Yi.
“Pergi lo!”
……
Di sela latihan, Zhou Yi yang bermuka sangar menghampiri Großkreutz. Rekan setim lainnya langsung menjauh sambil melirik penasaran, ingin tahu percakapan mereka.
Zhou Yi langsung menjelaskan dengan wajah serius: “Aku dan Kottane benar-benar tidak punya hubungan khusus. Kami cuma pernah sekos aja, itu kan bukan masalah?”
Tapi Großkreutz justru mengangguk serius, berbeda dari biasanya: “Aku percaya padamu, Zhou Yi.”
Jawaban ini membuat Zhou Yi terkejut: “Lalu kenapa kau...”
“Karena aku mau membantumu. Kau temanku, tentu harus membantu teman!”
Zhou Yi semakin bingung: "Apa yang kau lakukan ini untuk membantuku?"
"Tentu saja." Großkreutz mengangguk seolah itu hal yang wajar.
"Bicara yang jelas!" Zhou Yi tidak mengerti.
"Kau ini..." Großkreutz menunjuk Zhou Yi sambil tertawa. "Suka pada Kottane ya?"
Zhou Yi menggelengkan kepala dengan refleks: "Mana mungkin..."
"Jangan buru-buru menyangkal, Zhou Yi." Großkreutz tiba-tiba berubah serius, ekspresi yang sama sekali asing bagi Zhou Yi - selama ini Großkreutz tidak pernah terlihat seserius ini, meski menurut Zhou Yi setiap perkataannya selalu tidak serius.
"Kakek Kevin yang sudah berpengalaman dengan perempuan ini bisa membaca situasi. Awalnya kalian memang tinggal bersama karena kebetulan - aku 100% percaya penjelasanmu. Tapi setelah sekian lama tinggal bersama, apa benar tidak ada sesuatu yang membuat hubungan kalian jadi berbeda?"
Zhou Yi ingin membantah, tapi Großkreutz menghentikannya: "Jangan buru-buru menyangkal, Zhou Yi, sudah kubilang jangan terburu-buru. Ada atau tidaknya sesuatu antara kalian berdua, kau pasti lebih tahu daripada siapa pun. Ucapanmu tidak penting, yang penting hatimu tahu."
Großkreutz sambil mengatakan ini menunjuk dada Zhou Yi.
“Aku tahu kalian orang Timur itu pemalu dan introvet, apalagi dalam hal asmara. Tapi menurutku kalau benar-benar suka seseorang, harus berani mengatakannya. Jadi Kakek Kevin akan membantumu, haha!”
Großkreutz tertawa puas.
Kali ini Zhou Yi tidak melirik ke atas padanya.
Karena dia tak sempat menghiraukan Großkreutz yang merasa diri baik itu, pikirannya justru tertuju pada sumber masalah ini - desahannya di depan Kottane.
Kalau bukan karena desahannya yang membuat Kottane penasaran hingga terus bertanya, mana mungkin percakapan panjang itu terjadi?
Tapi kenapa dulu dia mendesah?
Sebenarnya seperti apa hubungannya dengan Kottane?
Bilang sahabat? Rasanya tidak sedekat itu.
Tapi banyak hal yang tak akan diceritakan ke sahabat justru dibagi ke Kottane.
Meskipun sering bertengkar mulut, tak pernah ada rasa kesal saat bersamanya.
Pertemuan pertama mereka dulu meninggalkan kesan buruk, tapi kini hubungan mereka berubah begini.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Kenangan-kenangan saat mereka sekost dulu berkelebat di benak Zhou Yi.
Kottane menggoreng steak untuknya, membereskan kamarnya, memijatnya saat cedera...
Dalam 22 tahun hidup Zhou Yi, ibunya adalah perempuan pertama yang begitu baik padanya, Kottane adalah yang kedua.
Beberapa hal, seolah tidak perlu ada jejak atau pemicu khusus untuk terjadi. Melainkan terjadi begitu saja tanpa disadari, seakan dengan wajar, meresap pelan-pelan bagai embun.
Saat menyadari dan mencoba merenung, barulah terkejut "Bagaimana ini bisa terjadi?" "Bagaimana mungkin?"
Lalu menoleh ke belakang mencari asal muasalnya, tapi tak menemukan titik balik dramatis.
Kehidupan adalah lingkaran raksasa. Kau berjalan di lintasannya, mengira sedang melangkah lurus, tapi ujung-ujungnya membentuk lingkaran...
Jadi apakah sebenarnya aku menyukai Kottane?
Zhou Yi bertanya pada dirinya sendiri dengan serius, juga merenung sungguh-sungguh, akhirnya sampai pada kesimpulan yang matang:
Ya, seharusnya aku memang menyukainya.
Meski tak tahu sejak kapan, tapi sekarang ia benar-benar menyukai Kottane.
Kalau sudah begitu, seperti kata Großkreutz, temui Kottane dan bicarakan baik-baik.
Sambil berpikir begitu, Zhou Yi menatap Großkreutz yang sedang jumawa: "Kau salah, Kevin."
"Ha?" Ekspresi percaya diri Großkreutz membeku. Ia 100% yakin dengan analisisnya. Pasti ada perasaan khusus Zhou Yi pada Kottane, apalagi setelah melihat Zhou Yi termenung lama.
Hasil Zhou Yi setelah merenung memberitahunya bahwa dia salah, Großkreutz terkejut.
"Aku salah, mana mungkin?" dia balik bertanya.
"Tidak semua orang Timur itu pemalu dan introvet!"
Setelah berkata demikian, Zhou Yi berbalik pergi, meninggalkan Großkreutz yang masih mencerna maksud sebenarnya dari ucapan Zhou Yi...
