Sejak orang tua Zhou Yi meninggalkan Dortmund dan pulang ke China, Zhou Yi mulai tinggal bersama Kottane secara alami tanpa drama. Mereka memilih tinggal di apartemen baru Zhou Yi karena tidak ada paparazi yang berjaga-jaga 24 jam di luar jendela. Tinggal di lantai teratas gedung apartemen juga semakin mempersulit upaya pengintaian paparazi.
Namun mereka belum secara resmi mengumumkan hubungan ini ke publik. Dari sisi ini, Großkreutz yang dikenal mulut besar ternyata menepati janji untuk tidak membocorkan berita panas ini ke media.
Tak ada satu pun rekan setim di Dortmund yang ceroboh mengumbar rahasia.
Zhou Yi pernah mengajak Kottane pulang ke rumahnya, memperkenalkan diri dengan status baru di hadapan Pasangan Wagner.
Markus Wagner sebenarnya sudah lama tahu. Meski Zhou Yi tak mengumbar hubungannya dengan kakaknya di dalam tim, bagi Markus hubungan antara Zhou Yi dan sang kakak adalah hal yang wajar karena hanya merekalah dua insan yang saling cocok di dunia ini.
Justru Pasangan Wagner-lah yang terkejut dengan perkembangan ini.
“Ini……” Nyonya Wagner yang biasanya cerewet itu tertegun memandangi Zhou Yi yang sedang menggenggam tangan Kottane di hadapannya, tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Saat itu, Pak Wagner tua justru terlihat lebih tenang. Dia bertanya, “Sejak kapan hubungan kalian berdua mulai?”
Zhou Yi tersenyum menjawab, “Belum lama sebelumnya.”
Nyonya Wagner menghela napas, akhirnya sadar kembali: “Aku tak pernah membayangkan, suatu hari Kottane akan membawa seorang lelaki pulang untuk menemui kami. Yang lebih tak kusangka, pria yang dibawanya ternyata... kamu.”
Zhou Yi malu-malu menggaruk-garuk kepala. Ucapan Nyonya Wagner itu seolah menggambarkannya sebagai maling yang mengendap di rumah mereka dan diam-diam mencuri hati putrinya. Sejak pertama kali melihat Kottane di rumah ini, sepertinya dia sudah merencanakan segala cara untuk merebut hati gadis itu.
Setelah mengeluarkan uneg-unegnya, Nyonya Wagner tersenyum: “Kottane memang gadis yang berpendirian kuat sejak kecil. Dia selalu membuat pilihan-pilihan mengejutkan kami, kali ini pun tidak.”
Tentu saja mengejutkan! Mengingat Kottane tak pernah menyembunyikan prasangka buruknya terhadap pemain sepak bola di depan orang tua, siapa sangka akhirnya dia malah menjalin hubungan dengan atlet sepak bola?
Kottane tentu paham ironi ini. Bahkan sampai sekarang, dia masih kerap bertanya pada diri sendiri: Benarkah sudah memilih untuk bersama si bocah itu? Benarkah dirinya kini menjadi pacar seorang pemain profesional?
"Tapi setelah dipikir-pikir, Kottane juga tidak merasa ini ada yang buruk. Kalau sudah bersama ya sudah."
"Dia merasa hubungannya dengan Zhou Yi sederhana dan nyaman. Menurut Kottane, itu sudah cukup."
"Saat makan malam, Zhou Yi mengaku kepada Pasangan Wagner tentang sesuatu yang lama disembunyikannya - bahwa sebenarnya dia sudah hidup bersama Kottane selama beberapa tahun."
"Mendengar hal ini, Pasangan Wagner awalnya terkejut, tapi kemudian paham mengapa Kottane dan Zhou Yi bisa bersatu. Bagaimanapun mereka sudah tinggal serumah cukup lama. Tanpa latar belakang ini, perubahan sikap mendadak Kottane pasti akan membuat mereka bingung."
"Dengan dasar kehidupan bersama selama bertahun-tahun ini, akhirnya hubungan mereka berkembang secara alami seperti air mengalir."
"Aku sangat senang kalian bisa bersama." Nyonya Wagner tersenyum bahagia di meja makan. "Aku hanya berharap hubungan kalian lancar. Aku tahu pemain profesional pasti sering terlibat skandal, tapi aku percaya padamu Zhou Yi. Karena itu, aku lega melihatmu dengan Kottane."
"Sebenarnya sebelumnya sudah sering berinteraksi dengan Nyonya Wagner, tapi hari ini Zhou Yi merasa sedikit cemas - ini pertemuan pertamanya dengan ibu mertua!"
"Zhou Yi menyukai Kottane, tapi tidak pernah berpikir untuk mengganti pacar baru setelah beberapa tahun bersamanya. Dia serius ingin menikah."
"Meski dia generasi 90-an, bukan berarti dia tidak konservatif dalam hal-hal tertentu."
"Dalam hal asmara, Zhou Yi memang sangat konservatif."
"Karena pemikiran seperti ini, Zhou Yi menjadi kaku di depan Nyonya Wagner, tidak seluwes biasanya."
"Semua ini tentu tak luput dari pengamatan Kottane."
……
"Setelah makan malam di rumah, Zhou Yi dan Kottane mengendarai mobil kembali ke apartemen tempat mereka tinggal sekarang."
"Di dalam mobil, Kottane bertanya: 'Kamu agak cemas?'"
"'Hah?'"
"'Di depan ibuku, kamu agak gugup. Padahal sebelumnya tidak pernah begitu, kan ini bukan pertama kalinya kamu bertemu ibuku.' Kottane sudah menyadari keanehan Zhou Yi hari ini."
"Zhou Yi paham maksud pertanyaannya. Ia menggeleng: 'Tidak, ini pertama kalinya aku bertemu Nyonya Wagner dengan identitas baru, tentu ada perasaan yang berbeda.'"
"'Identitas sebagai pacarku? Itu juga tidak ada yang istimewa.'"
"'Bagaimana bisa sama? Aku akan memanggil ibumu 'Ibu' di masa depan!' seru Zhou Yi keras."
"Kottane terdiam sekitar 1-2 detik sebelum memahami maksudnya. Dengan nada mengejek dia berkata: 'Kita baru saja resmi berpacaran, tapi kamu sudah memikirkan pernikahan?'"
“Tentu saja.” Zhou Yi menjawab dengan tegas dan pasti. “Di China kami, ada seorang tokoh besar yang pernah berkata: ‘Semua hubungan asmara yang tidak bertujuan untuk pernikahan adalah tindakan bangsat’! Aku bukan bangsat, tentu saja aku ingin menikahimu.”
Kottane membuka mulutnya lebar-lebar, tokoh besar China macam apa yang bisa mengucapkan kata-kata begitu membosankan...
Kemudian dia tertawa kecil: “Apakah ini bisa dianggap lamaranmu padaku, Zhou Yi?”
“Eh...” Zhou Yi menggaruk kepalanya. “Tidak juga, bukannya lamaran harus lebih formal?”
“Pernikahan ya...” Kottane bersandar di kursi, bergumam. Untuk waktu yang lama, dia tidak pernah membayangkan akan berjalan bergandengan tangan dengan seorang lelaki masuk ke pelaminan, bahkan tidak bisa membayangkan seperti apa dirinya setelah menikah. Akankah kehilangan kepribadian mandiri dan bergantung pada suami? Jika harus mempertahankan kemandirian, apakah akan mengganggu pernikahannya?
Tapi tak disangka, malam ini tiba-tiba Zhou Yi mengangkat topik pernikahan.
Dia menggelengkan kepala: “Kurasa aku tidak bisa menerimamu, Zhou Yi.”
“Apa?” Zhou Yi terkejut.
“Kurasa aku tidak bisa menyetujui pernikahan denganmu, Zhou Yi.” Kottane mengulangi dengan tegas.
“Kenapa?” Zhou Yi hampir tidak bisa memegang setir, tanyanya, “Kamu tidak menyukaiku?”
“Tentu saja aku menyukaimu, pria tampan.” Kottane menyadari perubahan emosi Zhou Yi, tertawa—Zhou Yi masih sangat memperhatikannya, hal ini membuat Kottane senang.
“Mengapa kamu tidak mau menikah denganku?”
"Masalahnya bukan padamu, Zhou Yi. Masalahnya ada padaku. Aku... agak takut dengan pernikahan," jelas Kottane.
Orang yang takut menikah memang tidak banyak, tapi cukup umum. Zhou Yi tidak menyangka dirinya justru bertemu salah satunya.
Menghadapi hasil seperti ini, Zhou Yi juga bingung harus berkata apa. Ia pun terdiam.
Melihat Zhou Yi diam, Kottane merasa tidak tega. Ia menghibur: "Maaf, Zhou Yi. Pernikahan selalu terasa sangat jauh bagiku, mungkin aku belum siap. Kita baru saja mulai berpacaran, aku tidak ingin buru-buru mengambil keputusan. Mari kita lanjutkan sebagai kekasih dulu. Mungkin beberapa tahun lagi, aku sudah siap?"
Mendengar hiburan Kottane, Zhou Yi tahu gadis itu masih sangat memperhatikannya. Perasaannya pun membaik. Ia tersenyum menghibur balik: "Tidak apa-apa, aku sendiri yang terlalu terburu-buru."
……
Sebagai bintang sepak bola, performa di lapangan memang menjadi pusat perhatian, tapi kehidupan pribadi di luar lapangan juga jadi sorotan publik.
Kehidupan asmara Zhou Yi selalu menjadi bahan perbincangan. Pada upacara penghargaan Pemain Terbaik Eropa baru-baru ini, presenter wanita bahkan menanyakan dengan penasaran apakah ia punya pacar - membuktikan betapa masyarakat penasaran dengan hal ini.
Saat itu Zhou Yi berhasil menghindar dengan jawaban diplomatis, tapi ia tak bisa terus-menerus mengelak.
Kalau tidak, orang-orang akan mulai berspekulasi apakah Zhou Yi seorang gay...
Hubungan asmara Zhou Yi dan Kottane telah resmi, tinggal masalah apakah akan diumumkan ke publik.
Bagaimanapun, beberapa orang tidak menyukai wartawan media dan enggan hidup di bawah sorotan kamera setiap hari.
Banyak istri pemain profesional yang tidak dikenal publik - orang hanya tahu mereka menikah, tapi tidak mengenal wajah atau identitas sang istri.
Namun dalam hal ini, Zhou Yi dan Kottane sepakat: tidak perlu menyembunyikan hubungan mereka dengan sengaja.
Hubungan mereka bukanlah hal memalukan. Lebih baik mengumumkannya secara terbuka daripada sembunyi-sembunyi.
Biasanya, kabar hubungan baru pemain bola selalu tercium publik melalui berbagai petunjuk.
Seperti pemain yang membawa pacar baru ke acara-acara resmi, atau yang tertangkap kamera saat jalan-jalan. Di era internet ini, beberapa bahkan memilih mengumumkan lewat media sosial.
Tapi Zhou Yi memilih cara unik yang jarang dilakukan pemain profesional - dengan mengantar Kottane menggunakan mobil masuk terang-terangan ke Basis Pelatihan Brackel Borussia Dortmund.
